Laman

Sabtu, 11 November 2017

sbm F 10-b “HAKIKAT DAN MACAM-MACAM UMPAN BALIK”

EVALUASI DAN UMPAN BALIK
“HAKIKAT DAN MACAM-MACAM UMPAN BALIK”

Fitri Nisfiyah Nahari
NIM: (2021115270) 
KELAS : F

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN

2017




KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang bertemakan EVALUASI DAN UMPAN BALIK yang akan menjelaskan “Hakikat dan Macam-Macam Umpan Balik”, untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar dengan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi kita Nabi Muhammad SAW berserta keluarga, dan sahabatnya yang telah membawa kita dari zaman yang gelap gulita ke zaman yang terang benderang ini.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :
  1. Bapak Dr. H. Ade Dedi Rohayana, M. Ag selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Pekalongan.
  2. Bapak Dr. M. Sugeng Sholehuddin, M. Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Pekalongan.
  3. Bapak M. Yasin Abidin, M. Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Pekalongan.
  4. Staf perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Pekalongan yang telah menyediaan buku-buku bacaan terkait makalah Strategi Belajar Mengajar.
  5. Bapak Muhammad Hufron, M.S.I selaku Dosen mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Institut Agama Islam Negeri Pekalongan yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.
  6. Orang tua saya yang telah memberikan dukungan dan doa yang menyertai saya dengan ikhlas.
  7. Muhammad Irfan selaku pendamping hidup yang telah setia menemani saya dalam pembuatan makalah Strategi Belajar Mengajar
  8. Serta tidak ketinggalan pula teman-teman seperjuangan yang saya cintai.
Dan penulis meminta maaf kepada semua pihak atas kekurangan yang terdapat dalam penulisan makalah ini, namun demikian penulis selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Kiranya makalah ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang membacanya. Terima kasih.
Pekalongan, 03 November 2017
Fitri Nisfiyah Nahari


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Tema
Evaluasi dan Umpan Balik

B.     Sub Tema
Hakikat dan Macam-Macam Umpan Balik

C.    Arti Penting Untuk Dikaji
Untuk mencapai target kurikulum yang telah ditetapkan, guru harus berupaya menerapkan kurikulum secara maksimal dan efektif. Kegiatan yang paling menentukan dalam keberhasilan penerapan kurikulum dalam proses pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar.
Didalam kegiatan belajar mengajar, evaluasi dan umpan balik adalah salah satu hal yang sangat penting yang tidak bisa ditinggalkan. Hal ini dikarenakan evaluasi dan umpan balik mempunyai tujuan untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi pembelajaran. Umpan balik kaitannya dalam proses pembelajaran adalah bentuk komunikasi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, maupun siswa dengan dirinya sendiri yang terintegrasi secara menyeluruh. Dari pesan yang disampaikan maka umpan balik-lah yang menjadi ukuran keberhasilan dari proses komunikasi yang terjadi dilingkungan sekolah.
Maka dalam hal ini hakikat dan macam-macam umpan balik perlu dikaji karena untuk memberikan pemahaman terhadap pendidik agar tidak sembarangan dalam melakukan umpan balik terhadap siswanya sehingga tidak menimbulkan kesalahan, pengertian, dan kesesuaian dalam pelaksanaan pembelajaran. Karena umpan balik merupakan salah satu aspek dalam melihat mutu lembaga pendidikan sesuai dengan mencapaian target kurikulum yang telah ditetapkan. Sehingga pembelajaran lebih efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hakikat Umpan Balik
Seorang guru perlu mengetahui sejauh mana bahan atau materi yang telah dijelaskan dapat dimengerti oleh siswa, karena disinilah tergantung pada guru, apakah ia akan melanjutkan bahan atau materi selanjutnya ataukah mengulangi lagi penjelasan pada bagian-bagian tertentu yang siswa belum mengerti. Pada umumnya siswa juga belum tahu sejauh mana materi yang diterangkan oleh guru dapat ia pahami. Hal ini kiranya dapat dimaklumi, karena siswa tidak mempunyai waktu yang cukup banyak untuk mempelajari materi yang baru saja mereka peroleh. Maka dari itu seorang guru harus sedikit memaksa sehingga siswa dapat mengerti betul-betul materi yang telah disampaikan. Cari yang paling sederhana adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa pada akhir jam pembelajaran. Dengan cara itu pengajar akan menemukan bagian materi pembelajaran yang belum tersampaikan secara jelas. Maka seorang guru harus mengulangi lagi materi yang belum disampaikan secara jelas pada kesempatan berikutnya. Adapun cara lain yang lebih baik  dan akan memberi keterangan yang lebih pasti adalah mengadakan ujian singkat yang serupa dengan dengan kwis di akhir pelajaran. Dengan ujian singkat itu siswa dipaksa menuliskan sejauh mana materi pembelajaran yang telah disampaikan dapat mereka pahami. Sering kali cara demikian tidak mungkin terlaksana, karena memerlukan waktu yang cukup banyak. Namun cara tersebut sangat bermanfaat untuk siswa.[1]
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwasannya yang dimaksud dengan umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian hasil pembelajaran. Adapun alat ukur yang dimaksud yaitu pertanyaan yang diajukan oleh guru kepada siswa seperti kwis, maupun pekerjaan rumah (PR).
Umpan balik hanya berfungsi memperbaiki belajar siswa dalam kondisi tertentu saja. Yaitu apabila seorang guru bersama siswa menelaah kembali jawaban-jawaban tes (umpan balik hasil tes), baik yang dijawab benar maupun salah oleh siswa, dan diberikan kesempatan memperbaiki jawaban yang salah.
Kondisi atau keadaan siswa maupun situasi pengajaran menentukan keberhasilan usaha pemberian umpan balik terhadap siswa. Berikut ini beberapa ketentuan mengenai umpan balik :
1.      Umpan balik tidak mempermudah proses belajar jika :
a.       Siswa sudah mengetahui jawaban yang benar sebelum memberikan jawaban atas soal itu. Misalnya : mencontek jawaban yang benar dari temannya tanpa membaca atau mengolah soal itu ke dalam pemikirannya sendiri.
b.      Bahan yang hendak dipelajari terlalu sukar dimengerti oleh siswa sehingga umumnya hanya menebak jawaban soal-soal yang diberikan.
2.      Umpan balik membantu dan mempermudah proses belajar apabila syarat-syarat berikut ini dipenuhi :
a.       Mengkonfirmasikan jawaban-jawaban yang benar yang diberikan oleh siswa, dan menyampaikan kepada siswa seberapa jauh mereka memahami materi belajar yang telah disampaikan.
b.      Mengidentifikasikan kesalahan serta memperbaikinya atau menyuruh siswa memperbaiki sendiri atas jawaban yang salah.[2]
Pentingnya peranan umpan balik juga dikemukakan oleh Wiggins (2008) yang mengingatkan seorang guru jangan melewatkan pemberian umpan balik terhadap siswanya. Pemberian umpan balik sangat penting untuk membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran yang telah disampaikan dan untuk memotivasi siswa. Adanya umpan balik menawarkan kepada siswa berupa informasi untuk mendukung pemahaman siswa sehingga siswa dapat berfikir mendalam mengenai pembelajaran dan belajar dengan rasa percaya diri positif.[3]
Umpan balik tidak sama dengan penilaian, tetapi umpan balik dapat diberikan melalui evaluasi. Yaitu dengan umpan balik menggunakan evaluasi formatif yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan untuk melihat kemajuan belajar siswa.[4] Umpan balik hanya dimaksudkan untuk mencari informasi sampai di mana siswa mengerti materi yang telah dibahas. Selain itu siswa juga diberi kesempatan untuk memeriksa diri sampai di mana mereka mengerti materi tersebut, sehingga siswa dapat melengkapi pengertian-pengertian yang belum lengkap atau belum paham.[5]
Pemberian umpan balik yang efektif bagi seorang guru yaitu harus dapat memberikan bimbingan kepada setiap siswa tentang bagaimana melakukan perbaikan. Black dan William menegaskan bahwa “setiap siswa harus diberi bantuan dan kesempatan untuk melakukan perbaikan. Guru tidak hanya memberikan umpan balikyang mencerminkan tentang kinerja yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran siswanya, tetapi juga harus dapat memberikan strategi dan tips tentang cara yang lebih efektif untuk mencapai tujuan, serta kesempatan untuk menerapkan umpan balik yang diterima siswa.[6]
B.     Macam-Macam Umpan Balik
Umpan balik yang diberikan kepada siswa selama pembelajaran berlangsung sangat bermacam-macam, tergantung dari rangsangan yang diberikan oleh guru. Rangsangan yang diberikan guru bermacam-macam dengan tanggapan yang bermacam-macam pula dari siswa. Rangsangan guru dalam bentuk tanya, maka tanggapan siswa dalam bentuk jawab. Lahirlah interaksi melalui tanya jawab antara guru dengan siswa. Sebaliknya, rangsangan siswa dalam bentuk tanya, maka tanggapan guru dalam bentuk jawab. Maka jadilah interaksi dalam bentuk tanya jawab juga. Tetapi interaksi yang terakhir ini, siswa yang bertanya dan guru yang menjawab atas masalah yang diajukan oleh siswa setelah diberikan materi pembelajaran.
Interaksi dalam bentuk tanya jawab dilakukan, dikarenakan asumsi guru bahwa kemungkinan besar sebagian siswa belum mengerti dan belum menguasai bahan pelajaran yang baru disampaikan. Materi pelajaran yang terlalu verbal memang cukup sukar untuk dimengerti dan dikuasai oleh setiap siswa. Salah satu penyebabnya adalah penguasaan bahasa seorang guru untuk memahami konsep-konsep dari sesuatu materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa.[7]
Adapun macam-macam umpan balik antara lain :
1.      Feedback Positif-Feedback Negatif
Feedback positif adalah respon yang ditunjukkan oleh siswa yang menandakan bahwa mereka memahami materi yang telah disampaikan dan mereka menerima dengan baik tanpa menunjukan perlawanan. Contohnya : siswa mengangguk, memperhatikan dengan serius, mencatat, respensif ketika ditanya.
Feedback negatif adalah respon yang ditunjukkan oleh siswa bahwa mereka tidak paham materi apa yang telah disampaikan, sehingga respon tersebut tidak baik. Merupakan perlawanan dari feedback positif. Contohnya : siswa tidak merespon dengan baik  pertanyaan yang diberikan oleh guru karena ia belum memahami materi yang telah disampaikan.[8]
2.      Feedback Netral-Feedback Zero
Feedback internal adalah jenis feedback yang sulit untuk dinilai sebagai respon yang menunjukkan apakah respon tersebut positif ataupun negatif. Dengan kata lain feedback netral yaitu feedback yang tidak jelas wujudnya. Seperti : respon siswa yang diam ketika ditanya iya atau tidak oleh gurunya.
Feedback Zero adalah jenis feedback yang sulit dimengerti oleh seorang guru. Guru tidak tahu harus merespon apa kepada siswanya. Seperti : ada siswa yang tertawa ketika tidak ada yang lucu saat guru sedang menerangkan materi pembelajaran di dalam kelas.
3.      Feedback Internal-Feedback Eksternal
Feedback internal adalah respon yang muncul dari dalam diri siswa. Misalnya : ketika siswa telah mengatakan sesuatu tapi kemudian ia ingat sesuatu dan meralat apa yang telah ia katakan, maka dapat kita simpulkan bahwa yang dikatakan siswa tersebut adalah sebagai hal yang terjadi karena ada feedback internal pada diri siswa.
Feedback Eksternal adalah respon yang muncul berasal dari siswa. Dalam hal ini siswa dapat menunjukkan dengan memberikan ekspresi wajah tertentu, gerak-gerik, perilaku atau bahkan suara-suara yang muncul ketika komunikasi tengah berlangsung. Misalnya : anggukan kepala pertanda siswa telah paham apa yang telah diajarkan.
4.      Feedback Verbal-Feedback Non Verbal
Feedback verbal adalah bentuk feedback yang menunjuk pada bentuk atau wujud dari apa yang disampaikan seorang guru sebagai reaksi pada suatu pembelajaran tertentu yang sedang berlangsung. Contohnya : siswa memotong pembicaraan, nyeletuk ketika seorang guru sedang menyampaikan materi pembelajaran.
Feedback non-verbal adalah feedback yang menunjukkan wujud bukan berupa lisan atau tulisan. Contohnya : ekspresi wajah, gerak-gerik, cara duduk cara berdiri, bentuk senyum dan masih banyak lagi.
5.      Feedback Langsung-Feedback Tidak Langsung
Feedback langsung adalah feedback yang ditunjukkan langsung ketika pembelajaran sedang berlangsung.
      Feedback tidak langsung adalah feedback yang disampaikan ketika pembelajaran telah disampaikan.
6.      Feedback Indirect-Feedback Direct
Feedback indirect adalah feedback yang dalam bentuk tulisan atau selembaran kertas. Hal ini umpan balik membutuhkan banyak waktu. Seperti : seorang guru melakukan ujian tertulis terhadap siswa.
Feedback direct adalah feedback yang dilakukan secara langsung dalam proses pembelajaran. Seperti : seorang guru melakukan tes berupa kuis secara langsung.
7.      Feedback Inferential
Feedback inferential adalah feedback yang dilakukan setelah pembelajaran yaitu siswa menyimpulkan sendiri meskipun tidak secara langsung akan tetapi cukup relevan dengan materi yang telah disampaikan.[9]
8.      Feedback Delayed-Feedback Immediate
Feedback delayed yaitu umpan balik yang ditunda, atau feedback yang disampaikan ketika pembelajaran telah selesai (umpan balik yang diberikan paling cepat dua hari setelah tes).
Feedback immediate yaitu umpan balik segera, atau feedback yang ditujukan ketika pembelajaran berlangsung dengan memberikan informasi tentang jawaban yang benar, tetapi dalam ingatannya masih terdapat jawaban yang salah. Dengan demikian, baik jawaban yang benar maupun jawaban yang salah bercampur baur dalam ingatan siswa. Hal ini menampakkan hambatan peserta didik dalam mengingat jawaban yang benar.[10]

















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Berdasarkan kajian teoritis yang telah saya paparkan, maka dapat disimpulkan bahwasannya proses pemberian umpan balik merupakan suatu veriabel yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran. Karena umpan balik merupakan pemberian informasi yang diperoleh dari tes maupun yang lainnya yang bertujuan untuk memperbaiki siswa atau meningkatkan pencapaian hasil belajarnya ataupun pemberian catatan tertentu untuk siswa yang belum mencapai kriteria pencapaian hasil belajar.
Umpan balik diterapkan baik dari tingkat pendidikan dasar hingga tingkat perguruan tinggi. Proses pemberian umpan balik menunjukkan hasil yang positif dalam meningkatkan hasil belajar. Dalam menerapkan proses umpan balik, maka pihak pengajar atau guru hendaknya memperhatikan karakteristik kepribadian siswa.  Karakteristik kepribadian tertentu akan lebih berhasil dengan pendekatan yang berbeda. Hal ini diharapkannya kesadaran oleh pihak pengajar atau guru dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik.








DAFTAR PUSTAKA

Aswan, Zain dan Syaiful, Bahri, Djamarah. 2013. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta).

Gultom, Ibrohim. (Vol 1, 21 Maret 1994). Jurnal Pendidikan (Pengaruh Pemberian Umpan Balik dan Jenis Kelamin Terhadap Hasil Belajar Murid Dalam Bahasa Indonesia).

http://octoberdian.blogspot.co.id , Diakses pada hari Selasa, 23 Februari 2016.

Mustakim, Zaenal. 2017. Strategi dan Metode Pembelajaran (Edisi Revisi), (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press).
Rooijakkers, Ad. 1991. Mengajar Dengan Sukses (Petunjuk Untuk Merencanakan dan Menyampaikan Pengajaran), (Jakarta: PT Grasindo).
Sanjaya, Wina. 2013. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group).




Profil Penulis
Nama                                       : Fitri Nisfiyah Nahari
Tempat, tanggal, lahir             : Tegal, 25 Januari 1997
Alamat                                    : Jl. Teuku Cikditiro 1 Gg. Randu 1, RT 04/VI Kelurahan Debong Kidul Kecamatan Tegal Kota Tegal Laka-laka.
Riwayat Pendidikan               : TK Batik 1
                                                MI Ihsaniyah 01
                                                SMP Negeri 19 Tegal
                                                MA Al-Hikmah 2 Brebes
                                                Strata 1 IAIN Pekalongan (Masih dalam Pelaksanaan).
Motto Hidup                           : If you can be intelligent be a good person, bismillah.


[1] Ad. Rooijakkers, Mengajar Dengan Sukses (Petunjuk Untuk Merencanakan dan Menyampaikan Pengajaran), (Jakarta: PT Grasindo, 1991), hlm. 10-11
[2] Zaenal, Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran (Edisi Revisi), (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press, 2017), hlm. 190-191
[3] Ibrahim, Gultom, Jurnal Pendidikan (Pengaruh Pemberian Umpan Balik dan Jenis Kelamin Terhadap Hasil Belajar Murid Dalam Bahasa Indonesia), (Vol 1, 21 Maret 1994)
[4] Wina, Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm. 241-242
[5] Ad. Rooijakkers, Mengajar Dengan Sukses (Petunjuk Untuk Merencanakan dan Menyampaikan Pengajaran),... hlm. 11

[7] Syaiful, Bahri, Djamarah, dan, Aswan, Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), hlm. 141-142
[9] http://octoberdian.blogspot.co.id , Diakses pada hari Selasa, 23 Februari 2016
[10] Zaenal, Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran (Edisi Revisi),... hlm. 196-197

Tidak ada komentar:

Posting Komentar