Laman

Jumat, 17 November 2017

sbm E 11-a "ASPEK MANAGEMEN KELAS"

MANAGEMEN KELAS
"ASPEK MANAGEMEN KELAS"
IMAM RIFKI
NIM. 202 111 5356
Kelas E

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017




BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar, perlu adanya manajemen kelas yang baik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Manajemen dapat didefinisikan sebagai proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan. Manajemen kelas mengacu kepada penciptaan suasana atau kondisi kelas yang memungkinkan siswa dalam kelas tersebut dapat belajar dengan efektif. Manajemen kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiagnosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana. Pengelolaan kelas diperlukan karena dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selalu berubah. Kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan emosional siswa. Manajemen kelas meliputi aspek, fungsi, serta permasalahan yang terkait dengan pengelolaan kelas. Dalam makalah ini akan dipaparkan aspek, fungsi, dan masalah manajemen kelas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajemen kelas?
2. Apa aspek-aspek dalam manajemen kelas?
3.Apakah fungsi manajemen kelas dalam proses penyelenggaraan pendidikan?
4. Apa saja masalah yang seringkali timbul dalam manajemen kelas?
C. Tujuan
1.      Memahami pengertian manajemen kelas.
2.      Menjelaskan aspek-aspek dalam manajemen kelas.
3.      Menjelaskan fungsi manajemen kelas dalam proses penyelenggaraan pendidikan.
4.      Mengetahui masalah-masalah yang seringkali timbul dalam manajemen kelas.




BAB II
PEMBAHASAN
A.           Pengertian Manajemen Kelas
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah “kelola” ditambah awal “pe” dan akhiran “an”. Istilah lain dari pengelolaan adalah “manajemen”. Manajemen adalah kata aslinya dari bahasa Inggis, yaitu management, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan.[1]
Manajemen dari kata “ Management “. Diterjemahkan pula menjadi pengelolaan, berarti proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan. Maksud manajemen kelas adalah mengacu kepada penciptaan suasana atau kondisi kelas yang memungkinkan siswa dalam kelas tersebut dapat belajar dengan efektif.
Terdapat beberapa defenisi tentang manajemen kelas berikut ini :
1.      Berdasarkan Konsepsi Lama Dan Modern
Menurut konsepsi lama, manajemen kelas diartikan sebagai upaya mempertahankan ketertiban kelas. Menurut konsepsi modern manajemen kelas adalah proses seleksi yang menggunakan alat yang tetap terhadap problem dan situasi manajemen kelas.
2. Berdasarkan Pandangan Pendekatan Operasional Tertentu:
a.    Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui penggunaan disiplin (Pendekatan Otoriter).
b.    Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui intimidasi (Pendekatan Intimidasi).
  1. Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa (Pendekatan Permisif).
  2. Seperangkat kegiatan guru menciptakan suasana kelas dengan cara mengikuti petunjuk/resep yang telah disajikan (Pendekatan Masak).
  3. Seperangkat kegiataan guru untuk menciptakan suasana kelas yang efektif melalui perencanaan pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan dengan baik (Pendekatan Instruksional).
  4. Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan (Pendekatan Pengubahan Tingkah Laku).
  5. Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersional yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif (Pendekatan Penciptaan Iklim Sosioemosional).
  6. Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif (Pendekatan Sistem Sosial).[2]
B.       Tujuan Manajemen Kelas
Adapun tujuan dari manajemen kelas secara umum adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar peserta didik dalam lingkungan social, emosional, dan intelektual didalam kelas.
Dengan adanya fasilitas yang tersedia itu memungkinkan siswa:
v  Belajar dan bekerja
v  Terciptanya suasana disiplin
v  Perkembangan intelektual,emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa.
Karakter kelas yang dihasilkan karena adanya proses pengelolaan kelas yang baik akan memiliki sekurang-kurangnya tiga ciri, yakni:
1.         Speed, artinya anak dapat belajar dalam percepatan proses dan Progress, sehingga membutuhkan waktu yang relatif singkat.
2.         Simple, artinya organisasi kelas dan materi menjadi sederhana, mudah dicerna dan situasi kelas kondusif.
3.         Self-confidence, artinya anak dapat belajar dengan penuh rasa percaya diri atau menganggap dirinya mampu mengikuti pelajaran dan belajar berprestasi.[3]
C.            Aspek-aspek dalam Manajemen Kelas
Kegiatan manajemen kelas harus dilaksanakan secara baik oleh para guru guna mencapai tujuan pembelajaran. Keberhasilan peserta didik sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam hal manajerial kelas. Keberhasilan guru dalam manajerial kelas dipengaruhi oleh beberapa aspek. Lois V. Johnson dan May Any mengemukakan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:
1.      Sifat-sifat kelas
2.      Kekuatan pendorong kekuatan kelas
3.      Memahami situasi kelas
4.      Mendiagnosis situasi kelas
5.      Bertindak selektif
6.      Bertindak kreatif
Adapun secara kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan guru sebagai aspek-aspek manajemen kelas adalah :
1.                  Mengecek kehadiran siswa.
2.                  Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan tersebut.
3.                  Pendistribusian bahan dan alat.
4.                  Mengumpulkan informasi dari siswa.
5.                  Mencatat data.
6.                  Pemeliharaan kelas.
7.                  Menyampaikan materi pelajaran.
8.                  Memberikan tugas/PR.[4]



D.  PENDEKATAN DALAM MANAJEMEN KELAS
Manajemen kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan siswa baik secara berkelompok maupun secara individual.
Berbagai pendekatan tersebut adalah seperti dalam uraian berikut:
1. Pendekatan Kekuasaan
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Peranan guru disini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itu guru mendekatinya.
2. Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberi ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.
3. Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
4. Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.



5. Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.
6. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku (behavior modification approach) ini bertolak dari sudut pandangan psikologi behavioral.
Program atau kegiatan yang mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang kurang baik, harus diusahakan menghindarinya sebagai penguatan negatif yang pada suatu saat akan hilang dari tingkah laku siswa atau guru yang menjadi anggota kelasnya. Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau puas.[3]
Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan program kelas diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari.
7. Pendekatan Sosio-Emosional
Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru dan siswa serta hubungan antar siswa. Didalam hal ini guru merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terrciptanya hubungan guru dengan siswa yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau sikap melindungi.
8. Pendekatan Kerja Kelompok
Dalam pendekatan in, peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja sama kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif, dan selain itu guru harus pula dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. Untuk menjaga kondisi kelas tersebut guru harus dapat mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi konflik, dan mengurangi masalah-masalah pengelolaan.[5]
E. PENGARUH MANAJEMEN KELAS DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI KELAS
Pembelajaran yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh pembaharuan kurikulum, fasilitas yang tersedia, kepribadian guru yang simpatik, pembelajaran yang penuh kesan, wawasan pengetahuan guru yang luas tentang semua bidang, melainkan juga guru harus menguasai kiat memanejemeni kelas.
Pemahaman akan prinsip-prinsip manajemen kelas ini penting dikuasai sebelum hal-hal khusus diketahui. Dengan dikuasainya prinsip-prinsip manajemen kelas, hal ini akan menjadi filter-filter penyaring yang menghilangkan kekeliruan umum dari manajemen kelas.
Manajemen kelas dapat mempengaruhi tingkat kualitas pembelajaran di kelas karena manajemen kelas benar-benar akan mengelola susasana kelas menjadi sebaik mungkin agar siswa menjadi nyaman dan senang selama mengikuti proses belajar mengajar. Oleh karena itu, kualitas belajar siswa seperti pencapaian hasil yang optimal dan kompetensi dasar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik dan memuaskan. Selain itu, manajemen kelas juga akan menciptakan dan mempertahankan suasana kelas agar kegiatan mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Di samping itu juga, dengan manajemen kelas tingkat daya serap materi yang telah diajarkan guru akan lebih membekas dalam ingatan siswa karena adanya penguatan yang diberikan guru selama proses belajar mengajar berlangsung.[6]
E.   Fungsi Manajemen Kelas dalam Proses Penyelenggaraan Pendidikan
manajenen kelas berfungsi :
1.       Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti:
a. Membantu kelompok dalam pembagian tugas,
b.      membantu pembentukan kelompok
c.       membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi,
d.      membantu individu agar dapat bekerjasama dengan kelompok atau kelas,
e.       membantu prosedur kerja,
f.       merubah kondisi kelas.
2.       Merencanakan, yaitu memikirkan dan menetapkan secara matang arah, tujuan, dan tindakan sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan metode/teknik yang tepat.
3.       Mengorganisasikan, meliputi:
a.       Menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mecapai tujuan organisasi.
b.      Merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang berisi orang yang mampu membawa organisasi pada tujuan.
c.       Menugaskan sesorang atau kelompok orang dalam suatu tanggung jawab tugas dan fungsi tertentu. d. Mendelegasikan wewenang kepada individu yang berubungan dengan keleluasaan melaksanakan tugas.
4.       Memimpin, pemimpin harus memiliki sifat kepemimpinan dan kepribadian yang dapat menjadi suri tauladan.
5.       Mengendalikan, yaitu memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan.[7]



F.      Masalah-masalah dalam Manajemen Kelas
Tingkah laku anak didik bervariasi. Variasi perilaku anak merupakan permasalahan bagi guru dalam upaya pengelolaan kelas. Menurut Made Pi Darta, masalah-masalah yang berhubungan dengan perilaku anak didik adalah:
1.      Kurangnya kesatuan, misalnya dengan adanya kelompok-kelompok dan pertentangan jenis kelamin.
2.      Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, misalnya ribut, bercakap-cakap, pergi kesana-kemari, dan sebagainya.
3.      Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, misalnya bermusuhan dan merendahkan
4.      Kelas mentoleransi kekeliruan-kekeliruan temannya, menerima, dan mendorong perilaku anak didik yang keliru.
5.      Mudah mereaksi ke hal-hal negatif/terganggu.
6.      Moral rendah, permusuhan, agresif.
7.      Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah.[8]
Ada juga yang berpendapat bahwa, masalah manajemen dua kategori, yaitu:
1.       Masalah individual
2.       Masalah kelompok





BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Manajemen kelas yaitu suatu proses pengelolaan kelas dalam kegiatan belajar mengajar sebagai upaya pengkondisian kelas yang kondusif guna mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga manajemen kelas selalu mengacu pada penciptaan suasana atau kondisi kelas yang memungkinkan siswa dalam kelas tersebut dapat belajar dengan efektif.

B. Saran
Kegiatan manajemen kelas harus dilaksanakan secara baik oleh para guru guna mencapai tujuan pembelajaran karena keberhasilan peserta didik sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam hal manajerial kelas. Mengingat guru memiliki andil yang sangat besar dalam hal ini, seorang guru harus memiliki kualitas SDM yang mumpuni supaya kegiatan manajemen kelas dapat berjalan dengan baik.



DAFTAR PUSTAKA

Syaiful Bahri Djaramah dan Aswan Zain. 2006.  Strategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. 2006
Syaiful Bahri Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta
Prof. Pupuh Fathurrohman.2007.  Strategi Belajar Mengajar; Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama
Zaenal Mustakim. 2009.  Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIn Press
Mamam Rachman. 1998.  Manajemen Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan
Syaifl Bahri Djamarah.2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. (Jakarta: Rineka Cipta.



PROFIL


Nama               : Imam Rifqi
TTL                 : Pekalongan, 14 April 1991
Alamat                        : Jl Proto Barat Kec.Kedungwuni Kab. Pekalongan
Pendidikan      : MISS 1PROTO
MTSS PROTO
SMA Paket C-IPS “Ngudi Ilmu” Kedungwuni





[1] Syaiful Bahri Djaramah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi), (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 175
[2] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000). Hal. 173
[3] Prof. Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar; Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), hlam.104
[4] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIn Press, 2009), h. 28-29
[5]
[6] Mamam Rachman.  Manajemen Kelas, (Jakarta: Departemen Pendidikan, 1998). Hal 154
[7] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIn Press, 2009), h. 30-31
[8] Syaifl Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 173

Tidak ada komentar:

Posting Komentar