Pendidikan Life Skill
“SABAR, DALAM MENGHADAPI UJIAN” Q.S Al-Imran Ayat 200
Retno Putri Mentari (2021115312)
Kelas: B
Fakultas Tarbiyah /PAI
Institut Agama Islam Negeri Pekalongan
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, yang
telah memberi kenikatan,kesehatan, dan kemudahan. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang “pendidikan life skill”. Tak lupa shalawat serta
salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.,kepada
keluarganya, para sahabatnya, beserta para pengikutnya yang tetap setia dalam
keimanan hingga akhir zaman ,yang telah membawa manusia dari zaman
jahiliyah menuju alam yang terang benderang sekarang ini.
Dalam penulisan makalah ini, tentunya dapat tersusun bukan hanya dari usaha
keras penulis semata, melainkan berkat do’a dan dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai
pihak, antara lain:
1. Kepada bapak dan ibu yang telah mendidik
sejak kecil sampai sekarang.
2. Bapak Muhammad ghufron, M.S.I selaku dosen
mata kuliah tafsir tarbawi II
3. Serta teman-teman yang telah ikut andil
dalam memberikan masukan kepada penulis untuk menyusun makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekuranagan ,kesalahan dan masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan., agar dalam penulisan yang akan datang dapat membuat makalah yang
lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, baik mahasiswa
maupun orang awam pada umumnya.
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam menjalani sebuah kehidupan, tentunya manusia sering melewati
berbagai ujian,masalah, kesulitan atau apapun itu. Dan setiap orang juga
memiliki cara masing-masing dalam menghadapi masalah yang datang silih
berganti. Ada yang menghadapinya dengan lapang dada,ada yang melarikan diri
dari masalah , dan ada pula yang meratapi masalah
Allah SWT dalam memberikan setiap ujian kepada hambanya adalah
sebagai bentuk kasih sayang dan ingin menguji kadar keimanan hambaNya.
Kesabaran merupakan salah satu akhlak terpuji yang telah Rasulullah contohkan.
Bahkan di Al-Qur’an sendiri Allah selalu berfirman bahwa orang yang selalu
bersabar dalam setiap menghadapi ujian adalah orang-orang yang beruntung.
B.
Nash Al-Qur’an
Artinya:”Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah
kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan
negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”
C.
Judul Makalah ini “ Sabar ,tahan uji”
D.
Arti Penting
Surah Al-Imran ayat 200 ini penting di pelajari, karena Allah
menyerukan kepada orang-orang yang beriman, untuk memiliki sifat sabar, yang
mana sabar adalah salah satu kunci
kesuksesan. Sabar bukan hanya berarti menerima segala kehendak-Nya, tapi juga
sabar dalam melaksanakan kewajiban/perintahNya. Sebab Allah selalu berfirman di
banyak ayat , bahwa sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
Sabar
Kata sabar
diindikasikan pada ketahanan yang di dasarkan pada dinamaika jiwa, dinamika itu
mengacu pada dua hal: yaitu untuk berbuat kepada sesuatu hal yang positif, dan
untuk menahan dari sesuatu yang negatif, ini merupakan penjelasan kata sabar
menurut Kamus Indonesia. Meskipun berasal dari bahasa Arab, Sabar sudah
familier dan bahkan dalam pemakaian sehari-hari kata tersebut tidak menunjukkan
arti yang berseberangan. Secara bahasa sabar berarti menahan , puncak
sesuatu, dan bebatuan yang keras. Dalam kamus Al-Qur’an sabar diartikan sebagai “ menahan” baik dalam
pengertian fisik-material, seperti menahan seseorang dalam tahanan (kurungan) ,
maupun imaterial-non fisik seperti menahan diri (jiwa) dalam menghadapi sesuatu
yang di inginkannya.[1]
Sedangkan menurut
Imam Al-Ghozali , hakikat sabar ialah tahan menderita dari gangguan dan sikap
tidak menyenangkan dari orang lain. Al-Ghazali menegaskan bahwa sabar itu
kukuhnya dorongan agama dalam menghadapi dorongan hawa nafsu. Hal itu ada dua
macam :
a.
Jasmani seperti menderita kesukaran dalam beramal dan beribadah.
Ini terpuji bila sesuai dengan syariat.
b.
Ruhani, yaitu sabar menahan nafsu dari keinginan tabiat manusiawi
dan ajakan hawa nasfu serta sabara menahan syahwat perut dan kemaluan
(dinamakan iffah).
Sementara
Definisi yang diambil dari Al-Qur’an menunjukkan beberapa pengertian, seperti
berpendirian , ulet, gigih, tahan, menderita tanpa tanpa mengeluh, gelisah dan
lemah. Yakni:
a.
Sabar melaksanakan kewajiban terhadap Allah , yaitu mengenai ibadah
dan ketaatan, yaitu tunduk kepada perintah Allah dan mampu mengekang hawa nafsu
dan mengalahkannya dengan meninggalkan maksiat atau yang melalaikan agama.
b.
Sabar dalam membela agama dan tanah air, mencari rezeki , giat
bekerja dalam lapangan produksi dan sungguh-sungguuh menunaikan tugas dan
itulah yang menimbulkan harapan , memperbarui kegiatan serta mengukuhkan niat
dan tekad.
c.
Sabar menghadapai rintangan serta omongan yang menyakitkan dalam
berdakwah kepada yang benar dan berani memberantas yang sesat , dan mengajak masyarakat
kepada kebaikan. Sabar itu laksana obor yang menerangi manusia menuju puncak
kesempurnaan,
d.
Sabar dalam menerima Takdir Allah dengan hati yang tunduk
kepada-Nya, sabar ketika kehilangan teman , sabar ketika kehilangan kekasih,
sabara diserang penyakit dan ketika di timpa bencana.
Dalam hadist
pun banyak yang meriwayatkan tentang kesabaranm seperti halnya yang di
sampaikan oleh baginda Rasulullah SAW :
“sesungguhnya mukmin
yang ditimpa musibah, lalu ia mengucapkan sebagaimana di perintah Allah,”Innalillahi
wainnailaihi ra ji’un (Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan
kepadaNya lah kami akan kembali)”. Lalu
berdoa ,”Ya Allah berilah pahala kepadaku dalam musibahku ini dan berilah ganti
kepadaku dengan yang lebiih baik.” Maka Allah akan mengabulkan apa yang
diminta.”[2]
B.
Tafsir
1.
Tafsir Al-Misbah
Surat ini penuh dengan uraian tentang kesulitan, perjuangan,
kepahitan, dan gangguan. Ia juga mengandung aneka tuntutan keagamaan serta
bimbingan moral , baik dalam prinsip-prinsip dasar agama maupun dalam
rinciannya. Penutup surat ini mengajak: hai orang-orang yang berian kepada
Allah dan RasulNYA, dan semua yang di uraikan dalam surah ini, bersabarlah dalam
melaksanakann tugas-tugas, berjuang dan berperang di jalan Allah , serta memikul petaka kamu
dan kuatkanlah kesabaranmu saat menghadapi lawan yang sabar , dan
tetaplah bersiapa siaga di perbatasan negerimu dengan kekuatan yang dapat
menggentarkan musuh untuk menyerang kamu dan bertaqwalah kepada Allah dalam
seluruh aktifitas kamu supaya kamu terus menerus beruntung, yakni
memperoleh seluruh apa yang engkau harapkan.
Kata
(صبر)shabar/sabar terambil dari kata yang terdiri dari huruf, Shad,ba’
dan Ra’. Maknanya berkisar pada tiga hal : petama , “ menahan” :
Kedua “ ketinggian sesuatu” dan ketiga “ sejenis batu”. Dari makna menahan
lahir makna “konsisten/bertahan”, karena yang bertahan itu menahan pandangannya
pada satu sikap. Seseorang yang menahan gejolak hatinya , di namai bersabar,
yang di tahan dan di penjara sampai mati di namai (مصبورۃ)mashburah. Dari makna yang kedua lahir kata ( صبر) shubr ,yang berarti “puncak sesuatu”, dan dari makna
yang ketiga muncul kata (الصبرۃ)ashsubroh , yakni “batu yang kukuh lagi kasar “ atau
“potongan besi”.
Ketiga makna tersebut dapat saling berkait, apalagi
bila pelakunya adalah manusia. Seorang yang sabar akan menahan diri. Dan untuk
itu ia merlukan kekukuhan jiwa dan mental baja agar dapat mencapai ketinggian
yang di harapkan. [3]
2. Tafsir Al-Maraghi
Wa sabiru, artinya
bertahanlah kalian dalam menghadapi hal- hal yang kkalian tidak sukai , yang
datang dari orang- orang selain kalian. Dikategorikan dalam hal ini, yaitu
menahan derita akaibat disakiti oleh keluarga dan tetangga., serta tidak mau
membalas dendam terhadap orang yang pernah menyakitinya .
Allah SWT Sering menyebutkan kata taqwa di dalam
kitab-Nya. Dan di maksudkan taqwa ialah memelihara diri dari hal-hal yang
membuat Allah murka dan marah padanya. Hal itu tidak akan bisa tercapai
kecualai setelah terlebih dahulu mengetahui Allah dan apa-apa yang menyebabakan
Allah Ridha dan murka. Hal itu tidak akan bisa di capai kecuali oleh
orang-orang yang memeahami kitabullah dan mengetahui sunnah nabi-Nya ,
serta perbuatan orang-orang shalih. Dari umat Islam.
Barang siapa yang telah melakukan hal-hal yang di
sebutkan, kemudian ia bersabar, dan mempersiapkan diri untuk membela kebenaran
dan para pemeluknya juga menyebarkan dakwah dan taqwa kepada Tuhannya, dalam
segala urusannya, berarti ia telah beruntung dan memperoleh kebahagiaan di sisi
Tuhan.
Terkadang dalam kehidupan, kita mengalami sesuatu yang
telah di turunkan oleh Al-Qur’an. Yakni sabar. Sebab bersabar dalam menghadapi
musush, bersiaga, dan bertaqwa semua itu adalah sarana-sarana yang bisa
mengantarkan seseorang kepada kemenangan ‘atas musuh di dunia ini. sebagaimana
hal-hal tersebut merupakan sebab-sebab kebahagiaan di akhirat kelak, setelah
memang niatnya baik dan tujuannya untuk menegakkan kebenaran dan keadailan. [4]
3. Tafsir Al-Jalalin
(Hai Orang-orang yang beriman , bersabarlah kamu)
melakukan taat dan menghadapi musibah serta meghindari maksiat (dan teguhkanlah
kesabaranmu ) menghadapi orang-orang kafir hingga mereka tidak lebih sabar
dari pada kamu- (dan
tetaplah waspada serta siap siaga) dalam perjuangan-
(serta bertaqwalah kepada Allah ) dalam
setiap keadaan-
(supaya
kamu beruntung) merebut surga dan bebas dari neraka. [5]
C.
Aplikasi dalam Kehidupan
Dalam menjalani
hidup kita sering sekali mendapati ujian dan hambatan yang menghampiri.Dan bagaimana
sikap kita dalam menghadapi masalah itu tergantung diri pribadi masing- masing.
Ada yang dengan sabar dan ikhlas menghadapi masalah itu, ada yang marah dan
merasa bahwa Allah tidak adil dalam memberikan ujian.
Namun, juga
harus di ingat kesabaran juga memiliki batas, tidak melulu ketika ada ujian
kita bersabar tanpa di dampingi suatu usaha yang maksimal. Sebab kesabaran akan
teerasa indah jika di dampingi dengan usaha/ ikhtiar yang maksimal pula.
D.
Aspek Tarbawi
-
Hendaknya kita bersabar ketika Allah memberikan ujian
-
Kesabaran juga harus di serta dengan usaha agar Allah menghendaki
perubahan nasib kita jika kita mau berusaha
-
Berusahalah menjadi hamba Allah yang bertaqwa dan beriman agar
termasuk ke dalam orang-orang yang beruntung
-
Istiqomah dalam menjalankan syariay-Nya
-
Jangan mudah putus asa dan mengeluh atas cobaan dan ujian yang
sedang datang menghampiri
-
Berusahalah menjadi hamba yang kuat, yang mampu menghadapi masalah
tanpa mengeluh
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
. Secara
bahasa sabar berarti menahan , puncak sesuatu, dan bebatuan
yang keras. Dalam kamus Al-Qur’an
sabar diartikan sebagai “ menahan” baik dalam pengertian fisik-material,
seperti menahan seseorang dalam tahanan (kurungan) , maupun imaterial-non fisik
seperti menahan diri (jiwa) dalam menghadapi sesuatu yang di inginkannya.
Dalam menjalani
hidup kita sering sekali mendapati ujian dan hambatan yang menghampiri.Dan
bagaimana sikap kita dalam menghadapi masalah itu tergantung diri pribadi
masing- masing. Ada yang dengan sabar dan ikhlas menghadapi masalah itu, ada
yang marah dan merasa bahwa Allah tidak adil dalam memberikan ujian.
Namun, juga
harus di ingat kesabaran juga memiliki batas, tidak melulu ketika ada ujian
kita bersabar tanpa di dampingi suatu usaha yang maksimal. Sebab kesabaran akan
teerasa indah jika di dampingi dengan usaha/ ikhtiar yang maksimal pula.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Muhammad Ahmad al-Hufy,2015,Rujukan Induk Akhlak Rasulullah,Jakarta
: Pustaka Akhlak.
mustafa Ahamad AL-Maraghi ,1993, Tafsir Al-Maraghi,Semarang:
PT.Karya Toha Putra Semarang.
M. Quraish Shihab,2000,Tafsir Al-Misbah ,Ciputat : Penerbit
Lentera Hati.
Jalaludin Imam Al-Mahali & Imam Jalaludin As-Suyuti, 2009,Tafsir
Jalalin, Terj,Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Munir Ahmad,2008, Tafsir
Tarbawi, Yogyakarta: TERAS.
BODATA PENULIS
NAMA : Retno Putri
Mentari
NIM :
2021115312
TTL :
Magelang, 5 Mei 1996
ALAMAT : Ds, Weru 03/10,
Trasan , Kec. Bandongan, Kab. Magelang
RIWAYAT PENDIDIKAN: - SD N Trasan 2 ,Kec. Bandongan ,Kab.
Magelang
-
SMP N 12 Kota Magelang
-
SMK N 2 Kota Magelang
-
IAIN PEKALONGAN (MASIH SEMESTER 4)
[1] Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi, (Yogyakarta: TERAS,2008) hlm.
209-210
[2] Dr. Ahmad Muhammad al-Hufy,Rujukan Induk Akhlak Rasulullah,(Jakarta
: Pustaka Akhlak) 2015 , hlm 175-193
[3] M. Quraish Shihab ,Tafsir Al-Misbah ,( Ciputat : Penerbit
Lentera Hati ,2000), hlm 305-306
[4] Ahamad mustafa AL-Maraghi , Tafsir Al-Maraghi, (Semarang:
PT.Karya Toha Putra Semarang,1993), hlm 307-310
[5] Imam Jalaludin Al-Mahali & Imam Jalaludin As-Suyuti, Tafsir
Jalalin, Terj,(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009) hlm. 291
Tidak ada komentar:
Posting Komentar