Laman

Kamis, 20 April 2017

TT2 B10a GENERASI KUAT HEBAT MANFAAT (QS. AN-NISAA’ AYAT 9)

PENDIDIKAN LIFE SKILL
GENERASI KUAT HEBAT MANFAAT
(QS. AN-NISAA’ AYAT 9)

Iklimatul Janah (2021115304)
 Kelas B

FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis , sehingga dapat menyelesaikan makaalah ini dengan waktu yang tepat. Tak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurahkaan untuk baginda Nabi Muhammad SAW,yang kita nantikan syafaatnya di Yaumul Kiyamah.
Ucapan terimakasih pula penyusun sampaikan kepada :
1.      Ayah dan Ibu yang senantiasa memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis.
2.      Bapak Muhammad Ghufron, M.S.I, selaku dosen matakuliah Tafsir Tarbawi I, yang telah memberikan amanah untuk menyelesaikan tugas ini
3.      Teman-teman yang senantiasa memberikan masukan dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari , bahwa  makalah  ini masih jauh dari kata sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan. Baik dari segi penyusunan dan pemilihan kata . Oleh karena itu, penulis mengharap saran dan kritik dari pembaca yang membangun ,sebagai bahan evaluasi agar dalam tahap penyusunan lebih baik lagi.
Semoga makalah tafsir tarbawi ini bermanfaat bagi masyarakat luas pada umumnya, dan bagi para mahasiswa khususnya.


Pekalongan, 18 April 2017

Iklimatul janah






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Banyak generasi diera modernsasi yang memumpuni akan bakat minat dalam suatu hal ataupun ambisi, seperti makalah yang akan dibahas yang berkaitan dengan pendidikaan life skills yaitu  generasi yang kuat hebat dan manfaat. Dimana generasi tersebut sangat berpengaruh besar dalam perkembangan zaman tentunya di zaman sekarang yang penuh kemaslahatan yang tidak ada ujungnya. Dengan adanya generasi yang kuat, hebat serta bermanfaat ini maka kemaslahatan di masyarakat yang sangat menjamur bisa teratasi karena mereka para generasi yang baik, yang kuat, hebat dan manfaat baik bagi diri mereka mauppun orang lain.
B.     Judul
PENDIDIKAN LIFE SKILL( Generasi Kuat, Hebat dan Manfaat)
C.     Nash dan Arti
D.    وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْتَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللهَ وَلْيَقُولُوْا قَوْلاً سَدِيْدً
Artinya: Dan hendaklahtakut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranyamerekameninggalkanketurunan yang lemah di belakangmereka yang merekakhawatirterhadap (kesejahteraan) nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar. (An-Nisa/4:9)

E.     Arti penting dikaji
Ayat ini menerangkan bahwa setiap kelemahan dan kekurangan berupa kelemahan ekonomi, kurang stabilnya kesehatan fisik serta kelemahan intelegensi anak adalah tanggung jawab kedua orang tuanya maka ayat ini menegaskan bahwa setiap generasi itu harus memiliki kecakapan life skill agar tidak menjadi kaum yang tertinggal. Dalam ayat tersebut  berpesan agar umat islam menyiapkan generasi penerus yang berkualitas sehingga anak mampu mengaktualisasikan potensinya sebagai bekal kehidupan dimasa mendatang. Oleh karena itu, bagi orang-orang yang beriman hendaklah bertakwa kepada Allah.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Teori
a.      Generasi Berkualitas
Perkataan “kualitas” menunjukkan kondisi sesuatu dibandingkan dengan suatu ukuran tertentu, berdasarkan norma-norma atau nilai-nilai terbaik mengenai sesuatu itu (Nawawi dan Martini, 1994). Ukuran dari nilai-nilai itu sendiri adalah abstrak, sehingga ketika disebutkan istilah “generasi berkualitas”, definisi atau pengertian langsung dari istilah itu tidaklah begitu diperlukan karena maknanya tidak akan lebih jelas daripada istilah yang didefinisikan. Yang lebih penting untuk disampaikan di sini adalah ciri-ciri dari generasi berkualitas tersebut.
Ciri-ciri generasi berkualitas dilihat dari beberapa aspek penting, yakni aspek fisik/jasmani, aspek psikis/psikologis, aspek sosial dan kultural, serta aspek spiritual dan moral.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Terbentuknya Generasi Berkualitas
Terbentuknya generasi berkualitas dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang mendukung maupun yang menghambat. Dalam sejarah perkembangan manusia, ada tiga lingkungan yang berpengaruh pada kepribadian dan kualitas dirinya. Berikut ini adalah beberpa faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya generasi berkualitas:

1.   Keluarga
Keluarga merupakan institusi pertama yang ditemui seorang anak dalam perjalanan hidupnya. Keluarga adalah awal dari pengenalan dan pemahaman setiap anak mengenai kehidupan (Nawawi dan Martini, 1994). Perkembangan kepribadian seorang anak sangat dipengaruhi keadaan dan pola pengasuhan dalam keluarganya. Oleh karena itu, peranan keluarga dalam proyek pembentukan generasi berkualitas sangat penting untuk ditekankan.
Peranan keluarga dalam mempersiapkan generasi baru berkualitas, pertama kali adalah dengan mewujudkan pemeliharaan yang terbaik. Setiap anak memerlukan untuk tumbuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang sehat. Agar tercipta anak-anak yang berkualitas, menurut Suyudi (2006), ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pertama, aspek fisik atau jasmani. Artinya, setiap anak memiliki hak untuk dipenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan dari orang tuanya secara halal dan baik.

2. Aspek Psikologi
Setiap anak berhak hidup dalam lingkungan yang memiliki hubungan harmonis antar anggota keluarga (suami isteri, anak, atau anggota keluarga lainnya). Selain itu, kedekatan emosional juga dibutuhkan antara anak dan orang tua. 3 hal yang perlu dilakukan adalah yang pertama tatapan penuh kasih sayang, kedua sentuhan lembut pada tubuh, ketiga perhatian yang tidak terpecah saat berinteraksi. Dengan terciptanya kedekatan emosional, maka anak akan merasa diberikan kasih sayang oleh orang tuanya. Hubungan seperti ini yang akan membentuk kepribadian anak secara positif. Sebaliknya, kehidupan yang diwarnai dengan pertengkaran, makian, bentakan, dan kemarahan akan memberi dampak negatif bagi perkembangan psikologis anak.

3. Aspek Spiritual
Setiap anak juga membutuhkan lingkungan yang senantiasa menanamkan akidah (nilai keimanan), bahwa Allah satu-satunya yang kuasa dan berhak disembah, bahwa Allah tidak boleh dipersekutukan dengan apapun. Hal ini dapat dilakukan dengan penanaman ajaran agama dan pembiasaan melakukan ibadah sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad Saw.
Beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua untuk mengasuh kecerdasan spiritual anak adalah sebagi berikut: memberi contoh. Anak usia dini mempunyai sifat suka meniru. Karena orang tua merupakan lingkungan pertama yang ditemui anak, maka ia cenderung meniru apa yang diperbuat oleh orang tuanya. Disinilah peran orang tua untuk memberi contoh yang baik bagi anak, misalnya mengajak anak untuk ikut berdoa. Saat waktunya shalat, ajaklah anak untuk segera mengambil air wudhu dan segera menunaikan shalat. Jadi jika ingin menghasilkan generasi yang berkualitas, tanamkan keagamaan pada anak dari usia dini

4. Aspek Sosial dan Kultural

Setiap anak juga membutuhkan lingkungan sosial dan kultural sosial dan kultur yang sehat dan humanis, sehingga membantu anak memahami realitas kehidupan. 

5. Komunikasi yang efektif antara suami-istri turut andil dalam membentuk generasi berkualitas Dari komunikasi yang terjalin dengan baik maka orang tua dapat menentukan pendidikan dan pola pengasuhan yang tepat. Komunikasi yang efektif akan dapat diterima dengan baik bagi ayah, ibu, dan anak, khususnya bagi sang anak komunikasi yang terjalin dengan baik merupakan sebuah cerminan dan contoh yang akan dijadikan teladan.

6.  Pendidikan
   Inti dari tujuan pendidikan terhadap anak adalah membentuk manusia cerdas, yang mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai manusia. Manusia diciptakan dengan adanya misi yang menyertainya, sesuai  kehendak Sang Pencipta. Misi itu dapat dilihat dalam firman-Nya QS. Adz-Dzariyat: 56. Semua cara dan system pendidikan harus mengacu pada tujuan awal diciptakannya manusia, yaitu membentuk manusia cerdas serta semata-mata berorientasi pada akhlak ketuhanan. Pendidikan yang dilakukan di dalam rumah tangga maupun di sekolah melalui orang tua dan para guru, mengharuskan orang tua dan guru menyadari bahwa membangun akhlak anak adalah tugas paling utama.

Pendidikan yang benar harus menjadi lahan perkembangan unsur-unsur rohani, mental, dan jasmani. Ketiga unsur ini harus berkembang secara seimbang dan lengkap. Perkembangan yang tidak seimbang dan harmonis dari ke tiga unsur ini akan mengakibatkan kepincangan yang mengurangi keutuhan jiwa anak. Ketiganya sama pentingnya dan harus saling mengisi. Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus dijaga sebagaimana mental dan rohaninya juga harus diperkembangkan.
Maka agar sebuah generasi menjadi generasi yang kuat dan berkualitas, pendidikan dan lembaga pendidikan harus mendapat perhatian yang khusus. Sebisa mungkin, pendidikan diselenggarakan dalam lembaga dan sistem yang baik, yang memungkinkan anak didik mencapai segenap kualitas yang diperlukan olehnya dalam mengarungi kehidupan. Pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak yang berkepentingan, keluarga, masyarakat, dan pemerintah.





b.      Pendidikan Life Skill (kecakapan hidup)

Pendidikan life skill adalah kecakapan hidup yang dimiliki oleh seseorang untuk berani menghadapi problema kehidupan secara wajar, kemudian secara proaktif dan kreatif mencariserta menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya.Pendidikan kecakapan hidup adalah pendidikan kemampuan, kesanggupan dan keterampilan yang diperlakukan oleh seseorang untuk menjaga kelangsungan hidup dan pengemabangan dirinya.Kemampuan mencakup dayapikir, dayakalbu, dan daya raga.
Pendidikan Kecakapan Hidup (life skills) lebih luas dari sekedar keterampilan bekerja, apalagi sekedar keterampilan manual.Menurut Jecques Delor mengatakan bahwa pada dasarnya program life skills ini berpegang pada empat pilar pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1. Learning to know (belajaruntukmemperolehpengetahuan).
2. Learning to do (belajaruntukdapatberbuat/bekerja).
3. Learning to be (belajaruntukmenjadi orang yang berguna).
4. Learning to live together (belajaruntukdapathidupbersamadengan orang lain).
Pendidikan kecakapan hidup merupakan konsep pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan warga belajar agar memiliki keberanian dan kemauan menghadapi masalah hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan kemudian secara kreatif menemukan solusi serta mampu mengatasinya.
1.    Terampil mengenal diri
2.    Terampil berfikir rasional
3.    Terampil bermasyarakat
4.    Terampil bekerja (vokasional/hard skills)





Soft skills terbagi dua, yaitu Intrapersonal skills dan Interpersonal skills. Intrapersonal skills meliputi awareness, goal setting, belief, love, positive energy, concentration dan decision making. Interpersonal skills meliputi communication, motivation skills, team building dan mediation.
.
Pengertian dari life skill itu sendiri adalah kecakapan hidup yang dimiliki oleh seseorang untuk berani menghadapi masalah kehidupan secara wajar, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya.[1]
                                       
B.     Tafsir dari buku
a.       Tarsir Al-Lubab
Ayat 9 mengingatkan siapapun yang berada disekeliling pemilik  harta yang sedang menderita sakit agar bertaqwa dan jangan memberi saran kepada yang sedang sakit itu untuk mewasiatkan hartanya kepada orang-orang tertentu yang dapat mengakibatkan anak-anak kandungnyasendiri terbengkalai. Ayat itu meminta kepada para pemberi saran itu untuk membayangkan bagaiimana jika mereka ditempat sisakit, padahal mereka mempunyai anak-anak kecil yang belum/ tidak mampu mandiri, karena itu, mereka hendaknya mengucapkan kata-kata yang baik, benar, tepat waktu, dan tepat sasaran.[2]
b.      Tafsir Al-Azhar
Hendaklah orang- orang yang merasa cemas seandainya meninggalkan keturunan yang lemah, yang mereka khawatir atas mereka. (pangkal ayat 9) ayat ini masih bersangkutan dengan ayat-ayat yang sebelumnya masih didalam rangka pemeliharaan anak yatim. Kalau di ayat-ayat tadi di beri perintah kepada orang-orang yang menjadi wali pengawas anak yatim yang belum dewasa, supaya harta anak yatim jangan dicurangi.  Lalu datang ayat mengaskan, bahwa laki-laki dapat bagian dan perempuan pun dapat bagian, dan kemudian datang pula perintah kalau ada anak yatim dan anak miskin hadir ketika tarikah dibagi hendakklah mereka di beri rezeki juga maka sekarang ayat ini adalah peringatan kepada orang-orang yang akan meninggal, alam hal mengatur wasiat atau harta benda yang akan ditinggalkannya.
Untuk menjelaskan ayat ini kita nukilkan cerita tentang sahabat Nabi yang terkemuka, yaitu Sa’ad   bin Abu Waqqash. Pada suatu hari ia ditimpa sakit, padahal harta bendanya banyak. Lalu dia meminta fatwa Rasulullah karena dia bermaksud hendak mewasiatkan harta bendanya itu seluruhnya bagi kepentingan umum. Mulanya beliau hendak mewasiatkkan seluruh harta bendanya tetapi dilarang Rasulullah. Kemudian dia berniat hendak memberikan separuh saja.itupun dilarang oleh Rasulullah s.a.w kemudian hendak diberikan sebagai wasiat sepertiga saja. Lalu berkatalah Rasulullah.
“sepertiga? Dan sepertiga itupun sudah banyak!sesungguhnya jika engkau tinggalkan pewaris-pewarris engkau itu didalam keadaan mampu, lebih baik dari pada engkau tinggalkan mereka dalam keadaan melarat, menadahkan telapak tangan kepada sesama manusia. “( Riwayat Bukhari dan Muslim)
 Lalu datanglah lanjutan ayat, sebagai bimbingan agar jnagan mennggalkan ahli waris, terutama anak-anak dalam keadaan lemah yaitu : Maka bertakwalah kepada Allah dan berkatalah dengan tepat. [3]

c.       Tafsir Al- Maraghi
(Dan hendakalah bersikap waspada) magsud nya terhadap nasib anak-anak yatim, (orang-orang yang seandainya meniggalkan ) artinya hampir meninggalkan, (dibelakang mereka) sepeninggalan mereka, (keturunan yang lemah) magsudnya anak-anak yang masih kecil, (mereka khawatir terhadap nasib mereka) akan tersia-sia, (maka hendaklah mereka takwa kepada Allah) mengenai urusan anak-anak yatim itu dan hendaklah mereka lakukan kepada anak-anak yatim itu apa yang mereka ingini dilakukan orang terhadap anak-anak mereka sepeniggal mereka nanti, (dan hendaklah mereka ucapkan) kepda orang yang hendak meninggal, (perkataan yang benar) misalnya menyuruhnya bersedekah kurang dari sepertiga dan memberikan selebihnya untuk para ahli waris hingga tidak membiarkan mereka dalam sengsarra dan menderita.[4]

C.     Aplikasi Dalam Kehidupan
 Tanggung jawab untuk membentuk generasi yang tidak lemah, dalam bahasa yang positif: generasi kuat atau generasi berkualitas, yang pertama dan terutama berada di pundak para orang tua dalam keluarga. Namun pembentukan generasi penerus yang berkualitas bukanlah kerja individual, melainkan melibatkan segenap unsur dalam masyarakat, seperti para pendidik, tokoh masyarakat, tokoh agama, pemerintah, media massa, dan lain sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari hendaknya kita sebagai generasi yang Kuat, Hebat dan Manfaat hendaknya selalu berusaha tanpa pamrih, dan juga senantiasa berdoa mendekatkan diri kepada Allah agar generasi yang Kuat,Hebat dan Manfaat bisa tercapai dengan baik, selain itu juga harus haus akan suatu ilmu dan hadapi akan suatu rintangan dan selalu berusaha agar ilmu yang dicapai bisa bermanfaat baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Dan selalu berjalan di jalan yang benar dan bertakwalah kepada Allah.



D.    Aspek Tarbawi
·         bagi orang-orang yang beriman hendaklah bertakwa kepada Allah dan selalu berlindung dari hal-hal yang dimurkai di sisi Allah.
·         Kita hendaknya takut apabila meninggalkan keturunan yang lemah dan tak memiliki apa-apa, sehingga mereka tak bisa memenuhi kebutuhan mereka sendiri dan terlunta-lunta.
·         Mempersiapkan generasi muslim yang tanguh harapan qur’an.




BAB III
KESIMPULAN
        
Surat An-nisa ayat 9 ini turun sebagai peringatan kepada orang-orang yang berkenaan dengan pembagian harta warisan agar jangan menelantarkan anak-anak yatim yang dapat berakibat pada kemiskinan dan ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan itu tidak melulu menyangkut soal ekonomi semata, tetapi pada seluruh aspek kehidupan.
Kecakapan Hidup (life skills) diartikan sebagai kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan penghidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.
Pendidikan adalah hak setiap anak, oleh sebab itu penjajahan diatas kebodohan harus dihapuskan dengan cara meningkatkan pendidikan life skill setiap anak. Pendidikan berkelanjutan dan pengembangan karakter menjadi tugas bagi keluarga , masyarakat dan pemerintah, mempersiapkan generasi muslim yang tangguh merupakan harapan Al-Qur’an 














DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, Semarang, Pt. Karya Thoha Putra.
Prof. Dr. Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz IV,Jakarta,Pustaka Panjimas.

M.Quraish Shihab, Makna Tujuan dan Pelajaran Dari Surah-surah Al-Qur’’an.Tangerang, Lentera Hati.
                                              

















BIODATA PENULIS
Nama          : Iklimatul janah                                        
Alamat       : Ds. Kebojongan, Kec.Comal, Kab.Pemalang
TTL           : Pemalang, 04 Maret 1997
Pendidikan :  SD N 03 KEBOJONGAN
                     SMPN 05 COMAL
                     MA NASRULLAH AMPELGADING
                     IAIN PEKALONGAN (dalam proses)











[2] M.Quraish Shihab, Makna Tujuan dan Pelajaran Dari Surah-surah Al-Qur’’an.Tangerang, Lentera Hati.
[3] Prof. Dr. Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz IV,Jakarta,Pustaka Panjimas.hlm 349-350
[4] Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, Semarang, Pt. Karya Thoha Putra. Hlm314

Tidak ada komentar:

Posting Komentar