KONSEP DASAR PEMBELAJARAN
(Komponen Konsep Dasar Pembelajaran)
Khoiru
Nisa Awaliyah
NIM. (2317064)
JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2018
Alhamdullilah,
puji syukur ke hadirat Allah swt. atas
segala nikmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “KONSEP DASAR PEMBELAJARAN (Komponen Konsep Dasar
Pembelajaran)” ini
dapat diselesaikan. Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada sebaik-baik
manusia, nabi Muhammad saw., keluarganya, dan sahabatnya.
Makalah
ini menjelaskan beberapa komponen konsep dasar pembelajaran, yang
harus diketahui oleh calon pendidik maupun yang sudah menjadi pendidik. Karena
komponen-komponen pembelajaran jika tidak dilaksanakan dengan baik, maka akan
merusak proses pembelajaran. Untuk tercapainya tujuan pembelajaran maka
sebaiknya seorang pendidik mampu memahami komponen-komponen dalam pembelajaran.
Makalah
ini tentu tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis
dengan senang hati menerima saran dan kritik konstruktif dari pembaca guna
penyempurnaan penulisan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini menambah
khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi mahasiswa. Amin yaa robbal ‘alamin.
Pekalongan,
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang
Masalah........................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................. 2
C.
Tujuan Makalah..................................................................... 2
D.
Metode Pemecahan masalah.................................................. 2
E.
Sistematika penulisan
………….. ………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 3
A. Tujuan Pembelajaran.............................................................. 3
B. Materi Pembelajaran.............................................................. 4
C. Kegiatan Pembelajaran.......................................................... 5
D. Metode Pembelajaran............................................................ 6
E. Alat Pembelajaran.................................................................. 7
F. Sumber Pembelajaran............................................................ 7
G.
Evaluasi Pembelajaran........................................................... 8
BAB III PENUTUP................................................................................. 10
A. Simpulan................................................................................ 10
B. Saran-saran............................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 11
PROFIL ………………………………………………………………..... 12
LAMPIRAN …………………………………………………………….. 13
A.
Latar Belakang Masalah
Sebagai sebuah sistem, pembelajaran tentu saja
mempunyai sejumlah komponen, yang meliputi komponen utama dan komponen
penunjang. Komponen utama tediri dari tujuan, bahan/ materi pembelajaran, guru,
dan peserta didik. Sementara itu, komponen penunjang mencakup metode, alat, dan
evaluasi pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, keempat komponen utama
tersebut harus selalu ada. Hal ini menunjukkan bahwa jika salah satu dari
komponen utama tidak ada, maka proses pembelajaran tidak akan terjadi. Untuk
komponen penunjang, jika salah satunya tidak ada, hanya mengganggu pelaksanaan
dan pencapaian tujuan pembelajaran.
Oleh karena itu, penulis akan menjelaskan tentang
beberapa komponen dalam pembelajaran. Agar pendidik dapat memahami
komponen-komponen tersebut dan dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar
untuk tercapainya tujuan pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai pijakan untuk terfokusnya
kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut.
2. Bagaimana
materi yang diterapkan dalam sebuah pembelajaran?
3. Bagaimana
proses kegiatan pembelajaran?
4. Bagaimana
metode yang baik dalam proses pembelajaran?
5. Apa saja alat pembelajaran?
6. Darimana saja sumber pembelajaran itu?
7. Bagaimana proses evaluasi dalam pembelajaran?
1. Untuk
mengetahui tujuan dalam pembelajaran.
2. Untuk
mengetahui materi yang memungkinkan untuk diterapkan.
3. Untuk
mengetahui kegiatan pembelajaran
4. Untuk
mengetahui metode yang baik untuk pembelajaran
5. Untuk
mengetahui alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran
6. Untuk
mengetahui sumber-sumber pembelajaran bagi siswa
7. Untuk
mengetahui proses evaluasi dalam pembelajaran
D. Metode Pemecahan Masalah
Metode
pemecahan masalah yang digunakan melalui studi literatur/ metode kajian
pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi
lainnya yang merujuk pada pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan
masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan
langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan
jawaban permasalahan dari berbagai masalah.
E. Sistematika Penulisan
Makalah
ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi: Bab I pendahuluan yang terdiri dari
latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II pembahasan yang terdiri dari komponen-komponen pembelajaran. Bab III
penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Tujuan Pembelajaran
Tujuan
pendidikan dan pengajaran dapat kita bagi menjadi 4 tingkatan/ jenjang sesuai
dengan ruang lingkup dan sasaran yang hendak dicapai oleh tujuan itu. Tingkatan
tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan
pendidikan nasional adalah tujuan umum dari sistem pendidikan nasional. tujuan
ini merupakan tujuan jangka panjang dan sangat luas dan menjadi pedoman dari
semua kegiatan/ usaha pendidikan di Negara kita. Tujuan ini kemudian dijadikan
landasan dalam menentukan tujuan sekolah dan tujuan kurikulum sekolah, tujuan
pendidikan formal maupun nonformal.
Dalam sistem
pendidikan nasional (UU RI No. 2 tahun 1989) dikemukakan, bahwa pendidikan
nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan erbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Depdikbud, 1989).
2.
Tujuan Lembaga Pendidikan
Setiap
lembaga pendidikan pasti mempunyai tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
Penulis akan mengambil sebagai contoh ialah tujuan pendidikan sekolah dasar,
dimana dikemukakan sebagai berikut:
Dalam mencapai tujuan pendidikan nasional
yang umum sekolah dasar hendaknya mencapai tujuan atau target sebagai berikut:
a.
Supaya anak-anak tamatan sekolah
dasar mengenal kewajiban dan haknya sebagai manusia pancasila.
b.
Supaya anak-anak tamatan sekolah
dasar memiliki salah satu keterampilan atau kecakapan khusus.
c.
Supaya anak-anak tamatan sekolah
dasar memiliki dasar ilmu pengetahuan untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah
menengah.
Hal ini
berbeda misalnya dengan tujuan sekolah pendidikan guru yang bertujuan mendidik
para calon guru yang mampu mengajar di sekolah. Demikian setiap lembaga
pendidikan memiliki tujuannya sendiri dan berbeda dengan tujuan lembaga
pendidikan lainnya.
3.
Tujuan Kurikulum
Kurikulum
harus memberikan kemungkinan perkembangan menjadi manusia seutuhnya yang bermental
moral, budi pekerti luhur dan kuat keyakinan dan kuat keyakinan beragamanya,
yang memiliki kecerdasan yang tinggi dan terampil dalam pembangunan dan
memiliki fisik yang sehat dan kuat.
4.
Tujuan Mata Pelajaran
Disetiap mata
pelajaran memiliki tujuan-tujuannya sendiri yang berbeda satu sama lain.
Tujuan-tujuan mata pelajaran ini merupakan penjabaran dari tujuan kurikulum
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Nasional.[1]
B.
Materi Pembelajaran
Isi atau
materi pelajaran merupakan komponen kedua dalam sistem pembelajaran. Dalam
konteks tertentu, materi pelajaran merupakan inti dalam proses pembelajaran.
Artinya, sering terjadi proses pembelajaran diartikan sebagai proses
penyampaian materi. Hal ini bisa dibenarkan manakala tujuan utama pembelajaran
adalah penguasaan materi pelajaran (subject
centered teaching).
Guru perlu
memahami secara detail isi materi pelajaran yang harus dikuasai siswa, sebab
peran dan tugas guru adalah sebagai sumber belajar. Namun demikian, dalam setting pembelajaran yang berorientasi pada
pencapaian tujuan atau kompetensi, tugas dan tanggung jawab guru bukanlah
sebagai sumber belajar. Dengan demikian, materi pelajaran sebenarnya dapat
diambil dari berbagai sumber.[2]
C.
Kegiatan Pembelajaran
Interaksi
belajar mengajar mengandung arti adanya kegiatan interaksi dari guru yang
melaksanakan tugas mengajar di satu pihak, dengan warga belajar (siswa, anak
didik/ subjek belajar) yang sedang melaksanakan kegiatan belajar. Secara
singkat, dapat disebutkan bahwa interaksi belajar mengajar merupakan interaksi
yang berlangsung antara guru dengan siswa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.[3]
Hasil
berbagai studi menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil siswa yang mampu
menguasai bahan hingga 90%-100% dari penyajian guru. Sebagian besar siswa hanya
mampu menguasai antara 50%-80% bahkan ada yang lebih kecil. Adanya variasi
penggunaan bahan ini mencerminkan adanya variasi kemampuan para siswa.[4] Guru hendaknya memperhatikan perbedaan
individual anak didik, termasuk pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis
dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut dimaksudkan agar guru mudah dalam
melakukan pendekatan mastery learning kepada peserta didik secara individual.[5] Menurut Carol, setiap anak didik akan mampu
menguasai bahan kalau diberi waktu atau kesempatan yang cukup untuk
mempelajarinya, sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dengan demikian,
tingkatan belajar itu merupakan fungsi dari proporsi waktu yang disediakan
untuk belajar atau time allowed for learning, dengan waktu yang diperlukan
untuk belajar atau time needed for learning oleh peserta didik. Kalau
dinyatakan dalam rumus:
Waktu
yang tersedia untuk belajar
Taraf belajar =
Waktu
yang dibutuhkan untuk belajar
|
Carol tidak
menyangkal bahwa ada faktor dominan lain yang berpengaruh terhadap taraf
penguasaan dalam belajar itu, antara lain kualitas pengajaran dengan taraf
kemampuan siswa untuk memahami pelajaran itu. Selain itu, factor motivasi juga
sangat berpengaruh.[6]
D.
Metode Pembelajaran
Para ahli
menganggap metodologi pengajaran sebagai ilmu bantu yang tidak dapat berdiri
sendiri, tetapi berfungsi membantu bidang-bidang lain dalam proses pengajaran.
Mengandung unsur-unsur inovatif, karena memberi alternatif lain yang dapat
dipergunakan di kelas. Penggunaannya didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut:
1.
Selalu berorientasi pada tujuan’
2.
Tidak hanya terikat pada satu
alternative saja,
3.
Kerap dipergunakan sebagai suatu
kombinasi dari berbagai metode,
4.
Kerap dipergunakan berganti-ganti
dari satu metode kemetode lainnya.
Faktor yang
mempengaruhi dalam memilih metode mengajar dan patut dipertimbangkan menurut
Winarno Surakhmad (1979) yaitu:
a.
Tujuan dengan berbagai jenis dan
fungsinya.
b.
Anak didik dengan berbagai tingkat
kematangan.
c.
Situasi dengan berbagai
keadaannya.
d.
Fasilitas dengan berbagai kualitas
dan kuantitasnya.
e.
Pribadi guru serta kemampuan
profesinya yang berbeda-beda.
Karena
banyaknya mata pelajaran maka tujuan untuk setiap mata pelajaran pun
berbeda-beda pula. Pemilihan metode yang salah akan menghambat pencapaian tujuan
pembelajaran. Guru tidak boleh sesuka
hati memilih metode, ia harus berpedoman pada tujuan pembelajaran. Macam-macam metode
pembelajaran diantaranya yaitu metode diskusi, metode bermain peran, metode
ceramah, dan masih banyak lagi. Berikut penjelasannya:
1.
Metode Diskusi, memberikan
alternatif jawaban untuk membantu memecahkan berbagai problem kehidupan.
2.
Metode Bermain Peran, ialah suatu
cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan anak
didik. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan oleh anak didik dengan
memerankannya sebagai tokoh hidup atau mati.
3.
Metode Ceramah, merupakan alat
komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.
Ucapan-ucapan guru yang jelas dengan kalimat yang mudah dipahami anak didik memegang
peranan penting dalam penggunaan metode ceramah.[7]
E.
Alat Pembelajaran
Alat bantu
pengajaran dibagi menjadi 2, yaitu:
1.
Alat-alat bantu audio, terdiri
dari, radio, redord player, dan tape recorder. Alat bantu audio berguna untuk
belajar keterampilan diagnostik yang melibatkan bunyi dan dan pola-pola bunyi.
2.
Alat-alat visual yang sederhana,
alat visual seperti gambar, foto, diagram, dan representasi grafik, merupakan
alat-alat yang dijadikan alat bantu belajar yang biasa. Penelitian Gropper
(1966) menemukan bahwa belajar konsep secara signifikan lebih besar dan cepat
jika penyajian gambar mendahului penyajian verbal atau cetak.
3.
Model tiga dimensi, biasanya
menunjukkan bagian-bagian yang bersifat audiovisual, dan biasanya sangat
menarik perhatian. Seperti film.[8]
F.
Sumber Pembelajaran
Sumber pembelajaran
merupakan materi/bahan untuk menambah ilmu pengetahuan, konsep, pengalaman, dan
hal-hal baru lainnya. Dalam mengemukakan sumber pembelajaran ini, para ahli
sepakat bahwa segala sesuatu dapat dipergunakan sebagai sumber belajar sesuai
dengan kepentingan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Macam-macam
sumber belajar meliputi:
1.
Manusia (dalam keluarga, sekolah,
dan masyarakat)
2.
Buku atau perpustakaan
3.
Media massa (media sosial,
majalah, surat kabar, tv, radio)
4.
Alat pengajaran (peta, buku
pelajaran, papan tulis, kapur, dan lain-lain)
5.
Museum
6.
Lingkungan, dan
G.
Evaluasi Pembelajaran
1. Pengertian Evaluasi
Istilah
evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu “Evaluation”. Menurut Wand and
Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai
daripada sesuatu. Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi pendidikan
dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai
segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya
dengan dunia pendidikan.
2.
Fungsi Evaluasi dalam Pendidikan
a.
Untuk mengetahui tarap kesiapan
daripada anak-anak untuk menempuh suatu pendidikan tertentu.
b.
Untuk mengetahui seberapa jauh
hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan yang telah dilaksanakan.
c.
Untuk mengetahui apakah suatu mata
pelajaran yang kita ajarkan dapat kita lanjutkan dengan bahan yang baru ataukah
kita harus mengulangi kembali bahan-bahan pelajaran yang telah lampau.
d.
Dengan evaluasi yang dilaksanakan
dapat mengetahui segala potensi yang dimiliki oleh seorang anak.
e.
Untuk mendapatkan bahan-bahan
informasi untuk menentukan apakah seorang anak adapat dinaikkan kedalam kelas
yang lebih tinggi atau tidak.
f.
Untuk membandingkan apakah
prestasi yang dicapai oleh anak-anak sudah sesuai dengan kpasitasnya atau
belum.
g.
Untuk menafsirkan apakah seorang
anak sudah cukup matang untuk dilepas dalam masyarakat atau belum.
h.
Untuk mengadakan seleksi
i.
Untuk mengetahui taraf efisiensi
metode yang diperguankan dalam lapangan pendidikan.
3.
Prosedur Evaluasi
Menurut
Mochtar Buchari M. Ed, langkah-langkah pokok dalam evaluasi terdiri dari:
a.
Perencanaan, yaitu merumuskan
tujuan evaluasi yang hendak dilaksanakan, menetapkan aspek-aspek yang dinilai,
menentukan metode evaluasi, menyusun alat-alat evaluasi, dan lainnya
b.
Pengumpulan data, dibagi beberapa
sub langkah yaitu: pelaksanaan evaluasi, memeriksa hasil evaluasi, dan memberi
kode atau skor.[10]
c.
Verifikasi data
d.
Analisa data
e.
Penafsiran data
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan
uraian pada bagian pembahasan dapat disimpulkan bahwa komponen pembelajaran dibagi menjadi 7 yaitu,
tujuan, mareti pembelajaran, kegiatan pembelajaran, metode, alat, sumber
pembelajaran, dan evaluasi. Masing-masing komponen memiliki fungsi yang penting
bagi jalannya proses pembelajaran, agar berjalan dengan efektif. Patokan utama
dalam pembelajaran yaitu adanya tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Setelah memahami tujuan pembelajaran seorang guru harus mampu memahami materi
yang akan disampaikan kepada peserta didik, agar makna pembelajaran dapat
tersampaikan. Seorang guru juga harus mampu menciptakan kegiatan pembelajaran
yang menyenangkan bagi peserta didik. Proses pembelajaran akan berjalan dengan
baik jika seorang guru mampu menerapkan metode pembelajaran yang tepat. Serta
menggunakan alat yang mendudkung dalam proses pembelajaran. Hendaknya seorang
siswa mampu mendapatkan sumber pembelajaran dari banyak tempat seperti di
lingkunagn keluarga dan masyarakat. Untuk mengetahui perkembangan peserta
dididk hendaknya seorang guru melakukan evaluasi pembelajaran.
B.
Saran-saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis berharap kepada para pembaca agar
memberikan saran kepada penulis. Agar dalam penulisan makalah kedepannya lebih
baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi, Abu
dan Joko Tri Prasetyo. 2005. SBM (Strategi Belaajar Mengajar). Bandung:
CV Pustaka Setia.
Davies, Ivor.
K. 1991. Pengelolaan Belajar.
Terjemahan oleh Sudarsono Sudirdjo, lily Rompas, Koyo Kartasurya. Jakarta: CV.
Rajawali.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mustakim, Zaenal. 2018. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: IAIN Pekalongan
Press.
Nurkancana, Wayan & Sunartana. 1982. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Sanjaya, Wina.
2010. Kurikulum dan Pembelajaran.
Jakarta: Kencana.
PROFIL
NAMA : Khoiru
Nisa Awaliyah
TEMPAT, TANGGAL LAHIR : Pekalongan, 25 Agustus 1999
ALAMAT : Doro, Pekalongan
RIWAYAT PENDIDIKAN :
1. TK
Kuncup Mekar
2. SDN 01
Sawangan
3. MTs.
Syahid Doro
4. SMK
Gondang Wonopringgo
5.
IAIN Pekalongan
CITA-CITA :
Pengusaha,
guru, motivator
LAMPIRAN
[3] Abu Ahmadi
dan Joko Tri Prasetyo, SBM (Strategi Belajar Mengajar), cet.2
(Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), hlm. 118-119.
[5] Zaenal Mustakim, Strategi dan
Metode Pembelajaran (edisi revisi), cet.6 (Pekalongan: IAIN Pekalongan
Press, 2018), 49.
[7] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan
Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, cet.1 (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2000), hlm. 184-206.
[8] Ivor K.
Davies, Pengelolaan Belajar, terj.
Sudarsono Sudirdjo, Lily Rompas, Koyo Kartasurya, cet.2 (Jakarta: CV. Rajawali,
1991), hlm. 155-161.
[10] Wayan Nurkancana dan Sunartana, Evaluasi
Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hlm. 1-6.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar