Laman

Kamis, 20 April 2017

TT2 B10d “SABAR, DALAM MENGHADAPI UJIAN” Q.S Al-Imran Ayat 200

Pendidikan Life Skill
“SABAR, DALAM MENGHADAPI UJIAN” Q.S Al-Imran Ayat 200

Retno Putri Mentari (2021115312)
Kelas: B

Fakultas Tarbiyah /PAI
Institut Agama Islam Negeri Pekalongan
2017



KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberi kenikatan,kesehatan, dan kemudahan. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “pendidikan life skill”. Tak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.,kepada keluarganya, para sahabatnya, beserta para pengikutnya yang tetap setia dalam keimanan hingga akhir zaman ,yang telah membawa manusia dari  zaman jahiliyah menuju alam yang terang benderang sekarang ini.
                  Dalam penulisan makalah ini, tentunya dapat tersusun bukan hanya dari usaha keras penulis semata, melainkan berkat do’a dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak, antara lain:
1.     Kepada bapak dan ibu yang telah mendidik sejak kecil sampai sekarang.
2.     Bapak Muhammad ghufron, M.S.I selaku dosen mata kuliah tafsir tarbawi II
3.     Serta teman-teman yang telah ikut andil dalam memberikan masukan kepada penulis untuk menyusun makalah ini.
                 Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan  makalah ini masih banyak kekuranagan ,kesalahan dan masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan., agar dalam penulisan yang akan datang dapat membuat makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, baik mahasiswa maupun orang awam pada umumnya.






PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Dalam menjalani sebuah kehidupan, tentunya manusia sering melewati berbagai ujian,masalah, kesulitan atau apapun itu. Dan setiap orang juga memiliki cara masing-masing dalam menghadapi masalah yang datang silih berganti. Ada yang menghadapinya dengan lapang dada,ada yang melarikan diri dari masalah , dan ada pula yang meratapi masalah
Allah SWT dalam memberikan setiap ujian kepada hambanya adalah sebagai bentuk kasih sayang dan ingin menguji kadar keimanan hambaNya. Kesabaran merupakan salah satu akhlak terpuji yang telah Rasulullah contohkan. Bahkan di Al-Qur’an sendiri Allah selalu berfirman bahwa orang yang selalu bersabar dalam setiap menghadapi ujian adalah orang-orang yang beruntung.

B.     Nash Al-Qur’an



Artinya:”Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”
C.    Judul Makalah ini “ Sabar ,tahan uji”

D.    Arti Penting
Surah Al-Imran ayat 200 ini penting di pelajari, karena Allah menyerukan kepada orang-orang yang beriman, untuk memiliki sifat sabar, yang mana  sabar adalah salah satu kunci kesuksesan. Sabar bukan hanya berarti menerima segala kehendak-Nya, tapi juga sabar dalam melaksanakan kewajiban/perintahNya. Sebab Allah selalu berfirman di banyak ayat , bahwa sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Teori
Sabar
Kata sabar diindikasikan pada ketahanan yang di dasarkan pada dinamaika jiwa, dinamika itu mengacu pada dua hal: yaitu untuk berbuat kepada sesuatu hal yang positif, dan untuk menahan dari sesuatu yang negatif, ini merupakan penjelasan kata sabar menurut Kamus Indonesia. Meskipun berasal dari bahasa Arab, Sabar sudah familier dan bahkan dalam pemakaian sehari-hari kata tersebut tidak menunjukkan arti yang berseberangan. Secara bahasa sabar berarti menahan , puncak sesuatu, dan bebatuan yang keras. Dalam kamus Al-Qur’an  sabar diartikan sebagai “ menahan” baik dalam pengertian fisik-material, seperti menahan seseorang dalam tahanan (kurungan) , maupun imaterial-non fisik seperti menahan diri (jiwa) dalam menghadapi sesuatu yang di inginkannya.[1]
Sedangkan menurut Imam Al-Ghozali , hakikat sabar ialah tahan menderita dari gangguan dan sikap tidak menyenangkan dari orang lain. Al-Ghazali menegaskan bahwa sabar itu kukuhnya dorongan agama dalam menghadapi dorongan hawa nafsu. Hal itu ada dua macam :
a.       Jasmani seperti menderita kesukaran dalam beramal dan beribadah. Ini terpuji bila sesuai dengan syariat.
b.      Ruhani, yaitu sabar menahan nafsu dari keinginan tabiat manusiawi dan ajakan hawa nasfu serta sabara menahan syahwat perut dan kemaluan (dinamakan iffah).

Sementara Definisi yang diambil dari Al-Qur’an menunjukkan beberapa pengertian, seperti berpendirian , ulet, gigih, tahan, menderita tanpa tanpa mengeluh, gelisah dan lemah. Yakni:
a.       Sabar melaksanakan kewajiban terhadap Allah , yaitu mengenai ibadah dan ketaatan, yaitu tunduk kepada perintah Allah dan mampu mengekang hawa nafsu dan mengalahkannya dengan meninggalkan maksiat atau yang melalaikan agama.
b.      Sabar dalam membela agama dan tanah air, mencari rezeki , giat bekerja dalam lapangan produksi dan sungguh-sungguuh menunaikan tugas dan itulah yang menimbulkan harapan , memperbarui kegiatan serta mengukuhkan niat dan tekad.
c.       Sabar menghadapai rintangan serta omongan yang menyakitkan dalam berdakwah kepada yang benar dan berani memberantas yang sesat , dan mengajak masyarakat kepada kebaikan. Sabar itu laksana obor yang menerangi manusia menuju puncak kesempurnaan,
d.      Sabar dalam menerima Takdir Allah dengan hati yang tunduk kepada-Nya, sabar ketika kehilangan teman , sabar ketika kehilangan kekasih, sabara diserang penyakit dan ketika di timpa bencana.
Dalam hadist pun banyak yang meriwayatkan tentang kesabaranm seperti halnya yang di sampaikan oleh baginda Rasulullah SAW :
“sesungguhnya mukmin yang ditimpa musibah, lalu ia mengucapkan sebagaimana di perintah Allah,”Innalillahi wainnailaihi ra ji’un (Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepadaNya  lah kami akan kembali)”. Lalu berdoa ,”Ya Allah berilah pahala kepadaku dalam musibahku ini dan berilah ganti kepadaku dengan yang lebiih baik.” Maka Allah akan mengabulkan apa yang diminta.”[2]
B.     Tafsir
1.      Tafsir  Al-Misbah
Surat ini penuh dengan uraian tentang kesulitan, perjuangan, kepahitan, dan gangguan. Ia juga mengandung aneka tuntutan keagamaan serta bimbingan moral , baik dalam prinsip-prinsip dasar agama maupun dalam rinciannya. Penutup surat ini mengajak: hai orang-orang yang berian kepada Allah dan RasulNYA, dan semua yang di uraikan dalam surah ini, bersabarlah dalam melaksanakann tugas-tugas, berjuang dan berperang  di jalan Allah , serta memikul petaka kamu dan kuatkanlah kesabaranmu saat menghadapi lawan yang sabar , dan tetaplah bersiapa siaga di perbatasan negerimu dengan kekuatan yang dapat menggentarkan musuh untuk menyerang kamu dan bertaqwalah kepada Allah dalam seluruh aktifitas kamu supaya kamu terus menerus beruntung, yakni memperoleh seluruh apa yang engkau harapkan.
Kata (صبر)shabar/sabar terambil dari kata yang terdiri dari huruf, Shad,ba’ dan Ra’. Maknanya berkisar pada tiga hal : petama , “ menahan” : Kedua “ ketinggian sesuatu” dan ketiga “ sejenis batu”. Dari makna menahan lahir makna “konsisten/bertahan”, karena yang bertahan itu menahan pandangannya pada satu sikap. Seseorang yang menahan gejolak hatinya , di namai bersabar, yang di tahan dan di penjara sampai mati di namai (مصبورۃ)mashburah. Dari makna yang kedua lahir kata ( صبر) shubr ,yang berarti “puncak sesuatu”, dan dari makna yang ketiga muncul kata (الصبرۃ)ashsubroh , yakni “batu yang kukuh lagi kasar “ atau “potongan besi”.
Ketiga makna tersebut dapat saling berkait, apalagi bila pelakunya adalah manusia. Seorang yang sabar akan menahan diri. Dan untuk itu ia merlukan kekukuhan jiwa dan mental baja agar dapat mencapai ketinggian yang di harapkan. [3]

2.      Tafsir Al-Maraghi
Wa sabiru,  artinya bertahanlah kalian dalam menghadapi hal- hal yang kkalian tidak sukai , yang datang dari orang- orang selain kalian. Dikategorikan dalam hal ini, yaitu menahan derita akaibat disakiti oleh keluarga dan tetangga., serta tidak mau membalas dendam terhadap orang yang pernah menyakitinya .
Allah SWT Sering menyebutkan kata taqwa di dalam kitab-Nya. Dan di maksudkan taqwa ialah memelihara diri dari hal-hal yang membuat Allah murka dan marah padanya. Hal itu tidak akan bisa tercapai kecualai setelah terlebih dahulu mengetahui Allah dan apa-apa yang menyebabakan Allah Ridha dan murka. Hal itu tidak akan bisa di capai kecuali oleh orang-orang yang memeahami kitabullah dan mengetahui sunnah nabi-Nya , serta perbuatan orang-orang shalih. Dari umat Islam.
Barang siapa yang telah melakukan hal-hal yang di sebutkan, kemudian ia bersabar, dan mempersiapkan diri untuk membela kebenaran dan para pemeluknya juga menyebarkan dakwah dan taqwa kepada Tuhannya, dalam segala urusannya, berarti ia telah beruntung dan memperoleh kebahagiaan di sisi Tuhan.
Terkadang dalam kehidupan, kita mengalami sesuatu yang telah di turunkan oleh Al-Qur’an. Yakni sabar. Sebab bersabar dalam menghadapi musush, bersiaga, dan bertaqwa semua itu adalah sarana-sarana yang bisa mengantarkan seseorang kepada kemenangan ‘atas musuh di dunia ini. sebagaimana hal-hal tersebut merupakan sebab-sebab kebahagiaan di akhirat kelak, setelah memang niatnya baik dan tujuannya untuk menegakkan kebenaran dan keadailan. [4]
3.      Tafsir Al-Jalalin

(Hai Orang-orang yang beriman , bersabarlah kamu) melakukan taat dan menghadapi musibah serta meghindari maksiat                    (dan teguhkanlah kesabaranmu ) menghadapi orang-orang kafir hingga mereka tidak lebih sabar dari pada kamu-                   (dan tetaplah waspada serta siap siaga) dalam perjuangan-                                     
(serta bertaqwalah kepada Allah ) dalam setiap keadaan-                                    
            (supaya kamu beruntung) merebut surga dan bebas dari neraka. [5]
C.    Aplikasi dalam Kehidupan
Dalam menjalani hidup kita sering sekali mendapati ujian dan hambatan yang menghampiri.Dan bagaimana sikap kita dalam menghadapi masalah itu tergantung diri pribadi masing- masing. Ada yang dengan sabar dan ikhlas menghadapi masalah itu, ada yang marah dan merasa bahwa Allah tidak adil dalam memberikan ujian.
Namun, juga harus di ingat kesabaran juga memiliki batas, tidak melulu ketika ada ujian kita bersabar tanpa di dampingi suatu usaha yang maksimal. Sebab kesabaran akan teerasa indah jika di dampingi dengan usaha/ ikhtiar yang maksimal pula.



D.    Aspek Tarbawi
-          Hendaknya kita bersabar ketika Allah memberikan ujian
-          Kesabaran juga harus di serta dengan usaha agar Allah menghendaki perubahan nasib kita jika kita mau berusaha
-          Berusahalah menjadi hamba Allah yang bertaqwa dan beriman agar termasuk ke dalam orang-orang yang beruntung
-          Istiqomah dalam menjalankan syariay-Nya
-          Jangan mudah putus asa dan mengeluh atas cobaan dan ujian yang sedang datang menghampiri
-          Berusahalah menjadi hamba yang kuat, yang mampu menghadapi masalah tanpa mengeluh



















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
.                                   Secara bahasa sabar berarti menahan , puncak sesuatu, dan bebatuan yang keras. Dalam kamus Al-Qur’an  sabar diartikan sebagai “ menahan” baik dalam pengertian fisik-material, seperti menahan seseorang dalam tahanan (kurungan) , maupun imaterial-non fisik seperti menahan diri (jiwa) dalam menghadapi sesuatu yang di inginkannya.
Dalam menjalani hidup kita sering sekali mendapati ujian dan hambatan yang menghampiri.Dan bagaimana sikap kita dalam menghadapi masalah itu tergantung diri pribadi masing- masing. Ada yang dengan sabar dan ikhlas menghadapi masalah itu, ada yang marah dan merasa bahwa Allah tidak adil dalam memberikan ujian.
Namun, juga harus di ingat kesabaran juga memiliki batas, tidak melulu ketika ada ujian kita bersabar tanpa di dampingi suatu usaha yang maksimal. Sebab kesabaran akan teerasa indah jika di dampingi dengan usaha/ ikhtiar yang maksimal pula.










DAFTAR PUSTAKA

Dr. Muhammad Ahmad al-Hufy,2015,Rujukan Induk Akhlak Rasulullah,Jakarta : Pustaka Akhlak.
mustafa Ahamad AL-Maraghi ,1993, Tafsir Al-Maraghi,Semarang: PT.Karya Toha Putra Semarang.
M. Quraish Shihab,2000,Tafsir Al-Misbah ,Ciputat : Penerbit Lentera Hati.
Jalaludin Imam Al-Mahali & Imam Jalaludin As-Suyuti, 2009,Tafsir Jalalin, Terj,Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Munir Ahmad,2008, Tafsir Tarbawi, Yogyakarta: TERAS.

















BODATA PENULIS
 









NAMA            : Retno Putri Mentari
NIM                : 2021115312
TTL                 : Magelang, 5 Mei 1996
ALAMAT       : Ds, Weru 03/10, Trasan , Kec. Bandongan, Kab. Magelang

RIWAYAT PENDIDIKAN: -    SD N Trasan 2 ,Kec. Bandongan ,Kab. Magelang
-          SMP N 12 Kota Magelang
-          SMK N 2 Kota Magelang
-          IAIN PEKALONGAN (MASIH SEMESTER 4)



[1] Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi, (Yogyakarta: TERAS,2008) hlm. 209-210
[2] Dr. Ahmad Muhammad al-Hufy,Rujukan Induk Akhlak Rasulullah,(Jakarta : Pustaka Akhlak) 2015 , hlm 175-193
[3] M. Quraish Shihab ,Tafsir Al-Misbah ,( Ciputat : Penerbit Lentera Hati ,2000), hlm 305-306
[4] Ahamad mustafa AL-Maraghi , Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: PT.Karya Toha Putra Semarang,1993), hlm 307-310
[5] Imam Jalaludin Al-Mahali & Imam Jalaludin As-Suyuti, Tafsir Jalalin, Terj,(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009) hlm. 291

Tidak ada komentar:

Posting Komentar