Laman

Jumat, 22 September 2017

SBM B 4-c “KOMPONEN PEMBELAJARAN DAN PERSIAPAN PEMBELAJARAN”

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN
“KOMPONEN PEMBELAJARAN DAN PERSIAPAN PEMBELAJARAN” 
  

Asriniyah
(2023116047)

 JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
IAIN PEKALONGAN
2017


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Pertama puji syukur penulis panjatkan atas keridhoaan Allah swt yang telah memberikan beribu-ribu kenikmatan, taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul KONSEP DASAR PEMBELAJARAN (KOMPONEN PEMBELAJARAN DAN PERSIAPAN PEMBELAJARAN)”.
Kemudian yang kedua sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad saw beserta keluarga, sahabat dan semua umatnya hingga akhir zaman.
Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini, penulis telah banyak mendapat dan menerima bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari yang terhormat bapak Muhammad Hufron, M.S.I selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar.  Untuk itu penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beliau dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga kebaikan dan bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT dan mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan makna dan manfaat bagi pembaca. Penulis telah berusaha menyelesaian makalah ini dengan baik. Apabila ditemui kesalahan oleh pembaca, penulis menerima kritik dan saran.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb. 

Pekalongan,   September 2017
Penulis

ASRINIYAH
NIM.2023116047



BAB I
PENDAHULUAN

Tema               : Konsep Dasar Pembelajaran
Sub Tema        : Komponen Pembelajaran dan persiapan pembelajaran
Pada tema tersebut terkhusus sub bab komponen pembelajaran dan persiapan pembelajaran penting dikaji karena untuk mengetahui apa saja yang ada dalam suatu pembelajaran yang mana didalamnya menjadi suatu sistem atau satu kesatuan yang padu guna  meraih tujuan pembelajaran yang efisien dan sesuai harapan. Tidak hanya itu, dalam mencapai tujuan pun perlu adanya suatu persiapan. Sehingga persiapan  pembelajaran tersebut penting dikaji pula. Terutama bagi pendidik yang perlu mengetahui apa saja yang harus dipersiapkan ketika akan mendidik atau mengajar untuk mencapai finish suatu pembelajaran sesuai yang diharapkan.  








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Komponen Pembelajaran
1.      Tujuan Pembelajaran
a.      Hierarki Tujuan
Dalam suatu pembelajaran pasti ada suatu tujuan yang akan dicapai yang sesuai dengan harapan. Tujuan lain dalam pembelajaran seperti tujuan pendidikan dan tujuan pembangunan nasional. Dimulai dari tujuan pembelajaran (umum dan khusus), kemudian  tujuan itu bertingkat, berakumulasi dan bersinergi untuk menuju tujuan yang lebih tinggi tingkatannya, yakni membangun  manusia (peserta didik) sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut Roestiyah mendefinisikan tujuan pembelajaran sebagai deskripsi tentang perilaku peserta didik yang diharapkan oleh guru setelah mereka mempelajari materi pembelajaran yang kita ajarkan.[1] Seorang guru berusaha memberikan materi-materi pelajaran terhadap peserta didik dengan maksimal, dengan cara dan metode yang bermacam dan disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan sehingga proses pembelajaran akan lebih bervariasi dan tidak membosankan. Maka materi akan lebih mudah diterima oleh peserta didik. sehingga tujuan pembelajaran pada sub bab tersebut dapat tersampaikan.
1)      Tujuan Pendidikan Nasional
            Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan (Indonesia) adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.[2]
Seorang guru tidak hanya memberikan pengajaran materi terhadap peserta didiknya. Melainkan mereka juga dididik dalam tingkah lakunya, moralnya, sikapnya sehingga membentuk suatu karakter yang menjadikannya sebagai peserta didik yang tidak hanya terpelajar akan tetapi juga menjadi manusia yang berpendidikan.

TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
Membentuk Manusia Indonesia Seutuhnya

TUJUAN INSTITUSIONAL/LEMBAGA.
Jenjang Dan Jenis Persekolahan
TUJUAN KURIKULER
Mata Pelajaran/Bidang Studi
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Mata Pelajaran/Bidang Studi
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Persatuan Kbm/Bahasan


2)      Tujuan Institusional/lembaga
Merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap sekolah atau lembaga pendidikan.[3]
Setiap sekolah atau lembaga pendidikan memiliki tujuan untuk selain memajukan nama baik sekolahnya juga dapat mencerdaskan dan mengantarkan peserta didik menjadi manusia-manusia yang berbudi pekerti baik dan menuju cita-citanya.

3)      Tujuan kurikuler
Tujuan kulikuler adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi.
4)      Tujuan instruksional/pembelajaran
a)      Tujuan instruksional umum
Tujuan pembelajaran yang sifatnya masih umum yang terdapat dalam tujuan setiap pokok bahasan suatu bidang studi yang ada di dalam GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran).
b)      Tujuan instruksional khusus
Penjabaran lebih spesifik dari tujuan pembelajaran yang sifatnya masih umum.

2.      Meteri pembelajaran
Menurut Sudirman, materi pembelajaran adalah suatu sumber belajar bagi peserta didik yang membawa pesan untuk tujuan pembelajaran.[4] Untuk itu dari pengembang kurikulum dan guru pada khususnya perlu menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sehingga dapat memotivasinya karena sesuai dengan kebeutuhan minat mereka. Alih-alih dalam penyampaiannya dapat dilakukan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami serta dengan cara yang menarik dan sesuai.

3.      Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah inti dari kegiatan pendidikan. Dalam kegiatan pembelajaran melibatkan semua komponen pembelajaran yang menentukan tercapainya tujuan yang diharapkan.[5]
Pada saat proses kegiatan pembelajaran guru secara langsung berinteraksi dengan peserta didik. Yang mana guru perlu memahami karakter dari peserta didik yang berbeda-beda. Dengan mengetahui karakter dari masing-masing peserta didik maka dalam penyampaian materi dapat disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Baik cara penyampaiannya, medianya, metode belajarnya dan alat alat atau media pendukung pembelajaran lainnya. Sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai harapan.

4.      Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Prof. Dr. Winarno Surakhmad, M. Sc. Ed., mengemukakan lima macam faktor yang mempengaruhi penggunaan metode mengajar sebagai berikut:
a.       Tujuan dan berbagai jenis fungsinya
b.      Anak didik yang berbagai tingkat kematangannya.
c.       Situasi yang berbagai keadaannya.
d.      Pribadi guru serta kemampuan profesinya yang berbeda-beda.[6]

Dalam suatu pembelajaran untuk menyampaikan materi, seorang pendidik dapat melakukannya melalui metode-metode yang tidak hanya satu melainkan dapat menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan serta keadaan, situasi, kondisi lingkungan sekolah dan peserta didik, serta kesiapan, kemampuan pendidik dalam menguasai materi atau bab yang akan disampaikan.

5.      Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Alat-alat yang digunakan akan mendukung, melengkapi dan membantu memudahkan proses belajar mengajar. Seperti papan tulis, kapur/spidol, meja, kursi, buku, gambar, globe, diagram, peralatan lainnya.

6.      Sumber pembelajaran
Sumber pembelajaran merupakan materi atau bahan untuk menambah ilmu pengetahuan, konsep, pengalaman dan hal-hal baru lainnya. Macam-macam sumber belajar meliputi manusia (dalam keluarga, sekolah dan masyarakat), buku atau perpustakaan, mass media, (media sosial, majalah, surat kabar, tv, radio), alat pengajaran (peta, buku pelajaran, papan tulis, kapur, dan lain-lain), museum, lingkungan dan aktivitas (karyawisata, simulasi)[7]
7.      Evaluasi
Istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris, yaitu evaluation. Dalam buku Essentials of Educational Evaluation karangan Edwin Wand dan Gerald W. Brown. Dikatakan bahwa evaluation refer to the act or prosess to determining the value of something. Jadi menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.[8] 
Tujuan evaluasi dapat dilihat dari dua segi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. L. pasaribu dan Simanjuntak menegaskan bahwa :
a)      Tujuan umum dari evaluasi adalah:
1.      Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Seperti halnya hasil dari pengumpulan data dapat dijadikan satu dalam raport, diberikan kepada orang tua dan peserta didik diakhir pembelajaran tiap semester.
2.      Memungkinkan pendidik atau guru menilai aktivitas/pengalaman yang didapat. Setelah proses pembelajaran selesai disampaikan oleh peserta didik, maka ia akan mereview kembali atas apa yang telah ia sampaikan dalam proses pengajaran yang mana hal tersebut berdampak baik atau kurang sesuai.
3.      Menilai metode mengajar yang dipergunakan.[9]

b)      Tujuan khusus dari evaluasi adalah:
1.      Merangsang kegiatan siswa
2.      Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan
3.      Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan
4.      Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan orang tua dan lembaga pendidikan.
5.      Untuk memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode mengajar.[10]
Evaluasi adalah yang yang penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran menjadi yang lebih baik lagi. Sebab adanya evaluasi apabila terdapat  suatu kendala ataupun cara yang kurang tepat dalam pembelajaran maka hal tersebut akan dijadikan suatu bahan diskusi untuk dipikirkan dan dikupas dan dicarikan solusi yang tepat untuk mempersiapkan kegiatan belajar mengajar kedepannya agar lebih baik lagi.

B.     Persiapan Pembelajaran
1.      Perencanaan dan implementasi persiapan mengajar
Definisi perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan.[11]
Dalam satu pembelajaran persiapan proses belajar mengajar penting bagi setiap pendidik. Agar apapun yang akan dilakukan bisa tertata dan apabila adanya suatu kendala dalam proses pengajaran dapat teratasi dengan adanya suatu perencanaan. Selain itu hal tersebut yang akan dijadikan suatu acuan dalam mengajar. Seperti halnya seorang pendidik  akan berencana dengan merancang hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran yaitu salah satunya merumuskan suatu tujuan pembelajaran . Bagaimana pendidik memenejemen kegiatan pembelajaran dari segi siswa, kelas, media, waktu, proses pengajaran, dan hal lain yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga apapun tujuan pembelajaran dalam tercapai dengan baik. Tak selalu suatu rencana dapat sempurna terlaksana dengan baik. Akan tetapi pasti akan ada suatu kekurangan dan kendala, untuk itu pendidik dalam berencana harus bisa mengantisipasi hal-hal yang sekiranya akan menjadi kendala dalam proses pembelajaran. Sehingga apabila hal tersebut terjadi maka solusi sudah siap untuk mengatasinya.
Situasi dan kondisi lingkungan pembelajaran biasanya menjadi sebab suatu perubahan akan rencana-rencana awal yang telah disusun sebelum proses pembelajaran. Maka pendidik perlu menyadari dan bertindak secara professional dalam menyikapinya. Agar pembelajaran bisa tetap efektif.
Terdapat enam aktivitas penerapan dalam pembelajaran yang saling berkaiatan, yaitu:
a.       Mendiagnosa kebutuhan peserta didik
b.      Memilih isi dan menentukan sasaran
c.       Mengidentifikasi teknik-teknik pembelajaran
d.      Merencanakan aktivitas “merumuskan unit-unit dan merencanakan pelajaran
e.       Memberikan motivasi dan implementasi program
f.       Perencanaan yang dipusatkan pada “pengukuran, evaluasi, dan penentuan tingkat”.[12]

2.      Prinsip-prinsip persiapan pembelajaran
Dalam  (E. mulyasa, 2004:80) mengemukakan beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengembangkan persiapan mengajar, yaitu:
a)      Rumusan kompetensi dalam persiapan mengajar harus jelas
b)      Persiapan mengajar harus sederhana dan fleksibel serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.
c)      Kegiatan kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam persiapan mengajar harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan.
d)     Persiapan mengajar yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh serta jelas penyampaiannya.
e)      Harus ada koordinasi antara komponen pelaksana program sekolah, terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching) atau moving class.[13]

Perlu adanya prinsip dalam pemeblajaran, agar dalam meraih suatu tujuan yang diharapkan  prinsip tersebut akan menjadi suatu acuan, dorongan atau motivasi dalam proses pelaksanaannya.  Seperti enam prinsip diatas bahwa apapun yang menjadi prinsip para pendidik dalam pengajaran pada akhirnya adalah untuk  peserta didik dan untuk kesuksesan bersama dalam mencapai tujuan. Supaya mereka dapat memahami apapun terkait materi atau hal-hal lain yang disampaikan oleh pendidik terhadap peserta didik agar yang nantinya dapat bermanfaat.

3.      Pengembangan silabus dan Rancangan kegiatan pembelajaran
1.      Pengembangan silabus
Silabus merupakan rencana pembelajaran dalam suatu kelompok mata pelajaran /tema tertentu yang mencakup identitas mata pelajaran, standar kompetensi, standar dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus merupakan hal hal yang nantinya akan dijabarkan dalam pembuatan RPP.

2.      Langkah-langkah pengembangan silabus
a.      Melakukan pemetaan kompetensi
Pengumpulan beberapa kompetensi dasar / hasil belajar/ indikator dari mata pelajaran yang berbeda dan menentukan tema yang tepat.
b.      Menyusun program tahunan/ semester (Rencana Jangka Panjang)
c.       Menyusun program unit  (rencana jangka menengah/rencana tematik)
d.      Menyusun silabus
-mengisi identitas silabus
-menuliskan standar kompetensi
-menuliskan kompetensi dasar
-mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran
-mengembangkan kegiatan pembelajaran
-merumuskan indicator
-penilaian
-menentukan alokasi waktu
-menentukan sumber belajar[14]

                    3. Rancangan Kegiatan Pembelajaran
            Dalam penyusunan rancangan pembelajaran seperti halnya menyusun RPP yang mana semua hal yang terlibat dalam proses pembelajaran perlu disusun direncanakan sebelum melakukan proses pengajaran. Dalam pembuatan susunan rancangan kegiatan pembelajaran merupakan pengembangan dari silabus yang telah disusun. Yang mana perdidik dengan caranya masing-masing merancang dengan disesuaikan tema materi yang akan disampaikan sehingga mencakup media, alat, waktu, tujuan pembelajaran dan keefektifan serta keefisiennya dalam KBM.

4.      Manfaat perencanaan pengajaran
a.       Sebagai acuan atau petunjuk pembelajaran
b.      Menghemat waktu, tenaga dan pengefektifan proses KBM
c.       Lebih terarah dan terdapat kesiapan materi, metode alat atau cara yang akan disampaikan terhadap peserta didik



















BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Fenomena pendidikan sudah ada sejak lama. Dalam suatu pembelajaran melibatkan banyak hal yang menjadi suatu sistem kesatuan yang dapat dikatakan pembelajaran. Dimana hal itu mencakup guru, peserta didik, tujuan pembelajaran, strategi, media, alat, persiapan pengajaran, dan materi. Yang mana hal tersebut saling berkaitan dan saling mendukung guna tercapainya tujuan pembelajaran yang baik, efektif dan efisien.
Seperti halnya seorang pendidik, beliau perlu mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam proses pengajaran. Seperti pembuatan silabus dan mengembangkannya, serta membuat Rencana Rancangan Pembelajaran (RPP)   
















DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:  
PT RINEKA CIPTA.

Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual, Bandung: PT Refika
Aditama.

Majid, Abdul. 2013. Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.


Mustakim, Zaenal. 2017. Strategi Belajar Mengajar, Pekalongan: IAIN Pekalongan
Press.

Tim pengembang MKDP kurikulum dan pembelajaran. 2013. Kurikulum dan
Pembelajaran, Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA.

Uno, B Hamzah. 2006. Perencanaan pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara.









PROFIL PENULIS

Asriniyah, dilahirkan di Kota Pekalongan, 15 Maret 1998.
Terlahir dari pasangan orang tua Wartono dan Turah. Penulis merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara. Yang mana laki-laki berjumlah enam dan satu perempuan. Pendidikan yang dialami dari penulis berawal dari taman kanak-kanak di TK Puspita Desa Bebel. Setelah itu pada usia enam tahun menempuh pendidikan sekolah dasar di SDN 01 Bebel selama enam tahun. Kemudian melanjutkan sekolah menengah pertama di SMP 1 Wonokerto selama tiga tahun. Pada tahun 2013 lulus dari SMP dan melanjutkan ke sekolah menengah atas di SMA 1 Wiradesa hingga lulus pada tahun 2016. Berikutnya Ia melanjutkan ke Perguruan Tinggi IAIN Pekalongan di Jurusan PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan strata-1.
Pengalaman organisasi yang pernah diikuti seperti pramuka, IPNU-IPPNU, Karang Taruna.
Penulis memiliki hobi menulis pengalaman sendiri sebagai wujud curahan isi hatinya. Selain itu ia juga suka membaca situasi, kondisi terhadap dirinya. Salah satu kelebihannya yaitu mudah bergaul dan berkomunikasi.






[1]Zaenal Mustakim, Stategi dan Metode Pembelajar  (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press. 2017), hlm. 47.  
[2] Tim pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2013), hlm. 148-149.
[3] Zaenal Mustakim, Op. cit.,  hlm. 49.
[4]Tim pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Op. cit., hlm . 48.
[5]Saiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2013), hlm. 44.
[6]Ibid., hlm. 46.
[7]Zaenal Mustaqim, Op. cit.,  hlm.  50.
[8] Saiful Bahri Djamarah, Op.cit., hlm. 50.
[9]Saiful Bahri Djamarah, Op. cit.,  hlm.  50-51.

[10]Saiful Bahri Djamarah, Op.cit., hlm. 51.
[11]Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm. 1.
[12]Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Bandung:  Remaja Rosdakarya Offset, 2013), hlm. 92-93.
[13] Ibid., hlm. 94-95.
[14]Kokom Komala Sari, Pembelajaran Kontekstual ( Bandung: Refika Aditama, 2011), hlm.180-192.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar