Laman

Jumat, 15 Maret 2019

UQ B 5B I’JAZ DAN QIRA’AT AL-QUR’AN


I’JAZ DAN QIRA’AT AL-QUR’AN
Riska Mardiyah
NIM. 2318176
Kelas B 

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
2019




            Puji syukur penulis kehadirat Allah swt yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “I’jaz dan Qira’at Al-Qur’an” sesuai rencana. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, para sahabatnya, serta orang-orang yang mau mengikuti sunnah-sunnahnya, aamiin.
Ucapan terimakasih kami tujukan kepada Bapak Muhammad Hufron,M.S.I   selaku dosen mata kuliah Ulumul Qur’an atas tugas yang telah diberikan sehingga menambah wawasan penulis tentang I’jaz dan Qira’at al-qur’an dan kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Semoga bantuan dari berbagai pihak terkait mendapat balasan dari Allah swt dengan pahala yang berlipat ganda, aamiin.
            Makalah ini tentu tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik konstruktif dari pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi mahasiswa. Amin yaa robbal ‘alamin.


                                                                                    Pekalongan, 12 maret 2019
Penulis


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR..............................................................................      ii
DAFTAR ISI..............................................................................................      iii

BAB I      PENDAHULUAN.....................................................................      1
A.    Latar Belakang Masalah........................................................      1
B.     Rumusan Masalah..................................................................      1
C.     Tujuan ...................................................................................      2

BAB II    PEMBAHASAN........................................................................     
A.    Pengertian I’jaz Al-Qur’an......................................................      3
B.     Aspek-aspek kemukjizatan al-qur’an.......................................      3
C.     Pengertian Qira’at Al-Qur’an..................................................      5
D.    macam-macam Qira’at dan siapa tokohnya.............................      5
BAB III   PENUTUP.................................................................................     
A.    Kesimpulan............................................................................      9
B.     Saran......................................................................................      9

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................      10
LAMPIRAN...............................................................................................      11









BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang masalah
Al-qur’an adalah kitab suci kaum muslimin yang menjadi sumber ajaran islam yang pertama dan utama yang harus diimani serta aplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh kebaikan di dunia maupun di akhirat. I’jazul qur’an adalah bagian dari ilmu tafsir yang mempelajari tentang segala sesuatu yang menyangkut kemukjizatan al-qur’an. Keistimewaan al-qur’an inilah yang menjadi daya tarik sendiri dari juz, surat, ayat, kalimat bahkan apa yang ada dalam huruf per huruf di al-qur’an itu merupakan anugerah dari Allah SWT.
Kemukjizatan al-qur’an adalah sesuatu yang diberikan Allah untuk keekasihNya, beliau Nabi Muhammad SAW. Kemukjizatan yang tidak diberikan Allah kepada siapapun baik sebelum maupun sesudah Nabi Muhmmad SAW. Inilah yang merupakan keistimewaan tersendiri dari al-qur’an sekaligus sebagai mukjizat rrraaahmatan lil’alamin.
Qira’at al-qur’an disampaikan serta diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya sesuai dengan wahyu yang diterimanya dari malaikat Jibril. Selanjutnya para sahabat menyampaikan dan mengajarkan kepada para tabi’ tabi’in dan demikian seterusnya ke generasi berikutnya. Qira’at al-qur’an yang dikenal dan dipelajari oleh kaum muslimin sejak zaman Nabi hingga sekarang ternyata tidak hanya satu macam versi qira’at sebagaimana yang terbaca dalam mushaf yang dimiliki umat islam sekarang.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan I’jaz al-qur’an?
2.      Apa saja aspek-aspek kemukjizatan al-qur’an ?
3.      Apa yang dimaksud dengan Qira’at al-qur’an ?
4.      Apa saja macam-macam Qira’at dan siapa tokohnya ?
C.    Tujuan pembuatan makalah
1.      Untuk mengetahui yang dimaksud dengan I’jaz al-qur’an
2.      Untuk mengetahui  aspek-aspek kemukjizatan al-qur’an
3.      Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Qira’at al-qur’an
4.      Untuk mengetahui macam-macam Qira’at dan tokohnya




















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian I’jaz al-qur’an
Al-mu’jizat adalah bentuk kata mu’annats (female) dari kata mudzakkar (male) al-mu’jiz. Al-mu’jiz adalah isim fa’il (nama atau sebutan untuk pelaku) dari kata kerja (fi’l) a’jaza. Kata ini terambil dari dari akar kata ‘ajaza-yu’jizu-ajzan wa u’juzan wa ma’jizan wa ma’jizatan / ma’jazatan, yang secara harfiah berarti lemah, tidak mampu, tidak berdaya, tidak sanggup, tidak dapat (tidak bisa), dan tidak kuasa. Al-‘ajzu adalah lawan dari kata al-qudrah yang berarti sanggup, mampu atau kuasa. Jadi al-‘ajzu berarti tidak mampu alias tidak berdaya.[1]
Sedangkan menurut istilah I’jaz adalah tanda tanda kebenaran seorang Nabi dalam pengakuannya sebagai Rasul dengan cara menampakkan kelemahan orang orang yang tidak mempercayai untuk menghadapi mukjizatnya.
Jadi I’jaz al-qur’an adalah kekuatan, keunggulan dan keistimewaan yang dimiliki al-qur’an yang menetapkan kelemahan manusia, baik secara terpisah maupun berkelompok, untuk bisa mendatangkan sesuatu yang serupa atau menyamainya.[2]  
B.     Aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur’an
Seiring dengan pendaan perbedaan pendapat para ahli ilmu-ilmu Al-qur’an tentang I’jaz al-qur’an, para ulama terutama yang meyakini al-qur’an sebagai kitab I’jaz dari sisinya manapun, mencoba menguraikan I’jaz al-qur’an dari beberapa segi. Tentu saja dengan tinjauan yang variatif. Al Shabuni misalnya, memaparkan segi-segi kemukjizatan al-qur’an sebagai berikut :
1.      Susunannya yang indah dan berbeda dengan karya-karya yang ada dalam bahasa orang-orang arab.
2.      Gaya bahasa yang menakjubkan yang jauh berbeda dengan uslub-uslub bahasa Arab.
3.      Sifat keagungannya yang tidak memungkinkan seseorang untuk mendatangkan yang serupa dengannya.
4.      Bentuk undang-undang didalamnya sangat rinci dan sempurna melebihi undang-undang buatan manusia.
5.      Mengabarkan hal-hal ghaib yang tidak dapat diketahui, kecuali melalui wahyu.
6.      Uraiannya tidak ada pertentangan dalam ilmu-ilmu pengetahuan dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang dipastikan kebenarannya.
7.      Setiap janji dan ancaman yang dikabarkan benar-benar terjadi.
8.      Mengandung ilmu-ilmu pengetahuan.
9.      Memenuhi segala kebutuhan manusia.
10.  Berpengaruh pada hati pengikutnya dan orang-orang yang memusuhinya.[3]
Lepas dari perdebatan pendapat para ahli ilu-ilmu al-qur’an tentang pemilihan segi-segi kemukjizatan al-qur’an, penulisan sendiri lebih cenderung untuk menyatukan bahwa kemukjizatan bahwa kemukjizatan al-qur’an tidak terbatas pada keseluruhan / kesatuan da nisi kandungannya semata-mata, bagian demi bagian, dan lain sebagainya. Dalam kalimat lain, kemukjizatan al-qur’an terletak pada aspeknya yang mana pun secara sendiri-sendiri, dan lebih-lebih pada kesatuannya secara keseluruhan.
Dari segi bahasanya, misalnya al-qur’an jelas mengandung mukjizat. Demikian pula dengan  isi kandungan, tulisan, tertib surat, ayat, kata dan bahkan huruf-hurufnya sekalipun juga mengandung sifat-sifat mukjizat. Tentang persoalan huruf dalam al-qur’an misalnya, betapa banyak orang-orang menaruh takjub terhadap huruf-huruf al-qur’an yang menyebabkan sejumlah orang tertarik untuk melakukan penelitian terhadap huruf-huruf  yang ada dalam al-qur’an. Bahkan tentang titik yang ada didalamnya juga menjadi perhartian serius sejumlah orang.sebagai ilustrasi kita jumpai beberapa buku yang berjudul Kitabun-Nuqthah fil-Qur’an (buku tentang Titik dalam al-qur’an ). Juga ada disertasi doctor dengan judul al-Wawu fi-Qur’an (Wawu dalam al-qur’an). Belum lagi memerhatikan antusiasme sebagian orang yang mengobservasi al-qur’an dari hal-hal besar yang ada di dalamnya hingga masalah-masalah kecil tetapi kemudian menghasilkan teori keilmuan yang sangat berguna.[4]
C.    Pengertian Qira’at Al-Qur’an
Qira’at berarti bacaan. Menurut istilah qira’at adalah ilmu yang membahas tentang cara membaca ayat-ayat al-qur’an dengan menisbahkan setiap bacaannya kepada seorang Imam pakar qira’at, yang mana salah seorang Imam qurra’ berbeda dengan madzab lainnya dalam pengucapannya. Perbedaan dalam bacaan di sini tentunya yang disandarkan pada sanad-sanad yang sampai pada Rasulullah.[5]
Qira’at adalah disiplin ilmu yang berdiri sendiri, yang tersusun secara sistematis  dan mempunyai metode tertentu yang selalu disandarkan atau dinisbatkan kepada salah satu imam qira’at. Bacaan tersebut bukan didasarkan atas hasil ijtihad, tetapi dilandaskan kepada riwayat yang sanadnya bersambung sampai kepada Rasulullah SAW.[6]
D.    Macam-macam Qira’at dan tokohnya
Orang-orang yang terkenal sesudah para sahabat adalah al-Qurra’ al Sab’ah (7 tokoh qira’at). Kemudian yang sepuluh dan empat belas.
Jalaluddin al-Balqani mengatakan, qira’at itu dibagi menjadi tiga bagian :
1.      Mutawatir, yaitu qira’at (tujuh) yang termasyhur.
2.      Ahad, yaitu qira’at tsalashah. Yang mana tiga tokoh imam ini digabungkan dengan kelompok qira’at sab’ah menjadi qira’at ‘asyah (10 qira’at)
3.      Syadz, yaitu qira’at tabi’in seperti A’masy, Yahya, Ibnu Jubair dan lainnya.
a)      Qira’at Sab’ah (7 Qira’at)
Ini adalah qira’at yang termasyhur yang disandarkan pada 7 imam :
1.      Nafi’ al-Madani (70-169 H). Beliau berasal dari Asfaghan. Gurunya mencapai 70 orang, dan beliau pernah menjafi tokoh qira’at di Madinah. Yang telah meriwayatkan darinya adalah Qalun (121-220 H) dan Warasy (110-179 H).
2.      Ibnu Katsir al-Makki (45-120 H), beliau berdarah Persia. Gurunya adalah Abdullah bin Zubair, Anas bin Malik, Abu Ayyub al-Anshari dan para sahabat lainnya, dan beliau pernah menjadi tokoh qira’at Makkah. Diantara orang yang telah meriwayatkan darinya adalah al-Bazzi (170-250 H) dan Qunbul (195-291 H).
3.      Abu Amr bin al-A’la. Gurunya adalah Anas bin Malik, Hasan al-Bashri, Sa’id bin Jubair, dan para sahabat lainnya. Beliau mengajarkan qira’at di Makkah, Madinah, Kuffah dan Bashrah. Diantara orang yang telah meriwayatkan darinya adalah Hafsh al-Dauri dan al-Susi.
4.      Ibnu ‘Amir al-Dimasyqi (8-118 H). Gurunya adalah Abu Darda’, Utsman bin Affan, Mughirah bin Abi Syihab dan para sahabat lainnya. Diantara orang yang telah meriwayatkannya darinya adalah Hisyam bin Ammar (152-245 H) dan Ibnu Dzakwan (173-242 H).
5.      Ashim al-Kufi. Beliau tokoh qira’at di Kuffah. Diantara orang yang telah meriwayatkan darinya adalah Syu’bah (95-193 H) dan Hafsh bin Sulaiman al-Kufi (90-180 H). Sebagian umat islam di dunia ini, termasuk Indonesia memakai qira’at hafsh ibn Sulaiman Al-Kufi dari Ashim ibn Abunnujud al-Asadi al-Kufi, yang memperoleh bacaan dari 80-an tabi’in yang belajar dari sahabat-sahabat Rasulullah, antara lain Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas’ud, Zaid ibn Tsabit dan sahabat lainnya.
6.      Hamzah bin Habib al-Zayyad ak-Kufi (80-156 H), gurunya adalah Ja’far bin Muhammad al-Shiddiq dan lainnya. Diantara orang yang telah meriwayatkan darinya adalah Khalaf bin Hisyam (150-229 H) dan Khalad.
7.      Al-Kisa’i (119-189 H), Beliau berasal dari Persia dan seorang tooh qira’at di Kuffah. Diantara orang yang telah meriwayatkan darinya adalah Abu al-harits dan al-Dauri.
b)     Qira’at ‘Asyrah (10 Qira’at)
Yaitu qira’at sab’ah (7 qira’at) yang diatas dan ditambah qira’at tsalatsah (3 qira’at). Para tokohnya adalah :
8.      Abu Ja’far al-Madani, gurunya adalah Abu Hurairah, Ibnu Abbas dan lainnya. Diantara orang yang telah meriwayatkan darinya adalah Isa bi Wardan dan Ibnu Jimaz.
9.      Ya’qub al-Hudhrami (117-205 H), tokoh qira’at di Bashrah. Diantara orang yang telah meriwayatkan darinya adalah Ruwais dan Rauh bin Abdul Mu’in.
10.  Khalaf bin Hisyam al-Bazar al-Baghdadi (150-229 H). Diantara orang yang telah meriwayatkan darinya adalah Ishaq al-Warraq dan Idris al-Haddad (189-292 H).
c)      Qira’at ‘Arba’ah ‘Asyarah (14 Qira’at)
Yaitu qira’at ‘asyarah (10 qira’at) diatas ditambah dengan qira’at arba’ah (4 qira’at). Para tokohnya adalah :
11.  Ibnu Muhaishin (w. 123 H). Tokoh qira’at di Makkah.
12.  Al-Yazidi (w. 202 H)
13.  Al-Hasan Al-Bashri (w. 110 H)
14.  Al-A’masy al-Kufi (w. 148 H)[7]


















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Mukjizat adalah suatu perkara yang luar  biasa diseri dengan unsur tantangan dan tidak akan dapat dilindungi, yang diperlihatkan Allah melalui para Nabi dan RasulNya, sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulannya.
Al-qur’an sebagai mukjizat menunjukkan kepada kita tentang kebenaran Nabi sebagai seorang Rasul, dengan memperlihatkan kelemahan orang arab dalam menentangnya dan kelemahan orang-orang yang dating sesudah mereka.
Qira’at berarti bacaan. Menurut istilah qira’at adalah ilmu yang membahas tentang cara membaca ayat-ayat al-qur’an dengan menisbahkan setiap bacaannya kepada seorang Imam pakar qira’at, yang mana salah seorang Imam qurra’ berbeda dengan madzab lainnya dalam pengucapannya.
Selain itu kita juga bisa mengetahui macam-macam qira’at dan imam-imamnya, dan pengetahuan tentang berbagai qira’at sangat perlu bagi seorang yang hendak mengisbatkan hukum dari ayat-ayat Al-qur’an pada khususnya dan mentafsirkan pada umumnya, serta bisa mengetahui hikmah dari adanya qira’at.
B.     Saran
Demikianlah makalah ini kami susun. penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun kami perlukan untuk penyempurnaan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mawardi. 2011. Ulumul Qur’an. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Amin Suma, Muhammad. 2013. Ulumul Qur’an. Jakarta. Rajawali Pers.
Gufron, Muhmmad. 2013. Ulumul Qur’an Praktis dan Mudah. Yogyakarta. Teras.
















Buku Referensi dan Biodata Pemakalah
Buku Referensi :
   

Biodata Pemakalah :
Nama   : Riska Mardiyah
NIM    : 2318176
TTL     : Batang, 02 Mei 2000



[1] Muhammad. Amin Suma, Ulumul Qur’an (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), hlm. 15.
[2] Mawardi Abdullah, Ulumul Qur’an (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 123.
[3] Mohammad Gufron, Ulumul Qur’an Praktis dan Mudah (Yogyakarta : 2013), hlm. 61-62.

[4] Muhammad. Amin Suma, Ulumul Qur’an (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), hlm. 180.
[5] Mohammad Gufron, Ulumul Qur’an Praktis dan Mudah (Yogyakarta : 2013), hlm. 51.
[6] Mawardi Abdullah, Ulumul Qur’an (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 105.

[7] Mohammad Gufron, Ulumul Qur’an Praktis dan Mudah (Yogyakarta : 2013), hlm. 53-55.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar