TAKTIK PENGELOLAAN KELAS
“Faktor Keberhasilan Manajemen Kelas”
Toyibatir Rifdah
Kelas A
JURUSAN
PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2017
PRAKATA
Puji syukur kepada Allah swt atas berkat dan rahmat-Nya saya bisa
menyelesaikan makalah ini. Tak lupa sholawat serta salam saya panjatkan kepada
Nabi Muhammad saw, karena tanpa adanya beliau mungkinlah kita terbebas dari
zaman kebodohan.
Makalah ini saya susun guna memenuhi tugas “Strategi Belajar
Mengajar”. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada:
1.
Kedua
orang tua saya yang selalu menyanyangi dan mendukung saya dalam mengikuti mata
kuliah ini.
2.
Bpk.
Dr. H. Ade Dedi Rohayana,M.Ag. selaku rektorat IAIN Pekalongan.
3.
Bpk.
Muhammad Hufron,M.SI. selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar
Mengajar.
4.
Teman-teman
yang saya sayangi yang senantiasa selalu menemani saya dalam membuat makalah
ini.
Saya
menyadari sepenuhnya bahwa didalam penulisan makalah ini banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini.
Pekalongan, 10 November 2017
Penulis
Toyibatir Rifdah
BAB I
A.
Latar Belakang
Keberhasilan aktivitas manusia
bergantung pada manajemen yang diterapkanya. Manajemen kelas merupakan gambaran
miniatur dalam manajemen sekolah. Ketika manajemen sekolah tidak baik, pendidik
juga tidak dapat mengelola atau mengorganisasikan kelas dengan baik, demikian
pula sebaliknya.
Dengan adanya manajemen kelas yang
baik, peserta didik dapat memanfaatkan kemampuan, bakat, dan energinya pada
tugas-tugas individual maupun kelompok karena kelas mempunyai peran dan fungsi
tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksi edukatif.
Agar manajemen kelas tersebut
berhasil maka seorang pendidik harus mengetahui apa sajakah yang menjadi faktor
keberhasilan dalam manajemen kelas. Nah, dalam makalah ini akan dibahas apa
sajakah faktor-faktor tersebut.
B.
Tema
Tema garis besar makalah ini adalah “Teknik Pengelolaan Kelas” .
C.
Sub Tema
Sub tema pembahasan makalah ini adalah “Faktor Keberhasilan
Manajemen Kelas”.
D.
Urgensi
Agar seorang pendidik itu tahu apasajakah yang menjadi
faktor-faktor keberhasilan dalam manajeman kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Manajemen Kelas
Secara terminologi, manajemen kelas berasal dari dua kata, yaitu:
manajemen dan kelas, yang berarti pengaturan kelas. Sementara itu menurut
istilah, Syaiful Bahri Djamarah mendefinisikan manajemen kelas sebagai upaya
memperdayakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses
interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran.
Selain itu menurut Jamil Suprihatiningrum, manajemen kelas adalah
upaya yang dilakukan pendidik untuk mewujudkan atmosfer pembelajaran yang
optimal. [1]selain
itu, pengelolaan kelas merujuk pada penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam
kegiatan belajar siswa yang berlangsung pada lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual anak dalam kelas, menjadi sebuah lingkungan belajar yang
membelajarkan.[2]
Suharsimi Arikunto juga menambahkan bahwa manajemen kelas adalah
suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau
membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optiaml sehingga dapat terlaksana
kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Lebih lanjut lagi, manajemen kelas
menurutnya meliputi dua hal, yaitu: pengelolaan menyangkut pesert didik dan
pengelolaan fisik kelas (ruangan dan alat pembelajaran).
Berdasarkan definisi para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
manajemen kelas merupakan suatu usaha sengaja yang dilakukan oleh guru dengan
maksud agar dapat dicapai suatu kondisi yang optimal sehingga kegiatan
pembelajaran dapat terlaksana seperti yang diharapkan. Dengan kata lain,
manajemen kelas adalah kegiatan untuk mewujudkan dan mempertahankan proses
pembelajaran yang optimal.
B.
Faktor Keberhasilan Manajemen Kelas
Permasalahan
yang timbul dalam manajemen kelas bukanlah tugas yang ringan. Ada beberapa
faktor yang menyebabkan kerumitan tersebut. Secara umum, faktor yang mempengaruhi
manajemen kelas ada dua jenis, yaitu:
1.
Faktor
Internal Peserta Didik
Faktor internal peserta didik ini
berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku. Kepribadian peserta
didik dengan spesifikasinya masing-masing menyebabkan perbedaan antara peserta
didik yang satu dengan yang lain. perbedaan tersebut dapat ditinjau dari tiga
aspek, yaitu: perbedeaan biologis, intetelektual, dan psikologis.
2.
Faktor
Eksternal Peserta didik
Faktor eksternal peserta didik ini
berkaitan dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempetan peserta didik,
pengelompokan peserta didik, jumlah peserta didik di dalam kelas, dan lain
sebagainya. Misalnya, semakin banyak jumlah peserta didik, semakin besar pula
kemungkinan terjadinya konflik di dalam kelas.[3]
Selain faktor diatas, dalam
mewujudkan pengelolaan kelas yang baik, terdapat beberapa faktor lain yang
mempengaruhinya, diantaranya:
1.
Kondisi
Fisik
Lingkungan fisik
tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran.
Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung
meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif
terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Lingkungan fisik yang dimaksud
meliputi:
a.
Ruang
tempat berlangsungnya proses belajar mengajar
Ruangan
belajar harus memungkinkan semua siswa
bergerak leluasa tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu antara siswa
yang satu dengan yang lainnya pada saat melakukan aktivitas belajar. Besarnya
ruangan kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang melakukan
kegiatan. Jika ruangan tersebut menggunakan hiasan, pakailah hiasan-hiasan yang
mempunyai nilai pendidikan.
b.
Pengaturan
tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan
demikian guru dapat mengontrol tingkah laku. Pengaturan tempat duduk akan
mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar.
c.
Ventilasi
dan pengaturan cahaya
Suhu,
ventilasi dan penerangan (kendatipun guru sulit mengatur karena sudah ada)
adalah aset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman. Oleh karena
itu ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa.
d.
Pengaturan
penyimpanan barang-barang
Barang-barang
hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai bila diperlukan dan
akan dipergunakan bagi kepentingan belajar. Barang-barang yang karena nilai
praktisnya tinggi dan dapat disimpan diruang kelas seperti buku pelajaran,
pedoman kurikulum, kartu pribadi dan sebagainya, hendaknya ditempatkan
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu gerak kegiatan siswa. Tentu saja
masalah pemeliharaan juga sangat penting dan secara veriodik harus dicek dan
recek. Hal lainnya adalah pengamanan barang-barang tersebut, baik dari
pencurian maupun barang-barang yang mudah meledak atau terbakar.
e.
Pengaturan
keindahan dan kebersihan kelas
Pengaturan
keindahan dan kebersihan kelas mencakup penataan hiasan dinding, penempatan
lemari seperti lemari untuk buku yang ditempatkan di depan kelas dan alat-alat
peraga diletakkan di belakang, dan pemeliharaan kebersihan. Misalnya peserta
didik bergiliran membersihkan kelas, sedangkan guru memeriksa kebersihan dan
ketertiban kelas.[4]
f.
Rak buku
Rak
buku merupakan miniatur perpustakaan. Istilah rak buku kelas dengan buku-buku
baru pada setiap saat dan demonstrasikan isi budaya membaca buku pada anak. Rak buku ini membawa pesan
membaca.[5]
Suhaenah Suparno (2001:82) mengemukakan
kriteria yang harus dipenuhi ketika melakukan penataan fasilitas ruang kelas
sebagai berikut:
1.
Penataan
ruangan dianggap baik apabila menunjang efektifitas proses pembelajaran yang
salah satu petunjuknya adalah bahwa anak-anak belajar dengan aktif dann guru
dapat mengelola kelas dengan baik.
2.
Penataan
tersebut bersifat fleksibel (luwes) sehingga perubahan dari satu tujuan ke
tujuan yang lain dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan sifat
kegiatan yang dituntut oleh tujuan yang akan dicapai pada waktu itu.
3.
Ketika
anak belajar tentang sesuatu konsep, maka ada fasilitas-fasilitas yang dapat
memberikan bantuan untuk memperjelas konsep-konsep tersebut yaitu berupa
gambar-gambar atau media lain sehingga perhalat atau media tersebut cukup mudah
dicapai sehingga waktu belajar siswa tidak terbuang.
4.
Penataan
ruang dan fasilitas yang ada dikelas harus mampu membantu siswa meningkatkan
motivasi siswa untuk belajar sehingga mereka merasa senang belajar. Indikator
ini tentu tidak dengan segera diketahui, tetapi guru yang berpengalaman akan
dapat melihat apakah siswa belajar dengan senang atau tidak.
Ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam pengaturan ruang kelas adalah:
a.
Ruang
kelas harus diusahakan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a)
Ukuran
ruang kelas 8 m×7m
b)
Dapat
memberikan kebebasan bergerak, komunikasi pandangan dan pendengaran
c)
Cukup
cahaya dan sirkulasi udara
d)
Pengaturan
perabot agar memungkinkan guru dan siswa dapat bergerak leluasa.
b.
Daun
jendela tidak mengganggu lalu lintas layar pada selayar.[6]
Dalam merancang
desain fisik kelas, setidaknya ada tiga faktor yang seharusnya dipertimbangkan:
a.
Visibilitas
Dapatkah siswa melihat papan tulis
atau tampilan-tampilan visual lainnya? Apakah guru memiliki pandangan yang
jelas mengenai wilayah-wilayah pengajaran yang akan mereka amati?.
b.
Aksesibilitas
Apakah wilayah-wilayah ber-traffic
tinggi (seperti mengasah pensil atau pintu masuk) sudah benar-benar
diperhitungkan secara efisien dalam kelas:
c.
Pengalihan
(perhatian)
Apakah mungkin wilayah-wilayah yang
gaduh dipisahkan dari wilayah-wilayah lainnya? Apakah pintu atau jendela kelas
mengandung siswa untuk turut hanyut di dalamnya?[7]
2. Peserta Didik
Peserta didik
dipandang sebagai individu dengan segala perbedaan dan persamaannya. Dengan
alasan ini, kegiatan interaksi edukatif dengan pendekatan kelompok
mempertimbangkan peninjauan pada aspek perbedaan individual pesera didik yang
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.
Postur
tubuh peserta didik yang tinggi sebaiknya ditempatkan di barisan belakang.
b.
Peserta
didik yang mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran hendaknya
ditempatkan di depan.
c.
Peserta
didik yang cerdas sebaiknya digabung dengan anak didik yang kurang cerdas.
d.
Peserta
didik yang mempunyai kecakapan dalam berdiskusi dikelompokkan dengan anak yang
pendiam.
e.
Peserta
didik yang gemar membuat keributan dan mengganggu peserta didik lainnya lebih
baik dipisah dan tidak terlepas dari pengawasan guru.
Pengelompokkan
peserta didik seperti disebutkan di atas dimaksudkan agar kelas tidak
didomonasi oleh satu kelompok sehingga akan terwujud persaingan belajar yang
positif. Jenis pengaturan peserta didik ada dua macam, yaitu:
a.
Pembentukkan
organisasi merupakan langkah awal untuk melatih dan membina peserta didik dalam
hal berorganisasi. Mereka dilatih untuk bertangguing jawab atas tugas yang
dipercayakan.
b.
Pengelompokkan
peserta didik yang bermacam-macam dari yang sederhana sampai yang kompleks.
Pengelompokkan ini dapat ditinjau
dari segi waktu, kecepatan, dan sifatnya, yang dapat disajikan sebagai berikut:
a.
Pengelompokkan
berdasarkan waktu yang meliputi kelompok jangka pendek dan kelompok jangka
penjang.
b.
Pengelompokkan
berdasarkan kecapatan kelompok nyang mencakup peserta didik cepat dan kelompok
peserta didik lambat, dan
c.
Pengelompokkan
berdasarkan sifat yang terdiri dari
kelompok untuk mengatasi alat pelajaran, kelompok atas dasar inteligensi
atau individual, kelompok atas dasar minat individual, kelompok untuk pembagian
pekerjaan, kelompok belajar secara efisien menuju suatu tujuan.[8]
c.
Kondisi
sosio-Emisional
Kondisi sosio-emosional dalam kelas
akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pengelolaan kelas, kegairahan
siswa dan efektifitas tercapainya tujuan pengajaran. Kondisi sosio-emosional
tersebut meliputi:
a.
Tipe
kepemimpinan
Peranan guru dan tipe kepemimpinan
guru akan mewarnai suasana emosional di dalam kelas.
b.
Sikap
guru
Sikap guru dalam menghadapi siswa
yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar dan tetap bersahabat dengan
suatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa akan dapat diperbaiki.
c.
Suara
guru
Suara guru walaupun bukan faktor
yang besar, turut mempengaruhi dalam proses belajar mengajar.[9]
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen kelas merupakan suatu usaha sengaja yang dilakukan oleh guru
dengan maksud agar dapat dicapai suatu kondisi yang optimal sehingga kegiatan
pembelajaran dapat terlaksana seperti yang diharapkan. Dengan kata lain,
manajemen kelas adalah kegiatan untuk mewujudkan dan mempertahankan proses
pembelajaran yang optimal. Faktor-faktor yang memepengaruhi keberhasilan kelas
ini ada dua, yaitu faktor internal dan eksternal.
DAFTAR
PUSTAKA
Fathurohman,
Pupuh. 2009. Strategi Belajar
Mengajar. Bandung:PT.Refika Aditama.
Jacobsen, David A. 2009. Methods for Teaching. Yogakarta:
Pustaka Pelajar.
Majid,
Abdul. 2006. Perencanaan
Pembelajaran. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Mustakim,
Zaenal. 2017. Strategi Dan Metode
Pembelajaran edisi revisi. Pekalongan:IAIN Press.
Suprihatiningrum,
Jamil. 2014. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: AR-Ruzz Media.
.
.
[1] Zaenal
Mustakim, Strategi Dan Metode Pembelajaran edisi revisi, cet.ke-5 (Pekalongan:IAIN
Press, 2017). Hlm. 204.
[2] Jamil
Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA,
2014), hlm. 310.
[3]Zaenal
Mustakim, op.cit. hlm. 204-209.
[4]Abdul Majid,
Perencanaan Pembelajaran, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.
167-169.
[5] Pupuh
Fathurohman, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:PT.Refika Aditama,
2009), hlm. 111.
[6] Abdul Majid,
op.cit. hlm. 168-169.
[7] David A.
Jacobsen, Methods for Teaching, (yogakarta:Pustaka Pelajar, 2009), hlm.
49-50.
[8] Zaenal
Mustakim, op.cit. hlm. 218-219.
[9] David A.
Jacobsen, op.cit. hlm. 47
Tidak ada komentar:
Posting Komentar