Laman

Rabu, 22 Maret 2017

tt2 b6c (Investasi dengan Iman dan Amal Sholeh) QS. Al-Ashr: 1-3

INVESTASI DENGAN AMAL SHOLEH
(Investasi dengan Iman dan Amal Sholeh)
QS. Al-Ashr: 1-3

ISTIQOMAH (2021115137)
Kelas : B

 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Tafsir Tarbawi II dengan Tema Investasi dengan Iman dan Amal Sholeh, dengan bimbingan dari Bapak selaku Dosen Pengapu M. Ghufron Dimyati, M.S.I Mata Kuliah Tafsir Tarbawi II. Dengan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1.            Ayah Ibunda tercinta atas doa dan dukungannya sejauh ini.
2.             Kepada Bapak M. Ghufron Dimyati, M.S.I atas bimbingannya dalam pembuatan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kami menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca, agar kami dapat memperbaiki kekurangan yang ada.

                         

Pekalongan, 26 Maret 2017
                         

                                                                                                            Penulis



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Surah Al-‘ashr adalah surah makiyyah, demikian pendapat ulama kecuali segelintir dari mereka. Namanya surah al-‘ashr telah dikenal sejak zaman Nabi saw. Dan para sahabat beliau. Surah ini merupakan surah ke-13 dari segi perurutan turunnya. Ia turun sesudah surah Alam Nasyrah dan sebelum surah al-Adiyat. Ayat – ayatnya disepakati berjumlah 3 ayat.
Surat ini (Al-Ashr) mengandung sumpah Allah dengan manusia dan peristiwa – peristiwa yang terjadi untuk menegaskan bahwa semua manusia berada dalam kerugian dan kesesatan, terkecuali orang yang dipelihara Allah, yaitu orang – orang yang mu’min yang ber’amal shalih dan nasehat – menasehati dengan kebenaran dan kesabaran.
B.     Judul
Judul garis besar makalah ini adalah “Investasi Amal Sholeh”, dan sub pembahasanya adalah “Investasi dengan Iman dan Amal Sholeh”.
C.     Arti Penting
Mengappa Q.S Al-Ashar ini penting untuk dibahas, karena dalam ayat ini mengajarka kita untuk selalu sadar atas apa yang kita lakukan. Karena sebenarnya kita itu dalam keadaan merugi.  Dan oleh sebab itu kita harus selalu berserah diri dan berdo’a kepada Allah SWT. Karena orang yang tidak dalam keadaan merugi itu orang yang beriman dan beramal sholeh.
Oleh sebab itu, kita sebagai orang yang muslim untuk selalu meningkatkan keimanan kita, dan selalu beramal sholeh, supaya kita memperoleh tabungan untuk bekal dikehidupan selanjutnya yaitu kehidupan yang abadi diakhirat.



D.    Nash dan Terjemah
Description: C:\Users\lenovo pc\Pictures\tulisan-arab-alquran-surat-al-ashr-ayat-1-3.jpg
Artinya: “Demi masa (1), Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi (celaka) (2), kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran (3).” (Al ‘Ashr: 1-3)















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Teori
1.      Pengertian iman
Iman itu perkataan dan perbuatan. Yaitu perkataan dari hati dan lisan, dan perbuatan hati, lisan dan anggota badan. Ia bertambah karena ketaatan dan berkurang karena maksiat, dan orang yang beriman itu bertingkat-tingkat keimananya. Iman sangat sulit digambarkan hakikatnya; ia dirasakan oleh seseorang, tetapi sulit baginya melukiskan perasaan itu. Kerena itu sangat erat kaitannya dengan keyaqinan yang ada dalam diri kita (hati) 
Iman itu bagaikan rasa kagum atau cinta (senang), hanya orang yang sedang mengalami rasa cinta yang bisa merasakannya, begitu juga dengan iman, jika kita tidak pernah merasakan kecintaan kepada Allah tentu bagaimana kita bisa melukiskan iman itu ada pada diri kita.[1]
2.      Pengertian Amal Sholeh
Amal shaleh adalah pekerjaan yang apabila dilakukan, maka suatu kerusakan akan terhenti atau menjadi tiada; atau bisa juga diartikan sebagai suatu pekerjaan yang apabila dilkukan akan memperolah manfaat, bukan hanya pada dirinya, tapi bagi orang disekitarnya. 
Orang bisa disebut orang shaleh apabila aktivitasnya mengakibatkan terhindarnya mudharat, atau pekerjaannya memberikan manfaat kepada pihak lain, serta pekerjaannya tersebut sesuai dengan ajaran Islam, akal dan adat istiadat yang baik. Kerena apaupun perbuatan yang kita lakukan di dunia ini, semuanya akan kita pertanggung jawabkan dihadapan Allah nantinya. Adapun orang yang beramal saleh antara lain:
a.       Menolong orang yang sedang kesusahan.
b.      Memberi apa yang kita punya terhadap orang yang sedang mengalami kesusahan.
c.       Memberikan peringatan terhadap perbuatan yang dilakukan orang lain yang menyeleweng dari ajaran agama.[2]
B.     Tafsir
1.      Tafsir Al-Azhar
“Demi Masa!”(ayat 1) atau atau demi waktu Ashar, waktu petang hari seketika bayang-bayang badan sudah mulai lebih panjang dari pada badan kita sendiri, sehingga masuklah waktu sembahyang Ashar. Bahwa telah teradat bagi bangsa Arab apabila hari telah sore, mereka duduk bercakap-cakap membicarakan soal-soal kehidupan dan cerita-cerita yang berkenaan dengan urusan sehari-hari. Karena banyak percakapan yang melantur, keraplah kejadin pertengkaran, bersakit-sakitan hati sehingga menimbulkan permusuhan. Lalu ada yang mengutuki waktu Ashar (petang Hari), mengatakan waktu Ashar waktu ynag celaka, atau na’as, banyak bahaya terjadi diwaktu itu dengan salah. Misalnya bermegah-megahan dengan harta, memuji diri, menghina merendahkan orang lain. Lalu kamu salahkan waktu Ashar, padahal kamulah yang salah. Padahal kalau kamu percakapan apa ynag berfaedah, dengan tidak menyinggung perasaan teman dudukmu, tentulah waktu Ashar akan menjadi waktu yang bermanfaat bagimu.
“Sesunguhnya manusia itu adalah didalam kerugian” (ayat2). Didalam masa yang dilalui itu nyatalah bahwa manusia hanya rugi selalu. Dalam hidup melalui lahir kedunia, dihari dan sehari itu usia sudah kurang satu hari. Setiap hari dilalui, sampai hitungan bulan dan tahun, dari muda ketua, hanya kerugian jua yang dihadapi. Didalam kecil senaglah badan dalam pangkuan ibu, itu pun rugi karena belum merasai arti hidup. Setelah mulai dewasa bolehlah berdiri sendiri, beristri atau bersuami. Namun kerugian pun telah ada. Sebab hidup mulai bergantung pada tenaga dan kegiatan sendiri, tidak lagi ditanggung orang lain.
“kecuali oarng yang beriman”(pangkal ayat 3).Yang tidak akan merasakan kerugian dalam masa hanyalah orang-orang yang beriman. Orang-orang yang mempunyai kepercayaan bahwa hidupnya ini adalah kehendak Ynag Maha Kuasa. Manusia datang kedunia ini sementara waktu, namun masa yang sementara waktu itu dapat diisi dengan baik karena ada kepercayaan, ada tempat berlindung. Iman menyebaban manusia insaf dari mana datangnya. Iman menimbulkan keinsafan guna apa hidup didunia ini, yaitu untuk berbakti kepada Maha Pencipta dan kepada sesamanya manusia. “Dan Beramal Sholeh” bekerja yang baik dan berfaedah. Sebab hidup itu adalah suatu kenyataan dan mati pun kenyataan pula, dan manusia yang dikelilingi kia oun suatu kenyataan pula. Yang baik terpuji disini, yangburuk adalah merugikan diri sendiri dan merugikan orang lain. “dan berpesan-pesan dengan kebenaran”(ujung ayat 3). Tidaklah cukup kalau hanya pesan-memesan tentang nilai-nilai kebenaran.sebab hidup didunia itu bukanlah jalan datar saja. Kerap kali kaki ini terantuk duri.[3]





2.      Tafsir Al-Maragi
وَالْعَصْر             
                        Allah SWT bersumpah dengan memakai masa. Sebb, masa itu mengandung banyak peristiwa dan cntoh yang menunjukkan kekuasaan-Nya, disamping menunjukkan betapa bijaksananya Allah. Cobalah lihat, apa yang terkandung didalam masa itu. Misalnya bergantinya antara siang dan malam, yang keduanya merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah.
                                                                                                                                                                                                اِنَّ اْلإِنْسَانَ لَفِيْ خُسْر
Sesungguhnya manusia itu adalah rugi dalam amal perbuatanya, kecuali orang-orang yang Allah kecualikan. Perbuatan manusia itu merupakan sumber kessengsaraan sendiri. Jadi, sebagai sumbernya bukanlah masa atau tempat. Ia sendirilah yang menjerumuskan dirinya kedalam kehancuran. Dosa seseorang terhadap yang Maha Menciptakan dan Yang Maha Menganugerahi kenikmatan dan dapat dirasakan olehnya, adalah perbuatan yang paling berdosa. Hal inilah yang menyebabkan hancurnya diri sendiri.
إِّلَّا الَّذِينَ ا آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْر
                        Yakinlah dengan i’tikad yang benar. Bahwa alam semesta ini hanya memiliki satu Tuhan Yang Maha Menciptakan dan yang memberikan ridha kepada orang yang taat, dan murka kepada orang-orang yang berbuat maksiat. Dan yakinlah bahwa diantara keutamaan dan keburkan itu sangat berbeda. Dengan demikian, perbedaan ini dapat dijadikan sebagai pendorong untuk beramal baik atau kebajikan. Jadi, setiap orang itu haruslah bisa bermanfaat untuk dirinya dan orang lain.[4]
3.      Tafsir Al-Misbah
Dapat dikatakan bahwa pada surah ini Allah bersumpah demi waktu dan dengan menggunakan kata ‘ashr bukan selainnya untuk menyatakan bahwa: demi waktu (masa) dimana manusia mencapai hasil setelah ia memeras tenaganya, sesungguhnya ia merugi apapun hasil yang dicapainya, kecuali jika ia beriman dan beramal saleh. Kerugian tersebut mungkin tidak akan dirasakan pada waktu dini, tetapi pasti akan disadarinya pada waktu ashr kehidupanya menjelang matahari bayatnya terbenam. Itulah agaknya rahasia mengapa Tuhan memilih kata ‘ashr untuk menunjuk kepada waktu secara umum.
Jika demikian waktu harus dimanfaatkan. Apabila tidak diisi maka kita merugi, bahkan kalaupun diisi tetapi dengan hal-hal negatif maka manusia pun diliputi oleh kurugian. Oleh karena itu, seseorang harus meningkatkan keimananya. Apabila seseorang telah mampu melakukan amal saleh disertai dengan iman, maka ia telah memenuhi hal-hal yang harus dipenuhinya dalam rangka membebaskan dirinya dari kerugian.[5]
C.    Aplikasi Dalam Kehidupan
Berdasarkan ayat ini yang perlu kita ambil pelajaranya atau kita garis bawahi adalah pentingnya waktu yang kita miliki untuk dapat digunakan sebaik mungkin, kita dapat mengisi waktu kosong untuk hal-hal yang positif, yang bermanfaat untuk diri kita dan orang lain. Karena apabila kita telah melewatkan waku yang berharga untuk kehidupan kita, maka waktu tidak akan terulang kembali dan kita hanya dapat menyesal dikemudian hari.
Dengan kita memanfaatkan waktu sebaik mungkin, maka kita dapat melaksanakan perintah-perintah Allah. Dan kita dapat meningkatkan keimanan kita terhadap Allah. Maka kita akan terjaga dari hal-hal yang merugikan terhadap  kehidupan kita kelak diakhirat.

D.    Aspek Tarbawi
1.      Selalu melaksanakan perintah Allah, karena dengan melaksanakan-Nya kita dapat meningkatkan keimanan kita.
2.      Menghargai waktu, dan memanfaatkanya dengan sebaik mungkin.
3.      Mencoba melaksanakan hal-hal dengan baik, karena berdasarkan surat ini manusia dalam keadaan yang merugi (celaka).
4.      Saling menasehati antar sesama umat manusia, apabila terjadi hal-hal yang menyeleweng.
5.      Bersabar dalam menasehati orang lain, karena dengan kesabaran akan memperoleh hasil yang diharapkan.
           



                                                           

                                                                                                                                                                       




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Iman itu perkataan dan perbuatan. Yaitu perkataan dari hati dan lisan, dan perbuatan hati, lisan dan anggota badan. Ia bertambah karena ketaatan dan berkurang karena maksiat, dan orang yang beriman itu bertingkat-tingkat keimananya. Iman sangat sulit digambarkan hakikatnya; ia dirasakan oleh seseorang, tetapi sulit baginya melukiskan perasaan itu. Kerena itu sangat erat kaitannya dengan keyaqinan yang ada dalam diri kita (hati) 
Amal shaleh adalah pekerjaan yang apabila dilakukan, maka suatu kerusakan akan terhenti atau menjadi tiada; atau bisa juga diartikan sebagai suatu pekerjaan yang apabila dilkukan akan memperolah manfaat, bukan hanya pada dirinya, tapi bagi orang disekitarnya. 
Dengan adanya pembahasan seperti itu kita dapat mengambil pelajaran untuk menghargai waktu dan menghargai apa yang dilakukan oleh orang lain.












DAFTAR PUSTAKA


                 Al-Maraghi, Ahmad Musthofa.1993. Tafsir Al-Maraghi. Semarang: PT. Karya Tohaputra 
                

                 Hakami, Syekh Hafizh. 1998. 200 Tanya Jawab Akidah Islam. Jakarta: Gema Insani Press


Prof. Dr. Hamka. 1982. Tafsir Al-Azhar Juz XXX. Jakarta: Pustaka Panjimas


Shihab, M. Quraish. 2005.  Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati










PROFIL
           

Nama    : ISTIQOMAH
TTL     : Pekalongan, 2 Juni 1997
Alamat : Ds. Rowoyoso RT 01/RW 01 Kec. Wonokerto Kab. Pekalongan
Hobi    : Olahraga
Motto Hidup : Menjadi diri sendiri dalam meraih kesuksesan

Riwayat Pendidikan:
Ø  RA Muslimat NU Rowoyoso
Ø  SDN 01 Rowoyoso
Ø  SMP 2 Wonokerto
Ø  MAN 2 Pekalongan
Ø  Sekarang masih menempuh pendidikan di IAIN Pekalongan



[1] Syekh Hafizh Hakami, 200 Tanya Jawab Akidah Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), hlm 37
[3] Prof. Dr. Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz XXX, (Jakarta: Pustaka Panjimas,1982), hlm 256-258
[4] Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi,(Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1993), hlm 410 - 411
[5]M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2005), hlm 497-503 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar