VARIASI DAN GAYA MENGAJAR
Macama-macam Variasi dan gaya mengajar
Susanti
2023116191
KELAS B
FAKULTAS TARBIYA DAN ILMU KEGURUAN
IAIN (PEKALONGAN)
2017
KATA PENGANTAR
Alkhamdullillahi
robbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT. Shalawat dan salam semoga tetap
terlimpahkan kepada baginda Rosullullah
SAW, keluarganya,sahabatnya,dan para pengikutNya sampai akhir zaman
nanti amin. Karna penulis telah berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
“variasi dan gaya mengajar” dengan sub tema “macam-macam variasi dan gaya
mengajar”. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada para pihak yang telah
membantu terselesainya makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca.
Penulis telah
berusaha secara maksimal dalam pembuatan makalah ini, adapun bila terdapat
banyak kekurangan penulis meminta kritik dan saran yang bersifat membangun demi
sempurnanya makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Tema
:
Variasi dan gaya mengajar
B.
Sub
tema :
Macam-macam variasi dan gaya mengajar
C.
Alasan
mengapa penting dikaji :
Pada dasarnya seseorang tidak
menghendaki adannya kebosanan dalam hidupnya. Sesuatu yang membosankan adalah
suatu tidak yang menyenangkan. Termasuk dalam dunia pendidikan, kita seorang calon
pendidik perlu mengetahui bagaimana variasi dan gaya mengajar sehingga proses
pembelajaran tidak membosankan. Tidak di pungkiri dalam proses belajar mengajar
akan timbul kebosanan dari Guru ataupun Siswa. Selama proses belajar mengajar
berlangsung, Siswa di tuntut untuk memperhatikan materi,sikap dan teladan
materi Guru. Karna setiap peserta didik memiliki sikap dan minat yang
berbeda-beda sehingga seorang Guru harus mampu memakai metode,media,bahan ajar
yang bervariasi sehingga mampu meningkatkan semangat belajar bagi peserta
didik. Guru adalah seseorang yang mengarahkan proses belajar secara
terarah,bertahap dari awal hingga akhir.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
MACAM-MACAM VARIASI MENGAJAR
Guru perlu mengadakan variasi gaya
mengajar agar suasana pembelajaran berjalan tidak membosankan. Variasi gaya
mengajar guru ini berkaitan erat dengan hasil belajar peserta didik. Variasi
ini juga menjadikan proses pembelajaran lebih dinamis dan mengintesifkan
komunikasi antara guru dengan peserta didik. Harapanya, penggunaan variasi
mengajar dapat menigkatkan perhatian peserta didik sehingga mempermudah dalam
menerima materi pembelajaran.[1] Mengajar
adalah menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik agar mampu menguasai
materi yang disampai oleh pendidik.[2]Penggunaan
variasi belajar harus tersusun berdasarkan rencana yang jelas yang didasarkan
pada rujukan tujuan pembelajaran. Berikut ini adalah macam-macam Variasi
mengajar:
1.
Variasi
suara dan sikap Guru
Variasi suara
adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, dan
cepat menjadi lambat.[3]
Suara guru memiliki peranan penting dalam melahirkan kualitas variasi mengajar.
Karena itu, intonasi, nada, volume dan kecepatan suara guru perlu diatur dengan
baik.[4]
Jika suara Guru senantiasa keras terus atau terlalu keras, justru akan sulit
diterima, karena siswa menganggap gurunya seorang yang kejam, bila sudah begitu
siwa akan diliputi oleh rasa cemas, ketakutan selama belajar. Masalah seperti
ini yang harus dihindari dan bahkan ditiadakan. Tapi kalau suara guru terlalu
lemah (Biasannya wanita) akan terdengar tidkak jelas oleh siswa dan tidak bisa
menjangkau sekuruh siswa dikelas.
Untuk itu guru
menggunakan variasi suara disesuaikan dengan situasi an kondisi. Variasi suara
bisa sangat mempengaruhi informasi yang sangat biasa sekalipun. Uraian diatas
menunjukan betapa pentingnya suara guru untuk diperhatikan karena merupakan
alat komunikasi yang penting dalam interaksi edukatif. [5]
2.
Variasi
Media, Metode, dan Bahan Ajar
Penggunaan
media akan menghindari kejenuhan siswa
terhadap gurunnya atau terhadap materi pembelajaran yang disampaikan Guru.
Melalui media ada alih pandang, dengan objek perhatian yang mungkin lebih
menarik dibandingkan dengan Guru yang hanya sekedar berceramah saja.[6]
Setia memiliki kemampuan indra yang berbeda atau tida sama, baik pendengaran
maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicara. Ada yang lebih suka
membaca ada yang lebih suka mendengarkan dulu baru membaca, dan sebaliknya.
Dengan variasi penggunaaan media, kelemahan indra yang dimiliki peserta didik
dapat dikurangi.
Yang dimaksud
dengan variasi bahan ajar adalah bahwa Guru dalam proses belajar mengajar tidak
hanya mengajarkan materi-materi pokok saja tetapi juga harus diselingi
(Divariasakan) dengan materi-materi penunjang. Variasi bahan ajar tersebut
penting adanya untuk mengantisipasi agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh
dengan teori-teori saja. Selain itu, adannya variasi bahan ajar juga dapat
membantu siswa dalam memahami suatu materi yang diajarkan.
Yang dimaksud
dengan variasi metode yakni guru dalam proses belajar mengajar tidak terpaku
dengan satu metode , namun bisa memvariasikan penggunaan berbagai metode dengan
tujuan agar anak didik tidak merasa jenuh /bosan sehingga proses pembelajaran bisa
tetap berjalan lancar .
3.
Variasi
Interaksi Guru dengan Murid
Roestiah (1994)
mengemukakan bahwa “interaksi yaitu proses dua arah yang mengandung tindakan
atau perbuatan komunikator maupun
komunikan”. Berarti interaksi dapat terjadi antara pihak jika pihak yang
terlibat saling memberikan aksi dan reaksi. Dalam pengertian sederhana, guru
adalah orang yang memberikan pengetahuan kepada anak didik. Sementara anak
didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang ataupun
sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Adapun interaksi antara
guru dengan murid yang dimaksud dalam proses pembelajaran adalah interaksi yang
bersifat positif dan edukatif, sehingga dengan demikian memacu motivasi siswa
dalam belajar yang pada akhirnya akan terjadi perubahan perilaku siswa secara
menyeluruh baik dalam ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Interaksi yang positif dan edukatif ini juga membuat
siswa lebih mandiri sehingga meningkatkan kreatifitas siswa dalam belajar tanpa
bergantung pada Guru.[7]
Variasi dalam pola interakasi yang biasa dilakukanguru ada dua hal yaitu:
a.
Siswa
belajar atau melakukan aktifitas lainnya dalam ruang lingkup pembelajaran
secara bebas tanpa campur tangan dari guru.
b.
Siswa
hanya mendengarkan secara pasif sedangkan Guru berbicara secara aktif sehingga
seluruh proses belajar mengajar didominasi oleh Guru.
Namun diantara
dua jenis tersebut jenis pertama akan lebih baik, sekalipun yang ideal adalah
Guru dan Siswa memiliki peranan yang proposional. Dalam arti guru tidak mendominasi kelas, dan siswa juga memiliki kebebasan
tanpa berati tidak ada kendali Guru.[8]
B.
MACAM-MACAM GAYA MENGAJAR
Gaya mengajar dipandang sebagai
Dimensi atau kepribadian yang luas yang mencakup posisi Guru, pola perilaku,
modus kerja, serta sikap diri sendiri serta orang lain. Salah satu persoalan
dalam mentukan bagaimana mengajarkan sesuatu adalah “cara apakah yang
terbaik?”. Interaksi antara Guru dengan Siswa mencernikan perilaku mengajar dan
belajar tertentu. Apabila merencanakan pembelajaran, berbagai Gaya didasarkan
interaksi antara perilaku Guru dan perilaku Siswa.[9]
1.
Gaya
Mengajar Klasik
Guru dengan
gaya mengajar klasik masih menerapkan
konsepsi sebagai satu-satunnya cara belajar dengan berbagai konsekuensi yang
diterimannya. Guru masih mendominasi kelas dengan tanpa memberi kesempatan
kepada Siswa untuk aktif, sehingga menghambat siswa dalam proses pembelajaran.
Walaupun demikian, Gaya mengajar ini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip
pembelajaran sekarang yang sudah bergeser dari paradigma pendekatan teacher center menjadi student center. Pergeseran paradigma ini
disebabkan oleh berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dengan bantuan teknologi
canggih.
2.
Gaya
Mengajar Teknologis
Guru yang
menerapkan gaya mengajar teknologis sering menjadi perbincangan yang tidak
pernah selesia. Argumentasinya adalah setiap Guru mempunyai watak yang
berbeda-beda; ada yang kaku, keras, moderat, dan fleksibel. Gaya mengajar
teklnologis ini mensyaratkan Guru untuk berpegang pada media yang tersedia.
Guru mengajar dengan memperhatikan kesiapan peserta didik dan selalu memberikan
rangsangan kepada peserta didik untuk menjawab persoalan. Selain itu Guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari pengetahuan yang
sesuai dengan minatnya sehingga memberikan manfaat kepada peserta didik.[10]
3.
Gaya
Mengajar Personalisasi
Pemebelajaran
personalisasi dilakukan berdasarkan atas minat, pengalaman, dan pola
perkembangan mental siswa. Dominasi pembelajaran ada ditangan Siswa dimana
siswa dipandang sebagai suatu pribadi yang memiliki potensi.[11]
Gaya mengajar Guru menjadi salah satu kunci keberhasilan Siswa. Pada dasarnya Guru mengajar bukan utnuk
memandaikan siswa semata, akan tetapi juga memandaikan dirinya sendiri. Guru
yang mempunyai prinsip seperti ini, ia akan meningkatkan belajarnya dan juga
senantiasa memandang peserta didiknya untuk menjadi sama dengan Gurunnya.
Adapun ciri-ciri gaya mengajar personalisasi adalah sebagai berikut:
a.
Materi
pembelajaran disusun secara situasional sesuai dengan minat dan kebutuhan
peserta didik.
b.
Materi
pembelajaran disampaikan sesuai dengan perkembangan mental, emosional, dan
kecerdasan peserta didik.
c.
Peserta
didik berperan dominan dan dipandang sebagai suatu pribadi yang memiliki
potensi.
d.
Guru
berperan untuk membantu perkembangan peserta didik melalui pengalaman belajar.[12]
4.
Gaya
Mengajar Interkasional
Dalam kehidupan
manusia (siswa) disamping sebagai makhluk individu juga makhluk sosial. Sebagai
makhluk sosial, ia hendaknya melakukan interaksi sosial dengan berbagai
problematika yang harus dihadapi. Siswa dihadpkan pada suatu realitas yang
beraneka ragam. Oleh karenanya, dalam pembelajaran ia diberi kesempatan luas
untuk memilih progam studi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat kekinian.
Siswa juga dilibatkan dalam pembentukan interaksi sosial yang mengahruskan ia
mampu belajar secara mandiri. Guru dalam pengajaran intraksionis senantiasa
mengedepankan dialogis dengan siswannya sebagai bentuk interaksi yang dinamis.
Guru dengan siswa, atau siswa dengan siswa saling ketergantungan, artinya
mereka sama-sama menjadi subjek pengajaran dan tidak ada yang dianggap sebagai
yang paling lebih atau yang dianggap rendah. Ciri-ciri dari gaya mengajar ini
adalah:
a.
Bahan
pelajaran; berupa masalah-masalah situasional yang terkait dengan sosiokultural
dan kontemporer.
b.
Proses
penyampaian materi; menyampaikan dengan dua arah dialogis, tanya jawab Guru
dengan Siswa, Siswa dengan Siswa.
c.
Peran
siswa; dominan, mengemukakan pandanganya tentang realita, mendengarkan pendapat
temanya, momodifikasi berbagai ide untuk mencari bentuk baru yang lebih tajam
dan valid.
d.
Peran
Guru ; dominan,menciptakan iklim belajar saling ketergatungan,dan bersama siswa
memodifikasi berbagai ide atau pengetahuan untuk mencari bentuk baru yang lebih
tajam dan valid.[13]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Variasi gaya mengajar
guru ini berkaitan erat dengan hasil belajar peserta didik. Variasi ini juga
menjadikan proses pembelajaran lebih dinamis dan mengintesifkan komunikasi
antara guru dengan peserta didik. Harapanya, penggunaan variasi mengajar dapat
menigkatkan perhatian peserta didik sehingga mempermudah dalam menerima materi
pembelajaran Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik agar
mampu menguasai materi yang disampai oleh pendidik. Gaya mengajar dipandang
sebagai Dimensi atau kepribadian yang luas yang mencakup posisi Guru, pola
perilaku, modus kerja, serta sikap diri sendiri serta orang lain.
B.
Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis
telah berusaha secara maksimal dalam menyelsaikan makalah mengenai macam-macam
dan varaisi dalam gaya mengajar. Oleh karena itu penulis meminta saran dan
kritik dari para pembaca yang bersifat membangun, demi sempurnannya makalah
ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Hamalik,
Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara
Majid,
Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya
Mustakim,
Zaenal. 2017. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: IAIN PRESS
Mustakim,
Zaenal. 2017. Strategi dan Metode Pembelajaran Edisi Revisi. Pekalongan:
IAIN PRESS
Rohman,
Pupuh Fathur. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT: Refika
Aditama
PROFIL
Nama :
Susanti
NIM :
2023116191
Tempat, tanggal lahir :
Pekalongan, 13 April 1998
Riwayat Pendidikan :
1.
SDN
2 Doro
2.
SMP
1 Doro
3.
SMA
1 Doro
4.
Sedang
menempuh pendidikan guru madrasah ibtidaiyyah IAIN Pekalongan
[1]
Zaenal Mustakim, Strategi dan metode pembelajaran edisi revisi, (Pekalongan:
IAIN PRESS, 2017) hlm. 230
[2]
Oemar hamalik, proses belajar mengajar, (Jakarta: PT.Bumi Aksara)
[3]
Zaenal Mustakim, Strategi dan metode pembelajaran , (Pekalongan: STAIN PRESS,
2017) hlm. 240
[4] Pupuh
Fathur rohman, Strategi belajar mengajar, (Bandung: PT: Refika Aditama,2009),
hlm. 95
[6]
Pupuh Fathur rohman, Strategi belajar mengajar, (Bandung: PT: Refika
Aditama,2009), hlm 96
[7]
Zaena Mustakim, Strategi dan metode pembelajaran , (Pekalongan: STAIN PRESS,
2017) hlm 253-254
[8]
Pupuh Fathur rohman, Strategi belajar mengajar, (Bandung: PT: Refika
Aditama,2009), hlm 96-97
[9]
Abdul majid, Strategi pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosadakarya,2013)
hlm.273-274
[10]
Zaenal Mustakim, Strategi dan metode pembelajaran edisi revisi, (Pekalongan:
IAIN PRESS, 2017) hlm. 241
[11]
Abdul majid, Strategi pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosadakarya,2013)
hlm.274
[12]
Zaenal Mustakim, Strategi dan metode pembelajaran edisi revisi, (Pekalongan:
IAIN PRESS, 2017) hlm241
[13] Zaena
Mustakim, Strategi dan metode pembelajaran , (Pekalongan: STAIN PRESS, 2017)
hlm 35-36
Tidak ada komentar:
Posting Komentar