I’JAZ DAN QIRA’AT AL-QUR’AN
Riska
Mardiyah
NIM. 2318176
Kelas B
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
2019
Puji syukur penulis kehadirat Allah
swt yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “I’jaz
dan Qira’at Al-Qur’an” sesuai rencana. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, para sahabatnya, serta
orang-orang yang mau mengikuti sunnah-sunnahnya, aamiin.
Ucapan
terimakasih kami tujukan kepada Bapak Muhammad Hufron,M.S.I selaku
dosen mata kuliah Ulumul Qur’an atas tugas yang telah diberikan sehingga
menambah wawasan penulis tentang I’jaz dan Qira’at al-qur’an dan kepada semua
pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Semoga bantuan dari berbagai
pihak terkait mendapat balasan dari Allah swt dengan pahala yang berlipat
ganda, aamiin.
Makalah
ini tentu tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu,
penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik konstruktif dari pembaca
guna penyempurnaan penulisan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini menambah
khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi mahasiswa. Amin yaa robbal ‘alamin.
Pekalongan,
12 maret 2019
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A.
Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B.
Rumusan Masalah.................................................................. 1
C.
Tujuan ................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................
A.
Pengertian I’jaz Al-Qur’an...................................................... 3
B.
Aspek-aspek kemukjizatan
al-qur’an....................................... 3
C.
Pengertian Qira’at Al-Qur’an.................................................. 5
D.
macam-macam Qira’at dan
siapa tokohnya............................. 5
BAB III PENUTUP.................................................................................
A.
Kesimpulan............................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 10
LAMPIRAN............................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah
Al-qur’an
adalah kitab suci kaum muslimin yang menjadi sumber ajaran islam yang pertama
dan utama yang harus diimani serta aplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh
kebaikan di dunia maupun di akhirat. I’jazul qur’an adalah bagian dari ilmu
tafsir yang mempelajari tentang segala sesuatu yang menyangkut kemukjizatan
al-qur’an. Keistimewaan al-qur’an inilah yang menjadi daya tarik sendiri dari
juz, surat, ayat, kalimat bahkan apa yang ada dalam huruf per huruf di
al-qur’an itu merupakan anugerah dari Allah SWT.
Kemukjizatan
al-qur’an adalah sesuatu yang diberikan Allah untuk keekasihNya, beliau Nabi
Muhammad SAW. Kemukjizatan yang tidak diberikan Allah kepada siapapun baik
sebelum maupun sesudah Nabi Muhmmad SAW. Inilah yang merupakan keistimewaan
tersendiri dari al-qur’an sekaligus sebagai mukjizat rrraaahmatan lil’alamin.
Qira’at
al-qur’an disampaikan serta diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada para
sahabatnya sesuai dengan wahyu yang diterimanya dari malaikat Jibril.
Selanjutnya para sahabat menyampaikan dan mengajarkan kepada para tabi’ tabi’in
dan demikian seterusnya ke generasi berikutnya. Qira’at al-qur’an yang dikenal
dan dipelajari oleh kaum muslimin sejak zaman Nabi hingga sekarang ternyata
tidak hanya satu macam versi qira’at sebagaimana yang terbaca dalam mushaf yang
dimiliki umat islam sekarang.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan I’jaz al-qur’an?
2. Apa saja aspek-aspek kemukjizatan al-qur’an ?
3. Apa yang dimaksud dengan Qira’at al-qur’an ?
4. Apa saja macam-macam Qira’at dan siapa tokohnya ?
C.
Tujuan pembuatan makalah
1.
Untuk mengetahui yang dimaksud dengan I’jaz al-qur’an
2.
Untuk mengetahui aspek-aspek
kemukjizatan al-qur’an
3.
Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Qira’at al-qur’an
4.
Untuk mengetahui macam-macam Qira’at dan tokohnya
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian I’jaz al-qur’an
Al-mu’jizat adalah bentuk kata mu’annats (female) dari kata mudzakkar
(male) al-mu’jiz. Al-mu’jiz adalah isim fa’il (nama atau
sebutan untuk pelaku) dari kata kerja (fi’l) a’jaza. Kata ini terambil
dari dari akar kata ‘ajaza-yu’jizu-ajzan wa u’juzan wa ma’jizan wa
ma’jizatan / ma’jazatan, yang secara harfiah berarti lemah, tidak mampu,
tidak berdaya, tidak sanggup, tidak dapat (tidak bisa), dan tidak kuasa. Al-‘ajzu
adalah lawan dari kata al-qudrah yang berarti sanggup, mampu atau kuasa.
Jadi al-‘ajzu berarti tidak mampu alias tidak berdaya.[1]
Sedangkan menurut istilah I’jaz adalah tanda tanda kebenaran seorang Nabi
dalam pengakuannya sebagai Rasul dengan cara menampakkan kelemahan orang orang
yang tidak mempercayai untuk menghadapi mukjizatnya.
Jadi I’jaz al-qur’an adalah kekuatan, keunggulan dan keistimewaan yang
dimiliki al-qur’an yang menetapkan kelemahan manusia, baik secara terpisah
maupun berkelompok, untuk bisa mendatangkan sesuatu yang serupa atau
menyamainya.[2]
B.
Aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur’an
Seiring dengan
pendaan perbedaan pendapat para ahli ilmu-ilmu Al-qur’an tentang I’jaz
al-qur’an, para ulama terutama yang meyakini al-qur’an sebagai kitab I’jaz
dari sisinya manapun, mencoba menguraikan I’jaz al-qur’an dari beberapa
segi. Tentu saja dengan tinjauan yang variatif. Al Shabuni misalnya, memaparkan
segi-segi kemukjizatan al-qur’an sebagai berikut :
1.
Susunannya yang indah dan berbeda dengan karya-karya yang ada dalam
bahasa orang-orang arab.
2.
Gaya bahasa yang menakjubkan yang jauh berbeda dengan uslub-uslub bahasa
Arab.
3.
Sifat keagungannya yang tidak memungkinkan seseorang untuk mendatangkan
yang serupa dengannya.
4.
Bentuk undang-undang didalamnya sangat rinci dan sempurna melebihi
undang-undang buatan manusia.
5.
Mengabarkan hal-hal ghaib yang tidak dapat diketahui, kecuali melalui
wahyu.
6.
Uraiannya tidak ada pertentangan dalam ilmu-ilmu pengetahuan dengan
ilmu-ilmu pengetahuan yang dipastikan kebenarannya.
7.
Setiap janji dan ancaman yang dikabarkan benar-benar terjadi.
8.
Mengandung ilmu-ilmu pengetahuan.
9.
Memenuhi segala kebutuhan manusia.
10. Berpengaruh pada hati pengikutnya dan orang-orang yang
memusuhinya.[3]
Lepas dari
perdebatan pendapat para ahli ilu-ilmu al-qur’an tentang pemilihan segi-segi
kemukjizatan al-qur’an, penulisan sendiri lebih cenderung untuk menyatukan
bahwa kemukjizatan bahwa kemukjizatan al-qur’an tidak terbatas pada keseluruhan
/ kesatuan da nisi kandungannya semata-mata, bagian demi bagian, dan lain
sebagainya. Dalam kalimat lain, kemukjizatan al-qur’an terletak pada aspeknya
yang mana pun secara sendiri-sendiri, dan lebih-lebih pada kesatuannya secara
keseluruhan.
Dari segi
bahasanya, misalnya al-qur’an jelas mengandung mukjizat. Demikian pula
dengan isi kandungan, tulisan, tertib
surat, ayat, kata dan bahkan huruf-hurufnya sekalipun juga mengandung
sifat-sifat mukjizat. Tentang persoalan huruf dalam al-qur’an misalnya, betapa
banyak orang-orang menaruh takjub terhadap huruf-huruf al-qur’an yang
menyebabkan sejumlah orang tertarik untuk melakukan penelitian terhadap
huruf-huruf yang ada dalam al-qur’an.
Bahkan tentang titik yang ada didalamnya juga menjadi perhartian serius
sejumlah orang.sebagai ilustrasi kita jumpai beberapa buku yang berjudul Kitabun-Nuqthah
fil-Qur’an (buku tentang Titik dalam al-qur’an ). Juga ada disertasi doctor
dengan judul al-Wawu fi-Qur’an (Wawu dalam al-qur’an). Belum lagi
memerhatikan antusiasme sebagian orang yang mengobservasi al-qur’an dari
hal-hal besar yang ada di dalamnya hingga masalah-masalah kecil tetapi kemudian
menghasilkan teori keilmuan yang sangat berguna.[4]
C.
Pengertian Qira’at Al-Qur’an
Qira’at berarti bacaan. Menurut istilah qira’at adalah
ilmu yang membahas tentang cara membaca ayat-ayat al-qur’an dengan menisbahkan
setiap bacaannya kepada seorang Imam pakar qira’at, yang mana salah
seorang Imam qurra’ berbeda dengan madzab lainnya dalam pengucapannya.
Perbedaan dalam bacaan di sini tentunya yang disandarkan pada sanad-sanad yang
sampai pada Rasulullah.[5]
Qira’at adalah
disiplin ilmu yang berdiri sendiri, yang tersusun secara sistematis dan mempunyai metode tertentu yang selalu
disandarkan atau dinisbatkan kepada salah satu imam qira’at. Bacaan tersebut
bukan didasarkan atas hasil ijtihad, tetapi dilandaskan kepada riwayat yang
sanadnya bersambung sampai kepada Rasulullah SAW.[6]
D.
Macam-macam Qira’at dan tokohnya
Orang-orang yang
terkenal sesudah para sahabat adalah al-Qurra’ al Sab’ah (7 tokoh qira’at).
Kemudian yang sepuluh dan empat belas.
Jalaluddin
al-Balqani mengatakan, qira’at itu dibagi menjadi tiga bagian :
1.
Mutawatir, yaitu qira’at (tujuh) yang termasyhur.
2.
Ahad, yaitu qira’at tsalashah. Yang mana tiga tokoh imam ini digabungkan
dengan kelompok qira’at sab’ah menjadi qira’at ‘asyah (10 qira’at)
3.
Syadz, yaitu qira’at tabi’in seperti A’masy, Yahya, Ibnu Jubair dan
lainnya.
a)
Qira’at Sab’ah (7 Qira’at)
Ini adalah qira’at
yang termasyhur yang disandarkan pada 7 imam :
1.
Nafi’ al-Madani (70-169
H). Beliau berasal dari Asfaghan. Gurunya mencapai 70 orang, dan beliau pernah
menjafi tokoh qira’at di Madinah. Yang telah meriwayatkan darinya adalah
Qalun (121-220 H) dan Warasy (110-179 H).
2.
Ibnu Katsir al-Makki (45-120
H), beliau berdarah Persia. Gurunya adalah Abdullah bin Zubair, Anas bin
Malik, Abu Ayyub al-Anshari dan para sahabat lainnya, dan beliau pernah
menjadi tokoh qira’at Makkah. Diantara orang yang telah meriwayatkan
darinya adalah al-Bazzi (170-250 H) dan Qunbul (195-291 H).
3.
Abu Amr bin al-A’la. Gurunya
adalah Anas bin Malik, Hasan al-Bashri, Sa’id bin Jubair, dan para
sahabat lainnya. Beliau mengajarkan qira’at di Makkah, Madinah, Kuffah
dan Bashrah. Diantara orang yang telah meriwayatkan darinya adalah Hafsh
al-Dauri dan al-Susi.
4.
Ibnu ‘Amir al-Dimasyqi
(8-118 H). Gurunya adalah Abu Darda’, Utsman bin Affan, Mughirah bin
Abi Syihab dan para sahabat lainnya. Diantara orang yang telah
meriwayatkannya darinya adalah Hisyam bin Ammar (152-245 H) dan Ibnu
Dzakwan (173-242 H).
5.
Ashim al-Kufi. Beliau tokoh qira’at
di Kuffah. Diantara orang yang telah meriwayatkan darinya adalah Syu’bah
(95-193 H) dan Hafsh bin Sulaiman al-Kufi (90-180 H). Sebagian umat
islam di dunia ini, termasuk Indonesia memakai qira’at hafsh ibn Sulaiman
Al-Kufi dari Ashim ibn Abunnujud al-Asadi al-Kufi, yang memperoleh
bacaan dari 80-an tabi’in yang belajar dari sahabat-sahabat Rasulullah,
antara lain Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas’ud, Zaid
ibn Tsabit dan sahabat lainnya.
6.
Hamzah bin Habib al-Zayyad ak-Kufi (80-156 H), gurunya adalah Ja’far bin Muhammad al-Shiddiq dan
lainnya. Diantara orang yang telah meriwayatkan darinya adalah Khalaf bin
Hisyam (150-229 H) dan Khalad.
7.
Al-Kisa’i (119-189 H),
Beliau berasal dari Persia dan seorang tooh qira’at di Kuffah. Diantara
orang yang telah meriwayatkan darinya adalah Abu al-harits dan al-Dauri.
b)
Qira’at ‘Asyrah (10 Qira’at)
Yaitu
qira’at sab’ah (7 qira’at) yang diatas dan ditambah qira’at
tsalatsah (3 qira’at). Para tokohnya adalah :
8.
Abu Ja’far al-Madani, gurunya
adalah Abu Hurairah, Ibnu Abbas dan lainnya. Diantara orang yang telah
meriwayatkan darinya adalah Isa bi Wardan dan Ibnu Jimaz.
9.
Ya’qub al-Hudhrami (117-205 H), tokoh qira’at di Bashrah. Diantara orang yang telah
meriwayatkan darinya adalah Ruwais dan Rauh bin Abdul Mu’in.
10. Khalaf bin Hisyam al-Bazar
al-Baghdadi (150-229 H).
Diantara orang yang telah meriwayatkan darinya adalah Ishaq al-Warraq
dan Idris al-Haddad (189-292 H).
c)
Qira’at ‘Arba’ah ‘Asyarah (14 Qira’at)
Yaitu
qira’at ‘asyarah (10 qira’at) diatas ditambah dengan qira’at
arba’ah (4 qira’at). Para tokohnya adalah :
11. Ibnu Muhaishin (w. 123 H). Tokoh qira’at di Makkah.
12. Al-Yazidi (w. 202 H)
13. Al-Hasan Al-Bashri (w. 110 H)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Mukjizat
adalah suatu perkara yang luar biasa
diseri dengan unsur tantangan dan tidak akan dapat dilindungi, yang
diperlihatkan Allah melalui para Nabi dan RasulNya, sebagai bukti atas
kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulannya.
Al-qur’an
sebagai mukjizat menunjukkan kepada kita tentang kebenaran Nabi sebagai seorang
Rasul, dengan memperlihatkan kelemahan orang arab dalam menentangnya dan
kelemahan orang-orang yang dating sesudah mereka.
Qira’at berarti bacaan. Menurut istilah qira’at adalah
ilmu yang membahas tentang cara membaca ayat-ayat al-qur’an dengan menisbahkan
setiap bacaannya kepada seorang Imam pakar qira’at, yang mana salah
seorang Imam qurra’ berbeda dengan madzab lainnya dalam pengucapannya.
Selain itu kita juga bisa
mengetahui macam-macam qira’at dan imam-imamnya, dan pengetahuan tentang
berbagai qira’at sangat perlu bagi seorang yang hendak mengisbatkan hukum dari
ayat-ayat Al-qur’an pada khususnya dan mentafsirkan pada umumnya, serta bisa
mengetahui hikmah dari adanya qira’at.
B.
Saran
Demikianlah makalah ini kami susun.
penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun kami perlukan untuk penyempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,
Mawardi. 2011. Ulumul Qur’an. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Amin
Suma, Muhammad. 2013. Ulumul Qur’an. Jakarta. Rajawali Pers.
Gufron,
Muhmmad. 2013. Ulumul Qur’an Praktis dan Mudah.
Yogyakarta. Teras.
Buku Referensi dan Biodata Pemakalah
Buku Referensi :
Biodata Pemakalah :
Nama : Riska
Mardiyah
NIM : 2318176
TTL : Batang,
02 Mei 2000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar