Laman

Sabtu, 11 November 2017

sbm A 11-b (PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN KELAS)

“MANAJEMEN KELAS”
(PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN KELAS)

Nahdia Umami
2023116167
KELAS A

JURUSAN PGMI
JURUSAN PGMI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017




KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang mana telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Prinsip-prinsip Manajemen Kelas” tanpa adanya suatu halangan apapun. Shalawat serta salam tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad saw semoga kita mendapatkan syafa’at-Nya dihari kiamat nanti. Amin..
Makalah ini di susun oleh penulis untuk memenuhi syarat penilaian pada mata kuliah “Strategi Belajar Mengajar” dan penulis harap makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.Dalam menyusun makalah ini, penulis berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan sumber-sumber informasi dari buku-buku yang telah di rekomendasikan oleh dosen maupun dari buku-buku yang lainnya.
Meski demikian penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, maupun isi. sehingga secara terbuka menerima kritik dan saran dari pembaca.





                                                                        Pekalongan, 13 Nopember 2017


                                                                                    Nahdia Umami
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Tema
Manajemen Kelas
B.     Sub Tema
Prinsip-prinsip Manajemen Kelas
C.     Penting di Kaji
Manajemen kelas yang efektif akan melatih kemahiran seorang pengajar dalam meningkatkan kualitas pengajarannya. Terlatihnya kemahiran tersebut berdampak pada terciptanya hasil pembelajaran yang lebih kondusif, baik dari aspek sosial, maupun aspek emosional. Kemahiran seorang pengajar dalam mengelola kelas menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindari, karena dengan hal ini pengajaran yang efektif akan terwujud. Dengan hal ini juga sikap positif dari dalam diri peserta didik dapat dikembangkan. Sikap ini menghasilkan suasana kelas yang menarik perhatian dan menantang peserta didik untuk belajar. Kemahiran mengelola kelas akan menjadikan seorang pengajar memahami konsep kelas, prinsip pengontrolan kelas, dan prinsip disiplin dalam kelas. Seorang pengajar juga akan menghargai pentingnya menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif. Dengan kemahiran mengelola kelas akan mendukung kemahiran berkomunikasi, tanggung jawab, kepada tugas-tugas sekolah dan peka terhadap masalah-masalah pengajaran dan pembelajaran yang dihadapi oleh peserta didik.







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Manajemen Kelas
Manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu management, yang berarti ketalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. Manajemen atau pengelolaan dalam pengertian umum menurut Suharsimi Arikunto (1990) adalah pengadministrasian, pengaturan, atau penataan suatu kegiatan.
Sedangkan kelas menurut Oemar Hamalik (1987) adalah suatu kelompok yang melakukan kegiatan belajar bersama, yang mendapat pengajaran dari guru. Adapun menurut Suharsimi Arikunto yang juga mengemukakan pengertian umum mengenai kelas, yaitu sekelompok siswa pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama. Suharsimi Arikunto juga menegaskan bahwa kelas yang dimaksud di sini adalah kelas dengan sistem pengajaran yang klasikal. 
Adapun pengertian manajemen kelas menurut para ahli yaitu  menurut pengertian baru seperti Lois V. Johnson dan Mary A.Bany bahwa pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap situasi kelas. Dalam hal ini guru bertugas menciptakan, mempertahankan, dan memelihara sistem atau organisasi kelas. Sehingga siswa dapat memanfaatkan kemampuannya, bakatnya, dan energinya pada tugas-tugas individual. Sedangkan menurut Sudirman N, dkk. (1991) Pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas. Di tambahkan lagi oleh Hadari Nawawi (1989), dengan mengatakan bahwa kegiatan manajemen kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.
Suharsimi Arikunto (1988) juga berpendapat bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar seperti yang diharapkan.[1]
Menurut definisi operasional, pengelolaan kelas merupakan penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan siswa yang berlangsung pada lingungan sosial, emosional, dan intelektual, anak dalam kelas menjadi sebuah lingkungan belajar yang membelajarkan. Fasilitas yang disediakan itu memberikan kepuasan, suasana disiplin, nyaman dan penuh semangat sehingga terjadi perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa. (sudirman N, 1991).
Dari beberapa uraian tersebut, dapatlah dipahami bahwa pengelolaan kelas merupakan usaha yang dengan sengaja dilakukan oleh guru agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efesien mencapai tujuan pembelajaran.[2]
B.     Tujuan Manajemen Kelas
Tujuan manajemen kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. secara umum tujuan manajemen kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu meungkinkan siswa belajar dan bekerja terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa.
      Sementara itu, menurut Suharsimi Arikunto, manajemen kelas bertujuan agar setiap peserta didik di dalam kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Dengan demikian dapat dipaparkan bahwa tujuan manajemen kelas adalah untuk mewujudkan lingkungan pembelajaran di dalam kelas yang berfungsi untuk mewujudkan lingkungan pembelajaran di dalam kelas yang berfungsi untuk mengoptimalkan kemampuan peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat di capai dengan maksimal.[3]
C.     Prinsip-prinsip Manajemen Kelas
Masalah pengelolaan kelas bukanlah merupakan tugas yang ringan berbagai faktorlah yang menyebabkan kerumitan itu. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen kelas adalah di bagi menjadi dua golongan yaitu :
a.        Faktor intern siswa
b.       Faktor ekstern siswa
Faktor intern siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran dan perilaku. Kepribadian siswa dengan ciri-ciri khasnya masing-masing menyebabkan siswa berbeda dari siswa lainnya secara individual. Perbedaan individual ini dilihat dari segi aspek, yaitu perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis.
Sedangkan faktor ekstern siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokkan siswa, jumlah siswa di kelas, dan sebagainya. Masalah jumlah siswa dikelas akan mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa di kelas cenderung lebih mudah terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa di kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik.[4]
      Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas, prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat di pergunakan. Maka penting bagi guru untuk mengetahui dan menguasai prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang akan d uraikan seperti di bawah ini :
1.      Hangat dan Antusias
Guru yang hangat dan akrab dengan peserta didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya yang berupaya dalam mengimplementasikan manajemen kelas. Dalam melaksanakan manajemen kelas, setiap guru haruslah menunjukkan kehangatan. Walaupun kesan kehangatan ini sifatnya implisit (tidak diungkapkan secara langsung dengan kata-kata), akan tetapi bagaimana guru bertutur dan bersikap kepada siswanya akan memberikan kesan tertentu bagi mereka. Guru juga selain menunjukkan sifat hangat dan bersahabat, juga harus menunjukkan antusiasme. Antusiasme dapat terpancar dari cara anda bergerak, bagaimana roman muka guru, kata-kata yang terlontar dari mulut guru. Tunjukkan lah selalu bahwa anda dalam menjalankan profesi sebagai seorang guru selalu antusias selama proses pembelajaran berlangsung dikelas, bahan saat bertemu siswa di luar jam pelajaran.
2.      Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau materi pembelajaran yang menantang cenderung dapat menigkatkan passion peserta didik untuk belajar sehingga mengurangi tingkah laku negatif. Guru dapat membuat siswa tertantang dengan cara-cara yang kreatif yang selalu hadir dengan sesuatu yang baru yang sifatnya tidak terlalu mudah (tidak menantang) atau tidak terlalu sulit (karena dapat membuat anak frustasi dan merasa tidak mampu). Penting bagi guru untuk dapat melaksanakan prinsi ini adalah dengan mengetahui kemampuan atau pengetahuan yang tlah dimiliki oleh siswa sehingga guru dapat merancang tugas belajar yang berada sedikit diatas kemampuan awal tersebut.
            Jika seorang guru sering mengajar dengan penuh tantangan kepada siswa-siswanya maka manajemen kelas akan lebih mudah dilakukan. Perilaku-perilaku yang menyimpang dari kegiatan pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh guru akan dapat direduksi. Tantangan belajar yang baik akan memivu munculnya rasa ingin tahu siswa sehingga mereka akan berusaha secara aktif terlibat dalam proses belajar mengajar yang dilakukan dikelasnya.
3.      Bervariasi
Penggunaan alat media, gaya belajar mengajar pendidik, pola interaksi antara guru dan anak didik di harapkan dapat mengurangi munculnya permasalahan dalam manajemen kelas, apalagi bila penggunaannya bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan hal itu merupakan kunci untuk tercapainya manajemen kelas yang efektif sekaligus untuk menghindari kejenuhan. Variasi yang harus dilakukan seorang guru dalam proses belajar mengajar adalah hal yang mutlak. Jika guru ingin sukses mengelola pembelajaran siswa maka variasi pembelajaran merupakan salah stu faktor penting yang tidak di anngap remeh.
 Melakukan variasi dalam ha-hal seperti strategi pembelajaran, metode mengajar, setting pembelajaran, materi dan bahan ajar, dalam pembelajaran akan membuat siswa merasa akan selalu ada yang baru dalam pembelajaran guru. Mereka akan terhidar dari kebosanan bahkan akan menanti-natikan kehadiran dan pembelajaran bersama guru yang bersangkutan. Siswa juga akan senang karena ada saja hal-hal baru yang akan di dapatkan seorang guru, baik itu pengalam belajar yang bermakna maupun pengetahuan keterampilan.
4.      Keluwesan
Keluasan tingkah laku seorang guru dapat mencegah kemungkinan munculya gangguan dalam manajemen kelas serta dapat menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif. Di dalam sebuah kelas dengan beragam siswa yang ada di dalamnya membuat guru harus luwes dalam melakukan manajemen kelas. Tidak bisa dihindari, karena pembelajaran dari waktu kewaktu membutuhkan guru yang responsif dan cepat tanggap dalam situasi-situasi pembelajaran. Guru harus luwes dalam menentukan dan memilih alternatif-alternatif tindakan untuk mengelola kelasnya supaya tetap berjalan kondusif dalam proses pembelajaran.
5.      Penekanan pada Hal-hal Positif
Guru sebagai pendidik harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian peserta didik pada hal-hal yang negatif. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru tentunya di maksudkan juga untuk menananmkan nilai-nilai yang bersifat positif. Contoh konkret pada prinsip penekanan pada hal-hal positif misalnya penekanan yang dilakukan seorang guru terhadap tingkah laku siswa yang positif  dari pada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
6.      Penanaman Disiplin Diri
Tujuan akhir manajemen kelas adalah agar peserta didik dapat mengembangkan kedisiplinan diri. Oleh karena itu, guru seharusnya mendororng peserta didik untuk melaksanakan kedisiplinan diri dan dapat menjadi teladan. Setiap siwa harus belajar berdisiplin. Disiplin disisni bukan bermakna kekerasan, tetapi disiplin yang berlandaskan pada kesadaran diri siswa itu sendiri bahwa belajar disiplin itu penting. Cara temudah menanamkan disiplin kepada siswa adalah dengan menjadi teladan bagi siswa. Guru dapat menunjukkan secara tidak langsung bagaimana mengendalikan diri dan melaksanakan sebuah tanggung jawab. Seorang guru tidak akan berhasil mengelola kelasnya untuk berdisiplin jika seorang guru itu sendiri tidak disiplin di mata siswa.[5]
D.    Pendekatan dalam Mengelola Kelas
Kelas sebagai produk pengelolaan sekurang-kurangnya bercirikan terjadinya intensitas interaksi antara guru dan murid, murid dengan dirinya sendiri, murid dengan murid, guru dengan jati diri profesinya dan murid dan murid guru dengan kmponen-komponen lainnya. Thomas Gardon dalam bukunya Teacher Evectiveness Training yang diterjemahkan oleh Aditya Kumara Dewi (1997), menyebutnya bahwa “interaksi insani” lahirnya interkasi yang optimal tentu saja bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas.
Berbagai pendekatan tersebut bisa di telaah seperti uraian berikut :
1.      Pendekatan Kekuasaan
Ciri yang utama pendakataan kekuasaan ini adalah ketaatan pada aturan yang melekat pada pemilik kekuasaan. Guru mengontrol siswa dengan ancaman, sanksi, hukuman dan bentuk disiplin yang ketat dan baku.
2.      Pendekatan Kebebasan
Pendekatan kelas bukan membiarkan anak belajar dengan laisez-faire, tetapi memberikan suasana dan kondisi belajar yang memungkin anak merasa merdek, bebs, nyaman, penuh tantangan, dan harapan dlam melakukan belajar.
3.      Pendekatan Keseimbangan Peran
Pendekatan ini dilakukan dengan memberi seperangkat aturan yang di sepakati guru dan murid. Isi aturan berkaitan dengan apa yang harus dan apa yang tiak boleh dikerjakan guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas dan aturan yang boleh atau tidak boleh dilakukan murid selama belajar.
4.      Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini menghendaki lahirnya peran guru untuk mencegah dan meghentikan tingkah laku anak didik yang kurang menguntungkan proses pembelajaran. Peran guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pengajaran yang baik.
5.      Pendekatan Suasana Emosi dan Sosial
Goleman (1995) dalam hasil penelitiannya menyebutkan bahwa belajar tanpa keterlibatan emosional dan kegiatan saraf, kurang dari yang dibutuhkan untuk merekatkan pelajaran dalam ingatan. Menurut pendekaan ini manajemen kelas merupakan proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan sosial yang positif dalam kelas.
6.      Pendekatan Kombinasi
Pada pendekatan ini bisa menggunakan beberapa pilihan tindakan utuk mempertahankan dan menciptakan suasana belajar yang baik. Guru memiliki peran penting untuk menganalisis kapan dan bagaimana tindakan itu tepat dilakukan. Semua orang mudah melakukan tindakan, tetapi bertindak pada waktu yang tepat, dengan cara yang akurat dan pada tujuan yang bermanfaat, adalah tidak mudah, dan guru harus dapat mencermati hal tersebut.[6]











BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Manajemen kelas adalah proses pengelolaan kelas untuk menciptakan suasana dan kondisi kelas yang memungkinkan siswa dapat belajar secara efektif. Prinsip dasar pengelolaan kelas adalah pegangan atau acuan yang dimiliki sebagai pokok dasar berfikir atau bertindak bagi seorang pendidik dalam usaha menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal serta mengembalikan kondisinya bila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran agar proses belajar mengajar menjadi efektif.


















DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2013.  Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Fathurrohman, Pupuh dan sutikno sobry. 2009. Stratei Belajar Mengajar, Bandung : PT Renika Aditama.
Mustakim, Zaenal.  2017. Strategi dan Metode Pembelajaran. cet.5.Pekalongan : IAIN Pekalongan Press.
Mustakim, Zaenal. 2009. Srategi dan Metode pembelajaran, Pekalongan : IAIN  Pekalongan Press.
Suryani, Nunuk dan Agung, Leo. 2012. Strategi Belajar Mengajar, Yogyakarta : Ombak.



















Profil
 Nama  : Nahdia Umami
 Nim    : 2023116167
 Ttl        : 01 Nopember 1998
 Alamat : Ds. Benda 01, Kec. Sirampog, Kab. Brebes





[1] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2013), hlm. 174-177
[2] Pupuh fathurrohman dan  M. Sobry sutikno, Stratei Belajar Mengajar, (Bandung : PT Renika Aditama,2009), hlm.103-104
[3]Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan : IAIN Pekalongan Press, 2017), cet. ke-5, hlm. 205
[4]Zaenal Mustakim, Srategi dan Metode pembelajaran, (Pekalongan : IAIN  Pekalongan Press, 2009),  cet ke-1, hlm. 36
[5]Nunuk Suryani dan Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta : Ombak, 2012), hlm.194-197
[6][6]Pupuh fathurrohman dan M. Sobry sutikno, Stratei Belajar Mengajar, (Bandung : PT Renika Aditama,2009), hlm. 104-106

Tidak ada komentar:

Posting Komentar