Laman

Sabtu, 06 Oktober 2018

TT B E3 TUJUAN PENDIDIKAN GENERAL “IBADAH KEPADA ALLAH SWT”


TUJUAN PENDIDIKAN GENERAL
“IBADAH KEPADA ALLAH SWT”
(QS. HUUD : 61)
Ayu Nurin Fika
NIM. (2117106)
Kelas B

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2018


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur kehadirat Allah swt. atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada Rasulullah Muhammad saw. beserta para keluarga, sahabat dan para umatnya yang insyaallah setia sampai akhir zaman. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah  Tafsir Tarbawi. Dalam penyusunan  makalah ini, kami telah berusaha untuk dapat memberikan serta mencapai hasil yang semaksimal mungkin dan sesuai dengan harapan, walaupun di dalam pembuatannya kami menghadapi berbagai kesulitan karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang kami miliki.
Oleh sebab itu pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih khususnya kepada  Bapak  Muhammad  Hufron, MSI. selaku dosen pembimbing mata kuliah Tafsir Tarbawi. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik  yang membangun sangat kami butuhkan untuk dapat menyempurnakannya di masa yang akan datang. Semoga  apa yang disajikan  dalam makalah ini dapat  bermanfaat  bagi kami dan  teman-teman  maupun  pihak lain yang berkepentingan.
Wassalmu’alaikum Wr.Wb.

Pekalongan, 4 Oktober 2018

Penulis  


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sering dijumpai bahwasannya banyak orang yang salah paham dalam mengartikan suatu ayat yang terkandung dalam AlQur’an, sehingga orang bisa saja mengartikan ayat tersebut secara pengetahuannya sendiri tanpa melihat berbagai sumber termasuk tafsir-tafsir yang suah ada. Seperti yang kita ketahui, Al Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan perantara malaikat Jibril as secara berangsur angsur yang berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelas atas petunjuk bagi manusia agar selamat dunia dan akhirat.
Oleh karena itukita ambil contoh surat Hud 11:61 tentang Ibadah kepada Allah SWT. Kita semua tahu bahwasanya Allah merupakan Zat yang wajib di sembah. Seperti halnya kisah Nabi Shaleh AS dan kaumnya yaitu kaum Tsamud, serta kekuasaan Allah SWT dalam membinasakan orang-orang yang zalim. Inilah yang mewajibkan kita untuk senantiasa beribadah kepada Allah dan menyembah-Nya agar senantiasa selamat dunia maupun akhirat. Tugas manusia di muka bumi ini adalah memakmurkan bumi, mensejahterakannya serta menjaganya sebagai tempat yang tetap. Sebagaimana terurai dalam Al-Qur’an surat HUD ayat 61 berikut ini yang akan di uraikan dibawah ini secara sistematis.

B.     Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian ibadah kepada Allah SWT ?
2.    Dalil yang menunjukkan tentang ibadah kepada Allah SWT ?
3.    Apa saja sifat wajib dan jaiz bagi Allah SWT ?
C.    Tujuan Makalah
1.      Untuk mengetahui apa pengertian ibadah kepada Allah SWT
2.      Untuk mengetahui dalil tentang ibadah kepada Allah SWT
3.      Untuk mengetahui sifat sifat wajib dan jaiz yang ada pada Allah SWT
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Ibadah Kepada Allah SWT
Menurut bahasa ibadah berarti patuh (al-tha’ah), dan tunduk (al-khudlu). Secara etimologis ibadah berasal dari kata abada, yu’budu,’abdan, fahuwa’aabidun. Kata aabidun itu berarti budak atau hamba.Dapat dikatakan bahwa ibadah adalah perbuatan atau pernyataan tentang bukti ke patuhannya terhadap Allah yang di dasarkan oleh peraturan agama serta hati yang ikhlas.
Ibadah kepada Allah merupakan sesuatu hal yang wajib bagi semua umat muslim untuk di kerjakan. Sabagai hubungan manusia dengan Allah (hablum minallah), selain itu ada juga hubungan dengan alam serta hubungan manusia dengan manusia.
Ibadah adalah inabah (kembali kepada Allah dengan segala urusan). Ibadah adalah sebuah istilah yang mencakup seluruh aktivitas yang disukai dan di ridhoi Allah dan mendapat ridhaNya, baik berupa perkataan atau perbuatan yang diperintahkan dan dianjurkan oleh Allah untuk dilaksanakan. Baik berbuat jasmaniah (sholat, zakat, haji) ataupun perbuatan batiniyah (mencintai Allah dan RasulNya, takut kepada Allah, tawakkalmeminta pertolongan kepadaNya dsb)[1]
B.  Dalil ibadah kepada Allah SWT
Surat Hud 11:61
والى ثموداخاهم صلحا قال يقوم اعبدالله مالكم مّن اله غيره هوانشاكم مّن الرض وستعمركم فيها فستغفروه ثمّ توبوا اليه انّ ربّي قريب مّجيب
61. dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya[726], karena itu mohonlah ampunan-Nya, وَkemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."
[726] Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia.
Dalam tafsir Ibnu Katsier
Allah berfirman, “ Kami telah mengutus kepada kaum Tsamud seorang Rasul, ialah saudara mereka sendiri yakni Shaleh, yang berseru kepada mereka agar menyembah kepada Allah yang telah menciptakan mereka dari tanah (bumi) dan menjadikan mereka berkuasa di atasnya, mengelolanya untuk kepentingan hidup dan kemakmuran mereka. Karenanya sebagai imbalan, Sholeh berkata kepada mereka “Beristighfarlah (mohon ampun) kamu atas dosa-dosa kamu yang lalu, kemudian bertaubatlah dari melakukan dosa yang akan datang. Sesungguhnya Tuhanku adalah dekat yang mendengar doa-doa hambanya serta memperkenankannya. Kaum Tsamud tersebut adalah penduduk “al-Hijir” sebuah kota terletak antara Tabuk dan Madinah.[2]
Dalam tafsir Al Maraghi
والى ثموداخاهم صلحا قال يقوم اعبدالله مالكم مّن اله غيره
Dan kepada kaum Tsamud, Kami utus kepada mereka,Shalih. Shalih berkata “Hai kaumku, sembahlah allah, sekali kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia.”
Kata kata ini seperti halnya yang telah kita baca, yaitu mengenai penyampaian dakwah yang dilakukan oleh nabi Hud as.
هوانشاكم مّن الرض
Allahlah yang telah memulai penciptaan kalian dari tanah. Yaitu yang pertama daripadanya Allah menciptakan Adam, nenek moyang umat manusia, kemudian menciptakan kalian dari sari pati yang berasal dari tanah. Juga melewati berbagai macam perantara karena sperma (nuthfah) yang berubah menjadi sesuatu yang melekat pada uterus (alaqah) kemudian berubah pula menjadi gumpalan daging (mudghah) kemudian menjadi kerangka tulang yang dbalut dengan daging. Asal semuanya adalah darah,sedang darah itu berasal dari makanan. Makanan itu kadang terdiri dari tumbuhan yang hidup diatas tanah, kadang terdiri dari daging yang berasal dari tetumbuhan yang telah melewati satu tahapan atau lebih.
وستعمركم فيها
Dan Allah menjadikan kalian orang-orang yang memakmurkan tanah itu. Artinya bahwa kaum nabi Shalih itu ada yang menjadi petani, pengrajin, dan ada pula tukang batu, sebagaimana tercantum dalam ayat lain :
“dan mereka memahat rumah rumah dari gunung-gunung batu (yang didiami) dengan aman.” (al-Hijr 15:82)
Kesimpulannya : sesungguhnya Allahlah yang telah menciptakan bentuk kejadian kalian, dan menganugerahkan kepadamu sarana-sarana kemakmuran dan kenikmatan diatas bumi. Maka tidaklah takut kamu menyembah Allah, karena Allah lah yang berjasa dan memberi anugrah kepada kalian. Oleh karena itu bersyukur kepadanya adalah kewajibanmu, dengan cara beribadah kepadaNya semata-mata dengan ikhlas.
فستغفروه ثمّ توبوا اليه
Maka mohonlah kepada allah atas dosa-dosamu yang lalu karena kemusyrikanmu dengan mempersekutukan Allah kepada yang lai, juga atas kejahatan kejahatan yang telah kamu lakukan. Kemudian kembalilah kalian kepadaNya dengan memohon taubat tiap kali kamu terlanjur melakukan suatu dosa, semoga Dia mengampuni kalian.
انّ ربّي قريب مّجيب
Sesungguhnya Tuhanku maha dekat kepada hamba-hambaNya, tidak samar bagiNya permohonan ampun mereka maupun dorongan yang membangkitkan untuk melakukan permohonan ampun, Allah juga maha pengampun juga maha mengabulkan doa bagi siapapun yang berdoa kepadaNya dan memohon, apabila dia seorang mukmin yang ikhlas.  [3]
Dalam tafsir Al Ahzar
Dan kepada Tsamud, saudara mereka Shalih, dia berkata : “ Hai kaumku,! Sembahlah olehmu akan Allah, tidaklah bagimu Tuhan selain Dia. Dia lah yang menciptakan kamu dari bumi dan meramaikan kamu dalamnya, maka mohonlah ampun kepadaNya, kemudian itu bertaubatlah kepadaNya. Sesungguhnya Tuhanku itu adalah sangat dekat (rahmatNya), lagi memperkenankan (doa hambaNya).
Nabi Shalih adalah nabi kedua dalam bangsa Arab, didalam surat ke 7 al-A’raf, berita nabi Shalih pun telah termaktub di dalam 7ayat (ayat 72 - 79). Diterangkan bahwa mereka berdiam di suatu negeri yang susbur, sehingga lembah lembahnya dapat mereka hiasi dengan gedung gedung yang indah, dan bukit bukitnya mereka pahat untuk dijadikan rumah. Letak negerinya diantara Hejaz dan Syam. Di dalam surat 26 asy-Sy’ara’ terlukis pula cerita ini dalam 19 ayat (ayat 141 - 159), di dalam surat 27 an-Naml pada 9 ayat (ayat 45 - 53), 5 ayat pula dalam surat al-Hijr yaitu dari ayat 80 – 84, 5 ayat dalam surat 91 as-Syams (ayat 11-15), 3 ayat dalam 51 adz-Dzariat (ayat 43-45) dan 2 ayat dalam surat an-Najm, ayat 50 dan 51. Dan dalam semuanya itu, baik dalam susunan kata pendek pendek maupun atau gaya bahasa yang panjang, isinya hanya satu, yaitu pengajaran dan peringatan bagi manusia.
Didalam hitugan sejarah, sebagai kaum ‘Ad, maka kaum tsamud ini dihitung sebagai suku suku arab yang telah punah dan tidak ada lagi. Yang bersua hanya bekas bekasnya.
Dan kepada Tsamud.” (pangkal ayat 61). Telah diutus pula “Saudara mereka Shalih”. Artinya, bahwa nabi Shalih diutus tuhan menjadi rasul kepada kaum tsamud itu, bukanlah ia orang yang didatangkan dari luar, melainkan putera dari kabilah Tsamud itu sendiri. Sebab itu maka yang didatanginya ialah saudaranya sendiri. Sebagaiman juga sekalian Nabi yang diutus Tuhan, maka seruan yang disampaikan Shalih kepada kaumnya itu sama juga yang disampaikan oleh Nabi Nabi yang lain.
“Dia berkata : “ Hai kaumku! Sembahlah olehmu akan Allah, tidaklah ada bagi kamu Tuhan selain Dia.” Hanya Allah sajalah yang patut kamu sembah, karena selain dari Dia tidak ada Tuhan. Persembahan kepada berhala atau barang pujaan yang lain tidaklah benar, bahkan tidak sesuai dengan kenyataan. Sebab yang lain itu tidak ada yang berkuasa, melainkan khayal fikiran kamu sajalah yang membikinnya. “Dialah yang menciptakan kamu dari bumi.”bukanlah berhala atau patung atau makhluk lain yang menciptakan kamu dari tidak ada kepada ada. Melainkan Allah itulah yang menciptakan kamu dari bumi. Nenek moyangmu Nabi Adam AS itu digeligakan dari tanah. Kemudian turun turunan beliau, kita ini keluar dari saringan darah, yaitu mani laki laki dan mani perempuan bercampur jadi satu, tersimpan didalam rahim perempuan, 40 hari bernama Nuthfah, 40 hari bernama Alaqah, 40 hari bernama Mudhghah, kemudian beransur bertubuh, berlengkapan dengan daging, tulang dan darah. Dan semuanya itu terjadi daripada bumi jua adanya. Sebagaimana kita ketahui didalam tumbuh tumbuhan dibumi ini tersimpan Calori, beragam Vitamin, mineral dan Hormon. Ahli Gidzi (yang telah diindonesiakan dengan sebutan gizi) yaitu bahan makanan, semua sudah sependapat bahwasanya seluruhnya itu adalah berasal dari tumbuh-tumbuhan, zat besi, zat tembaga, zat putih telur dan lain sebagainya, yang kesemuanya itu dari bumi.. lantaran itu dapat kota simpulkan bahwa bukan nabi Adam saja yang langsung dijadikan dari tanah, bahkan kita anak cucu Adam inipun tidaklah akan lhir jadi manusia, kalau bahannya tidak dari bumi juga..
Lalu selanjutnya Nabi Shalih berkata : “ Dan (Dia) meramaikan kamu didalamnya.” Subur makmur muka bumi ini dengan serba lengkap serba cukup bahan makanan, dan ramailah manusia meenjadi penghuninya.
Didalam ayat ini bertemu kalimat “Was ta’marakum.” Lalu kita maknakan dengan meramaikan kamudari kata  ista’marakum, inilah berpecahan menjadi makmur, apabila bumi subur dan makanan cukup, manusiapun hidup dengan sentosa mencari rizki dan berketurunan.
Sebagai kita ketahui diatas tadi, kaum tsamud telah hidup dengan makmur di tanah kediaman mereka, dinegeri al-Hijr diantara Syam dan Hejaz. Banyak sekali bukit bertemu sampai sekarang baik dalam isyarat Al-Qur’an ataupun hasil penyelidikan purbakala (Archeologi), bahwa tanah tanah yang sekarang telah tandus, padang pasir sahara bertemu bekas bekas kemakmuran zaman lampau. Inilah yang diperingatkan nabi Shalih kepada kaumnya, agar mereka mensyukuri nikamt kemakmuran yang diberikan Tuhan kepada mereka. Pintu syukur yang pertama ialah sadar kembali bahwasanya mempersekutukan yang lain denga Allah adalah satu dosa yang paling besar. Sebab itu berkata Shalih selanjutnya “Maka mohonkanlah ampun kepadaNya.” Meminta ampun kepada Tuhan sesudah menyadari bahwa langkah sudah salah. Allah yang menganugerahi kemakmuran lalu yang lain yang disembah. “Kemudian itu Taubatlah kepadaNya.”
Disini terdapat dua tingkat kesadaran diri akan kesalahan. Mulanya sadar bahwa perbuatan itu memang salah, lalu mohon ampun. Tetapi yang dimintakan ampun adalah kesadaan cabang saja. Mohon ampun dari keslahan yang cabang belumlah berarti, sebelum sikap jiwa itu dirubah samasekali. Timbul berbagai ragam kesalahan, ialah karena pokom utamanya telah terlanggar, yaitu mempersekutukan yang lain dengan Allah. Kesalahan yang ini tidaklah cukup dengan minta ampun saja, bahkan mesti minta taubat. Sebab syirik adalah urat tanggung dari sekalian dosa. Taubat artinya kembali, yaitu kembali ke jalan yang benar. Pepatah melayu mengatakan “ sesat diujung kembali kepangkal tali.” Apabila telah memohon ampun dan bertaubat besar harapan bahwa Allah akan melimpahkan karunia ampun dan kasih “Sesungguhnya Tuhanku itu sangatlah dekat.” Oleh sebab Allah itu sangat dekat daripada hambanya, maka didengarNyalah segala prmohonan ampun dan permohonan taubat daripada hambaNya. “Lagi memperkenankan” (ujung ayat 61) artinya karena Dia dekat dengan hambanya dan didengarNya segala permohonan mereka itu, maka segala permohonan yang timbul daripada hari yang tulus ikhlas dan insaf akan kelalaian dan kelapangan diri, niscaya permohonan itu akan dikabulkan.
Tetapi sambutan kamumnya sangatlah jauh dari yang diharapkan oleh Nabi Shalih, padahal seruan nabi Shalih itu benar benar timbul dari hati yang belas kasihan. [4]
C.    Sifat-Sifat Allah
1.    Sifat Wajib Bagi Allah
Sifat wajib bagi allah ialah segala sifat kesempurnaan yang wajib ada pada Nya. Kita meyakini dan mengitikadkan bahwa Allah wajib bersifat dengan segala sifat kesempurnaan yang Allah sendiri telah mensifati diri Nya dengan sifat-sifat itu dan menamakan diriNya dengan sifat tersebut pula
a.         Wujud
Artinya Allah itu wujud. Adapun wujud Allah bukan karena ada yang mengadakan tetapi adanya sebab Zat Nya sendiri, serta wujudnya itu wajib (disembah) (Al An’am : 162)
b.        Qidam
Artinya Allah itu asli (terdahulu), Allah tidak berpermulaan dan wujudNya tidak didahului oleh sesuatu  karena yang qidam itu dzatNya (Al Hadid : 3)
c.         Baqa
Artinya Allah itu kekal, Adanya Allah itu kekal selama lamanya, tidak ada akhir (kesudahannya) (Ar Rahman : 26-27)
d.        Mukhalafatuhu lilhawadits
Artinya Allah itu berbeda dengan segala yang baru (makhluk), yakni apa saja selain Allah. (Asy Syuara : 11)
e.         Qiyamuhu binafsihi
Arinya allah itu berdiri dengan sendirinya, Allah tidak membutuhkan kepada yang lain. (Ali Imran : 97)
f.         Wahdaniyah
Artinya Allah itu Esa, tidak berbilang zat Nya, sifat Nya maupun af’al Nya (perbuatan Nya). (Al Ikhlas : 1-4)
g.        Qudrat
Artinya Allah itu zat yang kuasa dengan sifat itulah Allah mewujudkan atau meniadakan sesuatu yang dikehendakiNya. Dan begitu pula Kuasa melenyapkan apa apa yang dikehendakiNya. (Al Mulk : 1)
h.        Iradah
Artinya Allah berkehendak. Dengan sifat inilah Allah menentukan gejala sesuatu, baik waktu, tempat dan sebagainya, untuk diwujudkan atau ditiadakan. (Yasin : 82)
i.          Ilmu
Artinya Allah itu zat yang mengetahui. Allah mengetahui apa saja di alam semesta ini dan mengetahui segala peristiwa yang terjadi. (al Hujurat : 18)
j.          Hayat
Artinya Allah itu hidup. Dengan sifat ini Allah bersifat qudrat, iradah dan sifat-sifat lainnya.
k.        Sama
Artinya Allah itu zat yang mendengar. Allah mendengar segala suara baik yang keras maupun yang pelan, yang terang maupun yang rahasia, suara hati dan angan-angan semua mahkluk. (Al Anbiya : 4)
l.          Bashar
Artinya Allah itu meliaht. Allah melihat segala tingkah laku atau gerak gerik makhluknya, baik yang terang terangan atau yang dilakukan secara sembunyi. (Al Baqarah : 110)
m.      Kalam
Artinya Allah itu berkata kata, dengan tidak berhuruf dan tidak bersuara yaitu suatu sifat yang dengan sifat tersebut menunjukkan bahwa Allah itu mengetahui semua ilmu-ilmu yang tidak ada kesudahannya. (Luqman : 27)
n.        Kaunuhu Qadiran
o.        Kaunuhu Muridan
p.        Kaunuhu Aliman
q.        Kaunuhu Hayyan
r.          Kaunuhu Samian
s.         Kaunuhu Bashiran
t.          Kauhunu mutakaliman
Ketujuh sifat yang terakhir ini merupakan kelaziman dari sifat sebelumnya. Missal Kaunuhu Qadiran adalah sifat lain dari sifat qudrat artinya Allah mesti bersifat Qudrat. Demikian juga dengan lainnya.
2.    Sifat jaiz bagi Allah
Sifat jaiz bagi Allah adalah sifat yang mungkin boleh dimiliki oleh Allah swt. Sifat jaiz Allah hanya satu yakni Fi’lu Kulli Mu’minin  au Tarkuhum, artinya Allah itu berwenang untuk menciptaka dan berbuat sesuatu atau tidak, sesuai dengan kehendaknya.  [5]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ibadah kepada Allah merupakan sesuatu hal yang wajib bagi semua umat muslim untuk di kerjakan. Sabagai hubungan manusia dengan Allah (hablum minallah), selain itu ada juga hubungan dengan alam serta hubungan manusia dengan manusia.
Dijelaskan dalam surat Hud 11:61 tentang Ibadah kepada Allah SWT. Kita semua tahu bahwasanya Allah merupakan Zat yang wajib di sembah. Seperti halnya kisah Nabi Shaleh AS dan kaumnya yaitu kaum Tsamud, serta kekuasaan Allah SWT dalam membinasakan orang-orang yang zalim. Inilah yang mewajibkan kita untuk senantiasa beribadah kepada Allah dan menyembah-Nya agar senantiasa selamat dunia maupun akhirat. Tugas manusia di muka bumi ini adalah memakmurkan bumi, mensejahterakannya serta menjaganya sebagai tempat yang tetap.
Allah Maha segalanya, Dialah sang pemilik segala sifat diantaranya Sifat-sifat wajib dan Jiaznya. Yang patut kita ketahui dan pahami, bahwa Allah tidak sama dengan makhluknya.











DAFTAR PUSTAKA
Hamka. 2002. Tafsir Al Ahzar Juz XII. Jakarta. PT. Citra Serumpun Padi
Mustafa, Ahmad. Terjemah Tafsir Al Maraghi.
Bahreisy ,Salim, Said Bahreisy. 1988. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid IV. Surabaya: PT. Bina Ilmu
Mukhtar Yusuf dkk. 2000. Materi pokok Pendidikan Agama Islam. Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka.
Azzam, Abdullah. 1994. Tarbiyah Jihadiyah. Solo : Pustaka Al Alaq













BIODATA
Nama                                    : Ayu Nurin Fika
Tempat Tanggal Lahir           : 23 September 1999
Alamat                                  : Jl. RE Martadinata Karangasem Selatan Batang
Riwayat Pendidikan             :
a.     SD Negeri Karangasem 04
b.     SMP Negeri 02 Batang
c.    MA Darul Amanah Sukorejo Kendal











LAMPIRAN
      

                       
                                               


[1] , Abdullah Azzam, Tarbiyah Jihadiyah, Solo : Pustaka Al Alaq, 1994
[2] Salim Bahreisy, Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid IV, hlm : 308
[3] Ahmad Mustofa, Terjemah Tafsir Al Maraghi, Semarang : Toha Putra, hlm : 92
[4] Hamka, Tafsir Al Ahzar Juz XII, jakarta : Pustaka Angkasa, hlm : 81
[5] Yusuf Mukhtar dkk,, Materi pokok Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 2000


Tidak ada komentar:

Posting Komentar