Laman

Sabtu, 06 Oktober 2018

TT A E1 TUJUAN PENDIDIKAN GENERAL "TUJUAN HIDUP"


 TUJUAN PENDIDIKAN GENERAL
"TUJUAN HIDUP"
QS. Adz-Dzariyat, 51: 56 
,
Susanti
NIM. (2117181) 
Kelas A

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018




KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan, sehingga makalah yang berjudul “TUJUAN HIDUP QS. Adz-Dzariyat 51:56” ini dapat deselesaikan. Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, para sahabatnya, keluarganya, dan sekalian umatnya hingga akhir zaman.
Mudah-mudahan makalah ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurag berkenan bagi para pembaca.


Pekalongan, 02 September, 2018

Penulis










DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................1
Kata Pengantar.........................................................................................2
Daftar Isi..................................................................................................3
Bab I Pendahuluan...........................................................................4
a.       Latar belakang masalah..........................................................4
b.      Rumusan masalah..................................................................4
c.       Tujuan penulis.......................................................................4
Bab II Pembahasan...........................................................................5
a.       Tujuan hidup dan kehidupan manusia.......................................5
b.      Dalil tujuan hidup manusia......................................................6
c.       Ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah.....................................11
Bab III Penutup...............................................................................13
a.       Kesimpulan ..........................................................................13
b.      Saran....................................................................................13
Daftar pustaka..................................................................................14
Biodata diri......................................................................................15






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Allah Swt telah menciptakan makhluk-makhluknya dintaranya ada manusia dan jin. Semua yang diciptakan oleh Allah Swt itu agar menyembah kepadanya. Tujuan manusia diciptakan hanya untuk beribadah dan mengabdi kepada-Nya. Karena Allah tidak menginginka apapun dari manusia ataupun makhluk-makhluknya melainkan Allah hanya ingin manusia itu bertaqwa kepada Allah Swt.

B.     Rumusan Masalah
a.       Apa tujuan hidup dan kehidupan manusia
b.      Bagaimana dalil tujuan hidup manusia
c.       Perbedaan ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah

C.     Tujuan
a.       Mengetahui tujuan hidup dan kehidupan manusia
b.      Dapat memahami dalil tujuan hidup manusia
c.       Mengetahui ibadah mahdhah dan ghiru mahdhah








BAB II
PEMBAHASAN
A.    Tujuan hidup dan kehidupan manusia
Manusia secara bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa Arab berasal dari kata Nasiya yang berarti lupa jika dilihat dari kata dasar al uns yang berarti jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya. Manusia dilihat dari keberadaannya sekaligus membedakannya secara nyata dengan makhluk yang lain. Seperti dalam kenyataan makhluk yang berjalan diatas dua kaki, adalah kemampuan berpikir dan hal tersebut yang menentukan hakikat manusia.[1]
Kalau diperhatikan dari susunan maknanya, kata insan menunjukan keistimewaan manusia. Kemanusiaan (insaniyah), mengandung makna kearah yang dapat membolehkan ia menduduki sifat di bumi, memikul tanggung jawab taklif dan amanah, sebab dialah yang khusus menerima ilmu bayan, akal, dan perbedaan antara yang baik dan buruk . manusia memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari makhluk lainnya. Dalam kondisi yang seperi ini terkadang manusia lupa, bahwa dia adalah makhluk yang lemah karena sebenarnya ada yang lebih berkuasa adalah Allah.[2]
Menurut Islam manusia adalah ciptaan Allah, tidak lah ia muncul dengan sendirinya atau berada oleh dirinya sendiri . dalam surah Al-Alaq ayat 2 disebutkan bahwa manusia itu diciptakan dari segumpal darah. Dalam surah Ar-Rahma ayat 3 difirman kan bahwa Allah itulah yang menciptakan manusia. Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang menjelaskan tentang kejadian manusia tentang kejadian manusia dan penciptaan Nya oleh Allah Swt.
Tujuan hidup Manusia
1.      Menjadi ‘Abdullah, hal ini merujuk pada ayat al-qur’an surat adz-dzariyat: 56 yang bunyinya “tujuan utama penciptaan manusia ialah agar manusia beribadah kepada-Nya”. Karena tujuan beribadah dalam islam bukan hanya membentuk kesalehan individual, tetapi juga kesalehan social, yang keduanya tidak dapat dipisahkan.[3]
2.      Sebagai Khalifah, merujuk pada surah al-baqarah: 30, yunus: 14, dan surat al-an’am: 156 yang berbunyi:” manusia diciptakan untuk diperankan sebagai wakil Tuhan di muka bumi”. Karena Allah dzat yang menguasai dan memelihara alam semesta, maka tugas manusia adalah sebagai wakil Allah ialah menata dan memelihara serta melestarikan dan menggunakan alam ini dengan sebaik-baiknya.
3.      Jika tujuan yang pertama dan kedua lebih difokuskan pada tanggung jawab individu, tujuan penciptaan yang ketiga ini menegaskan perlunya tanggung jawab bersama dalam menciptakan tatanan kehidupan dunia yang damai [4]

B.     Dalil tujuan hidup manusia
Tujuan Penciptaan Manusia (QS. Al-Dzariyaat, 51: 56)
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ  
56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

1.      TAFSIR AL-AZHAR
Inilah peringatan lanjutan dari ayat yang sebelumnya yaitu supaya rasulullah saw meneruskan member peringatan sebab peringatan akan besar manfaatnya bagi orang yang beriman. Maka datanglah tambahan ayat 56 ini bahwa sanya allah menciptakan jin dan manusia tidak ada guna yang lainya melainkan buat mengabdi diri kepada allah swt. Jika seseorang telah mengakui beriman kepada tuhan tidaklah dia akan mau jika hidupnya didunia ini kosong saja. Dia tidak boleh menganngur selama nyawa dikandung badan, manusia harus ingat tempo nya tidak boleh kosong dalam pengabdiannya. Seluruh hidup hendaklah dijadikan ibadah [5]
menurut riwayat dari ali bin abu tolha, yang diterimanya dari ibnu abbas artinya untuk beribadah ialah mengakui diri adalah budak atau hamba dari allah, tunduk menurut kemauan allah, baik secara sukarela atau terpaksa, namun kehendak allah berlaku juga. Mau tidak mau hidup, mau tidak mau akan tua, mau tidak mau akan mati..
oleh sebab itu ayat ini member ingat kepada manusia bahwa sadar atau tidak sadar dia pasti mematuhi kehendak tuhan. Maka jalan yang lebih baik bagi manusia ialah menginsafi kegunaan hidupnya sehingga dia pun tidak merasa keberatan lagi mengerjakan berbagai ibadah kepada tuhan.
Apabila manusia mengenal budi yang luhur niscaya dia mengenal apa yang dinamai berterima kasih. Pada orang yang menolong kita melepaskan dari mala petaka kita punnn segera mengucapkan terima kasih! Kita mengembara disatu padang pasir. Dari sangat jauh nya kita kehausan, air sangat sukar tiba-tiba disuatu tempat yang sunyi sepi kita bertemu satu orang yang menyuruh kita berhenti berjalan sejenak. Kitapun berhenti. Lalu dia bawakan seteguk air kitapun mengucapkan banyak-banyak terima kasih. Kita ucapkan terima kasih dengan merendahkan diri. Sebab kita merasa berhutang  budi kepada nya. Dan tidalah manusia ada manusia berada di dunia yang membantah keluhuran budi orang yang berterima kasih.
Maka bandingkanlah semuanya dengan anugerah ilahi bagi menjamin hidup kita sejak mulai lahir dari perut ibu sampai kepada masa habis tempo didunia ini dan kita menutup mata, tidaklah dapat dihitung dan dinilai betapa besar nikmat dan karunia allah kepada kita.
Disinilah tuhan menjuruskan hidup kita memberi kita pengarahan. Allah menciptakan kita jin dan mausia tidak untuk yang lain, hanya untuk satu macam tugas saja yaitu mengabdi dan beribadah. Beribadah yaitu mengakui bahwa kita ini hambanya, tunduk kepada kemauannya.
Ibadah itu diawali atau dimulai dengan iman yaitu percaya bahwa ada tuhan yang menjamin kita. Percaya akan adanya allah ini saja sudah jadi dasar pertama dari hidup itu sendiri. Maka iman yang telah tumbuh itu wajib dibuktikan dengan amal yang sholeh yaitu perbuatan yang baik. Iman dan amal sholeh inilah pokok ibadah. Bila kita mengaku beriman kepada allah niscaya kita akan percaya kepada rasul Nya. maka pesan allah ayang disampaikan oleh rasul itu kita perhatikan. Perintahnya kita kerjakan dan larangannya kita tinggalkan.
2.      Tafsir Al-Maraghi
Padahal aku tidaklah menciptakan mereka kecuali supaya kenal kepada ku. Karena sekiranya aku tidak menciptakan mereka niscaya mereka takkan kenal keberadaan-Ku dan keesaan-Ku. Penafsiran seperti ini ditunjukan oleh apa yang dinyatakan dalam sebuah hadist qudsi:[6]
( كُنْتُ كَنْزًا مَخْفِيًّافَاَرَدْتُ اَنْ اُعْرَفَ فَخَلَقْتُ الْخَلْقَ فَبِى عَرَفُوْنِىْ )                                                                   
“aku adalah simpanan yang tersembunyi. Lalu aku menghendaki supaya dikenal. Maka aku pun menciptakan makhluk. Maka oleh karena Akulah mereka mengenal aku.” 
Demikian kata mujadid dan begitu pula diriwayatkan dari mujadid, bahwa ayat ini adalah ; kecuali supaya Aku memerintahkan mereka dan melarang mereka. Tafsiran seperti ini ditunjukan oleh firman Allah Ta’ala :Ayat at Taubah 9 ; 31

وَمَا اُمِرُوااِلاَّلِيعْبُدُوْااِلَهًاوَّاحِدًالاَاِلَه اِلاَّ هُوَسُبْحَنَهُ عَمَّ يُشْرِكُوْنَ
Artinya :
“Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada Tuhan selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”

Dan tafsiran seperti ini dipilih pula oleh Az-Zujjaj. Sementara itu segolongan mufassir berpendapat bahwa arti ayat ini adalah, kecuali supaya mereka tunduk kepada-Ku, dan merendahkan diri. Yakni bahwa setiap makhluk dari jin atau manusia tunduk kepada keputusan Allah, patuh kepada kehendak-Nya, dan menuruti apa yang telah Dia takdirkan atasnya. Allah menciptakan mereka menurut apa yang Dia kehendaki, dan Allah memeberi rezeki kepada mereka menurut keputusan-Nya, tidak seorangpun di antara mereka yang dapat memberi manfaat maupun mudarat kepada dirinya sendiri.
Kalimat seperti ini merupakan penegasan bagi suruhan agar memberi peringatan, dan juga memuat alasan dari diperintahkannya memberi peringatan. Karena diciptakannya mereka dengan alasan tersebut menyebabkan mereka harus diberi peringatan yang menyebabkan mereka wajib ingat dan menuruti nasehat.
           
3.      Tafsir Ibnu Katsir
Allah SWT berfirman, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” Yaitu, sesungguhnya Aku menciptakan mereka itu dialah agar Aku mnyuruh mereka beribadah kepada-Ku, bukan karena Aku membutuhkan mereka, agar mereka mau, baik rela atau terpaksa, melaksanakan ibadah kepada-Ku. Dan tidaklah Aku ini memerintahkan mereka untuk beribadah kepada-Ku melainkan karena Aku sajalah yang berhak untuk disembah. Bila mereka telah menserikatkan peribadatan kepada yang selain Aku, maka kemurkaan-Ku akan segera menimpa mereka, akan tetapi, bila mereka mentauhidkan Aku di dalam peribadatan, maka Aku akan meridhai mereka dan akan memeasukkan mereka ke dalam surga-Ku. [7]
Dan tidak diragukan lagi bahwa semua ini adalah rahmat daripada-Nya terhadap semua hamba-Nya. Yakni penjelasan perkara ini kepada mereka sehingga mereka mengamalkan apa yang telah mereka ketahui itu sesuai dengan cara yang diridhai oleh Allah SWT merupakan rahmat dari-Nya. Sedangkan Allah sama sekali tidak mempunyai kepentingan apa-apa terhadap mereka. Dia adalah Mahakaya, tidak perlu kepada semua yang terdapat di alam ini.

D.    Ibadah Mahdhah dan Ghairu Mahdhah
1.      Ibadah Mahdhah
Secara terminologis ibadah diartikan segala sesuatu yang kerjakan untuk mencapai keridhoan Allah Swt dan mengharap pahala-NYA di akhirat. Dari makna ini jelas ibadah itu mencakup semua aktivitas manusia baik perkataan, maupun perbuatan yang didasarkan dengan niat ikhlas untuk mencapai keridhoan Allah Swt dan mengharap pahala di akhirat nanti. [8]

Ibadah mahdhah (ibadah khusus) yaitu ibadah langsung kepada Allah tata cara pelaksanaannya telah diatur dan ditetapkan oleh Allah atau dicontohkan oleh Rasulullah. Karena itu, pelaksanaannya sangat ketat, yaitu harus sesuai dengan contoh dari Rasul. Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan pedoman atau cara yang harus ditaati dalam beribadah, tidak boleh ditambah-tambah atau dikurangi. Penambahan atau pengurangan dari ketentuan-ketentuan ibadah yang ada dinamakan bid‟ah dan berakibat batalnya ibadah yang dilakukan. Menurut Ali Anwar Yusuf  mendefinisikan Ibadah mahdhah yaitu :  Ibadah yang mengandung hubungan dengan Allah sematamata (vertikal atau hablumminallah). Contoh ibadah khusus ini adalah shalat (termasuk didalamnya thaharah), puasa, zakat, dan haji.
 Ciri-ciri Ibadah ini adalah semua ketentuan dari aturan pelaksanaannya telah di tetapkan secara rinci melalui penjelasan-penjelasan Al-Qur‟an atau Sunnah. Ibadah mahdhah merupakan ibadah yang sifatnya khusus. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang disyariatkan dalam al-Qur’an  dan hadis. Contohnya; shalat, puasa, zakat dan naik haji. Dengan demikian, Pemahaman Ibadah Mahdhah  berasal dari kata pemahaman dan Ibadah mahdhah. Dari penjelasanpenjelasan yang sudah dibahas dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian pemahaman Ibadah mahdhah.
Pemahaman Ibadah mahdhah adalah kemampuan menangkap makna serta penguasaan terhadap bahan-bahan yang dipelajari secara baik dan benar mengenai ajaran agama Islam tentang ibadah Mahdhah sesuai dengan ketentuan dan tatacara yang ditentukan oleh syari’at agama. Dalam penelitian ini, Pemahaman Ibadah Mahdhah terfokus pada persoalan tata cara.
2.      Ghairu Mahdhah
Ibadah ghairu mahdhah (ibadah umum) adalah ibadah yang tata cara pelaksanaannya tidak diatur secara rinci oleh Allah dan Rasulullah Saw Ibadah umum ini tidak menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi justru berupa hubungan antara manusia dengan manusia atau dengan alam yang memiliki nilai ibadah. Bentuk ibadah ini umum sekali, berupa aktivitas kaum muslim (baik tindakan, perkataan, maupun perbuatan) yang halal (tidak dilarang) dan didasari dengan niat karena Allah (mencari rida Allah).






BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dengan kita mempelajari tujuan hidup dan kehidupan manusia ini semua makhluk ciptaan Allah SWT yang ada di bumi ini, baik itu jin manusia dan lainnya itu mereka hanya disuruh menyembah dan mengabdi kepadanya. tuhan menjuruskan hidup kita memberi kita pengarahan. Allah menciptakan kita jin dan mausia tidak untuk yang lain, hanya untuk satu macam tugas saja yaitu mengabdi dan beribadah. Beribadah yaitu mengakui bahwa kita ini hambanya, tunduk kepada kemauannya.
Ibadah itu diawali atau dimulai dengan iman yaitu percaya bahwa ada tuhan yang menjamin kita. Percaya akan adanya allah ini saja sudah jadi dasar pertama dari hidup itu sendiri. Maka iman yang telah tumbuh itu wajib dibuktikan dengan amal yang sholeh yaitu perbuatan yang baik. Iman dan amal sholeh inilah pokok ibadah. Bila kita mengaku beriman kepada allah niscaya kita akan percaya kepada rasul Nya. maka pesan allah ayang disampaikan oleh rasul itu kita perhatikan. Perintahnya kita kerjakan dan larangannya kita tinggalkan.

B.     SARAN
Semoga apa yang terdapat dalam materi ini  bisa bermanfaat bagi pembaca, kami sebagai penulis menyadari banyak kekurangan dalam materi yang kami sajikan segala. Maka dari itu tidak lupa kritik dan saran sangat di perlukan untuk suatu pembelajaran kedepannya. Atas masukan-masukannya saya ucapan terimakasih.


DAFTAR PUSTAKA
Al-maraghi, Ahmad mustofa,   1974.  Tafsir al maraghi . Semarang : PT Karya Toha Putra
Ar-rifa’i, Muhammad Nasib. 2000. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Gema Insani Press
Hamka. 1977. Tafsir Al- Azhar. Surabaya: Yayasan Latimojong
Yusuf, Musfirotun. 2015. Manusia dan Kebudayaan Perspektif Islam. Pekalongan: Duta Media Utama
Al-nafs, Al-Irsyad. 2015. Jurnal bimbingan penyuluhan islam volume 2 nomor 1, hal 57-68

http://repositiry.uinsu.ac.id/1624/6/Bab%2011%Tujuan%20Hidup%20tujuan %20Pendidikan.pdf
Sifan Latifatus. 2012. Hubungan antara pemahaman ibadah mahdhah dengan tanggung jawab sosial semarang: UIN Walisongo











BIODATA PENULIS

1.      Nama                       :      Susanti
2.      Nim                         :     2117181
3.      Alamat                    : Dk. Winongsari RT/RW 09/ 03 Ds. Kenconorejo kecamatan Tulis. Kabupaten Batang .Provinsi Jawa Tengah
4.      Riwayat pendidikan :
a.       SD. Kenconorejo 02
b.      SMP Negeri 1 Tulis
c.       SMK EL-Husna Kandeman





[1]. Musfirotun Yusuf, Manusia dan Kebudayaan Perspektif Islam, (Pekalongan: Duta Media Utama, 2015), hlm.1-18  
[2].http://repositiry.uinsu.ac.id/1624/6/Bab%2011%Tujuan%20Hidup%20tujuan %20Pendidikan.pdf

[3].http://repositiry.uinsu.ac.id/1624/6/Bab%2011%Tujuan%20Hidup%20tujuan %20Pendidikan.pdf

[4] Al-Irsyad al-nafs, jurnal bimbingan penyuluhan islam volume 2 nomor 1 desember 2015 hal 57-68

[5] Hamka, Tafsir Al- Azhar. (Surabaya: Yayasan Latimojong, 1977), hlm 49-51
[6]  Al-maraghi,  Tafsir Al maraghi ,( Semarang :PT Karya Toha Putra, 1974) hal 24-25
[7] Muhammad Nasib Ar-rifa’i, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), hlm.480


[8] Latifatus Sifa, Hubungan antara pemahaman ibadah mahdhah dengan tanggung jawab sosial,( semarang: UIN Walisongo )2012 hal 16-17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar