Laman

Jumat, 22 September 2017

SBM F 4-d "Persiapan Pembelajaran"

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN
"Persiapan Pembelajaran"

KHUSNUL KHOTIMAH
(2021115107)
Kelas: F
                                                                         
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017






KATA PENGANTAR

        Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang  Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang membahas tentang Strategi Belajar Mengajar dengan sub tema “Persiapan Pembelajaran”. Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas perkuliahan mata kuliah Strategi Belajar Mengajar. Penulis mencoba memberikan suatu pemahaman yang berguna untuk pembaca serta mengembangkan minat untuk mempelajarinya.
        Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bisa menambah wawasan mengenai ilmu Strategi Belajar Mengajar. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Penulis mohon maaf  apabila ada kesalahan dan kekurangan, kritik dan saran senantiasa kami harapkan.
                                                                                                    













BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar dan mengajar merupakan kegiatan yang  paling pokok. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kegiatan pembelajaran, terdapat sejumlah norma untuk ditanamkan ke dalam pribadi setiap peserta didk. Guru memfasilitasi proses pembelajaran untuk membelajarkan peserta didik. Hal ini mengindikasikan bahwa guru yang mengajar dan peserta didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini melahirkan interaksi edukatif dengan memanfaatkan materi pembelajaran sebagai mediumnya.
Semua komponen pembelajaranyaitu: tujuan, materi, guru, peserta didik, metode, alat, dan sumber serta evaluasi dilibatkan secara optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang dapat membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran, peran guru dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi semua peserta didik sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, diharapkan seorang guru bisa menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif dan komunikatif.

B.     Tema “KONSEP DASAR PEMBELAJARAN” dengan sub tema “Persiapan Pembelajaran”.

C.     Arti Penting Dikaji

Materi ini sangat penting untuk dikaji karena pada dasarnya kita calon pendidik harus mengetahui pengetahuan mengenai strategi belajar mengajar. Dalam makalah ini menjelaskan tentang persiapan pembelajaran, yang mana akan kita jadikan bekal untuk kita nanti ketika sudah terjun dalam bidangnya yaitu sebagai guru. Tanpa kita mengetahui bagaimana persiapan pembeljaran yang baik, maka tujuan pembelajaran kita juga tidak bisa tercapai hasil maksimal.






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan gabungan dari dua konsep, yaitu: belajar dan mengajar. Kedua konsep ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar merupakan apa yang harus dilakukan seseorang baik sebagai subjek maupun objek pembelajaran, sedangkan mengajar merupakan apa yang harus dilakukan oleh guru, baik sebagai pengajar atau pendidik.
Menurut Gagne (1989), belajar dapat diartikan sebagai suatu proses dimana setiap individu mengalami perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman. Dapat didefinisikan bahwa belajar merupakan aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk memperoleh suatu pengetahuan, pemahaman, atau pengalaman baru sehingga memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku yang lebih baik.
Adapun mengajar (teaching) merupakan bagian dari pembelajaran, dimana guru berperan untuk merancang berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk dimanfaatkan oleh peserta didik dalam mempelajari suatu materi. Dengan kata lain, proses mengajar memfungsikan guru sebagai aktor utama yang mengatur pemberian konsep, informasi, atau pengalaman baru kepada peserta didik. Dua konsep tersebut menjadi suatu kegiatan yang terpadu apabila terjadi interaksi antara guru dan peserta didik yang tercermin dalam kegiatan pembelajaran.[1]

B.     Pengertian Persiapan pembelajaran

Persiapan pembelajaran merupakan tahapan penting yang harus dilakukan guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dan untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran. Pembelajaran bukan sekedar aktivitas rutin pendidikan tetapi merupakan komunikasi edukatif yang penuh pesan, prosedural, dan tujuan. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat tujuan pembelajaran, meteri ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Kegiatan pembelajaran harus direncanakan guru bersama peserta didik.

C.    Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.[2]

D.    Perlunya Penyiapan Rancangan Kegiatan Pembelajaran

Rancangan kegiatan pembelajaran (RKP) adalah seperangkat tulisan yang berisi rencana dan praktikum dari dosen atau tenaga pengajar dalam memberikan kuliah/praktikum. Dalam membuat RKP perlu ditampilkan atau disiapkan tujuan pembelajaran yang  jelas dan dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi setempat. Secara konkret dapat diukur sampai seberapa jauh tujuan yang ditentukan itu dapat dicapai. Setiap dosen atau tenaga pengajar yang belum menyiapkan RKP sebaiknya menyiapkannya dengan baik. Hal ini sangat bermanfaat terutama dalam menyukseskan proses belajar mengajar (PBM).


E.     Menyusun Rancangan Kegiatan Pembelajaran

Banyak pandangan para pakar tentang bagaimana menyusun rancangan kegiatan pembelajaran. Paling tidak ada sepuluh langkah yang dilalui dalam menyiapkan kegiatan pembelajaran. Beberapa yang dapat dijadikan acuan misalnya apa yang pernah ditulis oleh Atwi Suparman (1993), Toeti Soekamto,dkk. (1993), dan Asmawi Zainul, dkk. (1993), secara singkat digambarkan:
1.      Pentingnya dosen mencari informasi sebanyak-banyaknya
Terdapat tiga hal penting didalamnya:
a)      Bahan ajar apa yang akan diberikan kepada mahasiswa
b)      Apa yang diinginkan dosen dalam memberi kuliah dan apa pula yang harus dikerjakan mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan.
c)      Sejauh mana mahasiswa mengetahui materi kuliah yang diberikan dosen.
2.      Menuliskan pokok bahasan dan sub pokok bahasan
3.      Menyusun pokok bahasan dan sub pokok bahasan dalam skema hubungan
4.      Menentukan frekuensi kuliah untuk setiap pokok bahasan
5.      Merumuskan sasaran belajar
6.      Membuat matriks rencana kegiatan perkuliahan (RKP)
Untuk penulisan matriks ini sudah relatif buku, yaitu:
a)      Nomor urut
b)      Pokok bahasan
c)      Subpokok bahasan
d)     Sasbel
e)      Bentuk pengajaran
f)       Media pengajaran
g)      Waktu yang diperlukan setiap tata muka dalam menjelaskan pokok bahasan tersebut
h)      Penulisan pustaka
7.      Menentukan ujian dan bobot soal
8.      Menyusun pedoman perkuliahan dan RKP
9.      Menyerahkan rencana kegiatan perkuliahan (RKP).[3]

F.     Pengelolaan Pembelajaran

Pikiran-pikiran utama yang terdapat dalam prinsip, strategi, dan tahapan KBM PAI mencerminkan bahwa pembelajaran PAI tidak sesederhana dalam proses penyampaiannya. Tetapi lebih jauh dari itu, fungsi dan peran PAI sampai pada pembentukan akhlak karimah dan kepribadian seutuhnya (kaffah). Konsekuensi dari pemikiran tadi, maka pengembangan pembelajaran PAI memerlukan model-model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan isi dan hasil yang diharapkan.[4]

G.    Kesiapan Untuk Belajar
Kesiapan belajar adalah kondisi-kondisi yang mendahului kegiatan belajar itu sendiri. Tanpa kesiapan atau kesediaan ini proses belajar tidk akan terjadi. Pra-kondisi belajar ini terdiri atas : perhatian, motivasi, dan perkembangan persiapan. Untuk mengamati sesuatu diperlukan perhatian. Kita tentu dapat memikirkan bagaimana cara menarik perhatian anak dengan memberikan stimulus yang baru, aneka ragam, atau berintensitas tinggi.[5]

H.    Model Persiapan Mengajar

Memang tidak ada format buku dalam penyusunan persiapan mengajar. Dengan demikian guru diharapkan dapat mengembangkan format-format buku. Ada beberapa model persiapan mengajar sebagai bahan pembanding dan stimulus untuk lahirnya model-model baru.
1.      Model Ropes
Dalam model ini terdapat beberapa langkah-langkah sebagai berikut :
a)      Review, kegiatan ini dilakukan dalam waktu 1 sampai 5 menit, yakni mencoba mengukur kesiapan siswa untuk mempelajari bahan ajar dengan melihat pengalaman sebelumnya yang sudah dimiliki oleh siswa dan diperlukan sebagai prerequisite untuk memahami bahan yang disampaikan hari itu.
b)      Overview, sebagaimana review, overview dilakukan tidak terlalu lama berkisar 2 sampai 5 menit. Guru menjelaskan program pembelajaran yang akan dilaksanakan pada hari itu dengan menyampaikan isi (content) secara singkat dan strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Hal i9ni dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pandangannya atas langkah-langkah pembelajaran yang hendak berlangsung.
c)      Presentation, tahap ini merupakan inti dari proses kegiatan belajar mengajar, karena disini guru sudah tidak lagi memberikan penjelasan-penjelasan singkat, akan tetapi sudah masuk pada proses telling, showing, dan doing. Proses tersebut sangat diperlukan untuk meningkatkan daya serap dan daya ingat siswa tentang pelajaran yang mereka dapatkan. Semakin bervariasi strategi pembelajaran yang digunakan, semakin baik proses dan hasil yang dicapai, karena tidak menjadikan siswa jenuh, melainkan mengantarkan mereka menikmati proses pembelajaran dengan suasana asyik dan menyenangkan.
d)      Exercise, yakni suatu proses untuk memberikan kesempatan kepada siswa mempratekkan apa yang telah mereka pahami. Hal ini9 dimaksudkan untuk memberikan pengalaman langsung kepada siswa sehingga hasil yang dicapai lebih bermakna. Oleh karena iytu guru harus mempersiapkan rencana pembelajaran tersebut dengan baik melalui skenario yang sistematis.
e)      Summary, dimaksudkan untuk memperkuat apa yang telah mereka pahami dalam proses pembelajaran. Hal ini sering tertinggal oleh guru karena mereka disibukkan dengan presentase dan bahkan mungkin guru tidak pernah membuat summary (kesimpulan) dari apa yang telah mereka ajarkan.
Hal yang ganjil dari rencana prosedur pembelajaran yang dikemukakan oleh Hunts adalah tidak mencantumkannya aspek penilaian, padahal hasil penilaian selain mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa, juga dapat dijadikan input untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran berikutnya. Untuk melengkapi ide/pemikiran Hunts tersebut, kiranya guru dapat memasukkan unsur penilaian, karena melalui penilaian guru memperoleh gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang disampaikan sehingga dapat mengembangkan materi yang akan disajikan pada pertemuan berikutnya.
2.      Model Satuan Pelajaran
Pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah proses yang diatur dengan langkah-langkah tertentu, agar pelaksanaannya mencapai hasil yang diharapkan. Langkah-langkah tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk perencanaan mengajar.
Rencana mengajar atau persiapan mengajar atau lebih dikenal dengan satuan pelajaran adalah program kegiatan belajar mengajar dalam satuan terkecil (Sudjana, 2002:137).
      Secara sitematis rencana pembelajaran dalam bentuk satuan pelajaran adalah sebagai berikut:
1.      Identitas mata pelajaran
2.      Kompetensi dasar dan indikator
3.      Materi pokok
4.      Media
5.      Strategi pembelajaran
Tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran meliputi:
1.      Kegiatan awal (pendahuluan)
2.      Melaksanakan apersepsi atau penilaian kemampuan awal
3.      Menciptakan kondisi awal pembelajaran
4.      Kegiatan inti (penyampaian materi)
5.      Penutup (kesimpulan dan penilaian)[6]












BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Persiapan pembelajaran merupakan tahapan penting yang harus dilakukan guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dan untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran. Pembelajaran bukan sekedar aktivitas rutin pendidikan tetapi merupakan komunikasi edukatif yang penuh pesan, prosedural, dan tujuan.
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
Dalam membuat RKP perlu ditampilkan atau disiapkan tujuan pembelajaran yang  jelas dan dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi setempat. Secara konkret dapat diukur sampai seberapa jauh tujuan yang ditentukan itu dapat dicapai. Setiap dosen atau tenaga pengajar yang belum menyiapkan RKP sebaiknya menyiapkannya dengan baik.










DAFTAR PUSTAKA

Hamzah. 2006.  Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Majid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mustaqim, Zaenal. 2017. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: IAIN Pekalongan Press.
Nasution. 1982.  Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
















BIODATA DIRI



Nama               : Khusnul Khotimah
Nim                 : 2021115107
TTL                 : Pemalang, 10 September 1996
Alamat            : Karang Rejo 03/07, Desa Limbangan, Kec. Ulujami, Kab.    Pemalang
Prodi               : Pendidikan Agama Islam
Motto              : pingin urep mulyo kudu gelem rekoso
 Riwayat Pendidikan:
1.      SD N 02 LIMBANGAN
2.      SMP N 3 ULUJAMI
3.      SMA TAKHASSUS AL-QUR’AN WONOSOBO
4.      IAIN PEKALONGAN (proses)






[1] Zaenal Mustaqim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press, 2017), hal. 40.
[2] Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 38.
[3] Hamzah, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hal. 112-116.
[4] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2005 ), hal. 129.
[5] Nasution, Belajar dan Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1982), hal.179-180.
[6] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2005 ), hal. 99-105.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar