KONSEP DASAR PEMBELAJARAN
“CIRI-CIRI PEMBELAJARAN”
(2023116043)
KELAS B
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya
, sholawat serta salam yang senantiasa kita curahkan kepada Nabi Besar Muhammad
SAW, Sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Sebelumnya
saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman sekalian, dan khususnya kepada
bapak Muhammad Hufron, M.S.I selaku dosen pembimbing mata kuliah Strategi
Belajar Mengajar yang telah memberi masukan-masukannya sehingga makalah ini
dapat terselesaikan sebagaimana yang saya harapkan. Makalah ini dibuat guna
memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar. Pada kesempatan ini,
materi dalam makalah yang saya buat yaitu tentang Konsep Dasar Pembelajaran
dengan Sub Tema Ciri-ciri pembelajaran. Tidak lupa saya mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun dan semoga apa yang tersajikan dalam makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan
memberikan pengetahuan mengenai Ciri-ciri Pembelajaran yang lebih luas, cukup sekian
saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb.
BAB I
PENDAHULUAN
Tema: Konsep Dasar Pembelajaran
Sub Tema: Ciri-ciri Pembelajaran
Mengapa Penting Dikaji?
Jawab: Karena, belajar merupakan istilah yang lazim dikalangan
masyarakat. Kegiatan belajar mengajar tidak berproses dalam kehampaan, tetapi
penuh dengan makna. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan
sengaja diciptakan dalam keadaan sadar, kegiatan pembelajaran juga merupakan
proses komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan bersifat timbal balik,
baik antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Guru memfasilitasi proses pembelajaran untuk
membelajarkan peserta didik. Guru yang mengajar dan peserta didik yang belajar
untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat. Sebagai
kegiatan yang bernilai pendidikan (edukatif) belajar mengajar mempunyai
hakikat, ciri dan komponen.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Ciri-ciri pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat
terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Kegiatan pembelajaran merupakan proses
komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan bersifat timbal balik, baik
antara guru dengaan peserta didik maupun antara peserta didik maupun antara
peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Edi Suardi,
sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan pembelajaran dapat diamati dari
ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Memiliki Tujuan
Kegiatan pembelajaran harus mempunyai tujuan, yakni untuk membentuk
peserta didik dalam suatu perkembangan tertentu.
2.
Adanya suatu prosedur (jalan interaksi).
Dalam kegiatan belajar
mengajar diperlukan adanya suatu prosedur yang direncanakan, didesain untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar mencapai tujuan secara optimal,
maka dalam melakukan interaksi perlu ada prosedur atau langkah-langkah
sistematik dan relevan.
Secara umum, prosedur kegiatan pembelajaran dilakukan melalui tiga
tahap, yaitu:
a.
Kegiatan pendahuluan
Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan kondisi awal
pembelajaran yang akrab serta menciptakan kesiapan belajar dan suasana belajar
yang demokratis.
b.
Kegiatan inti
Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan inti ialah menyampaikan
tujuan yang akan dicapai, baik secara lisan maupun tulisan.
c.
Kegiatan akhir dan tindak lanjut kegiatan pembelajaran
Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan ini mencakup penilaian akhir,
analisis akhir, tindak lanjut, mengemukakan topik yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya, dan menutup kegiatan pembelajaran.
3.
Ditandai dengan penggarapan materi yang khusus
Dalam kegiatan pembelajaran, materi harus didesain sedemikian rupa
sehingga relevan untuk mencapai tujuan dengan memperhatikan komponen-komponen
pembelajaran lainnya, terutama peserta didik yang merupakan komponen sentral. Beberapa
kriteria dalam pemilihan materi pembelajaran dijelaskan sebagai berikut:
1.
Valid (benar) yaitu materi yang dituangkan dalam kegiatan
pembelajaran benar-benar telah teruji kebenarannya.
2.
Tingkat pemilihan materi yang disajikan benar-benar diperlukan oleh
peserta didik.
3.
Kebermaknaan, materi yang dipilih dapat memberikan manfaat akademis,
yaitu memberikan dasar-dasar pengetahuan dan ketrampilan yang akan dikembangkan
dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Layak dipelajari, materi memungkinkan untuk dipelajari, baik dari
aspek tingkat kesulitannya maupun aspek kelayakan.
5.
Menarik minat, hal ini berarti materi yang dipilih hendaknya
menarik minat dan dapat memotivasi serta menumbuhkan rasa ingin tahu peserta
didik.
6.
Aktual, hal ini mengindikasikan bahwa guru menyampaikan materi
dengan memperhatikan pemahaman peserta didik pada masa depan.
4.
Ditandai dengan aktivitas peserta didik.
Kegiatan pembelajaran memerlukan peserta didik sebagai komponen
utama. hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran ditandai dengan
aktivitas peserta didik.[1]
5.
Guru berperan sebagai pembimbing.
Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru harus berusaha
menghidupkan dan memberi motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif.
Guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi proses pembelajaran
sehingga menjadi tokoh yang dilihat dan ditiru tingkah lakunya oleh peserta
didik.
6.
Kegiatan pembelajaran membutuhkan disiplin.
Disiplin dalam kegiatan
belajar mengajar ini diartikan sebagai pola tingkah laku yang diatur sedemikian
rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati dengan sadar, baik oleh pihak guru
maupun peserta didik. Mekanisme konkret dari ketaatan pada ketentuan atau tata
tertib itu akan terlihat dari pelaksanaan prosedur. Jadi, langkah-langkah yang
dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sudah digariskan. Penyimpangan dari
prosedur berarti suatu indikator pelanggaran disiplin.[2]
7.
Ada batas waktu.
Batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem berkelas (kelompok
peserta didik), batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa
ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu harus
sudah dicapai.
8.
Evaluasi.
Dari seluruh kegiatan diatas, masalah evaluasi bagian penting yang
tidak bisa diabaikan, setelah guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Evaluasi harus guru lakukan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan
pengajaran yang telah ditentukan.
Demikian pembicaraan mengenai kegiatan belajar mengajar. Untuk
seterusnya pembahasan ini diarahkan pada masalah belajar mengajar.[3]
B.
Ciri-ciri khusus pembelajaran berdasarkan masalah
Menurut Arends
(1997:349) model PBL memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.
Pengajuan pertanyaan atau masalah
Bukanya mengorganisasikan di sekitar prinsip-prinsip atau
keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan masalah
mengorganisasikan pengajaran disekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya
secara sosial penting dan secara pribadi bermaksud untuk siswa. Mereka
mengajukan situasi kehidupan nyata autentik, menghindari jawaban sederhana, dan
memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi tersebut.
2.
Berfokus pada keterkaitan antardisiplin
Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah mungkin berpusat pada
mata pelajaran tertentu (IPA, Matematika, ilmu-ilmu sosial), masalah yang akan
diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa
meninjau masalah dari banyak mata pelajaran. Sebagai contoh, masalah polusi
yang dimunculkan dalam pelajaran di teluk Chesapeake mencakup berbagai subjek
akademik dan terapan mata pelajaran, seperti biologi, ekonomi, sosiologi, dll.
3.
Kolaborasi
Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja
sama satu dengan yang lain, paling sering secara berpasangan atau dalam
kelompok kecil. Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan
terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi
inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan
berfikir.
4.
Penyelidik Autentik
Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan
penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata.
Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan
membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen (jika
diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan, sudah tentu, metode
penyelidikan yang digunakan, bergantung pada masalah yang sedang dipelajari.[4]
C. Ciri-ciri
Perubahan Dalam Pengertian Belajar menurut Slameto (1987) meliputi:
1) Perubahan
yang terjadi berlangsung secara sadar, sekurang-kurangnya sadar bahwa
pengetahuannya bertambah, sikapnya berubah, kecakapannya berkembang, dll.
2) Perubahan
dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. Belajar bukan proses yang
statis karena terus berkembang secara gradual dan setiap hasil belajar memiliki
makna dan guna yang praktis.
3) Perubahan
belajar bersifat positif dan aktif. Belajar senantiasa menuju perubahan yang
lebih baik.
4) Perubahan
dalam belajar bukan bersifat sementara, bukan hasil belajar jika perubahan itu
hanya sesaat, seperti berkeringat, bersin, dan lain-lain.
5) Perubahan
dalam belajar bertujuan dan terarah. Sebelum belajar, seseorang hendaknya sudah
menyadari apa yang akan berubah pada dirinya melalui belajar.
6) Perubahan
mencakup seluruh aspek tingkah laku, bukan bagian-bagian tertentu secara
parsial. [5]
Perubahan
pada siswa, dalam konteks pengajaran jelas merupakan produk dan usaha guru
melalui kegiatan mengajar. Hal ini dapat dipahami karena mengajar merupakan
salah satu aktivitas yang dilakukan guru untuk menolong dan membimbing anak
didik memperoleh perubahan dan pengembangan skill (keterampilan), attitude
(sikap), appreciation (penghargaan) dan knowledge (pengetahuan).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Belajar adalah
usaha aktif dari seseorang yang dilakukan secara sadar untuk mengubah
perilakunya sendiri. Belajar juga dapat diartikan sebagai suatu proses untuk
mendapatkan kemampuan agar dapat menggantikan perilaku yang buruk menjadi baik.
Mengajar sendiri
dapat diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran
kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan
pelajaran itu sendiri. Adapun ciri-ciri belajar mengajar adalah
1.
Memiliki Tujuan
2.
Adanya suatu prosedur
3.
Ditandai dengan penggarapan materi yang khusus
4.
Ditandai dengan aktivitas peserta didik
5.
Guru berperan sebagai pembimbing
6.
Kegiatan pembelajaran membutuhkan disiplin
7.
Ada batas waktu
8.
Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Djamaroh
Syaiful Bahri.1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mustakim,
Zaenal. 2017. Strategi dan Metode Pembelajaran. yogyakarta:
matagraf Yogyakarta.
Rohman Pupuh
Fatur. 2007. Strategi Belajar
Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama.
Suprihatiningrum,
Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Suryani ,
Nunuk. 2012. Strategi Belajar
Mengajar. yogyakarta: Ombak.
FOTO COVER BUKU
REFERENSI MAKALAH
PROFIL
Nama :
Putri Cita Dewi
NIM : 2023116043
Tempat, tanggal
lahir :
Grobogan, 31 Januari 1999
Alamat :
Dusun Grogol
Kel/Desa : Nambuhan
Kecamatan :
Purwodadi
Riwayat
Pendidikan : 1.
TK Amala kuripan
2. MI Miftahul Huda Kuripan
3. Mts Tarbiyatul Athfal
4. MA Darut Taqwa Purwodadi
[1] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode
Pembelajaran, (yogyakarta: matagraf
Yogyakarta, 2017), hlm.42-46.
[2] Nunuk Suryani, Strategi Belajar
Mengajar, (yogyakarta: Ombak,2012), hlm.39.
[4] Jamil
suprihatiningrum, strategi pembelajaran, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2013),
hlm. 220-221
[5] Pupuh Fatur
Rohman, Strategi Belajar Mengajar,(Bandung: PT Refika Aditama, 2007),
hlm. 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar