MANAGEMEN KELAS
"ASPEK MANAGEMEN KELAS"
IMAM RIFKI
NIM. 202 111 5356
Kelas E
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam proses pembelajaran di tingkat
Sekolah Dasar, perlu adanya manajemen kelas yang baik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Manajemen dapat didefinisikan sebagai proses yang memberikan
pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian
tujuan. Manajemen kelas mengacu kepada penciptaan suasana atau kondisi kelas
yang memungkinkan siswa dalam kelas tersebut dapat belajar dengan efektif.
Manajemen kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam
memutuskan, memahami, mendiagnosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan
suasana. Pengelolaan kelas diperlukan karena dari waktu ke waktu tingkah laku
dan perbuatan siswa selalu berubah. Kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku,
perbuatan, sikap, mental, dan emosional siswa. Manajemen kelas meliputi aspek,
fungsi, serta permasalahan yang terkait dengan pengelolaan kelas. Dalam makalah
ini akan dipaparkan aspek, fungsi, dan masalah manajemen kelas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian
manajemen kelas?
2. Apa
aspek-aspek dalam manajemen kelas?
3.Apakah fungsi manajemen kelas dalam proses
penyelenggaraan pendidikan?
4. Apa saja
masalah yang seringkali timbul dalam manajemen kelas?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian manajemen kelas.
2.
Menjelaskan
aspek-aspek dalam manajemen kelas.
3.
Menjelaskan
fungsi manajemen kelas dalam proses penyelenggaraan pendidikan.
4. Mengetahui masalah-masalah yang seringkali timbul
dalam manajemen kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Manajemen Kelas
Pengelolaan
kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu
sendiri akar katanya adalah “kelola” ditambah awal “pe” dan akhiran “an”.
Istilah lain dari pengelolaan adalah “manajemen”. Manajemen adalah kata aslinya
dari bahasa Inggis, yaitu management, yang berarti ketatalaksanaan, tata
pimpinan, pengelolaan.[1]
Manajemen
dari kata “ Management “. Diterjemahkan pula menjadi pengelolaan, berarti
proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan
pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang
terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan. Maksud manajemen kelas adalah
mengacu kepada penciptaan suasana atau kondisi kelas yang memungkinkan siswa
dalam kelas tersebut dapat belajar dengan efektif.
Terdapat
beberapa defenisi tentang manajemen kelas berikut ini :
1. Berdasarkan Konsepsi Lama Dan Modern
Menurut konsepsi lama, manajemen
kelas diartikan sebagai upaya mempertahankan ketertiban kelas. Menurut konsepsi
modern manajemen kelas adalah proses seleksi yang menggunakan alat yang tetap
terhadap problem dan situasi manajemen kelas.
2. Berdasarkan
Pandangan Pendekatan Operasional Tertentu:
a.
Seperangkat
kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas
melalui penggunaan disiplin (Pendekatan Otoriter).
b.
Seperangkat
kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas
melalui intimidasi (Pendekatan Intimidasi).
- Seperangkat
kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa (Pendekatan Permisif).
- Seperangkat
kegiatan guru menciptakan suasana kelas dengan cara mengikuti
petunjuk/resep yang telah disajikan (Pendekatan Masak).
- Seperangkat
kegiataan guru untuk menciptakan suasana kelas yang efektif melalui
perencanaan pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan dengan baik
(Pendekatan Instruksional).
- Seperangkat
kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang
diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan
(Pendekatan Pengubahan Tingkah Laku).
- Seperangkat
kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersional yang baik dan
iklim sosio-emosional kelas yang positif (Pendekatan Penciptaan Iklim
Sosioemosional).
- Seperangkat
kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang
efektif (Pendekatan Sistem Sosial).[2]
B.
Tujuan
Manajemen Kelas
Adapun tujuan dari manajemen kelas secara umum adalah penyediaan fasilitas bagi
bermacam-macam kegiatan belajar peserta didik dalam lingkungan social,
emosional, dan intelektual didalam kelas.
Dengan
adanya fasilitas yang tersedia itu memungkinkan siswa:
v
Belajar dan bekerja
v
Terciptanya suasana disiplin
v Perkembangan intelektual,emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa.
Karakter
kelas yang dihasilkan karena adanya proses pengelolaan kelas yang baik akan
memiliki sekurang-kurangnya tiga ciri, yakni:
1.
Speed, artinya anak dapat belajar dalam percepatan proses dan Progress, sehingga
membutuhkan waktu yang relatif singkat.
2.
Simple, artinya organisasi kelas dan materi menjadi sederhana, mudah dicerna dan
situasi kelas kondusif.
3.
Self-confidence,
artinya anak dapat belajar dengan penuh rasa percaya diri atau menganggap
dirinya mampu mengikuti pelajaran dan belajar berprestasi.[3]
C.
Aspek-aspek
dalam Manajemen Kelas
Kegiatan
manajemen kelas harus dilaksanakan secara baik oleh para guru guna mencapai
tujuan pembelajaran. Keberhasilan peserta didik sangat dipengaruhi oleh
kemampuan guru dalam hal manajerial kelas. Keberhasilan guru dalam manajerial
kelas dipengaruhi oleh beberapa aspek. Lois V. Johnson dan May Any mengemukakan
aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah sebagai
berikut:
1.
Sifat-sifat
kelas
2.
Kekuatan
pendorong kekuatan kelas
3.
Memahami
situasi kelas
4.
Mendiagnosis
situasi kelas
5.
Bertindak
selektif
6.
Bertindak
kreatif
Adapun secara kegiatan-kegiatan yang
perlu dilaksanakan guru sebagai aspek-aspek manajemen kelas adalah :
1.
Mengecek
kehadiran siswa.
2.
Mengumpulkan
hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan tersebut.
3.
Pendistribusian
bahan dan alat.
4.
Mengumpulkan
informasi dari siswa.
5.
Mencatat
data.
6.
Pemeliharaan
kelas.
7.
Menyampaikan
materi pelajaran.
8.
Memberikan
tugas/PR.[4]
D. PENDEKATAN DALAM MANAJEMEN KELAS
Manajemen kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri,
tetapi terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor
utama yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan siswa
baik secara berkelompok maupun secara individual.
Berbagai pendekatan tersebut adalah seperti dalam
uraian berikut:
1.
Pendekatan Kekuasaan
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk
mengontrol tingkah laku anak didik. Peranan guru disini adalah menciptakan dan
mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang
menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan dan
norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk
norma itu guru mendekatinya.
2. Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau
intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu proses untuk
mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak
didik dilakukan dengan cara memberi ancaman, misalnya melarang, ejekan,
sindiran, dan memaksa.
3.
Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diartikan secara suatu
proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu
kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin
kebebasan anak didik.
4.
Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan
memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak
boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang
terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus
dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang
tertulis dalam resep.
5.
Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa
dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah
laku anak didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah. Pendekatan
ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan
menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah
merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.
6.
Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan
sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru
adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah
laku yang kurang baik. Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku (behavior
modification approach) ini bertolak dari sudut pandangan psikologi behavioral.
Program atau kegiatan yang mengakibatkan timbulnya
tingkah laku yang kurang baik, harus diusahakan menghindarinya sebagai
penguatan negatif yang pada suatu saat akan hilang dari tingkah laku siswa atau
guru yang menjadi anggota kelasnya. Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku
yang baik atau positif harus dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah
yang menimbulkan perasaan senang atau puas.[3]
Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam
melaksanakan program kelas diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan
perasaan tidak puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari.
7.
Pendekatan Sosio-Emosional
Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta
maksimal apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas.
Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru dan siswa serta hubungan antar
siswa. Didalam hal ini guru merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut.
Oleh karena itu seharusnya guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui
pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terrciptanya hubungan guru
dengan siswa yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau sikap
melindungi.
8.
Pendekatan Kerja Kelompok
Dalam pendekatan in, peran guru adalah mendorong
perkembangan dan kerja sama kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok
memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan
kelompok menjadi kelompok yang produktif, dan selain itu guru harus pula dapat
menjaga kondisi itu agar tetap baik. Untuk menjaga kondisi kelas tersebut guru
harus dapat mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi konflik, dan
mengurangi masalah-masalah pengelolaan.[5]
E. PENGARUH MANAJEMEN KELAS DALAM MENINGKATKAN KUALITAS
PEMBELAJARAN DI KELAS
Pembelajaran
yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh pembaharuan kurikulum, fasilitas
yang tersedia, kepribadian guru yang simpatik, pembelajaran yang penuh kesan,
wawasan pengetahuan guru yang luas tentang semua bidang, melainkan juga guru
harus menguasai kiat memanejemeni kelas.
Pemahaman
akan prinsip-prinsip manajemen kelas ini penting dikuasai sebelum hal-hal
khusus diketahui. Dengan dikuasainya prinsip-prinsip manajemen kelas, hal ini
akan menjadi filter-filter penyaring yang menghilangkan kekeliruan umum dari
manajemen kelas.
Manajemen
kelas dapat mempengaruhi tingkat kualitas pembelajaran di kelas karena
manajemen kelas benar-benar akan mengelola susasana kelas menjadi sebaik
mungkin agar siswa menjadi nyaman dan senang selama mengikuti proses belajar
mengajar. Oleh karena itu, kualitas belajar siswa seperti pencapaian hasil yang
optimal dan kompetensi dasar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik dan
memuaskan. Selain itu, manajemen kelas juga akan menciptakan dan mempertahankan
suasana kelas agar kegiatan mengajar dapat berlangsung secara efektif dan
efisien.
Di samping
itu juga, dengan manajemen kelas tingkat daya serap materi yang telah diajarkan
guru akan lebih membekas dalam ingatan siswa karena adanya penguatan yang
diberikan guru selama proses belajar mengajar berlangsung.[6]
E.
Fungsi
Manajemen Kelas dalam Proses Penyelenggaraan Pendidikan
manajenen kelas berfungsi :
1.
Memberi dan
melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti:
a. Membantu kelompok dalam pembagian tugas,
a. Membantu kelompok dalam pembagian tugas,
b.
membantu
pembentukan kelompok
c.
membantu
kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi,
d.
membantu
individu agar dapat bekerjasama dengan kelompok atau kelas,
e.
membantu
prosedur kerja,
f.
merubah
kondisi kelas.
2.
Merencanakan,
yaitu memikirkan dan menetapkan secara matang arah, tujuan, dan tindakan
sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan metode/teknik yang tepat.
3.
Mengorganisasikan,
meliputi:
a.
Menentukan
sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mecapai tujuan organisasi.
b.
Merancang
dan mengembangkan kelompok kerja yang berisi orang yang mampu membawa
organisasi pada tujuan.
c.
Menugaskan
sesorang atau kelompok orang dalam suatu tanggung jawab tugas dan fungsi
tertentu. d. Mendelegasikan wewenang kepada individu yang berubungan dengan
keleluasaan melaksanakan tugas.
4.
Memimpin,
pemimpin harus memiliki sifat kepemimpinan dan kepribadian yang dapat menjadi
suri tauladan.
5.
Mengendalikan,
yaitu memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang
direncanakan.[7]
F. Masalah-masalah dalam Manajemen Kelas
Tingkah laku
anak didik bervariasi. Variasi perilaku anak merupakan permasalahan bagi guru
dalam upaya pengelolaan kelas. Menurut Made Pi Darta, masalah-masalah yang
berhubungan dengan perilaku anak didik adalah:
1. Kurangnya kesatuan,
misalnya dengan adanya kelompok-kelompok dan pertentangan jenis kelamin.
2. Tidak ada standar
perilaku dalam bekerja kelompok, misalnya ribut, bercakap-cakap, pergi
kesana-kemari, dan sebagainya.
3. Reaksi negatif terhadap
anggota kelompok, misalnya bermusuhan dan merendahkan
4. Kelas mentoleransi
kekeliruan-kekeliruan temannya, menerima, dan mendorong perilaku anak didik
yang keliru.
5. Mudah mereaksi ke
hal-hal negatif/terganggu.
6. Moral rendah, permusuhan,
agresif.
7. Tidak mampu
menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah.[8]
Ada juga yang berpendapat bahwa, masalah manajemen dua
kategori, yaitu:
1.
Masalah
individual
2.
Masalah
kelompok
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Manajemen kelas yaitu suatu proses pengelolaan kelas
dalam kegiatan belajar mengajar sebagai upaya pengkondisian kelas yang kondusif
guna mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga manajemen kelas selalu mengacu pada
penciptaan suasana atau kondisi kelas yang memungkinkan siswa dalam kelas
tersebut dapat belajar dengan efektif.
B. Saran
Kegiatan manajemen kelas harus dilaksanakan secara
baik oleh para guru guna mencapai tujuan pembelajaran karena keberhasilan
peserta didik sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam hal manajerial kelas.
Mengingat guru memiliki andil yang sangat besar dalam hal ini, seorang guru
harus memiliki kualitas SDM yang mumpuni supaya kegiatan manajemen kelas dapat
berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Syaiful Bahri Djaramah dan Aswan
Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar
(Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. 2006
Syaiful Bahri Djamarah.
2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka
Cipta
Prof. Pupuh Fathurrohman.2007. Strategi Belajar Mengajar; Melalui
Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama
Zaenal Mustakim. 2009. Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan:
STAIn Press
Mamam
Rachman. 1998. Manajemen Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan
Syaifl Bahri Djamarah.2000. Guru
dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. (Jakarta: Rineka Cipta.
PROFIL
Nama :
Imam Rifqi
TTL :
Pekalongan, 14 April 1991
Alamat : Jl Proto Barat Kec.Kedungwuni Kab.
Pekalongan
Pendidikan
: MISS 1PROTO
MTSS PROTO
SMA Paket C-IPS “Ngudi Ilmu” Kedungwuni
[1] Syaiful Bahri Djaramah dan Aswan Zain, Strategi
Belajar Mengajar (Edisi Revisi), (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 175
[2] Syaiful Bahri Djamarah, Guru
dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000).
Hal. 173
[3] Prof. Pupuh
Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar; Melalui Penanaman Konsep Umum &
Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), hlam.104
[6] Mamam Rachman. Manajemen
Kelas, (Jakarta: Departemen Pendidikan, 1998). Hal 154
[8] Syaifl Bahri
Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2000), h. 173
Tidak ada komentar:
Posting Komentar