Laman

Sabtu, 11 November 2017

sbm A 11-a “Aspek Manajemen Kelas”

MANAJEMEN KELAS
“Aspek Manajemen Kelas”

Hindun Fadhilah
(2023116168)
Kelas A

JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017




KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah ‘ala kulli haalin wa nikmatin, segala puji bagi Allah swt dalam setiap keadaan dan setiap curahan nikmat yang tak terhingga. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarga, kerabat, serta para sahabatnya dan juga pengikut yang setia dengan sunnahnya dan semoga kita termasuk didalamnya. Amiin.
Dalam penulisan makalah yang berjudul “Manajemen Kelas” dengan sub tema “Aspek-aspek Manajemen Kelas” ini, tentunya dapat tersusun bukan hanya dari kerja keras penulis. Akan tetapi berkat do’a dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Kedua orang tua  tersayang atas do’a dan dukungan sampai sekarang ini.
2.      Dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Bpk. Muhammad hufron, M.S.I
3.      Teman-teman yang telah membantu serta mengarahkan penulis dalam proses menjalani pembelajaran.
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar. Dalam makalah ini akan dibahas beberapa aspek dalam manajemen kelas. Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dalam pembuatan makalah ini. Penulis menerima kritik dan saran dari pembaca, dan semoga makalah ini nantinya akan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Pekalongan, 6 November 2017



Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A.    TEMA :
Manajemen Kelas
B.     Sub Tema :
Aspek Manajemen Kelas
C.     Mengapa penting untuk dikaji?
Aspek manajemen pendidikan sangat penting dikaji karena seorang guru harus dapat mengelola kelas dengan baik agar menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan. Mengelola kelas sangat dibutuhkan keterampilan yang memadai. Seorang guru yang hendak mengelola kelas yang baik tidak hanya bermodal kecerdasan intelektual saja akan tetapi harus diimbangi dengan tiga kompetensi yang lain seperti social, paedagogik dan keterampilan. Makalah ini akan mengkaji tentang aspek-aspek apa saja yang ada di dalam mengelola kelas. Mengelola kelas harus mengetahui aspek apa saja yang harus dikelola baik secara fisik ( terlihat) maupun rohani (tidak terlihat). Bisa saja keadaan kelas dari luar terlihat menarik belum tentu didalamnya juga menarik begitu juga sebaliknya. Aspek manajemen kelas merupakan satu kesatuan didalam proses belajar mengajar sehingga pengelolaan kelas yang baik dapat memengaruhi proses pembelajaran yang baik. Namun jika seorang guru dalam mengelola kelas kurang baik maka akan berpengaruh juga terhada proses pembelajaran yang kurang baik.
Oleh karena itu dengan adanya makalah  yang berjudul “Manajemen Kelas” dengan subtema “Aspek Manajemen Kelas” diharapkan seorang guru dapat mengelola kelas dengan baik dan benar agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar, sehingga menghasilkan peserta didik yang memiliki ilmu dan pengetahuan dan keterampilan yang memuaskan.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN MANAJEMEN KELAS
1.      Pengertian Manajemen
Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Bahwa manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen didalam pelaksanaannya dilakukan sesuai proses. Ada 4 proses dalam melakukan manajemen, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.
2.      Pengertian Kelas
Dalam dunia pendidikan, kelas memiliki beragam makna, yaitu:
1)      Kelas adalah sekelompok siswa yang sedang mengikuti suatu pembelajaran atau kuliah tertentu.
2)      Kelas dapat juga diartikan sebagai proses belajar mengajar
3)      Kelas adalah bangunan fisik atau ruang kelas, tempat dimana terjadi proses belajar mengajar.
4)      Kelas adalah tingkatan sekolah dimana seorang anak belajar.
3.      Pengertian Manajemen Kelas
Menurut istilah, Syaiful Bahri Djamarah mendefinisikan manajemen kelas sebagai suatu upaya memberdayakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran.
Selain itu, menurut Jamil Sumprihatiningrum, manajemen kelas adalah upaya yang dilakukan pendidik untuk mewujudkan atmosfer pembelajaran yang optimal. Tambahan pula, manajemen kelas merujuk pada penyediaan fasilitas untuk menunjang kegiatan belajar peserta didik yang berlangsung pada lingkungan social, emosional, dan intelektual didalam kelas menjadi sebuah lingkungan belajar yang membelajarkan.
Berdasarkan definisi para ahli diatas, dapat dikemukakan bahwa manajemen kelas merupakan suatu usaha sengaja yang dilakukan oleh guru dengan maksud agar dapat dicapai suatu kondisi yang optimal sehingga kegiatan pembelajaran dapat terlaksana seperti yang diharapkan. Dengan kata lain, manajemen kelas adalah kegiatan untuk mewujudkan dan mempertahankan proses pembelajaran yang optimal.[1]
4.      Tujuan Manajemen Kelas
Manajemen kelas yang dilakukan guru bukan tanpa tujuan. Karena dengan dengan adanya tujuan itulah, guru selalu berusaha mengelola kelas walaupun terkadang merasakan kelelahan, baik fisik maupun pikiran.
Adapu tujuan dari manajemen kelas secara umum adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar peserta didik dalam lingkungan social, emosional, dan intelektual didalam kelas.
Dengan adanya fasilitas yang tersedia itu memungkinkan siswa:
a)      Belajar dan bekerja
b)      Terciptanya suasana disiplin
c)      Perkembangan intelektual,emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa.[2]
Sementara itu, menurut Suharsimi Arikunto, manajemen kelas bertujuan agar setiap peserta didik di dalam kelas dapat belajar dengan tertib sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.[3]
Karakter kelas yang dihasilkan karena adanya proses pengelolaan kelas yang baik akan memiliki sekurang-kurangnya tiga ciri, yakni:
1.      Speed, artinya anak dapat belajar dalam percepatan proses dan Progress, sehingga membutuhkan waktu yang relatif singkat.
2.      Simple, artinya organisasi kelas dan materi menjadi sederhana, mudah dicerna dan situasi kelas kondusif.
3.      Self-confidence, artinya anak dapat belajar dengan penuh rasa percaya diri atau menganggap dirinya mampu mengikuti pelajaran dan belajar berprestasi.[4]
5.      Fungsi Manajemen Kelas
Secara umum, fungsi manajemen kelas ditinjau dari analisis masalah adalah sebagai berikut:
1)      Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala tugas; berarti bahwa aspek manajemen kelas yang dihadirkan bisa membantu tugas guru untuk menunjukkan kinerja yang lebih baik.
2)      Memelihara agar  tugas-tugas guru dapat berjalan dengan lancar; ini menunjukkan bahwa aspek manajemen kelas dapat diklasifikasikan bentuk-bentuk tugas tertentu.
         Fungsi diatas dapat dijabarkan menjadi beberapa tugas yang harus dilakukan guru dalam kegiatan manajemen kelas, yang meliputi:
a.       Membantu kelompok dalam membagi tugas
b.      Membantu pembentukan kelompok
c.       Membantu kerja sama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi
d.      Membantu individu agar dapat bekerja sama dalam kelompok atau kelas
e.       Membantu prosedur kerja
f.       Mengubah kondisi kelas
Dengan demikian, manajemen kelas pada akhirnya bermuara pada pengaturan peserta didik, dan produk-produk yang dihasilkan dalam manajemen kelas harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.[5]
B.     ASPEK MANAJEMEN KELAS
Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas adalah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan selektif, dan kreatif.
Menurut Oemar Hamalik ada & aspek yang memiliki fungsi berbeda dalam proses belajar mengajar, tetapi merupakan satu kesatuan bulat, yaitu:
a)      Aspek tujuan instruksional
b)      Aspek materi pelajaran
c)      Aspek metode dan strategi pembelajaran
d)     Aspek ketenagaan, meliputi aspek siswa, waktu, tempat, perlengkapan
e)      Aspek media instruksional
f)       Aspek penilaian
g)      Aspek penunjang fasilitas
Menurut Lois V. Johnson dan May Bany mengemukakan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas:
1.      Sifat-sifat kelas
2.      Kekuatan pendorong kekuatan kelas
3.      Memahami situasi kelas
4.      Mendiagnosis situasi kelas
5.      Bertindak selektif
6.      Bertindak kreatif
7.      Untuk memperbaiki kondisi kelas.[6]
Selain itu ada beberapa aspek yang harus oleh seorang guru dalam mengelola kelas, yaitu:
1.      Pengaturan atau pengkondisian fisik
a)      Ruang tempat berlangsungnya proses belajar mengajar
Empat kunci penataan ruang bagi pengaturan ruang yang baik, yaitu:
1.      Jadikan wilayah berlalu lintas tinggi bebas dari kemacetan
2.      Pastikan bahwa para siswa dapat dipantau dengan mudah oleh guru
3.      Jaga material pelajaran yang sering digunakan dan perlengkapan siswa mudah diakses
4.      Pastikan bahwa para siswa dapat denga mudah melihat presentasi dan tampilan seisi kelas.[7]
b)      Pengaturan tempat duduk.[8]
Dibawah ini  adalah gaya atau model penataan tempat duduk dalam ruang kelas:
-          Penataan kelas gaya auditorium
-          Gaya tatap muka ( face to face)
-          Gaya off-set
-          Gaya seminar
-          Gaya klaster (cluster)[9]
c)      Ventilasi dan pengaturan cahaya.
Ventilasi ini harus menjamin kesehatan peserta didik. Demikian halnya dengan lampu penerangan, ketika lampu terang siswa belajar tanpa merasa ada gangguan, sementara kalau lampu gelap belajar menjadi tidak konsentrasi.
Dalam studi yang dilakukan oleh Departemen Pertahanan Amerika, H. I. Taylor dan J, Orlansky melaporkan bahwa udara panas menurunkan nilai beberapa pelajaran intelektual maupun fisik secara drastis.[10]
d)     Penataan keindahan dan kebersihan kelas
-          Hiasan dinding
-          Penempatan lemari: untuk buku didepan dan alat-alat peraga dibelakang
-          Pemeliharaan kebersihan: siswa bergiliran membersihkan kelas, guru memeriksa kebersihan dan ketertiban kelas.
2.      Pengaturan peserta didik
a)      Postur tubuh anak yang tinggi sebaiknya ditempatkan di belakang.
b)      Anak didik yang mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran sebaiknya ditempatkan di depan.
c)      Anak didik yang cerdas sebaiknya digabung dengan anak didik yang kurang cerdas.
d)     Anak didik yang pandai bicara dikelompokkan dengan anak didik pendiam.
e)      Anak didik yang gemar membuat keributan dan mengganggu temannya lebih baik dipisah dan tidak terlepas dari pengawasan guru[11]
3.      Permasalahan Kelas
Ketidaktercapaian seorang guru dalam mewujudkan tujuan pembelajaran sejalan dengan kurang cakapnya pendidik dalam manajemen kelas. Indikator dari keberhasilan tersebut meliputi prestasi belajar peserta didik rendah,yang tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang telah ditentukan. Lebih lanjut lgi, berhasil atau tidaknya manajemen kelas bergantung pada dua faktor utama, yaitu: guru dan peserta didik. Permasalahan yang disebabkan oleh faktor guru diantaranya adalah:
1.      Ketidakmampuan dalam memisahkan urusan pribadi dengan urusan pekerjaan.
2.      Beban pekerjaan administratif yang menyita banyak waktu.
3.      Penampilan fisik dan gaya belajar yang kurang menarik.
4.      Pengendalian emosi yang kurang.
5.      Keterampilan komunikasi yang kurang efektif pada peserta didik.
Sementara itu, permasalahan yang muncul dari faktor peserta didik disebutkan seperti berikut:
1.      Persaingan yang tidak sehat antar peserta didik
2.      Perbedaan jenis kelamin, suku, ras, dan agama sehingga memunculkan rasa tidak senang dengan peserta didik lain.
3.      Reaksi yang muncul didalam kelas akibat suatu peristiwa cenderung negatif seperti perilaku melawan dan mengancam pendidik.
4.      Sebagian teman satu kelas akan memberikan toleransi kesalahan yang disebabkan oleh temannya seperti tidak mengerjakan pekerjaan rumah.
5.      Kesulitan siswa dalam beradaptasi dengan lingkungan kelas yang baru.
Konsekuensinya, keberagaman permasalahan perilaku peserta didik dapat menimbulkan dampak negatif dalam manajemen kelas, seperti berikut:
1.      Kurangnya kesatupaduan, yang ditandai perbedaan visi misi antarkelompok belajar dan perbedaan jenis kelamin didalam kelas.
2.      Tidak ada standar perilaku dalam belajar secara kelompok, yang ditandai dengan ketidakteraturan peserta didik dalam proses pembelajaran seperti mengobrol dengan peserta didik lainnya selama pembelajaran berlangsung.
3.      Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, yang ditunjukkan dengan adanya perselisihan antaranggota kelompok.
4.      Moral rendah, permusuhan, agresif, yang ditunjukkan dengan kurangnya alat-alat pembelajaran dan sarana prasarana lainnya.  [12]
Ada juga yang berpendapat bahwa, masalah manajemen kelas dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu:
a)      Masalah individu
b)      Masalah kelompok[13]
Lebih rinci lagi, Doyle memandang masalah manajemen kelas dalam lima kategori, yaitu:
1.      Berdimensi banyak (Multidimensiality)
1)      Tugas akademik
2)      Tugas penunjangnya.
2.      Serentak (Simultaneity)
Pekerjaan yang harus dilakukan dalam waktu yang hampir sama. Misalnya; dalam diskusi, guru tidak hanya mendengarkan tetapi mengarahkan pikirannya serta memantau siswa sehingga kegiatan belajar berjalan efektif.
3.       Segera (Immediacy)
Masalah manajemen kelas ini berkaitan dengan interaksi antara guru dengan peserta didik. Proses interaksi tersebut menimbulkan suatu hubungan timbal balik yang begitu cepat sehingga menuntut guru untuk segera bertindak melalui proses berpikir cepat pula.
4.      Iklim kelas
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi perubahan iklim didalam kelas, yaitu:
1)      Peserta didik yang sedang berkonsentrasi mendengarkan pelajaran tiba-tiba ada gangguan jatuhnya seekor cicak, orang lewat, atau keributan di luar kelas, dan lain sebagainya.
2)      Peserta didik yang mendengarkan pelajaran tiba-tiba terjadi musibah atau di dalam atau luar kelas seperti kebakaran, listrik mati saat pembelajaran dengan menggunakan media, dan lain-lain.[14]
Penyebab-penyebab munculnya masalah-masalah diatas dapat dengan mudah kita temukan dalam perubahan-perubahan yang terjadi di sekolah pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Sikap-sikap yang dulunya tidak dapat dipertanyakan karena adanya figure-figur yang memiliki otoritas saat ini telah tergantikan oleh sikap-sikapsoal jawab (questioning), keraguan, dan kebimbangan. Begitu pula kepercayaan terhadap sekolah-sekolah sebagai instrument-instrumen sosialisasi saat ini telah tergantikan oleh sikap kritis (isme) terhadap pendidikan. Tidak hanya itu, sikap-sikap terhadap anak yang sudah besar juga telah berubah, dan sikap-sikap ini sudah banyak diterapkan di dalam sekolah-sekolah dewasa ini.[15]



BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Manajemen kelas merupakan suatu usaha sengaja yang dilakukan oleh guru dengan maksud agar dapat dicapai suatu kondisi yang optimal sehingga kegiatan pembelajaran dapat terlaksana seperti yang diharapkan.
Adapun tujuan dari manajemen kelas itu adalah untuk penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar peserta didik dalam lingkungan social, emosional, dan intelektual didalam kelas. Fungsi dari manajemen kelas membantu dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar nyaman dan menyenangkan.
Aspek-aspek manajemen kelas meliputi: (a) pengaturan  atau pengkondisian fisik, seperti penataan ruang kelas, pengaturan tempat duduk, ventilasi dan pengaturan cahaya, penataan keindahan dan kebersihan kelas, (b) pengaturan peserta didik. (c) permasalahan kelas.













DAFTAR PUSTAKA
Fathurrohman, Pupuh. 2007.Strategi Belajar Pengajar; Melalui Penanaman Konsep Umum  Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama.
Mustakim, Zaenal. 2009. Strategi & Metode Pembelajaran. Pekalongan: IAIN PRESS.
Mustakim, Zaenal. 2017 Strategi & Metode Pembelajaran. Edisi Revisi. Pekalongan: IAIN PRESS.
Syarifurahman. 2013. Metode Dalam Pembelajaran. Jakarta: PT Indeks.
T. Emmer, Edmund. 2011. Manajemen Kelas untuk Guru Kelas. Jakarta: Prenada Media Group.























PROFIL PENULIS




Nama : Hindun Fadhilah
Tempat Tanggal Lahir : Wonosobo, 05 Juli 1996
Riwayat Pendidikan :
1.      SD Batursari, Sapuran Wonosobo
2.      MI Walisongo Paesan 02 kedungwuni
3.      MTs S Simbang Kulon 02 Buaran Pekalongan
4.      MAS Simbang Kulon Buaran Pekalongan
5.      Sedang menempuh Pendidikan Strata satu (S1) jurusan PGMI di IAIN Pekalongan.
Alamat : Paesan Tengah RT 03 Rw 07 No.12, Kec. Kedungwuni, Kab. Pekalongan.
Alamat asli : Dukuh Semprong, Desa Tempursari, Kec. Sepuran, Kab. Wonosobo.



[1] Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag., Strategi dan Metode Pembelajaran, ( Pekalongan: IAIN PRESS, 2017), hlm. 204.
[2] Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag.,Strategi & Metode Pembelajaran, ( Pekalongan: IAIN PRESS, 2009), hlm. 29.
[3] Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag., Strategi dan Metode Pembelajaran, ( Pekalongan: IAIN PRESS, 2017), hlm. 205.
[4] Prof. Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar; Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), hlam.104.
[5][5] Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag., Strategi dan Metode Pembelajaran, ( Pekalongan: IAIN PRESS, 2017), hlm. 206.

[6][6] Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag.,Strategi & Metode Pembelajaran, ( Pekalongan: IAIN PRESS, 2009), hlm. 204-205.
[7] Edmund T. Emmer, Manajemen Kelas UntuknGuru Sekolah Dasar, Edisi ke-8, Cet. Ke-1, ( Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hlm. 4-5.
[8] Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag.,Strategi & Metode Pembelajaran, ( Pekalongan: IAIN PRESS, 2009), hlm. 33.
[9] Ibid, hlm. 113-115.
[10]Syaifurahman, M.Pd.,Manajemen dalam Pembelajaran, ( Jakarta: PT Indeks, 2013), hlm. 136.
[11] Syaifurahman, M.Pd.,Manajemen dalam Pembelajaran, ( Jakarta: PT Indeks, 2013), hlm. 35.
[12] Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag., Strategi dan Metode Pembelajaran, ( Pekalongan: IAIN PRESS, 2017), hlm. 207.
[13] Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag.,Strategi & Metode Pembelajaran, ( Pekalongan: IAIN PRESS, 2009), hlm. 32.
[14] Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag., Strategi dan Metode Pembelajaran, ( Pekalongan: IAIN PRESS, 2017), hlm. 208.
[15] Syaifurahman, M.Pd.,Manajemen dalam Pembelajaran, ( Jakata: PT Indeks, 2013), hlm. 106.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar