Laman

Selasa, 08 Oktober 2013

SBM-F-6: Metode Inkonvensional



METODE PEMBELAJARAN
INKONVENSIONAL

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah              : Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu      : Ghufron Dimyati, M.S.I

Oleh:

Ning Yuliati               2121 111 214
Banaina Zulfa            2021 111 344
Moh. Badar               2021 111 379

Kelas F

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013




BAB I
PENDAHULUAN

Banyak macam metode mengajar, baik yang dilahirkan perorangan maupun institusi. Mengajar harus menggunakan metode yang baik dan tepat, karena mengajar adalah kegiatan terencana dan melibatkan banyak orang siswa. Metode dan mengajar merupakan satu kesatuan untuk menjadikan kelas kondusif. Metode sebagai langkah, sedangkan mengajar adalah aktivitas.
Berbagai macam metode tidak ada yang sempurna melainkan mempunyai kelebihan dan kelemahan. Dalam makalah ini akan membahas metode belajar mengajar inkonvensional.




















BAB II
PEMBAHASAN

A.                Pengertian Metode Pembelajaran Inkonvensional
Metode Inkonvensional adalah suatu teknik mengajar yang baru berkembang dan belum lazim digunakan yang masih merupakan metode yang baru dikembangkan dan diterapkan di beberapa sekolah tertentu yang mempunyai peralatan dan media yang lengkap serta guru-guru ahli yang menanganinya.
Metode mengajar inkonvensional yaitu suatu teknik mengajar yang baru berkembang dan belum lazim digunakan secara umum, seperti metode mengajar dengan modul, pengajaran berprogram, pengajaran unit, machine program, masih merupakan metode yang baru dikembangkan dan diterapkan dibeberapa sekolah tertentu yang mempunyai peralatan dan media yang lengkap serta guru-guru yang ahli menanganinya.[1]
Selain itu metode mengajar inkonvensional bisa juga diartikan sebagai suatu metode mengajar yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, seperti : metode pengajaran modul, pengajaran berprogram, pengajaran unit, metode CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), metode KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan metode KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).[2]

B.                 Macam-macam Metode pembelajaran Inkonvensional
1.                  Metode Pengajaran Modul
Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional, dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru. Dalam formatnya modul meliputi : pendahuluan, tujuan pembelajaran, tes awal, pengalaman belajar, sumber belajar, dan tes akhir.
S. Nasution menyebutkan ada empat tujuan pengajaran modul, yaitu:[3]
Pertama, modul memberi kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-masing. Para ahli beranggapan bahwa siswa mempunyai kesanggupan yang bebeda-beda dalam mempelajari sesuatu dan berbeda-beda pula dalam penggunaan waktu belajarnya.
Kedua, modul memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut cara mereka masing-masing. Sebab mereka memiliki cara atau teknik yang berbeda satu dengan lainnya dalam memecahkan masalah tertentu berdasarkan latar belakang pengetahuan dan kebiasaan sendiri-sendiri.
Ketiga, dalam pengajaran modul terdapat alternatif atau pilihan dari sejumlah topik bidang studi atau disiplin ilmu lainnya.
Keempat, pengajaran modul memberi kesempatan terhadap murid untuk mengenal kelebihan dan kekurangannya, dan memperbaiki kelemahan mereka melalui remidial, ulangan atau variasi dalam belajar.
2.                  Metode Pengajaran Berprogram
Metode pengajarn berprogram adalah metode pengajaran yang memungkinkan siswa untuk mempelajari materi tertentu, terbagi atas bagian-bagian kecil yang dirangkaikan secara berurutan untuk mencapai tujuan tertentu pula. Dalam pengajaran ini siswa mempelajari sendiri uraian tertulis, kemudian memberikan jawaban atas pertanyaan (yang biasanya tertulis pula), dan atas jawaban tersebut siswa segera mendapat umpan balik. Contoh metode ini adalah pengajaran dengan menggunakan alat tape recorder, film, radio, komputer, internet, dan lain-lainnya.
3.                   Metode Pengajaran Unit
Metode ini juga disebut metode proyek yang memberi makna bahwa metode pengajaran unit adalah suatu sistem pengajaran yang berpusat pada suatu masalah dan dipecahkan secara keseluruhan sehingga mempunyai arti. Metode ini mempunyai kriteria; adanya tujuan yang luas dan menyeluruh, perencanaan bersama, berpusat pada suatu masalah, dan berpusat pada satu siswa.
Ciri-ciri pengajaran unit antara lain:[4]
a.                   Memiliki tujuan yang luas dan menyeluruh
b.                  Perencanaan bersama
c.                   Berpusat pada suatu masalah yang luas
d.                  Berpusat pada kegiatan siswa
Langkah-langkah pengajaran unit :
a.       Langkah permulaan
1)      Guru mulai mendorong/memotivasi para siswa untuk memusatkan perhatian mereka kepada situasi belajar.
2)      Bersama para siswa akhirnya guru menetapkan pokok-pokok yang akan dijadikan unit.
3)      Menetapkan aspek-aspek yang berhubungan dengan masalah yang telah ditetapkan secara rinci.
4)      Merumuskan pengetahuan yang berhubungan dengan pengajaran unit.
5)      Menetapkan kelompok siswa yang di dasarkan atas tujuan yang akan dicapai oleh kelompok tersebut.
6)      Menetapkan organisasi kelas.
7)      Menetapkan langkah-langkah kerja unit.
b.      Langkah mengerjakan unit
1)      Mengatur bahan untuk dikerjakan
2)      Kelompok-kelompok mengatur ruang kerja
3)      Melaksanakan pekerjaan
4)      Menyampaikan laporan tujuan/ kekurangan perseorangan/ kelompok kepada ketua unit.
5)      Menyiapkan laporan kelompok dalam rangka kulminasi

c.       Langkah kulminasi
Ini adalah langkah puncak atau akhir pengajaran unit. Langkah ini bertujuan untuk mengetahui sampai di mana hasil yang dicapai siswa dalam pengajaran unit. Kegiatan ini meliputi laporan setiap kelompok, penilaian dan kemungkinan-kemungkinan untuk pengajaran unit berikutnya
4.                  Metode CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
Adalah pengajaran yang menuntut keaktifan dan partisipasi subyek didik seoptimal mungkin sehingga siswa mampu mengubah tungkiah lakunya secara lebih efektif dan efesien. Secara harfiyah dapat diartikan sebagai konsep pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif baik fisik, psikis, maupun emosinya dalam proses pembelajaran.[5]
Gibbs (1972) diikuti E. Mulyasa menyatakan bahwa untuk merealisasikan peningkatan keaktifan belajar siswa perlu ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1)                 Dikembangkan rasa percaya diri kepada peserta didik dan mengurangi rasa takut.
2)                 Memberi kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas dan terarah.
3)                 Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar dan evaluasinya.
4)                 Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.
5)                 Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara keseluruhan.
Prinsip-prinsip dalam metode CBSA antara lain:[6]
1)      Guru sebagai pengelola (manager) dan perancang (design) dari pengalaman belajar.
2)      Guru dan siswa menerima peran kerjasama (partnership).
3)      Bahan-bahan pelajaran dipilih berdasarkan kelayakannya.
4)      Menekankan pada identifikasi dan penuntasan syarat-syarat belajar (learning requirement).
5)      Siswa dilibatkan dalam pembelajaran
6)      Tujuan ditulis dengan jelas
7)      Semua tujuan diukur atau dites
5.                  Metode KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
KBK (kurikulum Berbasis Kompetensi) adalah konsep kurikulum yang menekankan –ada pengembangan kemampuan melakukan tugas-tugas dengan standar performance tertentu (kompetensi), sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa pnguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Dalam KBK ini kemampuan siswa diharapkan seimbang antara pengetahuan, sikap dan keterampilan. Kompetensi pengetahuan (kognitif) bertujuan menguasai pengetahuan melalui proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Kemampuan sikap (afektif) bertujuan mampu menyikapi segala persoalan dengan sikap yang tenang, tidak emosional. Kemampuan keterampilan (psikomotorik) menekankan pada penggunaan fisik dengan tujuan terampil melaksanakan pekerjaan.
Ada 3 landasan secara teoritis Kurikulum Berbasis Kompetensi yaitu:
1)                 Adanya pergeseran pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran individual
2)                 Pengembangan konsep belajar tuntas (mastery learning) atau belajar sebagai penguasaan (learning for mastery) adalah suatu falsafah pembeljaran yang mengatakan bahwa dengan sistem pembelajaran yang tepat, semua peserta didik dapat mempelajari semua bahan yang diberikan dengan hasil yang baik.
3)                 Pendefinisian kembali terhadap bakat.[7]
Terdapat empat kompetensi dasar yang harus dimiliki sesuai dengan tuntutan KBK:[8]
1)      Kompetensi akademik artinya peserta didik memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengatasi tantangan dan persoalan hidup secara independent.
2)      Kompetensi okupasional artinya peseta didik harus memiliki kesiapan dan mampu beradaptasi terhadap dunia kerja.
3)      Kompetensi kultural artinya peserta didik harus mampu menempatkan diri sebaik-baiknya dalam sistem budaya dan tata nilai masyarakat yang pluralistik.
4)      Kompetensi temporal artinya peserta didik tetap eksis dalam menjalani kehidupannya.
6.                  Metode KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
KTSP merupakan kurikulum operasionla yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan, terdiri dari guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan dewan pendidikan. Tujuan KTSP adalah meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah, meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat, meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan KTSP adalah sebagai berikut.[9]
1)      KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
2)      Sekolah dan komite sekolah mengembangkan KTSP dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dinas pendidikan kabupaten atau kota dan departemen agama yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.
3)      KTSP untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.

C.                Beberapa Contoh Metode Inkonvensional
1.                  Kartu Sortir (Card Sort)
Ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek atau mengulangi informasi. Gerakan fisik yang diutamakan dapat membantu untuk memberikan energi kepada kelas yang telah letih.
2.                  Tim Quiz (Team Quiz)
Teknik ini meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik untuk apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan.
3.                  Poin Kaunterpoin (Point Counterpoint)
Kegiatan ini merupakan sebuah teknik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu kompleks. Format tersebut mirip dengan sebuah perdebatan namun kurang formal dan berjalan dengan lebih cepat.
4.                  Belajar Melalui Jigso (Jigsaw Learning)
Jigsaw learning merupakan sebuah teknik yang dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknik “pertukaran dari kelompok ke kelompok” (group-to-group exchange) dengan suatu perbedaan penting. Setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. Ini adalah alternatif menarik, ketika ada materi yang dipelajari dapat disingkat atau dipotong dan di saat tidak ada bagian yang harus diajarkan sebelum yang lain-lain. Setiap peserta didik mempelajari suatu yang dikombinasikan dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain, buatlah sebuah kumpulan pengetahuan yang bertalian atau keahlian.
5.                  Peta Pikiran (Mind Maps)
Pemetaan pikiran adalah cara kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran atau merencanakan penelitian baru. Dengan memerintahkan peserta didik membuat peta pikiran memudahkan mereka untuk mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari dan apa yang sedang mereka rencanakan.[10]



























BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Metode mengajar inkonvensional adalah suatu metode mengajar yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
     Adapun Macam – macam metode pengajaran inkonvensional adalah sebagai berikut :
·         Metode pengajaran modul
·         Metode pengajaran berpogram
·         Metode pengajaran unit
·         Metode pengajaran CBSA (cara belajar siswa aktif)
·         Metode pengajaran KBK (kurikulum berbasis kompetensi)
·         Metode pengajaran KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan)
Dan adapun Macam – macam metode  inkonvensional adalah sebagai berikut :
·      Kartu sortir (card sort)
·      Point Kuanterpoin
·      Jigsaw Larning
·      Tean Quiz
·      Peta Pikiran (Mip Maps)









DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetyo. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mustakim, Zaenal. 2009. Strategi dan Metode Pembelajaran Jilid 1. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.
Nata, Abuddin. 2011. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Sanjaya, Wina. 2005.  Pembelajaan dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Sugandi, Achmad dan Haryanto. 2006. Teori Pembelajaraan. Semarang:UPT MKK UNNES.
Thoifuri. 2008. Menjadi Guru Inisiator. Kudus: STAIN kudus Press.
Usman, Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta:  Ciputat Press.


[1]  Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam,(Jakarta:  Ciputat Press,2002), hlm. 33.
[2] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran Jilid 1, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2009), hlm. 134.
[3] M. Basyiruddin Usman, Op.Cit., hlm.64-65
[4] Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005) hlm. 98-99

[5] Achmad Sugandi dan Haryanto, Teori Pembelajaraan, (Semarang:UPT MKK UNNES, 2006), hlm. 119.
[6] Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran ,(Jakarta: Kencana, 2011) hlm.225

[7] Thoifuri,Menjadi Guru Inisiator,(Kudus: STAIN kudus press, 2008) h.72-74
[8] Wina Sanjaya,     Pembelajaan dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005)hlm.8

[9] E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006)hlm.20

[10] Zaenal Mustakim, Op.Cit., hlm. 142.

13 komentar:

  1. as-salaaam
    nama: imam syafi'i, nim: 2021 111 071
    yang ingin saya tanyakan:
    1. tolong jelaskan perbedaan secara specifik antara metode pembelajaran inkonvensional dengan metode inkonvensional mnurut bhasa pemakalah?
    2. dr makalah tersebut d jelaskan bhw metode inkonvensional mrupakan metode yg baru berkembang dan tidak lazim d gunakan dan hanya beberapa sekolah tertentu saja, yg ingin saya tanyakan tolong jelaskan faktor2 apa saja yg mempengaruhi dan syarat2 khusus apa yg hrs d penuhi agr sekolah tersebut dpt mnerapkan metode tersebut?
    3. sekolah mana saja yg telah mnerapkan metode tersebut dan apa alasanya mnerapkan metode tersebut pd khususnya untuk daerah kota pekalongan sendiri dr tingkat SD sampe SMA?
    burung irian, burung cendrawasih, cukup skian dan trima kasih.
    ats jwbnya. ali2 moto siji, ojo lali karo syafi'i
    akhir kata yg pantas, was-salaam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. a) Metode Inkonvensional ialah suatu metode mengajar yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dari pengertian di atas dapat kita ketahui bahwa pengertian metode inkonvensional ialah suatu cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan belajar dengan menyesuaikan perkembangan IPTEK.
      Metode Pembelajaran Inkonvensional ialah suatu teknik mengajar yang baru berkembang dan belum lazim digunakan yang masih merupakan metode yang baru dikembangkan dan diterapkan di beberapa sekolah tertentu yang mempunyai peralatan dan media yang lengkap serta guru-guru ahli yang menanganinya. Dapat kita lihat dari pengertian di atas bahwa pengertian metode pembelajaran inkonvensional sudah bersifat khusus, yakni sudah masuk kedalam ranah pembelajaran. Dapat kita artikan bahwa metode pembelajaran inkonvensional ini ialah cara yang ditempuh guru untuk menyampaikan bahan ajar yang diterapkan dalam pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas dengan melibatkan seorang guru, murid dan media pembelajaran yang dibatasi oleh tempat dan waktu sehingga memperoleh hasil yang maksimal
      b. faktor yang mempengaruhinya karena terdapat pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan efektivitas metode pembelajaran dan mengikuti perkembangan zaman. dan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar sekolah tersebut dapat menerapkan metode tersebut ialah kejelasan rumusan tujuan pembelajaran, penerimaan siswa secara menyeluruh tentang tujuan belajar, saling membutuhkan di antara sesama anggota, keterbukaan dalam interaksi pembelajaran, tanggung jawab individu, heterogenitas kelompok, sikap dan perilaku sosial yang positif, refleksi dan kepuasan belajar.
      c. SDIT Bahrul Ulum Kwayangan kedungwuni, SMPN 6 Pekalongan, MAN 3 Pekalongan, SMAN 1 Pekalongan

      Hapus
  2. Nama : Khasan Fauzi
    NIM : 2021111067
    Assalamu'alaikum...
    tlong jelaskan kelemahan dan kelebihan masing-masing metode yang telah disebutkan di atas! trima kasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN INKONVENSIONAL
      1. METODE PENGAJARAN MODUL
       Kelebihan:
      Belajar menggunakan modul sangat banyak manfaatnya, siswa dapat bertanggung jawab terhadap kegiatan belajarnya sendiri, pembelajaran dengan modul sangat menghargai perbedaan individu, sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya, maka pembelajaran semakin efektif dan efisien.
       Kelemahan:
      Menurut Suparman (1993:197), menyatakan bahwa bentuk kegiatan belajar mandiri ini mempunyai kekurangan-kekurangan sebagai berikut :
      a. Biaya pengembangan bahan tinggi dan waktu yang dibutuhkan lama.
      b. Menentukan disiplin belajar yang tinggi yang mungkin kurang dimiliki oleh siswa pada umumnya dan siswa yang belum matang pada khususnya.
      c. Membutuhkan ketekunan yang lebih tinggi dari fasilitator untuk terus menerus mamantau proses belajar siswa, memberi motivasi dan konsultasi secara individu setiap waktu siswa membutuhkan.
      Tjipto (1992:72), juga mengungkapkan beberapa hal yang memberatkan belajar dengan menggunakan modul, yaitu :
      a. Kegiatan belajar memerlukan organisasi yang baik
      b. Selama proses belajar perlu diadakan beberapa ulangan/ujian, yang perlu dinilai sesegera mungkin
      Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran menggunakan modul juga memiliki beberapa kelemahan yang mendasar yaitu bahwa memerlukan biaya yang cukup besar serta memerlukan waktu yang lama dalam pengadaan atau pengembangan modul itu sendiri, dan membutuhkan ketekunan tinggi dari guru sebagai fasilitator untuk terus memantau proses belajar siswa.

      2. METODE PENGAJARAN BERPROGRAM
       Kelebihan:
      a. Bahan pelajaran sangat banyak disediakan sehingga sifat individual anak-anak dapat diperhatikan
      b. Anak yang pandai mendapat kesempatan yang banyak untuk mencapai tujuan.
      c. Anak-anak dapat belajar sesuai dengan kemampuan karena setiap pelajar menghadapi alat secara individual.
      d. Bahan pelajaran dapat disusun secara sistematis menurut rencana yang telah ditetapkan.
       Kelemahan:
      a. Membutuhkan biaya yang mahal untuk menciptakan alat-alat mengajar
      b. Mesin mengajarkan tidak dapat merasakan apa yang dirasakan oleh pelajar
      c. Fungsi guru sebagai pendidik diabaikan oleh murid-murid
      d. Kegiatan murid sukar untuk dikontrol

      3. METODE PENGAJARAN UNIT
       Kelebihan:
      a. Membantu peserta didik lebih berpkir komprehensif.
      b. Memperluas wawasan peserta didik dalam ilmu pengetahuan dengan keanekaragaman sumber informasi.
      c. Memperhatikan karakteristik peserta didik secara khusus.
      d. Menciptakan iklim demokratis dalam belajar dimana peserta didik dapat ikut menentukan rencana bersama guru tentang topik yang akan dibahas.
      e. Pengajaran unit disesuaikan dengan tingkat perkembangan ,minat,dan bakat peserta didik sehingga pengajaran akan lebih bermakna.
       Kelemahan:
      a. Sulit menentukan topk yang sesuai dengan minat,bakat dan perkembangan anak.
      b. Memerlukan kecakapan khusus dalam melaksanakan pengajaran unit.
      c. Memerlukan biaya yang cukup besar.
      d. Memerlukan waktu yang cukup lama.
      e. Kemungkinan pemecahan masalah yang kabur dan dangkal karena ditinjau dari berbagai disiplin ilmu dan tidak semua disiplin ilmu dapat dikuasai peserta didik dengan baik.

      Hapus
    2. METODE CBSA (CARA BELAJAR SISWA AKTIF)
       Kelebihan:
      a. Guru tidak lagi hanya menuangkan semua informasi yang dimilikinya kepada peserta didik. Tetapi disini guru memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk menemukan fakta dan informasi kemudian mengolah dan mengembangkannya. Dengan kata lain guru guru tidak melakukan cara pendekatan memberikan ikan kepada peserta didik, tetapi guru melakukan cara pendekatan memberikan “kail” kepada peserta didik. Dengan cara begitu peserta didik akan cepat berkembang dan maju di dalam belajarnya.
      b. Peserta didik lebih menghayati hal-hal yang dipelajari melalui percobaan ataupun praktek langsung, melalui pengalaman terhadap kenyataan langsung dilingkungannya, melalui perlakuan terhadap benda-benda nyata, melalui kegiatan membaca dan menyimak atau melalui penugasan dan melakukan kegiatan tertentu.
      c. melalui CBSA, pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap nilai dapat dipadukan dalam kegiatan belajar-mengajar.
      d. Melalui CBSA perbedaan pengembangan berebagai aspek dapat ditangani lebih baik dalam kegiatan belajar-mengajar.
      e. Melalui pendekatan CBSA fisik, mental dan perasaan peserta didik terlibat dalam proses belajar- mengajar dan sangat membantu perkembangan kehidupan peserta didik seutuhnya.
       Kelemahan:
      Kelemahan dari kurikulum CBSA adalah ternyata di dalam penerapannya sering terjadi guru membiarkan peserta didik belajar sendiri atau mengerjakan tugas yang telah diberikannya sementara guru bersantai- santai yang akhirnya peserta didik pun terlantar tanpa bimbingan gurunya’. Sehingga muncul plesetan “CBSA , catat buku sampai abis.

      5. METODE KBK (KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI)
       Kelebihan:
      a. Dalam pembelajaran adanya komunikasi dua arah antara guru dan siswa.
      b. Pembelajaran berpusat pada siswa.
      c. Penggunaan pendekatan dan metode yang bervariasi.
      d. Sumber belajar yang bervariasi.
       Kelemahan:
      Kurangnya sumber manusia yang potensial dalam menjabarkan KBK dengan kata lain masih rendahnya kualitas sorang guru, karena dalam KBK seorang guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menjalankan pendidikan.

      6. METODE KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN)
       Kelebihan:
      a. Dalam pembelajaran adanya komunikasi dua arah antara guru dan siswa.
      b. Pembelajaran berpusat pada siswa.
      c. Penggunaan pendekatan dan metode yang bervariasi.
      d. Sumber belajar yang bervariasi.
      e. seorang guru benar-benar digerakkan menjadi manusia yang professional yang menuntut kekereatifitasan.
       Kelemahan:
      Minimnya sosialisasi dan kesiapan sarana dan prasarana pendukung pendidikan dan terutama sekali kesiapan guru dan sekolah untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri.

      Hapus
    3. BEBERAPA CONTOH METODE INKONVENSIONAL
      7. KARTU SORTIR (CARD SORT)
       Kelebihan:
      a. Guru mudah menguasai kelas
      b. Mudah dilaksanakan
      c. Mudah mengorganosir kelas
      d. Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang banyak
      e. Mudah menyiapkan
      f. Guru mudah menerangkan dengan baik
       Kelemahan:
      Adanya kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian murid, terutama apabila terjadi jawaban-jawaban yang kebetulan menarik perhatiannya padahal bukan sasaran (tujuan) yang didinginkan dalam arti terjadi penyimpangan dari pokok persoalan semula.
      8. TIM QUIZ (TEAM QUIZ)
       Kelebihan:
      a. Dapat meningkatkan keseriusan
      b. Dapat menghilangkan kebosanan dalam lingkungan belajar
      c. Mengajak siswa untuk terlibat penuh
      d. Meningkatkan proses belajar
      e. Membangun kreatifitas diri
      f. Meraih makna belajar melalui pengalaman
      g. Memfokuskan siswa sebagai subjek belajar
      h. Menambah semangat dan minat belajar siswa
       Kelemahan:
      a. Memerlukan kendali yang ketat dalam mengkondisikan kelas saat keributan terjadi
      b. Hanya siswa tertentu yang dianggap pintar dalam kelompok tersebut, yakni yang bisa menjawab soal Quiz. Karena permainan yang dituntut cepat dan memberikan kesempatan diskusi yang singkat.
      c. Waktu yang diberikan sangat terbatas jika quiz dilaksanakan oleh seluruh tim dalam satu pertemuan.

      9. POIN KUANTERPOIN (POINT COUNTERPOINT)
       Kelebihan:
      a. Siswa ikut berpatisipasi aktif dalam kegiatan belajarnya
      b. Siswa benar-benar dapat memahami suatu konsep
      c. Metode ini memungkinkan sikap ilmiah dan menimbulkan semangat rasa ingin tahu dari para siswa
      d. Guru tetap mempunyai kontak pribadi dengan siswa
      e. Siswa merasa puas
      f. Siswa lebih mampu menstransfer pengetahuannya ke berbagai konteks
      g. Metode ini membatasi guru untuk menambah materi baru
       Kelemahan:
      a. Metode ini banyak memakan waktu
      b. Setiap siswa tidak bisa diharapkan menjadi penemu
      c. Kurang efektif apabila dilakukan di kelas yang berkapasitas besar


      10. BELAJAR MELALUI JIGSO (JIGSAW LEARNING)
       Kelebihan:
      a. Memacu siswa untuk lebih aktif, kreatif serta bertanggungjawab terhadap proses belajarnya.
      b. Mendorong siswa untuk berfikir kritis.
      c. Memberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok tersebut.
      d. Diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu saja tetapi semua siswa dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi tersebut.
       Kelemahan:
      a. Kegiatan belajar-mengajar membutuhkan lebih banyak waktu dibanding metode yang lain
      b. Bagi guru metode ini memerlukan kemampuan lebih karena setiap kelompok membutuhkan penanganan yang berbeda

      11. PETA PIKIRAN (MIND MAPS)
       Kelebihan:
      a. Melihat gambaran besar suatu persoalan sekaligus melihat informasi secara detail
      b. Mengingat informasi yang kompleks lebih mudah. Informasi tersebut telah dikelompokkan sesuai dengan cara seseorang mengingat termasuk hubungannya dengan subjek yang sama atau berbeda.
      c. Mengatasi informasi yang membludak karena telah ditata dan dikelompokkan sedemikan rupa. Secara mental hal ini juga membuat seseorang lebih terorganisir dan runtut dalam memahami sebuah persoalan.
      d. Mind map mampu meningkatkan kemampuan seseorang dalam berimajinasi, mengingat, berkonsentrasi, membuat catatan, meningkatkan minat sekaligus mampu menyelesaikan persoalan.
      e. Mind maping dapat merangsang sisi kreatif seseorang lewat penggunakan garis lengkung, warna dan gambar. Ini membuat sebuah catatan sekaligus menjadi karya seni yang indah. Secara mental akan memudahkan kita untuk mengingatnya.
      f. Mind maping membantu seseorang membuat catatan yang menarik dalam waktu singkat.
       Kelemahan:
      a. Hanya siswa yang aktif yang terlibat
      b. Tidak sepenuhnya murid yang belajar
      c. Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan

      Hapus
  3. Nama : Arma Indah Fatmawati
    NIM: 2021111374

    Assalamu’alaikum Wr. Wb.
    Kita tahu bahwa setiap metode pasti mempunyai pendekatan-pendekatan. Nah, kita sebagai calon pendidik yang pastinya mempunyai proses pembelajaran yang berbeda-beda yang dimana kita mengetahui karakteristik siswa tersebut.
    Yang saya tanyakan,
    Bagaimana cara memahamkan siswa dalam pendekatan metode inkonvensional itu?
    Terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cara yang bisa ditempuh oleh seorang calon pendidik untuk memahamkan peserta didik, dengan melalui beberapa pendekatan-pendekatan sebagai berikut:
      1. ( kesadaran akan harga diri ) yaitu pendekatan dimana siswa perlu diperhatikan guru yang berupa kompetensi afektif ( sikap )
      2. Creative approach ( pendekatan kreatif ), yaitu pendekatan melalui kegiatan problem solving, brain storming, inqury dan role playing
      3. Value clarification and moral development approach, yaitu pendekatan yang berupa humanistik ( kemanusiaan ) dan holistik (keseluruhan ) dalam mengembangkan potensi siswa.
      4. Multiple talent approach, yakni pendekatan dalam pengembangan potensi akan membangun self concept yang menunjang kesehatan mental.
      5. Inqury approach, yaitu pendekatan untuk memberikan kesempatan menggunakan proses mental dalam menemukan konsep atau prinsip ilmiah, serta meningkatkan potensi intelektualnya.
      6. Pictorial riddle approach, yaitu pendekatan untuk mengembangkan motivasi dan minat peserta didik dalam diskusi kelompok kecil dalam rangka meningkatkan kemampuan berfikir kreatif

      Hapus
  4. assalamu'alaikum
    nama: Ikvina nailul k
    nim: 2021111375
    Singkat saja. Tolong jelaskan mengenai apa sih sebenarnya metode pengajaran unit itu. karena disitu dituliskan bhwa metode pengajaran unit "berpusat pada suatu masalah, dan dipecahkan scr keseluruhan shg memiliki arti", maslah yg bagaimana yg dmksdkan?
    serta bagaimana penerapan/ praktiknya didlam kelas? dan pada umumnya metode ini cocok digunakan untuk tingkat/ jenjang sekolah apa?
    trimakasih :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Semua masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran, contoh tata cara melaksanakan sholat yang benar, maka secara tidak langsung para peserta didik akan mencari tentang syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkannya.
      2. langkah – langkah pelakasanaan metode pembelajaran unit
      1) Kegiatan persiapan.
      a. Menjelaskan kepada siswa tentang bagaimana melaksanakan pembelajaran dengan metode unit
      b. Guru bersama siswa menetapkan pokok masalah yang akan dijadikan unit
      c. Guru dan siswa menetapkan aspek – aspek pokok masalah dan mata pelajaran yang ikut serta pada pemecahan pokok masalah tersebut.
      d. Guru bersama siswa menetapkan tujuan instruksional khusus untuk setiap aspek masalah
      e. Guru dan siswa menetapkan kelompok – kelompok kerja dan tugas – tugasnya
      f. Guru dan siswa menetapkan organisasi kelas
      g. Guru dan siswa menetapkan jadwal kegiatan, sasaran, target, dan tata tertib yang harus dipatuhi selama pembelajaran unit ini
      2) Kegiatan pelaksanaan
      a. kegiatan pembukaan
      a) Guru menanyakan materi pelajaran sebelumnya
      b) Guru bercerita tentang kehidupan dimasyarakat yang berkaitan dengan materi pelajaran yang di ajarkan
      c) Guru mengingatkan kembali tentang TIK yang telah dirumuskan dan bagaimana penyelesaian oleh kelompok.
      b. kegiatan inti
      a. Para siswa mengatur tempat mereka belajar,apakah dalam kelas ataupun diluar kelas
      b. Mempelajari sesuatu sesuai dengan tugas masing – masing
      c. Siswa mengadakan diskusi, mengatur bahan, dan berkoordinasi dengan kelompok lain
      d. Menyiapkan laporan kelompok untuk disajikan
      e. Laporan kelompok berbentuk lisan dan tertulis yang dilakukan oleh setiap kelompok
      c. kegiatan penutup
      a. Guru meminta siswa merangkum hasil belajar melalui kegiatan dalam metode pembelajaran unit
      b. Melakukan evaluasi hasil belajar dan evaluasi proses pelaksanaan pembelajaran
      c. Tindak lanjut, yaitu menjelaskan kembali materi pelajaran yang belum dikuasai siswa dan menugasi untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran melalui PR.
      3. Metode ini bisa digunakan disemua sektor pendidikan dengan melihat kepandaian guru dan fasilitas yang ada.

      Hapus
  5. assalamualaikum,,,,
    nama : Nur Farida
    Nim : 2021 111 303

    langsung saja yang ingin saya tanyakan,,,, menurut pemakalah dari berbagai macam metode inkonvensional yang anda paparkan,,, bagaimana cara anda menerapkan metode2 tersebut untuk pembelajaran PAI tingkat sekolah dasar???
    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. nama: imam syafi'i, nim: 2021 111 071
      klw mnurut saya yg pantas d terapkan untuk tingkat SD tau skolah dasar adalh dengan
      TIM QUIZ (TEAM QUIZ)
       Kelebihan:
      a. Dapat meningkatkan keseriusan
      b. Dapat menghilangkan kebosanan dalam lingkungan belajar
      c. Mengajak siswa untuk terlibat penuh
      d. Meningkatkan proses belajar
      e. Membangun kreatifitas diri
      f. Meraih makna belajar melalui pengalaman
      g. Memfokuskan siswa sebagai subjek belajar
      h. Menambah semangat dan minat belajar siswa
       Kelemahan:
      a. Memerlukan kendali yang ketat dalam mengkondisikan kelas saat keributan terjadi
      b. Hanya siswa tertentu yang dianggap pintar dalam kelompok tersebut, yakni yang bisa menjawab soal Quiz. Karena permainan yang dituntut cepat dan memberikan kesempatan diskusi yang singkat.
      c. Waktu yang diberikan sangat terbatas jika quiz dilaksanakan oleh seluruh tim dalam satu pertemuan.
      sungguhpun demikian pendidik hendaknya melihat terlebih tema apa yang akan disampaikan kepada peserta didik dan klas brapa yang akan d ajarnya, sehingga dpt mengena dg tujuan yang akan dicapai. cukup sekian jawaban dr saya. tr5 kasih

      Hapus
  6. contoh metode tim quiz, penerapan dengan mengulang materi yang lalu dengan cara kuis.
    Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif mode TGT sebagai berikut:

    Kelompokkan siswa dengan masing-masing kelompok terdiri dari tiga sampai dengan lima orang. Anggota-anggota kelompok dibuat heterogen meliputi karakteristik kecerdasan, kemampuan awal matematika, motivasi belajar, jenis kelamin, atupun latar belakang etnis yang berbeda.
    Kegiatan pembelajaran dimulai dengan presentasi guru dalam menjelaskan pelajaran berupa paparan masalah, pemberian data, pemberian contoh. Tujuan peresentasi adalah untuk mengenalkan konsep dan mendorong rasa ingin tahu siswa.
    Pemahan konsep dilakukan dengan cara siswa diberi tugas-tugas kelompok. Mereka boleh mengerjakan tugas-tugas tersebut secara serentak atau saling bergantian menanyakan kepada temannya yang lain atau mendiskusikan masalah dalam kelompok atau apa saja untuk menguasai materi pelajaran tersebut. Para siswa tidak hanya dituntut untuk mengisi lembar jawaban tetapi juga untuk mempelajari konsepnya. Anggota kelompok diberitahu bahwa mereka dianggap belum selesai mempelajari materi sampai semua anggota kelompok memahami materi pelajaran tersebut.
    Siswa memainkan pertandingan-pertandingan akademik dalam tournament mingguan dan teman sekelompoknya tidak boleh menolong satu sama lain. Pertandingan individual ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaaan siswa terhadap suatu konsep dengan cara siswa diberikan soal yang dapat diselesaikan dengan cara menerapkan konsep yang dimiliki sebelumnya.
    Hasil pertandingan selanjutnya dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya dan poin akan diberikan berdasarkan tingkat keberhasilan siswa mencapai atau melebihi kinerja sebelumnya. Poin ini selanjutnya dijumlahkan untuk membentuk skor kelompok.
    Setelah itu guru memberikan pernghargaan kepada kelompok yang terbaik prestasinya atau yang telah memenuhi kriteria tertentu. Penghargaan disini dapat berupa hadiah, sertifikat, dan lain-lain.

    BalasHapus