Laman

Jumat, 17 November 2017

sbm B 12-a “HAKIKAT VARIASI DAN GAYA MENGAJAR”

VARIASI DAN GAYA MENGAJAR
“HAKIKAT VARIASI DAN GAYA MENGAJAR”

Musfiroh
(2023116190) 
Kelas B

JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2017



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga  makalah dengan sub tema“macam-macam evaluasi dan umpan balik” ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1.Kedua orang tua saya yang selalu memberikan dorongan dan semangat saya dalam belajar.
 2. Bpk. M. Ghofron M,Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah strategi belajar mengajar ini yang telah memotivasi saya dalam meraih cita-cita sampai hari ini.
3. Kepada semua pihak yang telah berkonstribusiatas  dalam  penyelesaian makalah ini.

     Harapan saya semoga makalah “variasi dan gaya mengajar”  ini dapat bermanfat bagi para pembaca.
Makalah ini disusun dengan penuh kesungguhan dan di buat sebaik-baiknya. Namun daripada itu, saya membuka kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun.




                                                                              Pekalongan, 15 November 2017

                                                                                             Musfiroh
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tema                : Variasi dan Gaya Mengajar
B. Sub Tema         : Hakikat Variasi dan Gaya Mengajar
C. Alasan Mengapa Penting Dikaji
                  Sebagai seorang calon pendidik atau guru dalam proses belajar mengajar di kelas haruslah mampu menjadi seorang guru yang mampu memberikan bahan ajar atau pelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan atau semangat dalam proses belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar itu tidak membosankan, seorang guru harus mampu mengetahui dan menerapkan gaya mengajar dan variasi mengajar seperti apa yang harus diterapkan oleh guru. Setiap peserta didik memiliki kemampuan dan minat yang berbeda-beda. Oleh karena itu variasi dan gaya mengajar  perlu diterapkan dalam proses belajar di kelas. Maka ada kemungkinan pula memikirkan beberapa bentuk variasi dan gaya mengajar sebelum seorang guru itu masu kelas.









BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Variasi Mengajar
Pengertian “variasi” menurut Kamus Ilmiah Popular adalah ‘selingan’, ‘selang-seling’ atau ‘pergantian’. Udin S Winata Putra (2004) mengartikan ‘variasi’ sebagai keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja diciptakan atau dibuat untuk memberikan kesan yang unik. Misalnya dua model baju yang sama tetapi berbeda hiasannya akan menimbulkan kesan unik bagi masing-masing model tersebut. Adapun variasi mengajar merupakan keanekaragaman dalam penyajian kegiatan mengajar.[1]
Variasi dapat diartikan sebagai kegiatan yang bermacam-macam sebagai akibat perubahan dari keadaan sebelumnya. Menurut Depdiknas 2003, variasi mempunyai beberapa makna, yaitu; tindakan atau hasil perubahan dari keadaan semula, selingan, bentuk/rupa yang lain, dan perubahan turun-menurun yang disebabkan oleh perubahan lingkungan.[2]
Menurut Uzer Usman, variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditunjukkan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar mengajar, murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta partisipasi.[3]
B.     Pengertian Gaya Mengajar
Gaya mengajar dipandang sebagai dimensi atau kepribadian yang luas yang mencakup posisi guru, pola perilaku, modus kinerja, serta sikap terhadap diri sendiri dan orang lain.[4]
Jika guru menampilkan gaya mengajar yangbaik, peserta didik akan menjadi semangat untuk mengikuti proses pembelajaran. Dengan kata lain, gaya mengajar yang baik dapat mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru yang baik adalah guru inisiator, yang empunyai ide, wawasan, dan gagasan baru untuk mengeliminasi kejenuhan peserta didik. Guru tipe ini selalu membuat variasi dalam gaya mengajar karena yang terpenting dalam mengajar bukan terdoktrinasi oleh suatu falsafah pengajaran yang kaku, melainkan falsafah pengajaran yang fleksibel.
Gaya mengajar dapat diartikan sebagai dimensi atau kepribadian luas yang mencakup posisi guru, pola perilaku, modus kinerja, serta sikap terhadap diri sendiri dan orang lain. Marzuki mengemukakan bahwa gaya mengajar adlah ciri-ciri kebiasaan, kesukaan yang penting hubungnannya dengan peserta didik, baik materi, strategi, metode, dan media pembelajaran, serta kurikulum yang digunakan. sementara itu Ornstin mendefinisikan gaya mengajar sebagai gaya guru yang berhubungan denganbagaimana guru memanfaatkan ruang kelas, pilihan  kegiatan dan materi pemeblajaran, serta cara pengelompokkan peserta didik.dari beberapa pemaparan di atas dapat dinyatakan bahwa gaya mengajar mereprentasikan bagaimana pelaksanaan pengajaran guru untuk penunjang ketercapaian tujuan pembelajaran, yang dipengaruhi oleh pandangannya sendiri tentang  mengajar, pendekatan-pendekatan psikologi yang digunakan, serta kurikulum yang diimplementasikan. [5]
C.    Fungsi dan Tujuan Variasi dan Gaya Mengajar
Fungsi dari variasi mengajar antara lain :
1.      Sebagai penarik perhatian siswa
2.      Sebagai motivasi ekstrinsik siswa dalam belajar
Adapun tujuan dari variasi mengajar anatara lain :
1.      Meingkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses pembelajaran.
Dalam proses belajar mengajar perhatian siswa terhdap materi pelajaran yang diberikan sangat dituntut. Sedikitpun tidak diharapkan adanya siswa yang tidak atau kurang memperhatikan penjelasan guru, karena hal itu akan menyeabkan siswa tidak mengeri akan ahan yang diberkan guru.
Fokus permasalahan pentingnya perhatian ini dalam proses belajar mengajar, karen dengan perhatian yang diberikan siswa terhadap materi pelajaran yang guru jelaskan, akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tercapainya tujuan pembelajaran tesebut bila setiap siswa mencapai penguasaan terhadap materi yang diberikan dalam suatu pertemuan kelas. Indikator penguasaan siswa terhadap materi pelajaran adalah terjadinya perubahan didalam diri siswa.
2.      Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi
Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. seorang siswa tidak akan dapat belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada motivasi didalam dirinya. Bahkan tanpa motivasi, seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar. maka dari itu, guru selalu memerhatikan masalah motivasi selama pengajaran berlangsung.
Dalam proses belajar mengajar di kelas, tidak setiap siswa mempunyai motivasi yang sama terhadap sesuatu bahan. Untuk bahan tertentu boleh jadi seorang siswa menyenanginya, tetapi unutk bahan yang lain boleh jadi siswa tersebut tidak menyenangi ya. Ini merupakan maslaah bagi guru dalam setiap kali mengadakan pertemuan. Guru selalu ingin memberikan motivasi terhadap siswanya yang kurang memperhatikan materi pelajaran yang diberikan.
3.      Membetnuk sikap positiv terhadap guru dan sekolah
Adalah suatau kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa di kelas ada siswa tertentu yang kurang senang terhadap guru. Sikap negativ ini tidak hanya terjadi pada siswa, tetapi juga pada siswa. Konsekuensinya bidang studi yang dipegang oleh guru tersebut juga menjadi tidak disenangi. Acuh tak acuh selalu ditunjukkan oleh sikap dan perbuatan ketika guru tersebut sedang memberikan materi pelajaran di kelas.
Kurang senangnya seorang siswa terhadap guru bisa jadi disebabkan gaya mengajar guru yang kurang bervariasi. Gaya mengajar guru tidak sejalan dengan gaya belajar siswa. Metode yang digunakan itu-itu saja. Misalnya, hanya menggunakan metode ceramah untuk setiap kali melaksanakan tugas mengajar di kelas. Tidak pernah menggunakan metode lain. Misalnya menggunakan metode diskusi, resitasi, tanya jawab, problem solving, atau cerita.
4.      Memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual
Fasilitas merupakan kelengkapan belajar yang harus ada di sekolah. fungsinya berguna sebagai alat bantu pengajaran dan sebagai alat peraga. Sebagaisumber belajar adalah sisi lain dari peranannya yang tidak pernah guru lupakan. Lengkap tidaknya mempengaruhi pemilihan yang harus guru lakukan. Sangat terbatasnya fasilitas belajar cenderung lebih sedikit alternatif yang tersedia untuk suatu bidang studi menyebabkan metode mencatat lebih dominan dan sulit bagi guru untuk melakukan pendekatan individual. Maka alternatif yang guru lakukan adalah memilih metode ceramah dan tanya jawab atau metode peraga ala kadarnya, ketimbang tidak ada kegiatan sama sekali.
5.      Mendorong anak didik unutk belajar
Menyediakan lingkungan belajar adalah tugas guru. Kewajiban belajar adalah tugas anak didik. Kedua kegiatan ini menyatu dalam sebuah interkasi pengajaran yang disebut interaksi edukatif. Lingkungan pengajaran yang kindusif adalah lingkungan yang mampu mendorong anak didik selalu belajar hingga berakhirnya kegiatan belajar mengajar.
Cara akurat yang mesti guru lakukan adalah mengembangkan variasi mengajar, baik dalam gaya mengajar, dalam penggunaan media dan bahan pengajaran, maupun dalam interaksi guru dengan anak didik. Ketiga komponen variasi mengajar sebgaaimana disebutkan di atas tentu saja menyeret kegiatan belajar anak didik kedalam berbagai pengalaman yang menarik pada berbagai tingkat kognitif anak didik agar bergairah dalm mengajar.
D.    Prinsip-Prinsip Variasi dan Gaya Mengajar
Dalam proses belajar mengajar masalah kegiatan siswa adalah yang menjadi fokus perhatian. Apapun kegiatan yang yang guru lakukan tidak lain adalah untuk suatu upaya bagaimana lingkungan yang tercipta itu menyenangkan hati semua siswa dan dapat menggairahkan belajar siswa. Itu berarti tidak ada seorang guru pun yang ingin agar siswanya tidak senang dan tidak menggairahkan dalam belajar, naka akan mengganggu kelancaran kegiatan pengajaran.
Beberapa prinsip penggunaan ini sangat penting untuk diperhatikan dan betul-betul harus dihayati guna mendukung pelaksanaan tugas mengajar di kelas. Prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar itu adalah sebagai berikut :
1.      Dalam penggunaan keterampilan variasi penggunaan, selain itu juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk setiap jenis variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.
2.      Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan sehingga terbentuk proses belajar mengajar yang utuh dan tidak rusak, perhatian anak didik dan proses belajar tidak terganggu.
3.      Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan oleh guru, karena itu memerlukan penggunaan yang luwes, spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima dari siswa.
Demikian pembahasan mengenai prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar. Tinggal guru saja yang harus menggunakannya secara cepat tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan belajar mengajar yang tercipta untuk mencapai tujuan, yaitu keberhasilan belajar mengajar dari segi proses maupun produk.[6]



BAB III
PENUTUP


A.    Penutup
Variasi dapat diartikan sebagai kegiatan yang bermacam-macam sebagai akibat perubahan dari keadaan sebelumnya. Menurut Depdiknas 2003, variasi mempunyai beberapa makna, yaitu; tindakan atau hasil perubahan dari keadaan semula, selingan, bentuk/rupa yang lain, dan perubahan turun-menurun yang disebabkan oleh perubahan lingkungan

B.     Saran
Pemakalah telah menyelsaikan makalah ini dengan semaksinal mungkin, apabila dalam pebuatan makalah ini banyak sesekali kekurangan penulis meminta sara dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun.



DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya

Mustakim, Zaenal. 2017. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: IAIN PRESS

Mustakim, Zaenal. 2017. Strategi dan Metode Pembelajaran Edisi Revisi. Pekalongan: IAIN PRESS

Rohman, Pupuh Fathur. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT: Refika Aditama



PROFIL





Nama   : Musfiroh
TTL     : Pekalongan, 15 Mei 1998
Riwayat Pendidikan :
1.      SDN Kraton Pekalongan
2.      SMPN 8 Pekalongan
3.      MA Mazro’atul Huda Demak
4.      Sedang menempuh pendidikan guru madrasah ibtidaiyyah IAIN Pekalongan



[1]Pupuh fathurrohman, strategi belajar mengajar (Bandung: PT refika aditama, 2009), hlm. 91
[2]Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran (Edisi Revisi), (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press, 2017), hlm 224
[3]Zaenal mustakim, strategi dan metode pembelajaran (pekalongan: IAIN pekalongan press, 2017), hlm. 220
[4] Abdul majid, strategi pembelajaran (bandung: PT remaja rosdakarya, 2013), hlm. 273
[5]Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran (Edisi Revisi), (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press, 2017), hlm236
[6] Zaenal mustakim, strategi dan metode pembelajaran (pekalongan: IAIN pekalongan press, 2017), hlm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar