Laman

Senin, 20 Februari 2017

TT2 c2d “Dihiasi Kesenangan Duniawi” (QS. Ali Imran [3] ayat 14-15)

VISI MISI MANUSIA
“Dihiasi Kesenangan Duniawi” (QS. Ali Imran [3] ayat 14-15)


Nama        :Sofa Sofiyah
NIM          :(2021115045)           
Kelas         : C

Fakultas    : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan     : Pendidikan Agama Islam
Fakultas TarbiyahPendidikan Agama Islam (PAI)
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan
2017


PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam, yang telah menciptakan makhluk dijagat raya ini dengan berbagai bentuk dan rupa. Sholawat bermutiarakan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad Rasulullah SAW, keluarga dan sahabat serta umatnya hingga akhir zaman.
Bahwa manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain. Dalam surat At Tin ayat keempat disebutkan bahwa “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna”. Termasuk sempurna kecerdasannya.
Oleh karena itu manusia dapat memberdayakan kesempurnaannya itu dengan menggunakan akalnya untuk menciptakan berbagai hasil karya untuk kepentingan manusia. Manusia sebagai khalifatullah di bumi dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhan dalam kehidupannya baik kebutuhan jasmani maupun rokhani.
Dunia ini hanyalah suatu permainan belaka yang hanya ada kesenangan sesaat saja, namun banyak orang terlena dengan kesenangan duniawi dengan kegemerlapan dunia. Namun sesungguhnya kesenangan yang abadi adalah akhirat, tempat yang abadi dan kebahagiaan sesungguhnya, Ibaratlah bagi kaum yang beriman bahwasanya hati ini jangan dilekatkan kepada harta-benda, sebab harta-benda hanyalah semata perhiasan dunia. Dan jangan berjiwa kecil menghadapi segala kesulitan hidup. Bukan agama mengutuk harta, tetapi memberi peringatan jangan sampai harta-benda dan anak keturunan membelokkan haluan hidup dalam menuju Tuhan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Allah SWT yang memberikan kesehatan sehingga saya dapat membuat Makala ini dengan sehat jasmani maupun rohani, tak lupa beserta  orang-orang yang saya sayangi, terutama kedua orang tua saya Ibu Roniyah dan Bapak Abdullah penulis sampaikan salam ta’dzimnya serta dorongan untuk selalu giat dan semangat untuk mencari ilmu. Beserta saudara-saudara yang selalu memberikan semangat untuk mencari ilmu dengan niat yang ikhlas, beserta teman-teman seperjuanganku. Penulis berdoa semoga kelak menjadi manusia pembelajar yang menghargai ilmu pengetahuan.
Tugas Makala Tafsir Tarbawi II yang berjudul “Dihiasi kesenangan Duniawi” yang penulis susun bertujuan untuk menambah pengetahuan pembaca dan bisa menjadi landasan diskusi yang menarik untuk teman-teman mahasiswa dan semoga bermanfaat bagi pembaca.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis berharap agar berkenan menjadikan Makala ini sebagai amal baik yang akan menemani kelak dihari penimbangan. Makala ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karenanya, saran dan kritik membangun selalu penulis harapkan dari pembaca. Semoga bermanfaat,Terima kasih.
           
                                                                                    Pekalongan, 19 Februari 2017
                                                                                                Penyusun

                                                                                                Sofa Sofiyah
                                                                                                (2021115045)











BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Visi Misi manusia untuk meraih masa depan adalah hal yang utama untuk meraihnya agar harapannya terwujud, namun keinginan untuk mewujudkannya banyak rintangan yang dihadapi. Namun tidak serta merta mengedepankan keinginan didunia saja, namun harus juga mengedepankan Akhirat.
Dizaman yang modern ini banyak orang terlena akan kesenangan duniawi dengan mengedepankan keinginannya tanpa mengimbangi urusan diakhirat. Tujuan hidup adalah bagaimana kita berproses dalam dunia untuk hasil final akhir adalah kematian. Keinginan seseorang dalam mencari ilmu kejenjang perguruan tinggitujuan utamanya bukan untuk mencari ilmu melainkan mencari ijasah untuk bekerja. Dengan adanya niat dalam hati diiringi rasa ikhlas benar-benar ingin mencari ilmu maka pekerjaanlah yang akan menghampiri kita.
Diera globalisasi dengan adanya alat komunikasi yang serba canggih ini janganlah kita mudah diperbudak dengan alat serba canggih. Namun kita juga harus mengedepankan urusan-urusan agama juga dalam hidup didunia ini, karena banyak orang lalai akan urusan-urusan agama. Karena nikmat yang tidak pernah habis adalah nikmat akhirat.

B.    Tema
Visi Misi Manusia
C.    Judul
DIHIASAI KESENANGAN DUNIAWI QS.ALI IMRAN. 3: AYAT 14-15”
D.    Nash
زُيِّنَ لِنَّا سِ حُبُّ الشَّهَوَتِ مِنَ انِّسَاءِ وَالْبَنِينَ والْقَنَا طِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِظَّةِ والْخَيْلِ اْلمُسَوَّمَةِوَالاْءَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِالدُّنْيَاوَاللّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَابِ
14. “Dijadikan indah bagi manusia kecintaan kepada aneka syahwat, yaitu wanita-wanita, anak-anak lelaki, harta yang tidak terbilang lagi berlipat ganda dari jenis emas,perak,kuda pilihan,binatang ternak,dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik.”
قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍمِنْ ذَلِكُمْ لِلَّذِيْنَ اتَّقَوْاعِنْدَرَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَااْلأَنْهَارُخَالِدِيْنَ فِيْهَاوَأَزْوَاجٌ مُطَهَّزَةُوَرِظْوَانٌ مِنَاللّهِ وَاللّهُ بَصِيْرٌبِالْعِبَادِ
15.katakanlah,”inginkah kuberitahukan kepada kamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?” Untuk orang-orang yang bertakwa, pada sisi Tuhan mereka, ada surga yang mengalir sungai-sungai dibawahnya, mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dianugerahi) pasangan-pasangan yang disucikan serta keridhaan yang sangat besar bersumber dari Allah. Allah maha melihat hamba-hambaNya.”

E.     Arti Penting dikaji
Dalam pembahasan surat Ali Al-Imran dari ayat 14-15 telah dijelaskan arti yang terkandung dalam setiap ayatnya, dalam ayat 14 membahas mengenai Dijadikan indah bagi manusia kecintaan aneka syahwat, yakni aneka keinginan. Ada yang dapat menghalangi seseorang untuk mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa yang terkandung dalam ayat 14, ada juga yang menghalanginya terlibat dalam perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan, hal-hal itulah yang dilukiskan oleh ayat ini.
Yang diperindah adalah kecintaan kepada aneka syahwat. syahwat adalah kecenderungan hati yang sulit terbendung kepada sesuatu yang bersifat inderawi, material.                                           

Didalam surat Ali Imran pada ayat 15, redaksi ayat ini berbentuk pertanyaan. Ini ditempuh untuk menarik perhatian pendengar dan mengundang naluri ingin tahu mereka, sehingga apa yang akan disampaikan dapat mereka camkan dan amalkan. Inginkah kuberitahukan kepada kamu. Berita yang disampaikan itu, adalah berita yang penting, bukan kabar biasa. Ini dipahami dari kata (أؤنبّئكم) yang digunakan kata diatas. Kata ini terambil kata نبأ  berarti penting, dari kata yang sama,lahir kata nabi yakni manusia pilihan Allah untuk menyampaikan berita-berita penting berupa petunjuk-petunjuk-Nya kepada masyarakat.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Teori atau Definisi
                 Kata syahwat dalam tulisan arab latin ash-shahawâti, sahwat/hawa nafsu. Jumlah pemakaian kata syahwat dalam al-Qur’an dipakai sebanyak 3 kali. Kata syahwat tersusun dari kata dasar dengan suku kata: ,ش ه يhuruf pertama:  ,شhuruf kedua:  ,هdan huruf ketiga:  .يJumlah pemakaian pola dasar ش ه يdalam Alquran 13 kali, yang terdiri dari dipakai kata benda sebanyak 5 kali, dipakai kata kerja sebanyak 8 kali.
Kalimat syahwat disebut al-Quran dalam bentuk mufrad sebanyak dua kali, di antaranya adalah QS. al-Naml, Shaikh Muhammad Ali al-Ṣabuni, menjelaskan dalam kitab Ṣafwat al-Tafa>sīr, menjelaskan ayat di atas berulang-ulang sebagai cacian terhadap kaum Luṭ, “Wahai kaum Luṭ yang sangat bodoh mengapa kamu lebih memiliki syahwat kepada laki-laki dan meninggalkan perempuan. Sedangkan yang berhubungan dengan syahwat seksual, disebutkan sebanyak tiga kali dalam bentuk jamak. Dalam QS. al-Nisā’ Tuhanberfrman yang artinya mengungkapkan bahwa syahwat berhubungan dengan pikiran-pikiran tertentu ,yakni mengikuti pikiran orang karena menuruti hawa nafsu .al-Ṣabuni menafsirkan kalimat syahwat pada ayat di atas bahwa manusia senang kepada kemunkaran; mereka mengikuti setansehingga mereka berpaling dari kebenaran kepada kebatilan, sehingga mereka menjadi fasik dan inkar. Padahal Allah menginginkan kemudahan bagi manusia, maka diturunkanlah shari’at yang mudah dan Allah tahu bahwamanusia sangat lemah untuk melawan hawa nafsu dan tidak sabar untuk mengikuti keinginan syahwat[1]
B.    Tafsir dari Al-Quran surah Ali Imran ayat 14-15
1.     Tafsir Al-Azhar
a.)   Ali Imran ayat 14
               “Diperhiaskan kepada manusia kesukaan kepada barang yang diingini, yaitu dari hal perempuan dan anak laki-laki,dan berpikul-pikul emas dan perak,dan kuda kendaraan yang diasuh, dan binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Yang demikian itulah perhiasan hidup didunia. Namun disisi Allah ada lagi sebaik-baik tempat kembali”

Didalam Makna dari pangkal ayat 14 “Diperhiaskan bagi manusia kesukaan kepada barang yang diingini.” Disini telah terdapat tiga kata, pertama zuyyina,artinya diperhiaskan. Maksudnya, segala barang yang diingini itu ada baiknya dan ada buruknya, tetapi apabila keinginan telah timbul, yang kelihatan hanya eloknya saja dan lupa akan buruk atau susahnya. Kata kedua adalah Hubb, artinya kesukaan atau cinta. Kata ketiga adalah syahwat, yaitu keinginan-keinginan yang menimbulkan selera yang menarik nafsu buat mempunyainya. Maka disebutlah disisi enam macam hal yang manusia sangat menyukainya karena ingin hendak mempunyai dan menguasainya, sehingga yang nampak oleh manusia hanyalah keuntungannya saja, sehingga manusia tidak memperdulikan kepayahan buat mencintainya, “ yaitu dari hal perempuan dan anak laki-laki, dan berpikul-pikul emas dan perak, dan kuda kendaraan yang diasuh, dan binatang-binatang ternak, dan sawah-ladang,” itulah enam macam yang sangat disukai, diinginkan dan dengan berbagai macam usaha manusia ingin mempunyainya.
makna yang tekandung dalam kata “perempuan” maksudnya bahwa permpuan itu sudah ditakdirkan oleh Allah untuk tiap-tiap orang laki-laki, apabila bertambah kedewasaannya bertambah pulalah keinginan hendak mempunyai teman hidup orang permpuan. Arti dari “anak laki-laki” diayat ini disebut banin ditonjolkan kesukaan karena ingin mempunyai anak, terutama anak laki-laki, termasuk hal yang dihiaskan pula bagi manusia. Dia menjadi yang kedua sesudah kesukaan syahwat perempuan. Arti dari makna“Dan berpikul-pikul emas dan perak” berarti kekayaan, manusia semuanya mempunyai keinginan mempunyai kekayaan emas dan perak. Arti dari “Dan kuda kendaraan yang diasuh” maksudnya dizaman dahulu, yang diasuh dan dipingit diberi pelana dan sanggurdi, ialah kuda. Disikati bulunya dan diistimewakan makannya, sehingga sampai kepada zaman kita sekarang ini amat masyhurlah kuda tunggang arab diseluruh dunia. Dan yang terakhir adalah “Dan sawah ladang” berarti kekayaan dari perkebunan dan pertanian, teringatlah kita akan luasnya sawah ataupun lahan yang ada dibumi ini dengan nikmat yang selalu bertambah dengan kesuburan tanah yang kita pijak ini.
b.)   Ali Imran ayat 15
               “katakanlah, ‘sukakah kamu aku ceritakan kepada kamu apa yang lebih baik dari pada yang demikian?” pangkal ayat 15, yang lebih dari perempuan,anak-anak,emas-perak,kuda kendaraan, binatang ternak dan sawah ladang itu? “Ialah surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai kekal mereka didalamnya, dan isteri-isteri yang suci”.semuanya ini beribu kali lebih baik daripada yang dihiaskan kepada kamu dari yang enam perkara itu. Maka sebagai kunci atau inti sari dari surga diterangkan oleh Allah: “Dan keridhaan dari pada Allah.” Keridhaan dari pada Allah,inilah yang sebenarnya puncak nikmat surga. Di ayat lain dilebih terangkan lagi:
وَرِضْوَاللّهِ أَكْبَرُDan keridhaan Allah adalah lebih besar.”  Sehingga shufi perempuan yang terkenal Rabi’atul Adawiyah ketika ditanyai orang tentang surga, dia menjawab: “Dimanapun aku akan ditempatkan tuhan ,terserahlah pada Tuhan, asal aku tetap diberinya, yaitu Ridha-Nya.
Beginilah Tuhan membayangkan tujuan hidup yang sejati bagi seorang muslim, memang Tuhan mengakui bahwa Dunia mempunyai perhiasan dan manusia ditakdirkan menginginkan perhiasan itu, tetapi Tuhan memperingatkan bahwa janganlah lupa akan tujuan karena bimbang melihat perhiasan. Jangan terpesona oleh perhiasan diluar, karena yang disebelah dalam lebih hebat dari perhiasan luar itu. “Dan Allah adalah melihat akan hamba-hambaNya.” (ujung ayat 15)
Dengan adanya ujung ayat begini teranglah bahwa tidak ada ditutup mati sama sekali keinginan "Perhiasan Dunia”itu.boleh terus tetapi ingatlah bahwa Allah telah melihat gerak-gerikmu. Bekerjalah dan carilah, tetapi jangan kamu lupakan bahwa kamu tidak lepas dari penglihatan Tuhan. Sebagai tersebut dalam atsar sahabat
اِعْمَلْ لِذُنْيَا كَ كَأَنَّكَ تَعِيْشُ أَبَدًاوَاعْمَلْل لآِخِرَتِكَ كَآَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا
Beramallah untuk dunia kamu, seakan-akan kamu akan hidup selamanya, dan beramallah untuk akhirat kamu, seakan-akan kamu akan meninggal besok.”
Ringkasnya ialah: “Kerja keras selalu dan ingat mati selalu”.[2]
2.     Tafsir Al-Maraghi
a.)   Ali Imran ayat 14, Manusia dihiasi oleh cinta kepada kesenangan-kesenangan
Maksudnya, cintanya kepada kesenangan ialah mereka menganggap bahwa kesenangan itu baik, dan tidak melihat adanya kejelekan dan aib. Karena itu mereka hampir tidak meninggalkan kesenangannya.
Kemudian diperinci enam kesenangan yang memenuhi hati manusia dengan penuh kecintaan,sebagaimana firmanya: “kepada wanita, dan anak-anak laki dan jumlah yang sangat banyak dari emas dan perak, dan kuda tunggangan,dan ternak,dan sawah ladang.
Pertama, wanita. Mereka menjadi sasaran kesenangan dan sasaran pandangan. Kedua, anak-anak laki lebih besar kasih sayang yg diberikan dari Ayahnya karena dengan alasan anak laki-laki merupakan penerus keturunan dan dibanggakan dimasyarakat. Ketiga, emas dan perak yang berlimpah. Cinta kepada harta sudah merupakan tabiat manusia yang mendarah daging, yang menimbulkan kesenangan dan memperoleh kelezatan dan kenikmatan. Keempat,kuda piaraan,yaitu kuda yang digembalakan dilembah-lembah menjadikan tunggangan untuk memuat barang dagangan. Kelima, binatang ternak, jenis kekayaan ini adalah kekayaan penduduk desa, yang merupakan sumber penghidupan dan kesibukan penduduk desa dengan berternak, Allah menguji hamba-hambaNya dengan harta kekayaan ternak ini. Sebagaimana firman Allah dalam surah An-Nahl ayat 5. Keenam,sawah ladang, yang merupakan tulang punggung kehidupan manusia dan hewan.diladang ini keuntungan bagi kehidupan desa yaitu sinar matahari dan hawa segar, namun kelalaian manusia tanpa memikirkan rahasia ketuhanan yang ada pada keduanya.
b.) Ali Imran ayat 15, “Apakah aku akan mengabarkan kepadamu yang lebih baik dari itu?”
Maksudnya, katakanlah kepada kaummu dan orang-orang lain: “apakah aku mengabarkan kepadamu hal-hal yang lebih baik daripada masalah wanita,anak-anak,dan seterusnya.” Kalimat ini dinyatakan dalam bentuk pertanyaan adalah untuk mengarahkan jiwa dan membangkitkan rasa kerinduan kepada jawaban yang akan diberikan. Kata-kata “lebih baik (khairun)” memberikan gambaran bahwa berbagai macam kesenangan tersebut diatas pada pokoknya adalah baik. Karena kesenangan-kesenangan merupakan karunia yang terpenting yang Allah berikan kepada manusia , tetapi kesenangan-kesenangan tersebut bisa juga menjadi jelek sebagaimana karunia-karunia lain yang Allah berikan kepada hambaNya, seperti halnya anggota badan,akal,dan lainnya.[3]
3.     Tafsir Al-Mishbah
a.)   Ali Imran ayat 14
Dalam ayat ini maksud dari yang diperindah adalah kecintaan kepada aneka syahwat. Syahwat adalah kecenderungan hati yang sulit terbendung kepada sesuatu yang bersifat inderawi, material.
Perlu diperhatikan redaksi ayat diatas, yang dijadikan indah adalah kecintaan, bukan hal-hal yang aka disebutnya.bisa jadi ada diantara ada diantara apa yang disebut dalam rinciannya itu bukan merupakan dorongan hati yang sulit atau tidak terbendung. Tetapi kalau ia telah dicintai oleh seseorang, maka ketika itu ia menjadi sulit atau tidak terbendung. Hal-hal yang dicintai adalah keinginan terhadap wanita-wanita,anak-anak lelaki,harta yang banyak dari jenis emas,perak,kuda pilihan,binatang ternak,dan sawah ladang.
Ayat ini enggan mencatat eksplisit syahwat wanita terhadap pria, demi memelihara kehalusan perasaan wanita. Disisi  lain ayat ini menyebutkan anak-anak lelaki,tidak anak-anak wanita,karena keadaan masyarakat ketika itu masih sangat mendambakan anak perempuan. Masyarakat arab jahiliyah ketika itu memandang rendah kedudukan wanita dan menganggap mereka hanya pembawa aib. Pembelaaan wanita hanya tangis, dan pengabdiannya adalah mencuri, yakni mencuri harta suami untuk diberikan kepada ibu bapaknya. Itu sebabnya anak-anak perempuan tidak disebut dalam rangkaian redaksi ayat ini.
Dengan memerhatikan ayat ini dapat tergambar, betapa kecintaan manusia terhadap harta. Bukan saja satu qinthar (timbangan tanpa batas), yakni jumlah yang tidak terbatas dan mencukupinya meraih kenyamanan, tetapi qanathir (perlipatgandaan), yakni banyak qinthar, bahkan bukan hanya banyak, yang banyak itupun berlipatganda, yakni menjadi muqantharah. Itulah sifat manusia menyangkut harta benda dari jenis emas,perak, dan sebagainya.
Selanjutnya, kudapilihan, binatang ternak pun merupakan salah satu yang dicintai manusia. Dan maksud kuda disini adalah kuda pilihan atau istemewa berbeda dengan kuda-kuda biasa, sehingga disebut benar-benar merupakan kuda pilihan.
Yang terakhir dari ayat ini adalah sawah ladang, ini dijadikan yang terakhir karena untuk memilikinya diperlukan upaya ekstra dari manusia. Manfaat dari sawah lading ini untuk membajak atau dimanfaat oleh manusia untuk ditanami.[4]

b.)   Ali Imran ayat 15
Ingin kuberitahukan kepada kamu, berita yang disampaikan itu adalah berita penting, bukan kabar biasa. Berita penting itu adalah  sesuatu yang lebih baik dari yang demikian itu, yakni apa yang disebutkan oleh ayat yang lalu, yaitu lawan seks,anak dan aneka harta. Tetapi ada yang lebih baik itu, yaitu apa yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, yaitu yang menggunakan naluri kecintaan yang melekat pada dirinya sesuai dengan cara dan tujuan yang digariskan Allah. Untuk mereka yang pada sisi Tuhan, yang mendidik dan memelihara mereka, ada surga yang mengalir sungai-sungai dibawahnya, sehingga mereka tidak bersusah payah mengairinya, didalam surge banyak hal yang tidak terlihat oleh mata,tidak juga terdengar berita oleh telinga atau terlintas oleh imajinasinya dalam benak, mereka kekal didalamnya, selain itu mereka dianugerahi pasangan-pasangan yang disucikan dari segala macam kotoran jasmani dan rohani, disamping kenikmatan jasmani itu mereka juga memperoleh kenikmatan rohani yang tidak ada taranya, yaitu keridhaan yang amat besar yang bersumber dari Allah. Anugerah tersebut wajar karena Allah Maha Melihat hamba-hambaNya. Disamping itu Allah juga menegaskan dalam (QS.at-Taubah [9]: 72) “Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mukmin lelaki dan perempuan,(akan menganugerahi mereka) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka didalamnya, dan juga tempat-tempat yang bagus di surge And. Dan keridhaan Allah walau sedikit adalah lebih besar, itu adalah keberuntungan yang besar. Demikian dari ayat ini terlihat adanya peningkatan dan nilai tambah dibandingkan dengan syahwat-syahwat duniawi. Disurga lebih baik karena tidak ada kesengsaraa. Yang didunia berpotensi untuk menyengsarakan, lagi sifat sementara,sedang yang diakhirat tidak demikian, ia kekal, bahkan pemiliknya pun kekal.[5]

C.    Implementasi dalam kehidupan
1.     Mensyukuri nikmat Allah SWT;
2.     Kebahagiaan yang kekal adalah akhirat;
3.     Perbanyaklah amal dan ibadah untuk bekal diakhirat;
4.     Mengakui keesaan Allah SWT;
5.     Senantiasa bertakwa kepada Allah;
6.     Selalu tunduk kepada Allah SWT.
7.     Senantiasa menjaga apa yang diberikan Allah kepada kita
D.    Aspek Tarbawi
1.     Senantiasa menjaga keimanan kita, karena iman adalah pondasi untuk diri kita;
2.     Mensyukuri nikmat Allah SWT dengan adanya alam ini, karena kuasaNya kita dapat mengambil manfaat;
3.      jadilah makhluk yang bersabar dan selalu berdzikir terhadap takdir Allah;
4.     Menjaga syahwat dari dari sesuatu yang bersifat inderawi dan material;
5.     Masa depan boleh dicari namun jangan lupa harus mengedepankan Akhirat;












BAB III
PENUTUP
Simpulan
Firman Allah SWT dalam surah Ali Imran ayat 14-15. Pada ayat 14 menjelaskan tentang kesenangan aneka syahwat yang dicintai oleh manusia yaitu perempuan,anak-anak lelaki,emas dan perak yang banyak,kuda pilihan,binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Dan pada ayat 15 menjelaskan surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai,pasangan yang disucikan dan Ridha Allah. Cintanya kepada kesenangan terhadap manusia beranggapan bahwa kesenangan itu baik, tidak melihat adanya kejelekan dan aib. Karena itu hampir semua orang tidak meninggalkan kesenangandunia. Padahal kesenangan dunia adalah sementara dan penuh sandiwara namun kebanyakan seseorang terbedaya dengan kesenangan dunia.
Visi masa depan yang jauh merupakan etika pertama dan utama dalam setiap aktivitas,sehingga pelakunya tidak sekedar mengejar keberuntungan sementara/duniawi yang segera habis, tetapi selalu berorientasi masa depan. Disini Al-Qur’an mengingatkan, bahwa sukses yang diperoleh mereka yang berpandangan dekat bisa melahirkan penyesalan, dan bahwa kelak masa depan mereka akan merugi dan dikecam. “barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka kami segerakan baginya didunia ini apa yang kami kehendaki dan kami tentukan baginya neraka jahanam; dia akan memasuki dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barang siapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha kearah itu dengan sungguh-sungguh, sedang dia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya aka disyukuri (dibalas) dengan baik” (QS. AL-Isra[17]: 18-19). Dengan adanya firman Allah SWT, ini memberitahukan kepada manusia tentang kehidupan dunia dan akhirat, Sesungguhnya kesenangan dan kebahagiaan yang kekal adalah akhirat,Maka dari itu mari kita tumbuhkan iman kita sebagai pondasi didunia dan diakhirat.









Daftar Pustaka
Al-Maraghi, Syekh Ahmad Musthafa.1987. Tafsir Al-maraghi.Bandung.CV ROSDA
Hamka.1982. Tafsir Al-azhar.Jakarta.Panji masyarakat
Shihab, Quraish.2006.Tafsir Al-Mishbah:pesan,kesan daan keserasian Al-Qur’an.Tangerang.Lentera Hati



























BIOGRAFI PENULIS

Nama                                   : sofa sofiyah
TTL                                      : Pekalongan, 22 maret 1996
Alamat                                 : Desa pajumblangan, kec.kedungwuni,kab.pekalongan
Motto Hidup                        : Jadilah manusia yang bermanfaat untuk orang lain
Riwayat pendidikan             :
-TK.RA Desa pajumblangan
-MI walisongo Desa pajumblangan, 2003-2009
-SMP NU desa Pajumblangan, 2009-2012
-MAN 01 Pekalongan, 2012-2015
- Sedang proses menyelesaikan pendidikan S1 di IAIN Pekalongan, Fakultas Tarbiyah, Prodi Pendidikan Agama Islam, 2015- Sekarang





[1]http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/kon/article/view/322/256/2017/02/19
[2]Hamka,Tafsir Al-azhar(Jakarta:Panji masyarakat,1982),hlm.145-153
[3]Syekh Ahmad Musthafa Al-Maraghi,Tafsir Al-maraghi(Bandung:CV ROSDA,1987),hlm.141-147
[4]Quraish Shihab,Tafsir Al-Mishbah:pesan,kesan daan keserasianAl-Qur’an(Tangerang:Lentera Hati,2006),hlm.25-28
[5]Ibid,31-33

Tidak ada komentar:

Posting Komentar