Laman

Sabtu, 11 November 2017

sbm A 11-e “Faktor Keberhasilan Manajemen Kelas”

TAKTIK PENGELOLAAN KELAS
“Faktor Keberhasilan Manajemen Kelas”
Toyibatir Rifdah
2023116172
Kelas A

JURUSAN PGMI
 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017



PRAKATA
Puji syukur kepada Allah swt atas berkat dan rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah ini. Tak lupa sholawat serta salam saya panjatkan kepada Nabi Muhammad saw, karena tanpa adanya beliau mungkinlah kita terbebas dari zaman kebodohan.
Makalah ini saya susun guna memenuhi tugas “Strategi Belajar Mengajar”. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada:
1.    Kedua orang tua saya yang selalu menyanyangi dan mendukung saya dalam mengikuti mata kuliah ini.
2.    Bpk. Dr. H. Ade Dedi Rohayana,M.Ag. selaku rektorat IAIN Pekalongan.
3.    Bpk. Muhammad Hufron,M.SI. selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar.
4.    Teman-teman yang saya sayangi yang senantiasa selalu menemani saya dalam membuat makalah ini.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa didalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini.
Pekalongan, 10 November 2017
Penulis


Toyibatir Rifdah 



BAB I
A.    Latar Belakang
Keberhasilan aktivitas manusia bergantung pada manajemen yang diterapkanya. Manajemen kelas merupakan gambaran miniatur dalam manajemen sekolah. Ketika manajemen sekolah tidak baik, pendidik juga tidak dapat mengelola atau mengorganisasikan kelas dengan baik, demikian pula sebaliknya.
Dengan adanya manajemen kelas yang baik, peserta didik dapat memanfaatkan kemampuan, bakat, dan energinya pada tugas-tugas individual maupun kelompok karena kelas mempunyai peran dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksi edukatif.
Agar manajemen kelas tersebut berhasil maka seorang pendidik harus mengetahui apa sajakah yang menjadi faktor keberhasilan dalam manajemen kelas. Nah, dalam makalah ini akan dibahas apa sajakah faktor-faktor tersebut.
B.     Tema
Tema garis besar makalah ini adalah “Teknik Pengelolaan Kelas” .
C.    Sub Tema
Sub tema pembahasan makalah ini adalah “Faktor Keberhasilan Manajemen Kelas”.
D.    Urgensi
Agar seorang pendidik itu tahu apasajakah yang menjadi faktor-faktor keberhasilan dalam manajeman kelas.





BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Manajemen Kelas
Secara terminologi, manajemen kelas berasal dari dua kata, yaitu: manajemen dan kelas, yang berarti pengaturan kelas. Sementara itu menurut istilah, Syaiful Bahri Djamarah mendefinisikan manajemen kelas sebagai upaya memperdayakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran.
Selain itu menurut Jamil Suprihatiningrum, manajemen kelas adalah upaya yang dilakukan pendidik untuk mewujudkan atmosfer pembelajaran yang optimal. [1]selain itu, pengelolaan kelas merujuk pada penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa yang berlangsung pada lingkungan sosial, emosional, dan intelektual anak dalam kelas, menjadi sebuah lingkungan belajar yang membelajarkan.[2]
Suharsimi Arikunto juga menambahkan bahwa manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optiaml sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Lebih lanjut lagi, manajemen kelas menurutnya meliputi dua hal, yaitu: pengelolaan menyangkut pesert didik dan pengelolaan fisik kelas (ruangan dan alat pembelajaran).
Berdasarkan definisi para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen kelas merupakan suatu usaha sengaja yang dilakukan oleh guru dengan maksud agar dapat dicapai suatu kondisi yang optimal sehingga kegiatan pembelajaran dapat terlaksana seperti yang diharapkan. Dengan kata lain, manajemen kelas adalah kegiatan untuk mewujudkan dan mempertahankan proses pembelajaran yang optimal.

B.       Faktor Keberhasilan Manajemen Kelas
Permasalahan yang timbul dalam manajemen kelas bukanlah tugas yang ringan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kerumitan tersebut. Secara umum, faktor yang mempengaruhi manajemen kelas ada dua jenis, yaitu:
1.    Faktor Internal Peserta Didik
Faktor internal peserta didik ini berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku. Kepribadian peserta didik dengan spesifikasinya masing-masing menyebabkan perbedaan antara peserta didik yang satu dengan yang lain. perbedaan tersebut dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu: perbedeaan biologis, intetelektual, dan psikologis.
2.    Faktor Eksternal Peserta didik
Faktor eksternal peserta didik ini berkaitan dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempetan peserta didik, pengelompokan peserta didik, jumlah peserta didik di dalam kelas, dan lain sebagainya. Misalnya, semakin banyak jumlah peserta didik, semakin besar pula kemungkinan terjadinya konflik di dalam kelas.[3]
Selain faktor diatas, dalam mewujudkan pengelolaan kelas yang baik, terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhinya, diantaranya:
1.         Kondisi Fisik
            Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Lingkungan fisik yang dimaksud meliputi:


a.    Ruang tempat berlangsungnya proses belajar mengajar
Ruangan belajar harus memungkinkan semua siswa  bergerak leluasa tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu antara siswa yang satu dengan yang lainnya pada saat melakukan aktivitas belajar. Besarnya ruangan kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan. Jika ruangan tersebut menggunakan hiasan, pakailah hiasan-hiasan yang mempunyai nilai pendidikan.
b.    Pengaturan tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku. Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar.
c.    Ventilasi dan pengaturan cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan (kendatipun guru sulit mengatur karena sudah ada) adalah aset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman. Oleh karena itu ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa.
d.   Pengaturan penyimpanan barang-barang
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai bila diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan belajar. Barang-barang yang karena nilai praktisnya tinggi dan dapat disimpan diruang kelas seperti buku pelajaran, pedoman kurikulum, kartu pribadi dan sebagainya, hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu gerak kegiatan siswa. Tentu saja masalah pemeliharaan juga sangat penting dan secara veriodik harus dicek dan recek. Hal lainnya adalah pengamanan barang-barang tersebut, baik dari pencurian maupun barang-barang yang mudah meledak atau terbakar.
e.    Pengaturan keindahan dan kebersihan kelas
Pengaturan keindahan dan kebersihan kelas mencakup penataan hiasan dinding, penempatan lemari seperti lemari untuk buku yang ditempatkan di depan kelas dan alat-alat peraga diletakkan di belakang, dan pemeliharaan kebersihan. Misalnya peserta didik bergiliran membersihkan kelas, sedangkan guru memeriksa kebersihan dan ketertiban kelas.[4]
f.     Rak buku
Rak buku merupakan miniatur perpustakaan. Istilah rak buku kelas dengan buku-buku baru pada setiap saat dan demonstrasikan isi budaya membaca buku  pada anak. Rak buku ini membawa pesan membaca.[5]
        Suhaenah Suparno (2001:82) mengemukakan kriteria yang harus dipenuhi ketika melakukan penataan fasilitas ruang kelas sebagai berikut:
1.    Penataan ruangan dianggap baik apabila menunjang efektifitas proses pembelajaran yang salah satu petunjuknya adalah bahwa anak-anak belajar dengan aktif dann guru dapat mengelola kelas dengan baik.
2.    Penataan tersebut bersifat fleksibel (luwes) sehingga perubahan dari satu tujuan ke tujuan yang lain dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan sifat kegiatan yang dituntut oleh tujuan yang akan dicapai pada waktu itu.
3.    Ketika anak belajar tentang sesuatu konsep, maka ada fasilitas-fasilitas yang dapat memberikan bantuan untuk memperjelas konsep-konsep tersebut yaitu berupa gambar-gambar atau media lain sehingga perhalat atau media tersebut cukup mudah dicapai sehingga waktu belajar siswa tidak terbuang.
4.    Penataan ruang dan fasilitas yang ada dikelas harus mampu membantu siswa meningkatkan motivasi siswa untuk belajar sehingga mereka merasa senang belajar. Indikator ini tentu tidak dengan segera diketahui, tetapi guru yang berpengalaman akan dapat melihat apakah siswa belajar dengan senang atau tidak.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengaturan ruang kelas adalah:
a.       Ruang kelas harus diusahakan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a)    Ukuran ruang kelas 8 m×7m
b)   Dapat memberikan kebebasan bergerak, komunikasi pandangan dan pendengaran
c)    Cukup cahaya dan sirkulasi udara
d)   Pengaturan perabot agar memungkinkan guru dan siswa dapat bergerak leluasa.
b.      Daun jendela tidak mengganggu lalu lintas layar pada selayar.[6]
Dalam merancang desain fisik kelas, setidaknya ada tiga faktor yang seharusnya dipertimbangkan:
a.    Visibilitas
Dapatkah siswa melihat papan tulis atau tampilan-tampilan visual lainnya? Apakah guru memiliki pandangan yang jelas mengenai wilayah-wilayah pengajaran yang akan mereka amati?.
b.    Aksesibilitas
Apakah wilayah-wilayah ber-traffic tinggi (seperti mengasah pensil atau pintu masuk) sudah benar-benar diperhitungkan secara efisien dalam kelas:
c.    Pengalihan (perhatian)
Apakah mungkin wilayah-wilayah yang gaduh dipisahkan dari wilayah-wilayah lainnya? Apakah pintu atau jendela kelas mengandung siswa untuk turut hanyut di dalamnya?[7]
2.   Peserta Didik
Peserta didik dipandang sebagai individu dengan segala perbedaan dan persamaannya. Dengan alasan ini, kegiatan interaksi edukatif dengan pendekatan kelompok mempertimbangkan peninjauan pada aspek perbedaan individual pesera didik yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.       Postur tubuh peserta didik yang tinggi sebaiknya ditempatkan di barisan belakang.
b.      Peserta didik yang mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran hendaknya ditempatkan di depan.
c.       Peserta didik yang cerdas sebaiknya digabung dengan anak didik yang kurang cerdas.
d.      Peserta didik yang mempunyai kecakapan dalam berdiskusi dikelompokkan dengan anak yang pendiam.
e.       Peserta didik yang gemar membuat keributan dan mengganggu peserta didik lainnya lebih baik dipisah dan tidak terlepas dari pengawasan guru.
Pengelompokkan peserta didik seperti disebutkan di atas dimaksudkan agar kelas tidak didomonasi oleh satu kelompok sehingga akan terwujud persaingan belajar yang positif. Jenis pengaturan peserta didik ada dua macam, yaitu:
a.       Pembentukkan organisasi merupakan langkah awal untuk melatih dan membina peserta didik dalam hal berorganisasi. Mereka dilatih untuk bertangguing jawab atas tugas yang dipercayakan.
b.      Pengelompokkan peserta didik yang bermacam-macam dari yang sederhana sampai yang kompleks.
Pengelompokkan ini dapat ditinjau dari segi waktu, kecepatan, dan sifatnya, yang dapat disajikan sebagai berikut:
a.       Pengelompokkan berdasarkan waktu yang meliputi kelompok jangka pendek dan kelompok jangka penjang.
b.      Pengelompokkan berdasarkan kecapatan kelompok nyang mencakup peserta didik cepat dan kelompok peserta didik lambat, dan
c.       Pengelompokkan berdasarkan sifat yang terdiri dari  kelompok untuk mengatasi alat pelajaran, kelompok atas dasar inteligensi atau individual, kelompok atas dasar minat individual, kelompok untuk pembagian pekerjaan, kelompok belajar secara efisien menuju suatu tujuan.[8]
c.         Kondisi sosio-Emisional
Kondisi sosio-emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pengelolaan kelas, kegairahan siswa dan efektifitas tercapainya tujuan pengajaran. Kondisi sosio-emosional tersebut meliputi:
a.       Tipe kepemimpinan
Peranan guru dan tipe kepemimpinan guru akan mewarnai suasana emosional di dalam kelas.
b.      Sikap guru
Sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa akan dapat diperbaiki.
c.       Suara guru
Suara guru walaupun bukan faktor yang besar, turut mempengaruhi dalam proses belajar mengajar.[9]

















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Manajemen kelas merupakan suatu usaha sengaja yang dilakukan oleh guru dengan maksud agar dapat dicapai suatu kondisi yang optimal sehingga kegiatan pembelajaran dapat terlaksana seperti yang diharapkan. Dengan kata lain, manajemen kelas adalah kegiatan untuk mewujudkan dan mempertahankan proses pembelajaran yang optimal. Faktor-faktor yang memepengaruhi keberhasilan kelas ini ada dua, yaitu faktor internal dan eksternal.




















DAFTAR PUSTAKA

Fathurohman, Pupuh.  2009. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:PT.Refika Aditama.
Jacobsen,  David A.  2009. Methods for Teaching. Yogakarta: Pustaka Pelajar.
Majid, Abdul. 2006.  Perencanaan Pembelajaran. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Mustakim, Zaenal. 2017.  Strategi Dan Metode Pembelajaran edisi revisi. Pekalongan:IAIN Press.
Suprihatiningrum, Jamil. 2014. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: AR-Ruzz Media.


.
.






[1] Zaenal Mustakim, Strategi Dan Metode Pembelajaran edisi revisi, cet.ke-5 (Pekalongan:IAIN Press, 2017). Hlm. 204.
[2] Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014), hlm. 310.
[3]Zaenal Mustakim, op.cit. hlm. 204-209.
[4]Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 167-169.
[5] Pupuh Fathurohman, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:PT.Refika Aditama, 2009), hlm. 111.
[6] Abdul Majid, op.cit. hlm. 168-169.
[7] David A. Jacobsen, Methods for Teaching, (yogakarta:Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 49-50.
[8] Zaenal Mustakim, op.cit. hlm. 218-219.
[9] David A. Jacobsen, op.cit. hlm. 47

Tidak ada komentar:

Posting Komentar