Laman

Jumat, 17 November 2017

sbm B 12-b Macama-macam Variasi dan gaya mengajar

VARIASI DAN GAYA MENGAJAR
Macama-macam Variasi dan gaya mengajar

Susanti
2023116191 
KELAS B

FAKULTAS TARBIYA DAN ILMU KEGURUAN
IAIN (PEKALONGAN)
2017



KATA PENGANTAR
Alkhamdullillahi robbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada baginda Rosullullah  SAW, keluarganya,sahabatnya,dan para pengikutNya sampai akhir zaman nanti amin. Karna penulis telah berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “variasi dan gaya mengajar” dengan sub tema “macam-macam variasi dan gaya mengajar”. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada para pihak yang telah membantu terselesainya makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis telah berusaha secara maksimal dalam pembuatan makalah ini, adapun bila terdapat banyak kekurangan penulis meminta kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini.


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Tema                                                   : Variasi dan gaya mengajar
B.     Sub tema                                             : Macam-macam variasi dan gaya mengajar
C.     Alasan mengapa penting dikaji           :
Pada dasarnya seseorang tidak menghendaki adannya kebosanan dalam hidupnya. Sesuatu yang membosankan adalah suatu tidak yang menyenangkan. Termasuk dalam dunia pendidikan, kita seorang calon pendidik perlu mengetahui bagaimana variasi dan gaya mengajar sehingga proses pembelajaran tidak membosankan. Tidak di pungkiri dalam proses belajar mengajar akan timbul kebosanan dari Guru ataupun Siswa. Selama proses belajar mengajar berlangsung, Siswa di tuntut untuk memperhatikan materi,sikap dan teladan materi Guru. Karna setiap peserta didik memiliki sikap dan minat yang berbeda-beda sehingga seorang Guru harus mampu memakai metode,media,bahan ajar yang bervariasi sehingga mampu meningkatkan semangat belajar bagi peserta didik. Guru adalah seseorang yang mengarahkan proses belajar secara terarah,bertahap dari awal hingga akhir.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    MACAM-MACAM VARIASI MENGAJAR
Guru perlu mengadakan variasi gaya mengajar agar suasana pembelajaran berjalan tidak membosankan. Variasi gaya mengajar guru ini berkaitan erat dengan hasil belajar peserta didik. Variasi ini juga menjadikan proses pembelajaran lebih dinamis dan mengintesifkan komunikasi antara guru dengan peserta didik. Harapanya, penggunaan variasi mengajar dapat menigkatkan perhatian peserta didik sehingga mempermudah dalam menerima materi pembelajaran.[1] Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik agar mampu menguasai materi yang disampai oleh pendidik.[2]Penggunaan variasi belajar harus tersusun berdasarkan rencana yang jelas yang didasarkan pada rujukan tujuan pembelajaran. Berikut ini adalah macam-macam Variasi mengajar:
1.      Variasi suara dan sikap Guru
Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, dan cepat menjadi lambat.[3] Suara guru memiliki peranan penting dalam melahirkan kualitas variasi mengajar. Karena itu, intonasi, nada, volume dan kecepatan suara guru perlu diatur dengan baik.[4] Jika suara Guru senantiasa keras terus atau terlalu keras, justru akan sulit diterima, karena siswa menganggap gurunya seorang yang kejam, bila sudah begitu siwa akan diliputi oleh rasa cemas, ketakutan selama belajar. Masalah seperti ini yang harus dihindari dan bahkan ditiadakan. Tapi kalau suara guru terlalu lemah (Biasannya wanita) akan terdengar tidkak jelas oleh siswa dan tidak bisa menjangkau sekuruh siswa dikelas.
Untuk itu guru menggunakan variasi suara disesuaikan dengan situasi an kondisi. Variasi suara bisa sangat mempengaruhi informasi yang sangat biasa sekalipun. Uraian diatas menunjukan betapa pentingnya suara guru untuk diperhatikan karena merupakan alat komunikasi yang penting dalam interaksi edukatif. [5]
2.      Variasi Media, Metode, dan Bahan Ajar
Penggunaan media  akan menghindari kejenuhan siswa terhadap gurunnya atau terhadap materi pembelajaran yang disampaikan Guru. Melalui media ada alih pandang, dengan objek perhatian yang mungkin lebih menarik dibandingkan dengan Guru yang hanya sekedar berceramah saja.[6] Setia memiliki kemampuan indra yang berbeda atau tida sama, baik pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicara. Ada yang lebih suka membaca ada yang lebih suka mendengarkan dulu baru membaca, dan sebaliknya. Dengan variasi penggunaaan media, kelemahan indra yang dimiliki peserta didik dapat dikurangi.  
Yang dimaksud dengan variasi bahan ajar adalah bahwa Guru dalam proses belajar mengajar tidak hanya mengajarkan materi-materi pokok saja tetapi juga harus diselingi (Divariasakan) dengan materi-materi penunjang. Variasi bahan ajar tersebut penting adanya untuk mengantisipasi agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh dengan teori-teori saja. Selain itu, adannya variasi bahan ajar juga dapat membantu siswa dalam memahami suatu materi yang diajarkan.
Yang dimaksud dengan variasi metode yakni guru dalam proses belajar mengajar tidak terpaku dengan satu metode , namun bisa memvariasikan penggunaan berbagai metode dengan tujuan agar anak didik tidak merasa jenuh /bosan sehingga proses pembelajaran bisa tetap berjalan lancar .
3.      Variasi Interaksi Guru dengan Murid
Roestiah (1994) mengemukakan bahwa “interaksi yaitu proses dua arah yang mengandung tindakan atau perbuatan  komunikator maupun komunikan”. Berarti interaksi dapat terjadi antara pihak jika pihak yang terlibat saling memberikan aksi dan reaksi. Dalam pengertian sederhana, guru adalah orang yang memberikan pengetahuan kepada anak didik. Sementara anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang ataupun sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Adapun interaksi antara guru dengan murid yang dimaksud dalam proses pembelajaran adalah interaksi yang bersifat positif dan edukatif, sehingga dengan demikian memacu motivasi siswa dalam belajar yang pada akhirnya akan terjadi perubahan perilaku siswa secara menyeluruh  baik dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Interaksi yang positif dan edukatif ini juga membuat siswa lebih mandiri sehingga meningkatkan kreatifitas siswa dalam belajar tanpa bergantung pada Guru.[7] Variasi dalam pola interakasi yang biasa dilakukanguru ada dua hal yaitu:
a.       Siswa belajar atau melakukan aktifitas lainnya dalam ruang lingkup pembelajaran secara bebas tanpa campur tangan dari guru.
b.      Siswa hanya mendengarkan secara pasif sedangkan Guru berbicara secara aktif sehingga seluruh proses belajar mengajar didominasi oleh Guru.
Namun diantara dua jenis tersebut jenis pertama akan lebih baik, sekalipun yang ideal adalah Guru dan Siswa memiliki peranan yang proposional. Dalam arti guru tidak mendominasi  kelas, dan siswa juga memiliki kebebasan tanpa berati tidak ada kendali  Guru.[8]  
B.     MACAM-MACAM GAYA MENGAJAR
Gaya mengajar dipandang sebagai Dimensi atau kepribadian yang luas yang mencakup posisi Guru, pola perilaku, modus kerja, serta sikap diri sendiri serta orang lain. Salah satu persoalan dalam mentukan bagaimana mengajarkan sesuatu adalah “cara apakah yang terbaik?”. Interaksi antara Guru dengan Siswa mencernikan perilaku mengajar dan belajar tertentu. Apabila merencanakan pembelajaran, berbagai Gaya didasarkan interaksi antara perilaku Guru dan perilaku Siswa.[9]
1.      Gaya Mengajar Klasik
Guru dengan gaya mengajar klasik masih  menerapkan konsepsi sebagai satu-satunnya cara belajar dengan berbagai konsekuensi yang diterimannya. Guru masih mendominasi kelas dengan tanpa memberi kesempatan kepada Siswa untuk aktif, sehingga menghambat siswa dalam proses pembelajaran. Walaupun demikian, Gaya mengajar ini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran sekarang yang sudah bergeser dari paradigma pendekatan teacher center menjadi student center. Pergeseran paradigma ini disebabkan oleh berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dengan bantuan teknologi canggih.
2.      Gaya Mengajar Teknologis
Guru yang menerapkan gaya mengajar teknologis sering menjadi perbincangan yang tidak pernah selesia. Argumentasinya adalah setiap Guru mempunyai watak yang berbeda-beda; ada yang kaku, keras, moderat, dan fleksibel. Gaya mengajar teklnologis ini mensyaratkan Guru untuk berpegang pada media yang tersedia. Guru mengajar dengan memperhatikan kesiapan peserta didik dan selalu memberikan rangsangan kepada peserta didik untuk menjawab persoalan. Selain itu Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari pengetahuan yang sesuai dengan minatnya sehingga memberikan manfaat kepada peserta didik.[10]
3.      Gaya Mengajar Personalisasi
Pemebelajaran personalisasi dilakukan berdasarkan atas minat, pengalaman, dan pola perkembangan mental siswa. Dominasi pembelajaran ada ditangan Siswa dimana siswa dipandang sebagai suatu pribadi yang memiliki potensi.[11] Gaya mengajar Guru menjadi salah satu kunci keberhasilan Siswa.  Pada dasarnya Guru mengajar bukan utnuk memandaikan siswa semata, akan tetapi juga memandaikan dirinya sendiri. Guru yang mempunyai prinsip seperti ini, ia akan meningkatkan belajarnya dan juga senantiasa memandang peserta didiknya untuk menjadi sama dengan Gurunnya. Adapun ciri-ciri gaya mengajar personalisasi adalah sebagai berikut:
a.       Materi pembelajaran disusun secara situasional sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik.
b.      Materi pembelajaran disampaikan sesuai dengan perkembangan mental, emosional, dan kecerdasan peserta didik.
c.       Peserta didik berperan dominan dan dipandang sebagai suatu pribadi yang memiliki potensi.
d.      Guru berperan untuk membantu perkembangan peserta didik melalui pengalaman belajar.[12]
4.      Gaya Mengajar Interkasional
Dalam kehidupan manusia (siswa) disamping sebagai makhluk individu juga makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia hendaknya melakukan interaksi sosial dengan berbagai problematika yang harus dihadapi. Siswa dihadpkan pada suatu realitas yang beraneka ragam. Oleh karenanya, dalam pembelajaran ia diberi kesempatan luas untuk memilih progam studi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat kekinian. Siswa juga dilibatkan dalam pembentukan interaksi sosial yang mengahruskan ia mampu belajar secara mandiri. Guru dalam pengajaran intraksionis senantiasa mengedepankan dialogis dengan siswannya sebagai bentuk interaksi yang dinamis. Guru dengan siswa, atau siswa dengan siswa saling ketergantungan, artinya mereka sama-sama menjadi subjek pengajaran dan tidak ada yang dianggap sebagai yang paling lebih atau yang dianggap rendah. Ciri-ciri dari gaya mengajar ini adalah:
a.       Bahan pelajaran; berupa masalah-masalah situasional yang terkait dengan sosiokultural dan kontemporer.
b.      Proses penyampaian materi; menyampaikan dengan dua arah dialogis, tanya jawab Guru dengan Siswa, Siswa dengan Siswa.
c.       Peran siswa; dominan, mengemukakan pandanganya tentang realita, mendengarkan pendapat temanya, momodifikasi berbagai ide untuk mencari bentuk baru yang lebih tajam dan valid.
d.      Peran Guru ; dominan,menciptakan iklim belajar saling ketergatungan,dan bersama siswa memodifikasi berbagai ide atau pengetahuan untuk mencari bentuk baru yang lebih tajam dan valid.[13]



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Variasi gaya mengajar guru ini berkaitan erat dengan hasil belajar peserta didik. Variasi ini juga menjadikan proses pembelajaran lebih dinamis dan mengintesifkan komunikasi antara guru dengan peserta didik. Harapanya, penggunaan variasi mengajar dapat menigkatkan perhatian peserta didik sehingga mempermudah dalam menerima materi pembelajaran Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik agar mampu menguasai materi yang disampai oleh pendidik. Gaya mengajar dipandang sebagai Dimensi atau kepribadian yang luas yang mencakup posisi Guru, pola perilaku, modus kerja, serta sikap diri sendiri serta orang lain.
B.     Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis telah berusaha secara maksimal dalam menyelsaikan makalah mengenai macam-macam dan varaisi dalam gaya mengajar. Oleh karena itu penulis meminta saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun, demi sempurnannya makalah ini.




DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya

Mustakim, Zaenal. 2017. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: IAIN PRESS

Mustakim, Zaenal. 2017. Strategi dan Metode Pembelajaran Edisi Revisi. Pekalongan: IAIN PRESS

Rohman, Pupuh Fathur. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT: Refika Aditama






PROFIL




Nama                                                   : Susanti
NIM                                                    : 2023116191
Tempat, tanggal lahir                          : Pekalongan, 13 April 1998
Riwayat Pendidikan                           :
1.      SDN 2 Doro
2.      SMP 1 Doro
3.      SMA 1 Doro
4.      Sedang menempuh pendidikan guru madrasah ibtidaiyyah IAIN Pekalongan




[1] Zaenal Mustakim, Strategi dan metode pembelajaran edisi revisi, (Pekalongan: IAIN PRESS, 2017) hlm. 230
[2] Oemar hamalik, proses belajar mengajar, (Jakarta: PT.Bumi Aksara)
[3] Zaenal Mustakim, Strategi dan metode pembelajaran , (Pekalongan: STAIN PRESS, 2017) hlm. 240
[4] Pupuh Fathur rohman, Strategi belajar mengajar, (Bandung: PT: Refika Aditama,2009), hlm. 95
                [5] Zaena Mustakim, Strategi dan metode pembelajaran , (Pekalongan: STAIN PRESS, 2017) hlm 240
[6] Pupuh Fathur rohman, Strategi belajar mengajar, (Bandung: PT: Refika Aditama,2009), hlm 96
[7] Zaena Mustakim, Strategi dan metode pembelajaran , (Pekalongan: STAIN PRESS, 2017) hlm 253-254
[8] Pupuh Fathur rohman, Strategi belajar mengajar, (Bandung: PT: Refika Aditama,2009), hlm 96-97
[9] Abdul majid, Strategi pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosadakarya,2013) hlm.273-274
[10] Zaenal Mustakim, Strategi dan metode pembelajaran edisi revisi, (Pekalongan: IAIN PRESS, 2017) hlm. 241
[11] Abdul majid, Strategi pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosadakarya,2013) hlm.274
[12] Zaenal Mustakim, Strategi dan metode pembelajaran edisi revisi, (Pekalongan: IAIN PRESS, 2017) hlm241
[13] Zaena Mustakim, Strategi dan metode pembelajaran , (Pekalongan: STAIN PRESS, 2017) hlm 35-36

Tidak ada komentar:

Posting Komentar