VARIASI DAN GAYA MENGAJAR
“HAKIKAT VARIASI DAN GAYA MENGAJAR”
Dianur Vita Hikmatul Annisa
NIM: (2023116001)
KELAS D
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
IAIN PEKALONGAN
2017
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahi
rabbil ‘alamiin, segala puji syukur kehadirat Allah swt saya ucapkan atas
rahmat serta hidayahnya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Hakikat Variasi dan gaya mengajar” tanpa halangan suatu apapun. Shalawat serta
salam tak lupa saya haturkan kepada junjungan kita nabi Muhammad saw, semoga
kita mendapatkan syafa’atnya di yaumul kiamat. Amiin...
Makalah ini
disusun untuk memenuhi nilai tugas dari mata kuliah “Strategi Belajar Mengajar”
yang diampu oleh bapak Muhammad
Ghufron, M.SI. Kepada beliau saya ucapkan terima kasih telah memberikan
pembelajaran yang luar biasa sehingga saya dapat mendapatkan ilmu untuk
pegangan di hari kelak.
Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat sedikit membantu para
pembaca khususnya penulis sendiri. Penulis telah berusaha dengan sebaik mungkin
dalam membuat makalah ini dan dalam mencari sumber-sumber informasi baik itu
dari buku ataupun dari referensi-referensi lainnya yang dapat membant
terselesaikannya makalah ini.
Meski demikian penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
terdapat dalam makalah ini. Maka dari itu penulis menerima segala kritik dan
saran dari pembaca agar mendorong penulis untuk yang lebih baik.
Pekalongan, 26 November 2017
Dianur Vita Hikmatul Annisa
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Tema
Variasi dan
Gaya Mengajar
B.
Sub Tema
Hakikat variasi
dan gaya mengajar
C.
Mengapa Penting untuk dikaji?
Mengapa penting dikaji? Karena dalam proses belajar mengajar
Variasi dan gaya mengajar merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran,
dimana dalam hal ini variasi dan gaya mengajar adalah sesuatu yang harus ada
untuk membuat peserta didik mempunyai motivasi lebih dalam belajar dan tidak
merasa bosan jika tidak dilakukan variasi.
Jika guru/pendidik tidak menggunakan variasi dalam penyampaian
materi pembelajaran, hal ini akan menyebabkan peserta didik merasa bosan,
perhatian peserta didik berkurang, mengantuk, tidak bersemangat, dan akibatnya
tujuan pembbelajaran yang telah ditetapkan tidak tercapai.
Untuk mengatasi permasalahan ini, guru memerlukan adanya variasi
dalam mengajar. Variasi ini dimaksudkan agar para peserta didik kembali
mendapat semangat belajarnya lalu tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Maka, guru perlu untuk memiliki kemampuan untuk menerapkan variasi
dan gaya belajar pada proses pembelajaran yang ia ampu. Karena guru yang hebat
bisa menggunakan berbagai macam variasi tanpa menghadapi kesulitan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Variasi dan Gaya Mengajar
1.
Pengertian Variasi mengajar
Menurut kamus ilmiah populer, variasi adalah selingan,
selang-seling, atau pergantian. Udin S. Winaputra (2004) mengartikan variasi
sebagai keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton.
Variasi dapat diartikan sebagai kegiatan yang bermacam-macam
sebagai akibat perubahan dari kedaan sebelumnya. Menurut Depdiknas (2003),
variasi mempunyai beberapa makna, yaitu: tindakan atau hasil perubahan dari
keadaan semula, selingan, bentuk/rupa yang lain, dan perubahan turun temurun
yang disebabkan perubahan lingkungan.
Jika dihubungkan dengan proses pembelajaran, variasi mengajar
adalah bermacam atau beragamnya bentuk/rupa kegiatan yang dilakukan oleh guru
dalam menyajikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Jadi variasi
mengajar dapat dimaknai sebagai bentuk perubahan atau inovasi yang diberikan
oleh guru dalam proses pembelajaran yang dapat diamati dari berbagai aspek,
yaitu: variasi dalam mengajar, variasi dalam penggunaan materi pembelajaran,
dan variasi dalam interaksi antara guru dengan peserta didik.[1]
2.
Pengertian gaya mengajar
Gaya belajar dapat diartikan sebagai dimensi atau kepribadian luas
yang mencakup posisi guru pola perilaku, modus kinerja, serta sikap terhadap
diri sendiri ataupun orang lain. Marzuki (1999: 21) mengemukakan bahwa gaya
belajar adalah ciri-ciri kebiasaan, kesukaan yang penting hubungannya dengan
peserta didik, baik materi, strategi, metode, dan media pembelajaran, serta
kurikulum yang digunakan.[2]
Gaya belajar menurut Heinich dkk. dalam Benny (2011) merupakan suatu
kebiasaan yang diperlihatkan oleh individu dalam memproses informasi dan
pengetahuan serta mempelajari suatu keterampilan.[3]
Dari pemaparan diatas, dapat dinyatakan bahwa gaya mengajar
mempresentasikan bagaimana pelaksanaan pengajaran guru untuk menunjang
ketercapaiantujuan pembelajaran.[4]
Setiap manusia memiliki gaya tersendiri dalam belajarnya. Salah
satu pendekatan dalam gaya-gaya belajar yang paling populer dikembangkan oleh
Ken dan rita dunn, yaitu:
1)
Gaya belajar visual,
merupakan gaya belajar yang mengandalkan penglihatan (visual). Dalam hal ini
metode pembelajaran yang digunakan sebaiknya menitikberatkan kepada tampilan
media atau menunjukkan alat peraganya langsung. Bentuk tugas yang cocok untuk
gaya belajar ini adalah pengamatan atau observasi.
2)
Gaya belajar auditori, peserta
didik yang bergaya auditori lebih mengandalkan kesukaannya melalui telinga.
Mereka dapat menyerap materi yang diajarkan melalui suara, contohnya dengan
diskusi ataupun mendengar apa yang pengajar sampaikan.
3)
Gaya belajar kinestetik, gaya
belajar ini lebih condong melalui gerak, menyentuh, dan melakukan. Peserta
didik dengn gaya belajar seperti ini dianjurkan untuk belajar melalui
pengalaman, seperti bekerja di lab, belajar di alam, ataupun belajar melalui
permainan yang edukatif.[5]
Pada awal pengalaman belajar, salah satu diantara langkah-langkah
pertama adalah mengenali modalitas seseorang sebagai modalitas visual,
auditorial, atau kinestetik.[6]
Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam
pekerjaan, di sekolah dan situasi-situasi antar pribadi. Cara belajar merupakan
hasil kombinasi bagaimana cara menyerap, lalu mengatur dan mengolah informasi.[7]
B.
Tujuan variasi dan gaya mengajar
Sebenarnya tujuan variasi dan gaya mengajar sudah sangat jelas
yaitu agar peserta didik tidak merasa bosan dan merasa nyaman dalam proses
belajar mengajar. Efek dari kenyamanan peserta didik maka akan tercapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien.
Berdasarkan pemaparan diatas, tujuan dari mengadakan variasi dalam
kegiatan pembelajaran dapat dijelaskan sebagaimana uraian diatas:
1.
Meningkatkan dan memelihara perhatian peserta didikterhadap
relevansi proses pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, perhatian peserta didik terhadap materi
pembelajaran yang diberikan merupakan aspek yang sangat penting. Sama sekali
tidak diharapkan adanya peserta didik yang tidak tahu atau kurang memperhatikan
penjelasan guru, karena hal itu akan menyebabkan peserta didik tidak mengerti
materi yang diberikan oleh guru.
Oleh karena itu, guru dituntut untuk memperhatikan variasi
mengajarnya, apakah sudah dapat meningkatkan dan menjaga perhatian peserta
didik terhadap materi yang dijelaskan.
2.
Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi
Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Seorang peserta
didik tidak akan dapat belajar dengan baik jika tidak ada motivasi dalam
dirinya. Dengan pertimbangan ini, guru selalu memperhatikan masalah motivasi
peserta didik selama proses pembelajaran.
3.
Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
Kurang senangnya peserta didik terhadap guru bisa jadi disebabkan
oleh gaya mengajar guru yang kurang bervariasi. Jadi guru harus bisa memberikan
kesan positif kepada peserta didik agar keinginan untuk belajarnya meningkat.
4.
Memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual
Guru dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan yang mendukung
tugasnya dalam mengajar, termasuk keterampilan dalam penguasaan metode mengajar,
penggunaan media, dan pendekatan.
Aspek lain yang sangat penting bagi keterampilan guru dalam
penguasaan variasi mengajar ialah ketersediaan fasilitas di kelas/sekolah.
Fasilitas berfungsi sebagai alat bantu pengajaran, alat peraga, dan sumber
belajar.
5.
Mendorong peserta didik untuk belajar
Lingkungan pengajaran yang kondusif adala lingkungan yang mampu
mendorong peserta didik selalu belajar hingga berakhirnya kegiatan
pembelajaran.
Permasalahan peserta didik yang kurang terdorong/termotivasi untuk
belajar harus segera ditindak lanjuti karena hal ini dapat menghambat proses
pembelajaran.[8]
Pupuh Faturrahman dan M. Sobry Sutikno (2007) menjelaskan bahwa
dalam konteks pembelajaran, variasi diperlukan dengan tujuan:
1.
Agar peserta peserta didik meningkat
2.
Memotivasi peserta didik
3.
Menjaga wibawa pendidik
4.
Mendorong kelengkapan fasilitas pengajaran.[9]
C.
Prinsip variasi mengajar
Prinsip-prinsip ini sangat penting disusun berdasarkan perencanaan
yang jelas dan berdasarkan pada rujukan tujuan pembelajaran. Beberapa prinsip
yang perlu diperhatikan ketika mengadakan variasi mengajar adalah sebagai
berikut:
1.
Penggunaan variasi mengajar harus menunjang dan dalam rangka
merealisasikan tujuan pembelajaran
2.
Penggunaan variasi mengajar harus lancar dan berkesinambungan
sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran, dan peserta didik lebih
memperhatikan berbagai proses pengajaran secara utuh
3.
Penggunaan variasi mengajar harus benar-benar terstruktur,
terencana, dan sistematis
4.
Penggunaan variasi mengajar harus luwes/tidak kaku dan spontan
sesuai dengan umpan balik yang diterima dari peserta didik.[10]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Variasi
mengajar adalah bermacam atau beragamnya bentuk/rupa kegiatan yang dilakukan
oleh guru dalam menyajikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Jadi
variasi mengajar dapat dimaknai sebagai bentuk perubahan atau inovasi yang
diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran yang dapat diamati dari berbagai
aspek, yaitu: variasi dalam mengajar, variasi dalam penggunaan materi
pembelajaran, dan variasi dalam interaksi antara guru dengan peserta didik.
Gaya belajar
dapat diartikan sebagai dimensi atau kepribadian luas yang mencakup posisi guru
pola perilaku, modus kinerja, serta sikap terhadap diri sendiri ataupun orang
lain. Jika guru menampilkan gaya mengajar yang baik, peserta didik akan menjadi
semangat untuk mengikuti proses pembelajaran.
Adapun tujuan variasi mengajar menurut Pupuh Faturrahman dan M.
Sobry Sutikno (2007) menjelaskan bahwa dalam konteks pembelajaran antara lain:
1.
Agar peserta peserta didik meningkat
2.
Memotivasi peserta didik
3.
Menjaga wibawa pendidik
4.
Mendorong kelengkapan fasilitas pengajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Mustakim, Zaenal. 2009. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan:
IAIN Pekalongan
El Khuluqo,
Ihsana. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
A.
Jacobsen, David. Paul Eggen, & Donal Kauchak. 2009. Methods
For Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
DePorter, Bobbi & Mike Hernacki. 1999. Quantum learning:
Membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan. Bandung: Penerbit Kaifa
Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta:
Prenada Media Grup,
PROFIL PENULIS
Nama Lengkap : Dianur Vita Hikmatul Annisa
Tempat, tanggal
lahir : Pekalongan, 8 Juni 1998
Alamat
lengkap : Ds. Bebel Rt.
29 Rw. 07 No. 1383
Kec.
Wonokerto Kab. Pekalongan
No.
Hp :
085226157154
Riwayat
pendidikan : - Bustanul Atfal Aisyiah Wonokerto Wetan
- SDN 01 Bebel
- SMPN 01
Wonokerto
- SMA N 01
Wiradesa
Referensi buku
[1] Zaenal
Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran (Pekalongan: IAIN Pekalongan,
2017) hlm. 224
[3]Ihsana El
Khuluqo, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017)
hlm. 30
[4] Zaenal Mustakim, Op. cit,. hlm. 238
[5] David A.
Jacobsen, Paul Eggen, & Donal Kauchak, Methods For Teaching (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009) hlm. 279
[6] Bobbi DePorter
& Mike Hernacki, Quantum learning: Membiasakan belajar nyaman dan
menyenangkan (Bandung: Penerbit Kaifa, 1999) hlm. 112
[7] Yatim riyanto,
Paradigma Baru Pembelajaran (Jakarta: Prenada Media Grup, 2009) hlm. 186
[8] Zaenal Mustakim, Op. cit,. hlm. 225-228
[9] Ihsana El
Khuluqo, Op. cit,. hlm. 207-209
[10] Zaenal Mustakim, Op. cit,. hlm. 229
Tidak ada komentar:
Posting Komentar