Laman

Senin, 20 November 2017

sbm D 12-a “HAKIKAT VARIASI DAN GAYA MENGAJAR”

VARIASI DAN GAYA MENGAJAR 
“HAKIKAT VARIASI DAN GAYA MENGAJAR”

Dianur Vita Hikmatul Annisa
NIM: (2023116001) 
KELAS D

JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
IAIN PEKALONGAN
2017


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin, segala puji syukur kehadirat Allah swt saya ucapkan atas rahmat serta hidayahnya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Hakikat Variasi dan gaya mengajar” tanpa halangan suatu apapun. Shalawat serta salam tak lupa saya haturkan kepada junjungan kita nabi Muhammad saw, semoga kita mendapatkan syafa’atnya di yaumul kiamat. Amiin...
Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas dari mata kuliah “Strategi Belajar Mengajar” yang diampu oleh bapak Muhammad Ghufron, M.SI. Kepada beliau saya ucapkan terima kasih telah memberikan pembelajaran yang luar biasa sehingga saya dapat mendapatkan ilmu untuk pegangan di hari kelak.
Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat sedikit membantu para pembaca khususnya penulis sendiri. Penulis telah berusaha dengan sebaik mungkin dalam membuat makalah ini dan dalam mencari sumber-sumber informasi baik itu dari buku ataupun dari referensi-referensi lainnya yang dapat membant terselesaikannya makalah ini.
Meski demikian penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Maka dari itu penulis menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar mendorong penulis untuk yang lebih baik.


Pekalongan, 26 November 2017


Dianur Vita Hikmatul Annisa






BAB I
PENDAHULUAN
A.  Tema
Variasi dan Gaya Mengajar

B.  Sub Tema
Hakikat variasi dan gaya mengajar

C.  Mengapa Penting untuk dikaji?
Mengapa penting dikaji? Karena dalam proses belajar mengajar Variasi dan gaya mengajar merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran, dimana dalam hal ini variasi dan gaya mengajar adalah sesuatu yang harus ada untuk membuat peserta didik mempunyai motivasi lebih dalam belajar dan tidak merasa bosan jika tidak dilakukan variasi.
Jika guru/pendidik tidak menggunakan variasi dalam penyampaian materi pembelajaran, hal ini akan menyebabkan peserta didik merasa bosan, perhatian peserta didik berkurang, mengantuk, tidak bersemangat, dan akibatnya tujuan pembbelajaran yang telah ditetapkan tidak tercapai.
Untuk mengatasi permasalahan ini, guru memerlukan adanya variasi dalam mengajar. Variasi ini dimaksudkan agar para peserta didik kembali mendapat semangat belajarnya lalu tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Maka, guru perlu untuk memiliki kemampuan untuk menerapkan variasi dan gaya belajar pada proses pembelajaran yang ia ampu. Karena guru yang hebat bisa menggunakan berbagai macam variasi tanpa menghadapi kesulitan.





BAB II
PEMBAHASAN

A.  Hakikat Variasi dan Gaya Mengajar
1.    Pengertian Variasi mengajar
Menurut kamus ilmiah populer, variasi adalah selingan, selang-seling, atau pergantian. Udin S. Winaputra (2004) mengartikan variasi sebagai keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton.
Variasi dapat diartikan sebagai kegiatan yang bermacam-macam sebagai akibat perubahan dari kedaan sebelumnya. Menurut Depdiknas (2003), variasi mempunyai beberapa makna, yaitu: tindakan atau hasil perubahan dari keadaan semula, selingan, bentuk/rupa yang lain, dan perubahan turun temurun yang disebabkan perubahan lingkungan.
Jika dihubungkan dengan proses pembelajaran, variasi mengajar adalah bermacam atau beragamnya bentuk/rupa kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam menyajikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Jadi variasi mengajar dapat dimaknai sebagai bentuk perubahan atau inovasi yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran yang dapat diamati dari berbagai aspek, yaitu: variasi dalam mengajar, variasi dalam penggunaan materi pembelajaran, dan variasi dalam interaksi antara guru dengan peserta didik.[1]

2.    Pengertian gaya mengajar
Gaya belajar dapat diartikan sebagai dimensi atau kepribadian luas yang mencakup posisi guru pola perilaku, modus kinerja, serta sikap terhadap diri sendiri ataupun orang lain. Marzuki (1999: 21) mengemukakan bahwa gaya belajar adalah ciri-ciri kebiasaan, kesukaan yang penting hubungannya dengan peserta didik, baik materi, strategi, metode, dan media pembelajaran, serta kurikulum yang digunakan.[2]
Gaya belajar menurut Heinich dkk. dalam Benny (2011) merupakan suatu kebiasaan yang diperlihatkan oleh individu dalam memproses informasi dan pengetahuan serta mempelajari suatu keterampilan.[3]
Dari pemaparan diatas, dapat dinyatakan bahwa gaya mengajar mempresentasikan bagaimana pelaksanaan pengajaran guru untuk menunjang ketercapaiantujuan pembelajaran.[4]
Setiap manusia memiliki gaya tersendiri dalam belajarnya. Salah satu pendekatan dalam gaya-gaya belajar yang paling populer dikembangkan oleh Ken dan rita dunn, yaitu:
1)      Gaya belajar visual, merupakan gaya belajar yang mengandalkan penglihatan (visual). Dalam hal ini metode pembelajaran yang digunakan sebaiknya menitikberatkan kepada tampilan media atau menunjukkan alat peraganya langsung. Bentuk tugas yang cocok untuk gaya belajar ini adalah pengamatan atau observasi.
2)      Gaya belajar auditori, peserta didik yang bergaya auditori lebih mengandalkan kesukaannya melalui telinga. Mereka dapat menyerap materi yang diajarkan melalui suara, contohnya dengan diskusi ataupun mendengar apa yang pengajar sampaikan.
3)      Gaya belajar kinestetik, gaya belajar ini lebih condong melalui gerak, menyentuh, dan melakukan. Peserta didik dengn gaya belajar seperti ini dianjurkan untuk belajar melalui pengalaman, seperti bekerja di lab, belajar di alam, ataupun belajar melalui permainan yang edukatif.[5]


Pada awal pengalaman belajar, salah satu diantara langkah-langkah pertama adalah mengenali modalitas seseorang sebagai modalitas visual, auditorial, atau kinestetik.[6]
Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah dan situasi-situasi antar pribadi. Cara belajar merupakan hasil kombinasi bagaimana cara menyerap, lalu mengatur dan mengolah informasi.[7]

B.  Tujuan variasi dan gaya mengajar
Sebenarnya tujuan variasi dan gaya mengajar sudah sangat jelas yaitu agar peserta didik tidak merasa bosan dan merasa nyaman dalam proses belajar mengajar. Efek dari kenyamanan peserta didik maka akan tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Berdasarkan pemaparan diatas, tujuan dari mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dijelaskan sebagaimana uraian diatas:
1.    Meningkatkan dan memelihara perhatian peserta didikterhadap relevansi proses pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, perhatian peserta didik terhadap materi pembelajaran yang diberikan merupakan aspek yang sangat penting. Sama sekali tidak diharapkan adanya peserta didik yang tidak tahu atau kurang memperhatikan penjelasan guru, karena hal itu akan menyebabkan peserta didik tidak mengerti materi yang diberikan oleh guru.
Oleh karena itu, guru dituntut untuk memperhatikan variasi mengajarnya, apakah sudah dapat meningkatkan dan menjaga perhatian peserta didik terhadap materi yang dijelaskan. 



2.    Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi
Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Seorang peserta didik tidak akan dapat belajar dengan baik jika tidak ada motivasi dalam dirinya. Dengan pertimbangan ini, guru selalu memperhatikan masalah motivasi peserta didik selama proses pembelajaran.
3.    Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
Kurang senangnya peserta didik terhadap guru bisa jadi disebabkan oleh gaya mengajar guru yang kurang bervariasi. Jadi guru harus bisa memberikan kesan positif kepada peserta didik agar keinginan untuk belajarnya meningkat.
4.    Memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual
Guru dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan yang mendukung tugasnya dalam mengajar, termasuk keterampilan dalam penguasaan metode mengajar, penggunaan media, dan pendekatan.
Aspek lain yang sangat penting bagi keterampilan guru dalam penguasaan variasi mengajar ialah ketersediaan fasilitas di kelas/sekolah. Fasilitas berfungsi sebagai alat bantu pengajaran, alat peraga, dan sumber belajar.
5.    Mendorong peserta didik untuk belajar
Lingkungan pengajaran yang kondusif adala lingkungan yang mampu mendorong peserta didik selalu belajar hingga berakhirnya kegiatan pembelajaran.
Permasalahan peserta didik yang kurang terdorong/termotivasi untuk belajar harus segera ditindak lanjuti karena hal ini dapat menghambat proses pembelajaran.[8]
Pupuh Faturrahman dan M. Sobry Sutikno (2007) menjelaskan bahwa dalam konteks pembelajaran, variasi diperlukan dengan tujuan:
1.    Agar peserta peserta didik meningkat
2.    Memotivasi peserta didik


3.    Menjaga wibawa pendidik
4.    Mendorong kelengkapan fasilitas pengajaran.[9]

C.  Prinsip variasi mengajar
Prinsip-prinsip ini sangat penting disusun berdasarkan perencanaan yang jelas dan berdasarkan pada rujukan tujuan pembelajaran. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan ketika mengadakan variasi mengajar adalah sebagai berikut:
1.      Penggunaan variasi mengajar harus menunjang dan dalam rangka merealisasikan tujuan pembelajaran
2.      Penggunaan variasi mengajar harus lancar dan berkesinambungan sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran, dan peserta didik lebih memperhatikan berbagai proses pengajaran secara utuh
3.      Penggunaan variasi mengajar harus benar-benar terstruktur, terencana, dan sistematis
4.      Penggunaan variasi mengajar harus luwes/tidak kaku dan spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima dari peserta didik.[10]













BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Variasi mengajar adalah bermacam atau beragamnya bentuk/rupa kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam menyajikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Jadi variasi mengajar dapat dimaknai sebagai bentuk perubahan atau inovasi yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran yang dapat diamati dari berbagai aspek, yaitu: variasi dalam mengajar, variasi dalam penggunaan materi pembelajaran, dan variasi dalam interaksi antara guru dengan peserta didik.
Gaya belajar dapat diartikan sebagai dimensi atau kepribadian luas yang mencakup posisi guru pola perilaku, modus kinerja, serta sikap terhadap diri sendiri ataupun orang lain. Jika guru menampilkan gaya mengajar yang baik, peserta didik akan menjadi semangat untuk mengikuti proses pembelajaran.
Adapun tujuan variasi mengajar menurut Pupuh Faturrahman dan M. Sobry Sutikno (2007) menjelaskan bahwa dalam konteks pembelajaran antara lain:
1.    Agar peserta peserta didik meningkat
2.    Memotivasi peserta didik
3.    Menjaga wibawa pendidik
4.    Mendorong kelengkapan fasilitas pengajaran.











DAFTAR PUSTAKA

Mustakim, Zaenal. 2009. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: IAIN Pekalongan

El Khuluqo, Ihsana. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

A.    Jacobsen, David. Paul Eggen, & Donal Kauchak. 2009. Methods For Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

DePorter, Bobbi & Mike Hernacki. 1999. Quantum learning: Membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan. Bandung: Penerbit Kaifa

Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Grup,













PROFIL PENULIS


Nama Lengkap                   : Dianur Vita Hikmatul Annisa
Tempat, tanggal lahir          : Pekalongan, 8 Juni 1998
Alamat lengkap                  : Ds. Bebel Rt. 29 Rw. 07 No. 1383
Kec. Wonokerto Kab. Pekalongan
No. Hp                               : 085226157154
Alamat Email                     : dianurvitahikma@gmail.com
Riwayat pendidikan           : -  Bustanul Atfal Aisyiah Wonokerto Wetan
-       SDN 01 Bebel
-       SMPN 01 Wonokerto
-       SMA N 01 Wiradesa


Referensi buku

 




[1] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran (Pekalongan: IAIN Pekalongan, 2017) hlm. 224
[2]Ibid, hlm. 237
[3]Ihsana El Khuluqo, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017)
hlm. 30
[4] Zaenal Mustakim, Op. cit,. hlm. 238
[5] David A. Jacobsen, Paul Eggen, & Donal Kauchak, Methods For Teaching (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) hlm. 279
[6] Bobbi DePorter & Mike Hernacki, Quantum learning: Membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan (Bandung: Penerbit Kaifa, 1999) hlm. 112
[7] Yatim riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran (Jakarta: Prenada Media Grup, 2009) hlm. 186
[8] Zaenal Mustakim, Op. cit,. hlm. 225-228
[9] Ihsana El Khuluqo, Op. cit,. hlm. 207-209
[10] Zaenal Mustakim, Op. cit,. hlm. 229

Tidak ada komentar:

Posting Komentar