Laman

Sabtu, 02 Maret 2019

UQ C 3d MEMAHAMI PESAN AL-QUR’AN DALAM KAJIAN TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL

MEMAHAMI PESAN AL-QUR’AN DALAM KAJIAN
 TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL
Elsa Ariyanti
NIM 2318016
Kelas C 

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Memahami Pesan Al-Qur’an dalam Kajian Tekstual dan Kontekstual”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, para sahabat, serta orang-orang yang mau mengikuti sunnah-sunnah beliau, amiin.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bpk. Muhammad Hufron,M.S.I. selaku dosen mata kuliah Ulumul Qur’an atas tugas yang diberikan sehingga menambah wawasan penulis tentang memahami pesan Al-Qur’an dalam kajian tekstual dan kontekstual. Dan kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Semoga bantuan dari berbagai pihak terkait mendapat balasan dari Allah SWT. dengan pahala yang berlipat ganda, aamiin.
Makalah ini tentu tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, dengan senang hati menerima saran dan kritik konstruktif dari pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah ini. Semoga makalah ini menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi mahasiswa. Aamiin yaa robbal ‘alamin.




Pekalongan, 05 Maret 2019

Penulis



DAFTAR ISI

MAKALAH i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan penulisan 1

BAB II 2
PEMBAHASAN 2
2.1 Pendekatan Al-Quran Dalam Menyampaikan Pesan-Pesannya 2
2.2 Urgensi Penafsiran Kontekstual 4

BAB III PENUTUP 5
3.1 Kesimpulan 5
3.2 Saran 5

DAFTAR PUSTAKA 6



BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an merupakan sumber ajaran Islam yang utama bagi umat Muhammad SAW. Kemampuan setiap orang dalam memahami tafsir dan ungkapan Al-Qur’an tidaklah sama. Begitu pula kemampuan orang memahami hadits dan syarahnya juga tidaklah sama. Perbedaan daya nalar di antara mereka ini adalah suatu hal yang tidak dipertentangkan lagi. Kalangan awam hanya dapat memahami makna-makna yang zhahir dan pengertian ayat-ayatnya secara global. Sedang kalangan cendikia dan terpelajar akan dapat menyimpulkan makna yang terkandung di balik ayatnya.
Penafsiran terhadap Al-Qur’an telah ditemukan, tumbuh dan berkembang sejak masa-masa awal pertumbuhan dan perkembangan Islam. Hal ini disebabkan oleh kenyataan adanya ayat-ayat tertentu yang maksud dan kandungannya tidak bisa dipahami oleh para sahabat, kecuali harus merujuk kepada Rasulullah SAW.
Al-Qur’an secara teks tidak berubah, namun penafsiran atas teks, selalu berubah, sesuai dengan konteks ruang dan waktu manusia. Karenanya, Al-Qur’an selalu membuka diri untuk dianalisis, dipersepsi, dan diinterpretasikan (ditafsirkan) dengan berbagai alat, metode, dan pendekatan untuk menguak isi sejatinya. Aneka metode dan tafsir diajukan sebagai jalan untuk membedah makna terdalam dari Al-Qur’an itu.

1.2 Rumusan Masalah 

1. Bagaimana pendekatan Al-Qur’an dalam menyampaikan pesan-pesannya ?
2. Bagaimana urgensi penafsiran kontekstual ?

1.3 Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui pendekatan Al-Qur’an dalam menyampaikan pesan-pesannya.
2. Untuk mengetahui urgensi penafsiran Al-Qur’an. 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pendekatan Al-Quran Dalam Menyampaikan Pesan-Pesannya

Al-Quran memiliki keunikan dalam menyampaikan pesan-pesan yang dikandungnya kepada umat manusia apabila dikaji secara mendalam kita akan mendapatkan dua pendekatan yang digunakan alquran dalam menyampaikan pesan pesannya.
1. Pendekatan yang Tidak Didahului Pertanyaan
Ayat yang diturunkan berisi perintah atau larangan yang ditujukan langsung yang ditujukan langsung kepada kaum mukminin pendekatan inilah yang paling banyak digunakan al-Quran pendekatan tersebut biasanya menggunakan (wahai orang-orang yang beriman...)  orang yang merasa dipanggil dengan ungkapan itu akan bersiap-siap mendengarkan isi panggilan itu serta tergerak hatinya untuk melaksanakan petunjuk yang diberikan Allah SWT kepadanya.
Contoh ayat-ayat seperti ini antara lain:
Allah SWT berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ 
“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (Qs. al-Baqarah [2]: 183).
2. Pendekatan sebagai jawaban atas pertanyaan yang ditujukan kepada Nabi saw.
       Seperti pertanyaan kaum muslimin yang diajukan kepada Nabi saw  biasanya berkenaan tentang sesuatu yang belum ada ketetapan nya dari Allah swt, atau sebagai penjelasan lebih lanjut terhadap suatu ketetapan yang masih memerlukan penjelasan.
Allah SWT berfirman:
وَاِذَا  سَاَلَـكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ  اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku maka (jawablah), bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. al-Baqarah [2]: 186)
1. Pertanyaan Tentang Hari Kiamat
Allah SWT berfirman:
يَسْئَـــلُوْنَكَ عَنِ السَّاعَةِ اَيَّانَ مُرْسٰٮهَا  ۗ  قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّيْ  ۚ  لَا يُجَلِّيْهَا لِوَقْتِهَاۤ اِلَّا هُوَ  ۘ  ثَقُلَتْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ  ۗ  لَا تَأْتِيْكُمْ اِلَّا بَغْتَةً  ۗ  يَسْــئَلُوْنَكَ كَاَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا  ۗ  قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللّٰهِ وَلٰـكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "bilakah terjadinya?" Katakanlah: sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku: tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk)  yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahui-nya. Katakanlah: Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi allah, tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui" (QS.al-A'raaf[7] : 187)

2. Pertanyaan Tentang Roh
Allah SWT berfirman:
وَيَسْــئَلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِ   ۗ  قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَاۤ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: Roh itu termasuk utuhank tuhan-ku, dan  tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit (QS. al-israa'[17]: 85)
3. Pertanyaan tentang kejadian yang telah berlalu
Allah SWT berfirman:
وَيَسْــئَلُوْنَكَ عَنْ ذِى الْقَرْنَيْنِ  ۗ  قُلْ سَاَتْلُوْا عَلَيْكُمْ مِّنْهُ ذِكْرًا   
Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad)  tentang Dzulkarnain. Katakanlah: " Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya" (Qs. al-Kahfi[18]: 83)
Dari uraian di atas,  maka dapat disimpulkan bahwa siapa saja yang ingin menafsirkan Al-Qur'an harus benar-benar memahami ilmu tentang asbabun nuzul dari setiap ayat atau beberapa ayat yang ia tafsirkan, demi menghindari kesalahan terhadap isi kandungan Al-Quran.

2.2 Urgensi Penafsiran Kontekstual

Pendekatan kontekstual, seperti diterangkan oleh Djohan Effendi ialah metode pemahaman yang bersifat sosio-historik, yakni melihat dan mendekati suatu gagasan atau fenomena tidak lepas dari konteks waktu, tempat budaya, kelompok, dan lingkungan yang sedikit banyak ada kaitan nya.
Ada dua langkah yang harus dilewati ketika menggunakan teori kontekstual yaitu berikut ini:
a. Memahami hadits nabi dalam konteks nya serta memproyeksikanya pada situasi masa kini dalam memahami konteks sebuah ayat al-Quran dapat digunakan asbabun nuzul penelitian yang terakhir ini di samping berguna untuk menarik benang merah yang menghubungkan ayat al-Quran dan hadist nabi dengan situasi kekinian, juga untuk memperlihatkan keuniversalan maka esensi al-Quran dan hadits untuk hadis langkah pertama ini sebenarnya merupakan penelusuran intensif terhadap faktor intern hadits

b. Membawa fenomena sosial ke dalam naungan tujuan alquran. Kerangka konseptual ini merupakan usaha dalam mempribumikan makna quran ke dalam situasi kekinian berbeda dengan titik tekan langkah pertama titik tekan langkah kedua ini lebih berorientasi kan ada penelusuran aspek ekstern hadis.




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan memahami pesan al-Qur’an dalam konteks tekstual dan kontekstual dapat menggunakan dua pendekatan yaitu: pertama, pendekatan yang tidak didahului pertanyaan, kedua pendekatan sebagai jawaban atas pertanyaan yang ditujukan kepada Nabi saw. dan juga dalam penafsiran kontekstualnya dapat menggunakan dua langkah.

3.2 Saran

Sebagai umat Islam hendaknya kita dapat mengetahui cara al-Qur’an menyampaikan pesan-pesannya dan juga sesuatu yang terkandung didalamnya.

DAFTAR PUSTAKA


Anwar, Rosihon. 2012. Pengantar Ulumul Qur’an. Bandung: CV Pustaka Setia
Hamid, Abdul. 2013. Pengantar Studi Al-Qur’an. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP























REFERENSI ULUMUL QURAN


             


PROFIL PENULIS

             
Nama   : Elsa Ariyanti
Tempat, Tanggal Lahir  :Pekalongan, 31 Oktober 2000
Alamat  : Perumahan sinar muncar, no.21 desa podo
Hobi  : Berenang
Riwayat Pendidikan  : -MIN Kedungwuni                    (lulus 2012)
   -SMP Islam YMI Wonopringgo
    (lulus 2015)        
          -SMA N 1 Kedungwuni
     (lulus 2018)
          -IAIN Pekalongan
            (2018-sekarang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar