Laman

Jumat, 22 September 2017

SBM B 4-b “CIRI-CIRI PEMBELAJARAN”


KONSEP DASAR PEMBELAJARAN
“CIRI-CIRI PEMBELAJARAN”

PUTRI CITA DEWI
(2023116043)

KELAS B
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017





KATA PENGANTAR


            Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT  yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya , sholawat serta salam yang senantiasa kita curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, Sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman sekalian, dan khususnya kepada bapak Muhammad Hufron, M.S.I selaku dosen pembimbing mata kuliah Strategi Belajar Mengajar yang telah memberi masukan-masukannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana yang saya harapkan. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar. Pada kesempatan ini, materi dalam makalah yang saya buat yaitu tentang Konsep Dasar Pembelajaran dengan Sub Tema Ciri-ciri pembelajaran. Tidak lupa saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan semoga apa yang tersajikan dalam makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan  memberikan pengetahuan mengenai Ciri-ciri  Pembelajaran yang lebih luas, cukup sekian saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.










BAB I
PENDAHULUAN


Tema: Konsep Dasar Pembelajaran
Sub Tema: Ciri-ciri Pembelajaran
Mengapa Penting Dikaji?
Jawab: Karena, belajar merupakan istilah yang lazim dikalangan masyarakat. Kegiatan belajar mengajar tidak berproses dalam kehampaan, tetapi penuh dengan makna. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan dalam keadaan sadar, kegiatan pembelajaran juga merupakan proses komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan bersifat timbal balik, baik antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Guru memfasilitasi proses pembelajaran untuk membelajarkan peserta didik. Guru yang mengajar dan peserta didik yang belajar untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat.  Sebagai kegiatan yang bernilai pendidikan (edukatif) belajar mengajar mempunyai hakikat, ciri dan komponen.











BAB II
PEMBAHASAN
A.    Ciri-ciri pembelajaran
      Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
      Kegiatan pembelajaran merupakan proses komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan bersifat timbal balik, baik antara guru dengaan peserta didik maupun antara peserta didik maupun antara peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Edi Suardi, sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan pembelajaran dapat diamati dari ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Memiliki Tujuan
Kegiatan pembelajaran harus mempunyai tujuan, yakni untuk membentuk peserta didik dalam suatu perkembangan tertentu.
2.      Adanya suatu prosedur (jalan interaksi).
 Dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan adanya suatu prosedur yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar mencapai tujuan secara optimal, maka dalam melakukan interaksi perlu ada prosedur atau langkah-langkah sistematik dan relevan.
Secara umum, prosedur kegiatan pembelajaran dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
a.       Kegiatan pendahuluan
Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan kondisi awal pembelajaran yang akrab serta menciptakan kesiapan belajar dan suasana belajar yang demokratis.
b.      Kegiatan inti
Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan inti ialah menyampaikan tujuan yang akan dicapai, baik secara lisan maupun tulisan.
c.       Kegiatan akhir dan tindak lanjut kegiatan pembelajaran
Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan ini mencakup penilaian akhir, analisis akhir, tindak lanjut, mengemukakan topik yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya, dan menutup kegiatan pembelajaran.
3.      Ditandai dengan penggarapan materi yang khusus
Dalam kegiatan pembelajaran, materi harus didesain sedemikian rupa sehingga relevan untuk mencapai tujuan dengan memperhatikan komponen-komponen pembelajaran lainnya, terutama peserta didik yang merupakan komponen sentral. Beberapa kriteria dalam pemilihan materi pembelajaran dijelaskan sebagai berikut:
1.      Valid (benar) yaitu materi yang dituangkan dalam kegiatan pembelajaran benar-benar telah teruji kebenarannya.
2.      Tingkat pemilihan materi yang disajikan benar-benar diperlukan oleh peserta didik.
3.      Kebermaknaan, materi yang dipilih dapat memberikan manfaat akademis, yaitu memberikan dasar-dasar pengetahuan dan ketrampilan yang akan dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.
4.      Layak dipelajari, materi memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya maupun aspek kelayakan.
5.      Menarik minat, hal ini berarti materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memotivasi serta menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik.
6.      Aktual, hal ini mengindikasikan bahwa guru menyampaikan materi dengan memperhatikan pemahaman peserta didik pada masa depan.
4.      Ditandai dengan aktivitas peserta didik.
Kegiatan pembelajaran memerlukan peserta didik sebagai komponen utama. hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran ditandai dengan aktivitas peserta didik.[1]
5.      Guru berperan sebagai pembimbing.
Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru harus berusaha menghidupkan dan memberi motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi proses pembelajaran sehingga menjadi tokoh yang dilihat dan ditiru tingkah lakunya oleh peserta didik.
6.      Kegiatan pembelajaran membutuhkan disiplin.
 Disiplin dalam kegiatan belajar mengajar ini diartikan sebagai pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati dengan sadar, baik oleh pihak guru maupun peserta didik. Mekanisme konkret dari ketaatan pada ketentuan atau tata tertib itu akan terlihat dari pelaksanaan prosedur. Jadi, langkah-langkah yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sudah digariskan. Penyimpangan dari prosedur berarti suatu indikator pelanggaran disiplin.[2]
7.      Ada batas waktu.
Batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem berkelas (kelompok peserta didik), batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu harus sudah dicapai.
8.      Evaluasi.
Dari seluruh kegiatan diatas, masalah evaluasi bagian penting yang tidak bisa diabaikan, setelah guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Evaluasi harus guru lakukan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah ditentukan.
Demikian pembicaraan mengenai kegiatan belajar mengajar. Untuk seterusnya pembahasan ini diarahkan pada masalah belajar mengajar.[3]
B.     Ciri-ciri khusus pembelajaran berdasarkan masalah
Menurut Arends (1997:349) model PBL memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.      Pengajuan pertanyaan atau masalah
Bukanya mengorganisasikan di sekitar prinsip-prinsip atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran disekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermaksud untuk siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata autentik, menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi tersebut.
2.      Berfokus pada keterkaitan antardisiplin
Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, Matematika, ilmu-ilmu sosial), masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah dari banyak mata pelajaran. Sebagai contoh, masalah polusi yang dimunculkan dalam pelajaran di teluk Chesapeake mencakup berbagai subjek akademik dan terapan mata pelajaran, seperti biologi, ekonomi, sosiologi, dll.
3.      Kolaborasi
Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu dengan yang lain, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berfikir.
4.      Penyelidik Autentik
Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan, sudah tentu, metode penyelidikan yang digunakan, bergantung pada masalah yang sedang dipelajari.[4]
C.    Ciri-ciri Perubahan Dalam Pengertian Belajar menurut Slameto (1987) meliputi:
1)      Perubahan yang terjadi berlangsung secara sadar, sekurang-kurangnya sadar bahwa pengetahuannya bertambah, sikapnya berubah, kecakapannya berkembang, dll.
2)      Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. Belajar bukan proses yang statis karena terus berkembang secara gradual dan setiap hasil belajar memiliki makna dan guna yang praktis.
3)      Perubahan belajar bersifat positif dan aktif. Belajar senantiasa menuju perubahan yang lebih baik.
4)      Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, bukan hasil belajar jika perubahan itu hanya sesaat, seperti berkeringat, bersin, dan lain-lain.
5)      Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. Sebelum belajar, seseorang hendaknya sudah menyadari apa yang akan berubah pada dirinya melalui belajar.
6)      Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, bukan bagian-bagian tertentu secara parsial. [5]
Perubahan pada siswa, dalam konteks pengajaran jelas merupakan produk dan usaha guru melalui kegiatan mengajar. Hal ini dapat dipahami karena mengajar merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan guru untuk menolong dan membimbing anak didik memperoleh perubahan dan pengembangan skill (keterampilan), attitude (sikap), appreciation (penghargaan) dan knowledge (pengetahuan).




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Belajar adalah usaha aktif dari seseorang yang dilakukan secara sadar untuk mengubah perilakunya sendiri. Belajar juga dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mendapatkan kemampuan agar dapat menggantikan perilaku yang buruk menjadi baik.
Mengajar sendiri dapat diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu sendiri. Adapun ciri-ciri belajar mengajar adalah
1.      Memiliki Tujuan
2.      Adanya suatu prosedur
3.      Ditandai dengan penggarapan materi yang khusus
4.      Ditandai dengan aktivitas peserta didik
5.      Guru berperan sebagai pembimbing
6.      Kegiatan pembelajaran membutuhkan disiplin
7.      Ada batas waktu
8.      Evaluasi  


  


DAFTAR PUSTAKA

Djamaroh Syaiful Bahri.1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mustakim, Zaenal. 2017. Strategi dan Metode Pembelajaran. yogyakarta: matagraf  Yogyakarta.
Rohman Pupuh Fatur. 2007.  Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama.
Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Suryani , Nunuk. 2012.  Strategi Belajar Mengajar. yogyakarta: Ombak.  







FOTO COVER BUKU REFERENSI MAKALAH



PROFIL

             Nama                                             : Putri Cita Dewi
             NIM                                               : 2023116043
             Tempat, tanggal lahir                        : Grobogan, 31 Januari 1999
              Alamat                                           : Dusun Grogol
                             Kel/Desa                          : Nambuhan
                             Kecamatan                        : Purwodadi
             Riwayat Pendidikan                           :  1. TK Amala kuripan
                                                                        2. MI Miftahul Huda Kuripan
                                                                        3. Mts Tarbiyatul Athfal
                                                                        4. MA Darut Taqwa Purwodadi




[1]  Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (yogyakarta: matagraf  Yogyakarta, 2017), hlm.42-46.

[2] Nunuk                 Suryani, Strategi Belajar Mengajar, (yogyakarta: Ombak,2012), hlm.39.
[3]  Syaiful Bahri Djamaroh, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), hlm.47-48.  
[4] Jamil suprihatiningrum, strategi pembelajaran, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 220-221
[5] Pupuh Fatur Rohman, Strategi Belajar Mengajar,(Bandung: PT Refika Aditama, 2007), hlm. 10 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar