MANAJEMEN KELAS
“Aspek Manajemen Kelas”
Hindun Fadhilah
(2023116168)
Kelas A
JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah ‘ala kulli haalin wa nikmatin, segala puji bagi Allah swt dalam setiap keadaan dan setiap curahan
nikmat yang tak terhingga. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad saw beserta keluarga, kerabat, serta para sahabatnya dan juga pengikut
yang setia dengan sunnahnya dan semoga kita termasuk didalamnya. Amiin.
Dalam penulisan makalah yang berjudul “Manajemen Kelas” dengan sub
tema “Aspek-aspek Manajemen Kelas” ini, tentunya dapat tersusun bukan hanya
dari kerja keras penulis. Akan tetapi berkat do’a dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Kedua
orang tua tersayang atas do’a dan dukungan
sampai sekarang ini.
2.
Dosen
pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Bpk. Muhammad hufron, M.S.I
3.
Teman-teman
yang telah membantu serta mengarahkan penulis dalam proses menjalani
pembelajaran.
Makalah
ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar. Dalam
makalah ini akan dibahas beberapa aspek dalam manajemen kelas. Penulis sudah
berusaha semaksimal mungkin dalam pembuatan makalah ini. Penulis menerima
kritik dan saran dari pembaca, dan semoga makalah ini nantinya akan bermanfaat
bagi kita semua. Amin.
Pekalongan, 6 November 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
TEMA
:
Manajemen Kelas
B.
Sub
Tema :
Aspek Manajemen Kelas
C.
Mengapa
penting untuk dikaji?
Aspek manajemen pendidikan sangat penting dikaji karena seorang
guru harus dapat mengelola kelas dengan baik agar menghasilkan pembelajaran
yang menyenangkan. Mengelola kelas sangat dibutuhkan keterampilan yang memadai.
Seorang guru yang hendak mengelola kelas yang baik tidak hanya bermodal
kecerdasan intelektual saja akan tetapi harus diimbangi dengan tiga kompetensi
yang lain seperti social, paedagogik dan keterampilan. Makalah ini akan
mengkaji tentang aspek-aspek apa saja yang ada di dalam mengelola kelas.
Mengelola kelas harus mengetahui aspek apa saja yang harus dikelola baik secara
fisik ( terlihat) maupun rohani (tidak terlihat). Bisa saja keadaan kelas dari
luar terlihat menarik belum tentu didalamnya juga menarik begitu juga
sebaliknya. Aspek manajemen kelas merupakan satu kesatuan didalam proses belajar
mengajar sehingga pengelolaan kelas yang baik dapat memengaruhi proses
pembelajaran yang baik. Namun jika seorang guru dalam mengelola kelas kurang
baik maka akan berpengaruh juga terhada proses pembelajaran yang kurang baik.
Oleh karena itu dengan adanya makalah yang berjudul “Manajemen Kelas” dengan
subtema “Aspek Manajemen Kelas” diharapkan seorang guru dapat mengelola kelas
dengan baik dan benar agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar, sehingga
menghasilkan peserta didik yang memiliki ilmu dan pengetahuan dan keterampilan
yang memuaskan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN MANAJEMEN KELAS
1.
Pengertian Manajemen
Menurut Mary
Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain. Bahwa manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen didalam pelaksanaannya dilakukan
sesuai proses. Ada 4 proses dalam melakukan manajemen, yaitu: perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.
2.
Pengertian Kelas
Dalam dunia
pendidikan, kelas memiliki beragam makna, yaitu:
1)
Kelas
adalah sekelompok siswa yang sedang mengikuti suatu pembelajaran atau kuliah
tertentu.
2)
Kelas
dapat juga diartikan sebagai proses belajar mengajar
3)
Kelas
adalah bangunan fisik atau ruang kelas, tempat dimana terjadi proses belajar
mengajar.
4)
Kelas
adalah tingkatan sekolah dimana seorang anak belajar.
3.
Pengertian Manajemen Kelas
Menurut
istilah, Syaiful Bahri Djamarah mendefinisikan manajemen kelas sebagai suatu
upaya memberdayakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung
proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran.
Selain
itu, menurut Jamil Sumprihatiningrum, manajemen kelas adalah upaya yang
dilakukan pendidik untuk mewujudkan atmosfer pembelajaran yang optimal.
Tambahan pula, manajemen kelas merujuk pada penyediaan fasilitas untuk
menunjang kegiatan belajar peserta didik yang berlangsung pada lingkungan
social, emosional, dan intelektual didalam kelas menjadi sebuah lingkungan
belajar yang membelajarkan.
Berdasarkan
definisi para ahli diatas, dapat dikemukakan bahwa manajemen kelas merupakan
suatu usaha sengaja yang dilakukan oleh guru dengan maksud agar dapat dicapai
suatu kondisi yang optimal sehingga kegiatan pembelajaran dapat terlaksana
seperti yang diharapkan. Dengan kata lain, manajemen kelas adalah kegiatan
untuk mewujudkan dan mempertahankan proses pembelajaran yang optimal.[1]
4.
Tujuan Manajemen Kelas
Manajemen kelas
yang dilakukan guru bukan tanpa tujuan. Karena dengan dengan adanya tujuan
itulah, guru selalu berusaha mengelola kelas walaupun terkadang merasakan
kelelahan, baik fisik maupun pikiran.
Adapu tujuan
dari manajemen kelas secara umum adalah penyediaan fasilitas bagi
bermacam-macam kegiatan belajar peserta didik dalam lingkungan social,
emosional, dan intelektual didalam kelas.
Dengan adanya
fasilitas yang tersedia itu memungkinkan siswa:
a)
Belajar
dan bekerja
b)
Terciptanya
suasana disiplin
c)
Perkembangan
intelektual,emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa.[2]
Sementara
itu, menurut Suharsimi Arikunto, manajemen kelas bertujuan agar setiap peserta
didik di dalam kelas dapat belajar dengan tertib sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai secara efektif dan efisien.[3]
Karakter kelas
yang dihasilkan karena adanya proses pengelolaan kelas yang baik akan memiliki
sekurang-kurangnya tiga ciri, yakni:
1.
Speed,
artinya anak dapat belajar dalam percepatan proses dan Progress,
sehingga membutuhkan waktu yang relatif singkat.
2.
Simple,
artinya organisasi kelas dan materi menjadi sederhana, mudah
dicerna dan situasi kelas kondusif.
3.
Self-confidence,
artinya anak dapat belajar dengan penuh rasa percaya diri atau
menganggap dirinya mampu mengikuti pelajaran dan belajar berprestasi.[4]
5.
Fungsi Manajemen Kelas
Secara
umum, fungsi manajemen kelas ditinjau dari analisis masalah adalah sebagai
berikut:
1)
Memberi
dan melengkapi fasilitas untuk segala tugas; berarti bahwa aspek manajemen
kelas yang dihadirkan bisa membantu tugas guru untuk menunjukkan kinerja yang
lebih baik.
2)
Memelihara
agar tugas-tugas guru dapat berjalan
dengan lancar; ini menunjukkan bahwa aspek manajemen kelas dapat
diklasifikasikan bentuk-bentuk tugas tertentu.
Fungsi diatas dapat
dijabarkan menjadi beberapa tugas yang harus dilakukan guru dalam kegiatan
manajemen kelas, yang meliputi:
a.
Membantu
kelompok dalam membagi tugas
b.
Membantu
pembentukan kelompok
c.
Membantu
kerja sama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi
d.
Membantu
individu agar dapat bekerja sama dalam kelompok atau kelas
e.
Membantu
prosedur kerja
f.
Mengubah
kondisi kelas
Dengan demikian, manajemen kelas pada akhirnya bermuara pada
pengaturan peserta didik, dan produk-produk yang dihasilkan dalam manajemen
kelas harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.[5]
B.
ASPEK MANAJEMEN KELAS
Adapun
aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas adalah sifat kelas,
pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan selektif, dan kreatif.
Menurut
Oemar Hamalik ada & aspek yang memiliki fungsi berbeda dalam proses belajar
mengajar, tetapi merupakan satu kesatuan bulat, yaitu:
a)
Aspek
tujuan instruksional
b)
Aspek
materi pelajaran
c)
Aspek
metode dan strategi pembelajaran
d)
Aspek
ketenagaan, meliputi aspek siswa, waktu, tempat, perlengkapan
e)
Aspek
media instruksional
f)
Aspek
penilaian
g)
Aspek
penunjang fasilitas
Menurut Lois V. Johnson dan May Bany mengemukakan aspek-aspek yang
perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas:
1.
Sifat-sifat
kelas
2.
Kekuatan
pendorong kekuatan kelas
3.
Memahami
situasi kelas
4.
Mendiagnosis
situasi kelas
5.
Bertindak
selektif
6.
Bertindak
kreatif
7.
Untuk
memperbaiki kondisi kelas.[6]
Selain
itu ada beberapa aspek yang harus oleh seorang guru dalam mengelola kelas,
yaitu:
1.
Pengaturan atau pengkondisian fisik
a)
Ruang
tempat berlangsungnya proses belajar mengajar
Empat
kunci penataan ruang bagi pengaturan ruang yang baik, yaitu:
1.
Jadikan
wilayah berlalu lintas tinggi bebas dari kemacetan
2.
Pastikan
bahwa para siswa dapat dipantau dengan mudah oleh guru
3.
Jaga
material pelajaran yang sering digunakan dan perlengkapan siswa mudah diakses
4.
Pastikan
bahwa para siswa dapat denga mudah melihat presentasi dan tampilan seisi kelas.[7]
b)
Pengaturan
tempat duduk.[8]
Dibawah
ini adalah gaya atau model penataan
tempat duduk dalam ruang kelas:
-
Penataan
kelas gaya auditorium
-
Gaya
tatap muka ( face to face)
-
Gaya
off-set
-
Gaya
seminar
-
Gaya
klaster (cluster)[9]
c)
Ventilasi
dan pengaturan cahaya.
Ventilasi
ini harus menjamin kesehatan peserta didik. Demikian halnya dengan lampu
penerangan, ketika lampu terang siswa belajar tanpa merasa ada gangguan,
sementara kalau lampu gelap belajar menjadi tidak konsentrasi.
Dalam
studi yang dilakukan oleh Departemen Pertahanan Amerika, H. I. Taylor dan J,
Orlansky melaporkan bahwa udara panas menurunkan nilai beberapa pelajaran
intelektual maupun fisik secara drastis.[10]
d)
Penataan
keindahan dan kebersihan kelas
-
Hiasan
dinding
-
Penempatan
lemari: untuk buku didepan dan alat-alat peraga dibelakang
-
Pemeliharaan
kebersihan: siswa bergiliran membersihkan kelas, guru memeriksa kebersihan dan
ketertiban kelas.
2.
Pengaturan peserta didik
a)
Postur
tubuh anak yang tinggi sebaiknya ditempatkan di belakang.
b)
Anak
didik yang mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran sebaiknya
ditempatkan di depan.
c)
Anak
didik yang cerdas sebaiknya digabung dengan anak didik yang kurang cerdas.
d)
Anak
didik yang pandai bicara dikelompokkan dengan anak didik pendiam.
e)
Anak
didik yang gemar membuat keributan dan mengganggu temannya lebih baik dipisah dan
tidak terlepas dari pengawasan guru[11]
3.
Permasalahan Kelas
Ketidaktercapaian
seorang guru dalam mewujudkan tujuan pembelajaran sejalan dengan kurang
cakapnya pendidik dalam manajemen kelas. Indikator dari keberhasilan tersebut
meliputi prestasi belajar peserta didik rendah,yang tidak sesuai dengan standar
atau batas ukuran yang telah ditentukan. Lebih lanjut lgi, berhasil atau
tidaknya manajemen kelas bergantung pada dua faktor utama, yaitu: guru dan
peserta didik. Permasalahan yang disebabkan oleh faktor guru diantaranya
adalah:
1.
Ketidakmampuan
dalam memisahkan urusan pribadi dengan urusan pekerjaan.
2.
Beban
pekerjaan administratif yang menyita banyak waktu.
3.
Penampilan
fisik dan gaya belajar yang kurang menarik.
4.
Pengendalian
emosi yang kurang.
5.
Keterampilan
komunikasi yang kurang efektif pada peserta didik.
Sementara itu, permasalahan yang muncul dari faktor peserta didik
disebutkan seperti berikut:
1.
Persaingan
yang tidak sehat antar peserta didik
2.
Perbedaan
jenis kelamin, suku, ras, dan agama sehingga memunculkan rasa tidak senang
dengan peserta didik lain.
3.
Reaksi
yang muncul didalam kelas akibat suatu peristiwa cenderung negatif seperti perilaku
melawan dan mengancam pendidik.
4.
Sebagian
teman satu kelas akan memberikan toleransi kesalahan yang disebabkan oleh
temannya seperti tidak mengerjakan pekerjaan rumah.
5.
Kesulitan
siswa dalam beradaptasi dengan lingkungan kelas yang baru.
Konsekuensinya, keberagaman permasalahan perilaku peserta didik
dapat menimbulkan dampak negatif dalam manajemen kelas, seperti berikut:
1.
Kurangnya
kesatupaduan, yang ditandai perbedaan visi misi antarkelompok belajar dan
perbedaan jenis kelamin didalam kelas.
2.
Tidak
ada standar perilaku dalam belajar secara kelompok, yang ditandai dengan
ketidakteraturan peserta didik dalam proses pembelajaran seperti mengobrol
dengan peserta didik lainnya selama pembelajaran berlangsung.
3.
Reaksi
negatif terhadap anggota kelompok, yang ditunjukkan dengan adanya perselisihan
antaranggota kelompok.
4.
Moral
rendah, permusuhan, agresif, yang ditunjukkan dengan kurangnya alat-alat
pembelajaran dan sarana prasarana lainnya.
[12]
Ada juga yang berpendapat bahwa, masalah manajemen kelas
dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu:
a)
Masalah
individu
b)
Masalah
kelompok[13]
Lebih rinci lagi, Doyle memandang masalah manajemen kelas dalam
lima kategori, yaitu:
1.
Berdimensi
banyak (Multidimensiality)
1) Tugas akademik
2) Tugas penunjangnya.
2.
Serentak
(Simultaneity)
Pekerjaan
yang harus dilakukan dalam waktu yang hampir sama. Misalnya; dalam diskusi,
guru tidak hanya mendengarkan tetapi mengarahkan pikirannya serta memantau
siswa sehingga kegiatan belajar berjalan efektif.
3.
Segera (Immediacy)
Masalah
manajemen kelas ini berkaitan dengan interaksi antara guru dengan peserta
didik. Proses interaksi tersebut menimbulkan suatu hubungan timbal balik yang
begitu cepat sehingga menuntut guru untuk segera bertindak melalui proses
berpikir cepat pula.
4.
Iklim
kelas
Terdapat
beberapa faktor yang memengaruhi perubahan iklim didalam kelas, yaitu:
1)
Peserta
didik yang sedang berkonsentrasi mendengarkan pelajaran tiba-tiba ada gangguan
jatuhnya seekor cicak, orang lewat, atau keributan di luar kelas, dan lain
sebagainya.
2)
Peserta
didik yang mendengarkan pelajaran tiba-tiba terjadi musibah atau di dalam atau
luar kelas seperti kebakaran, listrik mati saat pembelajaran dengan menggunakan
media, dan lain-lain.[14]
Penyebab-penyebab munculnya masalah-masalah diatas dapat dengan
mudah kita temukan dalam perubahan-perubahan yang terjadi di sekolah pada
khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Sikap-sikap yang dulunya tidak
dapat dipertanyakan karena adanya figure-figur yang memiliki otoritas saat ini
telah tergantikan oleh sikap-sikapsoal jawab (questioning), keraguan,
dan kebimbangan. Begitu pula kepercayaan terhadap sekolah-sekolah sebagai
instrument-instrumen sosialisasi saat ini telah tergantikan oleh sikap kritis (isme)
terhadap pendidikan. Tidak hanya itu, sikap-sikap terhadap anak yang sudah
besar juga telah berubah, dan sikap-sikap ini sudah banyak diterapkan di dalam
sekolah-sekolah dewasa ini.[15]
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Manajemen kelas merupakan suatu usaha sengaja yang dilakukan oleh
guru dengan maksud agar dapat dicapai suatu kondisi yang optimal sehingga
kegiatan pembelajaran dapat terlaksana seperti yang diharapkan.
Adapun tujuan dari manajemen kelas itu adalah untuk penyediaan
fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar peserta didik dalam lingkungan
social, emosional, dan intelektual didalam kelas. Fungsi dari manajemen kelas
membantu dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar nyaman dan
menyenangkan.
Aspek-aspek manajemen kelas meliputi: (a) pengaturan atau pengkondisian fisik, seperti penataan
ruang kelas, pengaturan tempat duduk, ventilasi dan pengaturan cahaya, penataan
keindahan dan kebersihan kelas, (b) pengaturan peserta didik. (c) permasalahan
kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Fathurrohman, Pupuh. 2007.Strategi Belajar Pengajar;
Melalui Penanaman Konsep Umum Konsep
Islami. Bandung: PT Refika Aditama.
Mustakim, Zaenal. 2009. Strategi & Metode Pembelajaran.
Pekalongan: IAIN PRESS.
Mustakim, Zaenal. 2017 Strategi & Metode Pembelajaran. Edisi
Revisi. Pekalongan: IAIN PRESS.
Syarifurahman. 2013. Metode Dalam Pembelajaran. Jakarta: PT
Indeks.
T. Emmer, Edmund. 2011. Manajemen Kelas untuk Guru Kelas.
Jakarta: Prenada Media Group.
PROFIL PENULIS
Nama : Hindun
Fadhilah
Tempat Tanggal
Lahir : Wonosobo, 05 Juli 1996
Riwayat
Pendidikan :
1.
SD
Batursari, Sapuran Wonosobo
2.
MI
Walisongo Paesan 02 kedungwuni
3.
MTs
S Simbang Kulon 02 Buaran Pekalongan
4.
MAS
Simbang Kulon Buaran Pekalongan
5.
Sedang
menempuh Pendidikan Strata satu (S1) jurusan PGMI di IAIN Pekalongan.
Alamat : Paesan Tengah RT 03 Rw 07 No.12, Kec. Kedungwuni, Kab.
Pekalongan.
Alamat asli : Dukuh Semprong, Desa Tempursari, Kec. Sepuran, Kab.
Wonosobo.
[1]
Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag., Strategi dan Metode Pembelajaran, ( Pekalongan:
IAIN PRESS, 2017), hlm. 204.
[2]
Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag.,Strategi & Metode Pembelajaran, (
Pekalongan: IAIN PRESS, 2009), hlm. 29.
[3]
Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag., Strategi dan Metode Pembelajaran, ( Pekalongan:
IAIN PRESS, 2017), hlm. 205.
[4]
Prof. Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar; Melalui Penanaman
Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007),
hlam.104.
[5][5]
Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag., Strategi dan Metode Pembelajaran, ( Pekalongan:
IAIN PRESS, 2017), hlm. 206.
[6][6]
Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag.,Strategi & Metode Pembelajaran, (
Pekalongan: IAIN PRESS, 2009), hlm. 204-205.
[7]
Edmund T. Emmer, Manajemen Kelas UntuknGuru Sekolah Dasar, Edisi ke-8,
Cet. Ke-1, ( Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hlm. 4-5.
[8]
Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag.,Strategi & Metode Pembelajaran, (
Pekalongan: IAIN PRESS, 2009), hlm. 33.
[9]
Ibid, hlm. 113-115.
[10]Syaifurahman,
M.Pd.,Manajemen dalam Pembelajaran, ( Jakarta: PT Indeks, 2013), hlm. 136.
[11]
Syaifurahman, M.Pd.,Manajemen dalam Pembelajaran, ( Jakarta: PT Indeks,
2013), hlm. 35.
[12]
Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag., Strategi dan Metode Pembelajaran, ( Pekalongan:
IAIN PRESS, 2017), hlm. 207.
[13]
Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag.,Strategi & Metode Pembelajaran, (
Pekalongan: IAIN PRESS, 2009), hlm. 32.
[14]
Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag., Strategi dan Metode Pembelajaran, ( Pekalongan:
IAIN PRESS, 2017), hlm. 208.
[15]
Syaifurahman, M.Pd.,Manajemen dalam Pembelajaran, ( Jakata: PT Indeks,
2013), hlm. 106.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar