Laman

Selasa, 25 September 2018

SBM D D3 KONSEP DASAR PEMBELAJARAN (Komponen Konsep Dasar Pembelajaran)


KONSEP DASAR PEMBELAJARAN
(Komponen Konsep Dasar Pembelajaran)

Khoiru Nisa Awaliyah
NIM. (2317064)
 Kelas D 

JURUSAN PGMI
 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2018




            Alhamdullilah, puji syukur ke hadirat Allah swt. atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “KONSEP DASAR PEMBELAJARAN (Komponen Konsep Dasar Pembelajaran)” ini dapat diselesaikan. Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada sebaik-baik manusia, nabi Muhammad saw., keluarganya, dan sahabatnya.
            Makalah ini menjelaskan beberapa komponen konsep dasar pembelajaran, yang harus diketahui oleh calon pendidik maupun yang sudah menjadi pendidik. Karena komponen-komponen pembelajaran jika tidak dilaksanakan dengan baik, maka akan merusak proses pembelajaran. Untuk tercapainya tujuan pembelajaran maka sebaiknya seorang pendidik mampu memahami komponen-komponen dalam pembelajaran.
            Makalah ini tentu tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik konstruktif dari pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi mahasiswa. Amin yaa robbal ‘alamin.




                                                                                    Pekalongan,
Penulis






DAFTAR ISI




KATA PENGANTAR..............................................................................      i
DAFTAR ISI..............................................................................................      ii

BAB I      PENDAHULUAN.....................................................................      1
A.    Latar Belakang Masalah........................................................      1
B.     Rumusan Masalah..................................................................      2
C.     Tujuan Makalah.....................................................................      2
D.    Metode Pemecahan masalah..................................................      2
E.     Sistematika penulisan ………….. …………………………      2

BAB II    PEMBAHASAN........................................................................      3
A.    Tujuan Pembelajaran..............................................................      3
B.     Materi Pembelajaran..............................................................      4
C.     Kegiatan Pembelajaran..........................................................      5
D.    Metode Pembelajaran............................................................      6
E.     Alat Pembelajaran..................................................................      7
F.      Sumber Pembelajaran............................................................      7
G.    Evaluasi Pembelajaran...........................................................      8

BAB III   PENUTUP.................................................................................      10
A.    Simpulan................................................................................      10
B.     Saran-saran............................................................................      10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................      11

PROFIL ……………………………………………………………….....      12

LAMPIRAN ……………………………………………………………..      13



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah

Sebagai sebuah sistem, pembelajaran tentu saja mempunyai sejumlah komponen, yang meliputi komponen utama dan komponen penunjang. Komponen utama tediri dari tujuan, bahan/ materi pembelajaran, guru, dan peserta didik. Sementara itu, komponen penunjang mencakup metode, alat, dan evaluasi pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, keempat komponen utama tersebut harus selalu ada. Hal ini menunjukkan bahwa jika salah satu dari komponen utama tidak ada, maka proses pembelajaran tidak akan terjadi. Untuk komponen penunjang, jika salah satunya tidak ada, hanya mengganggu pelaksanaan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
Oleh karena itu, penulis akan menjelaskan tentang beberapa komponen dalam pembelajaran. Agar pendidik dapat memahami komponen-komponen tersebut dan dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar untuk tercapainya tujuan pembelajaran.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai pijakan untuk terfokusnya kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut.
1.      Bagaimana tujuan dalam pembelajaran itu?
2.      Bagaimana materi yang diterapkan dalam sebuah pembelajaran?
3.      Bagaimana proses kegiatan pembelajaran?
4.      Bagaimana metode yang baik dalam proses pembelajaran?
5.      Apa saja alat pembelajaran?
6.      Darimana saja sumber pembelajaran itu?
7.      Bagaimana proses evaluasi dalam pembelajaran?


1.      Untuk mengetahui tujuan dalam pembelajaran.
2.      Untuk mengetahui materi yang memungkinkan untuk diterapkan.
3.      Untuk mengetahui kegiatan pembelajaran
4.      Untuk mengetahui metode yang baik untuk pembelajaran
5.      Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran
6.      Untuk mengetahui sumber-sumber pembelajaran bagi siswa
7.      Untuk mengetahui proses evaluasi dalam pembelajaran

D.    Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang digunakan melalui studi literatur/ metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi lainnya yang merujuk pada pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai masalah.

E.     Sistematika Penulisan
Makalah ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi: Bab I pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II pembahasan yang terdiri dari komponen-komponen pembelajaran. Bab III penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran.








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Tujuan Pembelajaran

Tujuan pendidikan dan pengajaran dapat kita bagi menjadi 4 tingkatan/ jenjang sesuai dengan ruang lingkup dan sasaran yang hendak dicapai oleh tujuan itu. Tingkatan tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan umum dari sistem pendidikan nasional. tujuan ini merupakan tujuan jangka panjang dan sangat luas dan menjadi pedoman dari semua kegiatan/ usaha pendidikan di Negara kita. Tujuan ini kemudian dijadikan landasan dalam menentukan tujuan sekolah dan tujuan kurikulum sekolah, tujuan pendidikan formal maupun nonformal.
Dalam sistem pendidikan nasional (UU RI No. 2 tahun 1989) dikemukakan, bahwa pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan erbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Depdikbud, 1989).
2.      Tujuan Lembaga Pendidikan
Setiap lembaga pendidikan pasti mempunyai tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Penulis akan mengambil sebagai contoh ialah tujuan pendidikan sekolah dasar, dimana dikemukakan sebagai berikut:
Dalam mencapai tujuan pendidikan nasional yang umum sekolah dasar hendaknya mencapai tujuan atau target sebagai berikut:
a.       Supaya anak-anak tamatan sekolah dasar mengenal kewajiban dan haknya sebagai manusia pancasila.
b.      Supaya anak-anak tamatan sekolah dasar memiliki salah satu keterampilan atau kecakapan khusus.
c.       Supaya anak-anak tamatan sekolah dasar memiliki dasar ilmu pengetahuan untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah.
Hal ini berbeda misalnya dengan tujuan sekolah pendidikan guru yang bertujuan mendidik para calon guru yang mampu mengajar di sekolah. Demikian setiap lembaga pendidikan memiliki tujuannya sendiri dan berbeda dengan tujuan lembaga pendidikan lainnya.
3.      Tujuan Kurikulum
Kurikulum harus memberikan kemungkinan perkembangan menjadi manusia seutuhnya yang bermental moral, budi pekerti luhur dan kuat keyakinan dan kuat keyakinan beragamanya, yang memiliki kecerdasan yang tinggi dan terampil dalam pembangunan dan memiliki fisik yang sehat dan kuat.
4.      Tujuan Mata Pelajaran
Disetiap mata pelajaran memiliki tujuan-tujuannya sendiri yang berbeda satu sama lain. Tujuan-tujuan mata pelajaran ini merupakan penjabaran dari tujuan kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Nasional.[1]

B.     Materi Pembelajaran
Isi atau materi pelajaran merupakan komponen kedua dalam sistem pembelajaran. Dalam konteks tertentu, materi pelajaran merupakan inti dalam proses pembelajaran. Artinya, sering terjadi proses pembelajaran diartikan sebagai proses penyampaian materi. Hal ini bisa dibenarkan manakala tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran (subject centered teaching).
Guru perlu memahami secara detail isi materi pelajaran yang harus dikuasai siswa, sebab peran dan tugas guru adalah sebagai sumber belajar. Namun demikian, dalam setting pembelajaran yang berorientasi pada pencapaian tujuan atau kompetensi, tugas dan tanggung jawab guru bukanlah sebagai sumber belajar. Dengan demikian, materi pelajaran sebenarnya dapat diambil dari berbagai sumber.[2]

C.    Kegiatan Pembelajaran
Interaksi belajar mengajar mengandung arti adanya kegiatan interaksi dari guru yang melaksanakan tugas mengajar di satu pihak, dengan warga belajar (siswa, anak didik/ subjek belajar) yang sedang melaksanakan kegiatan belajar. Secara singkat, dapat disebutkan bahwa interaksi belajar mengajar merupakan interaksi yang berlangsung antara guru dengan siswa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.[3]
Hasil berbagai studi menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil siswa yang mampu menguasai bahan hingga 90%-100% dari penyajian guru. Sebagian besar siswa hanya mampu menguasai antara 50%-80% bahkan ada yang lebih kecil. Adanya variasi penggunaan bahan ini mencerminkan adanya variasi kemampuan para siswa.[4] Guru hendaknya memperhatikan perbedaan individual anak didik, termasuk pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut dimaksudkan agar guru mudah dalam melakukan pendekatan mastery learning kepada peserta didik secara individual.[5] Menurut Carol, setiap anak didik akan mampu menguasai bahan kalau diberi waktu atau kesempatan yang cukup untuk mempelajarinya, sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dengan demikian, tingkatan belajar itu merupakan fungsi dari proporsi waktu yang disediakan untuk belajar atau time allowed for learning, dengan waktu yang diperlukan untuk belajar atau time needed for learning oleh peserta didik. Kalau dinyatakan dalam rumus:



                        Waktu yang tersedia untuk belajar
Taraf belajar =
                       
                        Waktu yang dibutuhkan untuk belajar
           

 



Carol tidak menyangkal bahwa ada faktor dominan lain yang berpengaruh terhadap taraf penguasaan dalam belajar itu, antara lain kualitas pengajaran dengan taraf kemampuan siswa untuk memahami pelajaran itu. Selain itu, factor motivasi juga sangat berpengaruh.[6]

D.    Metode Pembelajaran
Para ahli menganggap metodologi pengajaran sebagai ilmu bantu yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi berfungsi membantu bidang-bidang lain dalam proses pengajaran. Mengandung unsur-unsur inovatif, karena memberi alternatif lain yang dapat dipergunakan di kelas. Penggunaannya didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1.      Selalu berorientasi pada tujuan’
2.      Tidak hanya terikat pada satu alternative saja,
3.      Kerap dipergunakan sebagai suatu kombinasi dari berbagai metode,
4.      Kerap dipergunakan berganti-ganti dari satu metode kemetode lainnya.
Faktor yang mempengaruhi dalam memilih metode mengajar dan patut dipertimbangkan menurut Winarno Surakhmad (1979) yaitu:
a.          Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya.
b.         Anak didik dengan berbagai tingkat kematangan.
c.          Situasi dengan berbagai keadaannya.
d.         Fasilitas dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya.
e.          Pribadi guru serta kemampuan profesinya yang berbeda-beda.
Karena banyaknya mata pelajaran maka tujuan untuk setiap mata pelajaran pun berbeda-beda pula. Pemilihan metode yang salah akan menghambat pencapaian tujuan pembelajaran.  Guru tidak boleh sesuka hati memilih metode, ia harus berpedoman pada tujuan pembelajaran. Macam-macam metode pembelajaran diantaranya yaitu metode diskusi, metode bermain peran, metode ceramah, dan masih banyak lagi. Berikut penjelasannya:
1.      Metode Diskusi, memberikan alternatif jawaban untuk membantu memecahkan berbagai problem kehidupan.
2.      Metode Bermain Peran, ialah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan anak didik. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan oleh anak didik dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau mati.
3.      Metode Ceramah, merupakan alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Ucapan-ucapan guru yang jelas dengan kalimat yang mudah dipahami anak didik memegang peranan penting dalam penggunaan metode ceramah.[7]

E.     Alat Pembelajaran
Alat bantu pengajaran dibagi menjadi 2, yaitu:
1.      Alat-alat bantu audio, terdiri dari, radio, redord player, dan tape recorder. Alat bantu audio berguna untuk belajar keterampilan diagnostik yang melibatkan bunyi dan dan pola-pola bunyi.
2.      Alat-alat visual yang sederhana, alat visual seperti gambar, foto, diagram, dan representasi grafik, merupakan alat-alat yang dijadikan alat bantu belajar yang biasa. Penelitian Gropper (1966) menemukan bahwa belajar konsep secara signifikan lebih besar dan cepat jika penyajian gambar mendahului penyajian verbal atau cetak.
3.      Model tiga dimensi, biasanya menunjukkan bagian-bagian yang bersifat audiovisual, dan biasanya sangat menarik perhatian. Seperti film.[8]

F.     Sumber Pembelajaran
Sumber pembelajaran merupakan materi/bahan untuk menambah ilmu pengetahuan, konsep, pengalaman, dan hal-hal baru lainnya. Dalam mengemukakan sumber pembelajaran ini, para ahli sepakat bahwa segala sesuatu dapat dipergunakan sebagai sumber belajar sesuai dengan kepentingan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Macam-macam sumber belajar meliputi:
1.      Manusia (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat)
2.      Buku atau perpustakaan
3.      Media massa (media sosial, majalah, surat kabar, tv, radio)
4.      Alat pengajaran (peta, buku pelajaran, papan tulis, kapur, dan lain-lain)
5.      Museum
6.      Lingkungan, dan
7.      Aktivitas (karyawisata atau simulasi).[9]

G.    Evaluasi Pembelajaran
1.      Pengertian Evaluasi
Istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu “Evaluation”. Menurut Wand and Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu. Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.
2.      Fungsi Evaluasi dalam Pendidikan
a.       Untuk mengetahui tarap kesiapan daripada anak-anak untuk menempuh suatu pendidikan tertentu.
b.      Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan yang telah dilaksanakan.
c.       Untuk mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang kita ajarkan dapat kita lanjutkan dengan bahan yang baru ataukah kita harus mengulangi kembali bahan-bahan pelajaran yang telah lampau.
d.      Dengan evaluasi yang dilaksanakan dapat mengetahui segala potensi yang dimiliki oleh seorang anak.
e.       Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi untuk menentukan apakah seorang anak adapat dinaikkan kedalam kelas yang lebih tinggi atau tidak.
f.       Untuk membandingkan apakah prestasi yang dicapai oleh anak-anak sudah sesuai dengan kpasitasnya atau belum.
g.      Untuk menafsirkan apakah seorang anak sudah cukup matang untuk dilepas dalam masyarakat atau belum.
h.      Untuk mengadakan seleksi
i.        Untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang diperguankan dalam lapangan pendidikan.
3.        Prosedur Evaluasi
Menurut Mochtar Buchari M. Ed, langkah-langkah pokok dalam evaluasi terdiri dari:
a.       Perencanaan, yaitu merumuskan tujuan evaluasi yang hendak dilaksanakan, menetapkan aspek-aspek yang dinilai, menentukan metode evaluasi, menyusun alat-alat evaluasi, dan lainnya
b.      Pengumpulan data, dibagi beberapa sub langkah yaitu: pelaksanaan evaluasi, memeriksa hasil evaluasi, dan memberi kode atau skor.[10]
c.       Verifikasi data
d.      Analisa data
e.       Penafsiran data





BAB III
PENUTUP

A.      Simpulan

Berdasarkan uraian pada bagian pembahasan dapat disimpulkan bahwa komponen pembelajaran dibagi menjadi 7 yaitu, tujuan, mareti pembelajaran, kegiatan pembelajaran, metode, alat, sumber pembelajaran, dan evaluasi. Masing-masing komponen memiliki fungsi yang penting bagi jalannya proses pembelajaran, agar berjalan dengan efektif. Patokan utama dalam pembelajaran yaitu adanya tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Setelah memahami tujuan pembelajaran seorang guru harus mampu memahami materi yang akan disampaikan kepada peserta didik, agar makna pembelajaran dapat tersampaikan. Seorang guru juga harus mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik. Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik jika seorang guru mampu menerapkan metode pembelajaran yang tepat. Serta menggunakan alat yang mendudkung dalam proses pembelajaran. Hendaknya seorang siswa mampu mendapatkan sumber pembelajaran dari banyak tempat seperti di lingkunagn keluarga dan masyarakat. Untuk mengetahui perkembangan peserta dididk hendaknya seorang guru melakukan evaluasi pembelajaran.

B.       Saran-saran

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis berharap kepada para pembaca agar memberikan saran kepada penulis. Agar dalam penulisan makalah kedepannya lebih baik lagi.


 





DAFTAR PUSTAKA



Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetyo. 2005.  SBM (Strategi Belaajar Mengajar). Bandung: CV Pustaka Setia.


Davies, Ivor. K. 1991. Pengelolaan Belajar. Terjemahan oleh Sudarsono Sudirdjo, lily Rompas, Koyo Kartasurya. Jakarta: CV. Rajawali.


Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Mustakim, Zaenal. 2018. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: IAIN Pekalongan Press.

Nurkancana, Wayan & Sunartana. 1982. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.












PROFIL


NAMA                                               : Khoiru Nisa Awaliyah
TEMPAT, TANGGAL LAHIR     : Pekalongan, 25 Agustus 1999
ALAMAT                                          : Doro, Pekalongan
RIWAYAT PENDIDIKAN            :
1.      TK Kuncup Mekar
2.      SDN 01 Sawangan
3.      MTs. Syahid Doro
4.      SMK Gondang Wonopringgo
5.      IAIN Pekalongan

CITA-CITA                                      : Pengusaha, guru, motivator



LAMPIRAN


    
        
                                                   
                                   



[1] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hlm. 81-88
[2] Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, cet. 3 (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 205-206.
[3] Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo,  SBM (Strategi Belajar Mengajar), cet.2 (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), hlm. 118-119.
[4] Ibid, hlm. 24.
[5] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran (edisi revisi), cet.6 (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press, 2018), 49.
[6] Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Op.Cit. hlm. 24.
[7] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, cet.1 (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hlm. 184-206.
[8] Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, terj. Sudarsono Sudirdjo, Lily Rompas, Koyo Kartasurya, cet.2 (Jakarta: CV. Rajawali, 1991), hlm. 155-161.
[9] Zaenal Mustakim, Op. Cit. hlm. 50.
[10] Wayan Nurkancana dan Sunartana, Evaluasi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hlm. 1-6.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar