Laman

Senin, 20 Februari 2017

ttt2 a2a “Tugas Pokok Manusia” “QS. Al-Dzariyat (051) ayat 56”

VISI MISI MANUSIA
“Tugas Pokok Manusia”
“QS. Al-Dzariyat (051) ayat 56”


Desi Reviani (2021115072)
 Kelas A

TARBIYAH & ILMU KEGURUAN / PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah–Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya. Semoga kita tergolong umat beliau yang mendapat syafaatnya kelak.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini bukan hanya karena usaha keras dari penulis sendiri, akan tetapi karena adanya dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin berterima kasih kepada :
1.   Bpk. Dr. H. Ade Dedi Rohayana, M.Ag., selaku Rektor IAIN Pekalongan
2.   Bpk. Dr. M. Sugeng Sholehuddin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah & Ilmu Keguruan IAIN Pekalongan
3.   Bpk. Dr. H. Salafudin, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
4.   Bpk. Muhammad Hufron, M.S.I, selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Tafsir Tarbawi II
5.   Orang tua (Bapak dan Ibu) yang sudah mendukung saya dalam mengikuti perkuliahan di IAIN Pekalongan
6.   Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah yang membahas tentang Visi Misi Manusia khususnya “Tugas Pokok Manusia” ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kebaikan makalah berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya penulis.



Pekalongan, 22Februari 2017

Desi Reviani
2021115072


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Di dalam menjalani kehidupannya di muka bumi, manusia mempunyai tugas pokok yang harus dilakukan yaitu ibadah. Namun banyak dari kita yang tidak mengetahui secara mendalam apa sebenarnya yang dimaksud dengan ibadah. Yang tergambar mengenai ibadah hanyalah berhenti pada sholat, puasa, zakat, ataupun ibadah pokok lainnya saja. Padahal lebih luas daripada itu, ibadah juga menyangkut hal-hal sepele yang kita lakukan sehari-hari. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis akan membahas mengenai Tugas Pokok Manusia yaitu ibadah.

B.      Judul Makalah
Makalah pada kesempatan kali ini berjudul Visi Misi Manusia. Adapun kajian yang dibahas dalam makalah tersebut adalah mengenai “Tugas Pokok Manusia” sebagaimana tercantum di dalam QS. Adz-Dzariyat surat ke 51, pada ayat ke 56.

C.      Nash dan Terjemahan
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالأِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنَ
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar beribadah kepada-Ku”(QS. Adz-Dzariyat: 56)

D.      Arti Penting Pengkajian Materi
Al-Qur’an surat Adz-Dzariyat ayat 56 ini penting untuk dikaji karena menjelaskan mengenai tugas pokok manusia di muka bumi. Yaitu tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Pembahasan ibadahini sangatlahpenting dan akan berpengaruh padaproses manusia menjalani kehidupannya di dunia yang akan berimbas pada akhiratnya kelak.
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Teori
Kata ibadah menurut bahasa yaitu berasal dari bahasa Arab yaitu tha’at yang artinya taat. Taat yaitu patuh, tunduk dengan setunduk-tunduknya, artinya mengikuti semua perintah dan menjauhi seluruh larangan yang dikehendaki oleh Allah SWT. Karena makna asli ibadah itu menghamba, dapat pula diartikan sebagai bentuk perbuatan yang menghambakan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.
Konsep ibadah menurut Abdul Wahab adalah konsep tentang seluruh kegiatan lahiriah maupun batiniah, jasmani dan rohani yang dicintai dan diridhoi Allah SWT.
Ulama tauhid mengartikan ibadah sebagai tujuan kehidupan manusia, sebagai bentuk dan cara manusia berterimakasih kepada Sang Pencipta. Selain itu, diartikan pula bahwa ibadah adalah bentuk mengesakan Allah SWT dan tidak ada sesuatu yang menyerupai-Nya, sehingga hanya kepada Allah beribadah.[1]
Bentuk-bentuk ibadah yang dapat kita lakukan yaitu ibadah yang berupa perkataan dan ucapan lidah seperti membaca basmalah, tasbih, mengucap salam, berdakwah, dll. Kemudian ada dalam bentuk perbuatan seperti sholat, zakat, menolong orang, menyelenggarakan urusan jenazah, dll. Selanjutnya ada dalam bentuk menahan diri dari mengerjakan sesuatu seperti puasa, menahan amarah. Kita juga dapat melakukan hal seperti membebaskan orang yang berhutang, memaafkan kesalahan orang lain, memerdekadan budak untuk kaffarat, dan masih banyak lainnya. Hal-hal tersebut ketika kita melakukannya dengan niat lillah karena Allah, maka akan dihitung sebagai ibadah dan akan mendapat pahala yang tak terduga dari Allah SWT.[2]

B.      Tafsir surat Adz-Dzariyat ayat 56
1.       Tafsir Al-Azhar
Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.”
          Allah menciptakan jin dan manusia tidak ada guna yang lain, melainkan untuk mengabdikan diri kepada Allah. Jika seorang telah mengakui beriman kepada Tuhan, tidaklah dia akan mau jika hidupnya di dunia ini kosong saja. Dia tidak boleh menganggur. Selama nyawa dikandung badan, manusia harus ingat bahwa waktunya tidak boleh kosong dari pengabdian. Seluruh hidup hendaklah dijadikan ibadah.
          Menurut riwayat dari Ali bin Abi Thalhah, yang diterimanya dari Ibnu Abbas, arti untuk beribadah ialah mengakui diri adalah budak atau hamba Allah, tunduk menurut kemauan Allah, baik secara sukarela atau secara terpaksa, namun kehendak Allah berlaku juga (karhan). Ibadah juga dikatakan sebagai bentuk terimakasih kita kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah Dia berikan.
          Ibadah itu diawali atau dimulai dengan Iman, yaitu percaya bahwa ada Tuhan yang menjamin kita. Ketika iman itu ada, maka kita akan melaksanakan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang. Wujud nyata dari iman itu adalah amal shaleh untuk memberi manfaat kepada sesama manusia maupun makhluk lain di muka bumi. Karena jika tidak, maka kehidupan kita yang sementara di dunia ini tidaklah ada artinya.[3]
2.       Tafsir Al-Misbah
Ayat di atas menyatakan: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia untuk satu manfaat yang kembali kepada diri-Ku. Aku tidak menciptakan mereka melainkan agar tujuan atau kesudahan aktivitas mereka adalah beribadah kepada-Ku.
Ayat di atas menggunakan bentuk persona pertama (Aku). Ini bukan saja bertujuan menekankan pesan yang dikandungnya tetapi juga untuk mengisyaratkan bahwa perbuatan-perbuatan Allah melibatkan malaikat atau sebab-sebab lainnya. Penciptaan, pengutusan Rasul, turunnya siksa melibatkan malaikat, sedang di sini karena penekanannya adalah beribadah kepadaNya semata-mata, redaksi yang digunakan berbentuk tunggal dan tertuju kepadaNya semata-mata tanpa memberi kesan adanya keterlibatan selain Allah SWT.
Ibadah terdiri dari ibadah murni (mahdhah) dan ibadah tidak murni (ghairu mahdhah). Ibadah mahdhah adalah ibadah yang ditentukan oleh Allah bentuk, kadar, atau waktunya seperti sholat, zakat, puasa dan haji. Ibadah ghairu mahdhah adalah segala aktivitas lahir dan batin manusia yang dimaksudkannya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menghendaki agar segala aktivitas manusia dilakukannya demi Allah, yakni sesuai dan sejalan dengan tuntunan petunjuk-Nya.
Sayyid Qutub menjelaskan bahwa pengertian ibadah bukan hanya terbatas pada pelaksanaan tuntunan ritual karena manusia tidak menghabiskan waktu mereka dalam pelaksanaan ibadah ritual saja. Namun juga harus memahami dan melaksanakan tugasnya sebagai khalifah di bumi. Ini menuntut aneka ragam aktivitas penting manusia guna memakmurkan bumi, dan mengenal potensinya.
Dengan demikian, ibadah yang dimaksud di sini lebih luas jangkauan maknanya dari pada ibadah dalam bentuk ritual. Tugas kekhalifahan termasuk dalam makna ibadah dan dengan demikian hakikat ibadah mencakup dua hal pokok: (1) Kemantapan makna penghambaan diri kepada Allah dalam hati setiap insan. Kemantapan perasaan bahwa ada hamba dan ada Tuhan, hamba yang patuh dan Tuhan yang disembah. Tidak selainNya, tidak ada dalam wujud ini kecuali satu Tuhan dan selainNya adalah hamba-hambaNya. (2) Mengarah kepada Allah dengan setiap gerak pada nurani, pada setiap anggota badan dan setiap gerak dalam hidup. Semuanya hanya mengarah kepada Allah secara tulus. Melepaskan diri dari segala perasaan yang lain dan dari segala makna selain makna penghambaan diri kepada Allah.[4]
3.       Tafsir Al-Maraghi
Penafsiran dari ayat ini mengenai penciptaan jin dan manusia hanya untuk beribadah, seperti ditunjukkan oleh apa yang dinyatakan dalam hadits qudsi: “Aku adalah simpanan yang tersembunyi. Lalu aku menghendaki supaya dikenal. Maka Akupun menciptakan makhluk. Maka oleh karena Akulah mereka mengenal Aku.”
Sementara itu segolongan mufassir berpendapat bahwa arti ayat “melainkan agar menyembah kepada-Ku”. Yakni bahwa setiap makhluk dari jin dan manusia tunduk kepada keputusan Allah, patuh kepada kehendakNya, dan menuruti apa yang telah Dia takdirkan atasnya. Allah menciptakan mereka menurut apa yang Dia kehendaki, dan Allah memberi rezeki kepada mereka menurut keputusanNya. Manusia tidak memiliki kuasa atas dirinya sendiri.[5]

C.      Aplikasi dalam Kehidupan
Allah menciptakan manusia dengan tugas pokoknya yang tidak lain hanyalah untuk beribadah kepada-Nya. Dari itu, hendaknya manusia memahami secara mendalam apa makna dari ibadah dan bagaimana cara kita beribadah yang sebenar-benarnya. Karena ibadah merupakan wujud penghambaan dan wujud terimakasih kita kepada Allah SWT. Bagaimanapun kita tidak memiliki kuasa apapun bahkan atas diri kita sendiri, semua yang ada merupakan atas kehendak Allah SWT. Maka sudah sepatutnya kita mengakui kelemahan dan ketidaberdayaan kita kepada Allah semata.



D.      Aspek Tarbawi
1.     Allah SWT menciptakan manusia dengan tugas pokok yaitu untuk beribadah kepada-Nya.
2.     Ibadah adalah wujud penghambaan kepada Allah SWT.
3.     Ketika manusia tidak melakukan tugasnya dalam beribadah, maka hidupnya di dunia ini tidaklah memiliki arti.
4.     Manusia tidak memiliki kuasa apapun bahkan atas dirinya sendiri.
5.     Ibadah termasuk bentuk terimakasih manusia atas semua yang Allah beri.



BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Surat Adz-Dzariyah ayat 56 menerangkan bahwa Allah menciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah kepadaNya. Ibadah merupakan bentuk penghambaan, mengEsakan, menyembah, bahkan bentuk terimakasih manusia kepada Allah SWT atas segala sesuatu yang telah Allah berikan. Karena manusia tidak memiliki kuasa apapun di kehidupan dunia yang sementara ini. Bahkan kuasa atas dirinya sendiri.
Ibadah terdiri dari ibadah murni (mahdhah) dan ibadah tidak murni (ghairu mahdhah). Ibadah mahdhah adalah ibadah yang ditentukan oleh Allah bentuk, kadar, atau waktunya seperti sholat, zakat, puasa dan haji. Ibadah ghairu mahdhah adalah segala aktivitas lahir dan batin manusia yang dimaksudkannya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Artinya bahwa ibadah tidak hanya berhenti pada hal-hal pokok saja seperti sholat dan puasa. Namun segala perbuatan yang kita lakukan dapat bernilai ibadah ketika sesuai dengan petunjuk-Nya dan kita tujukan hanya kepada-Nya.













DAFTAR PUSTAKA

Al-Maraghi, Ahmad Mushtofa. 1989. Terjemah Tafsir Al-Maraghi 27. Semarang: PT. Karya Toha Putra.
Amrullah, Abdulmakil Abdulkarim. 1977.Tafsir Al-Azhar. Surabaya: Yayasan Latimojang.
Ash Shiddieq, Teungku Muhammad Hasbi. 2000.Kuliah Ibadah. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.
Hamid, Abdul. 2009.Fiqh Ibadah. Bandung: CV Pustaka Setia.
Shihab, Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati.

 







PROFIL PENULIS
A.      Biodata Pribadi
Nama Lengkap               : Desi Reviani
Tempat, Tanggal Lahir   : Pemalang, 25 Desember 1996
Jenis Kelamin                 : Perempuan
Agama                            : Islam
Kebangsaan                    : Indonesia
Status                              : Belum Menikah
Alamat                            : Jl. Among Jiwo Rt01/ Rw 01 Bong, Desa Rowosari, Kec. Ulujami, Kab. Pemalang

No Hp                             : 082326134181
Email / Facebook           : Revianidesi25@gmail.com/ Desi Reviani

B.      Riwayat Pendidikan
SD/MI                             : SD Negeri 03 Rowosari        2003 – 2009
SMP/MTs                       : SMP Negeri 1 Ulujami         2009 – 2012
SMA/SMK/MA              : SMA Negeri 1 Comal           2012 – 2015
Perguruan Tinggi            : STAIN/IAIN Pekalongan      2015 – sekarang





COVER BUKU REFERENSI

1.       Fiqh Ibadah karya Drs. K.H. Abdul Hamid
2.       Kuliah Ibadah karya Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy


3.     Terjemah Tafsir Al-Maraghi 27


4.     Tafsir Al-Misbah


[1] Abdul Hamid, Fiqh Ibadah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), hlm. 61-65
[2]Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieq, Kuliah Ibadah, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2000), hlm. 19-20
[3] Abdulmakil Abdulkarim Amrullah, Tafsir Al-Azhar, (Surabaya: Yayasan Latimojang, 1977), hlm. 49-51
[4]Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 107-113
[5] Ahmad Mushtofa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi 27, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1989), hlm. 24-25



Tidak ada komentar:

Posting Komentar