KONSEP
DASAR PEMBELAJARAN
“KOMPONEN
PEMBELAJARAN DAN PERSIAPAN PEMBELAJARAN”
Asriniyah
(2023116047)
JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
IAIN PEKALONGAN
2017
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Pertama puji
syukur penulis panjatkan atas keridhoaan Allah swt yang telah memberikan
beribu-ribu kenikmatan, taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “KONSEP DASAR PEMBELAJARAN (KOMPONEN
PEMBELAJARAN DAN PERSIAPAN PEMBELAJARAN)”.
Kemudian
yang kedua sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Agung Muhammad saw beserta keluarga, sahabat dan semua umatnya hingga
akhir zaman.
Dalam
penulisan dan penyusunan makalah ini, penulis telah banyak mendapat dan
menerima bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari yang terhormat bapak Muhammad
Hufron, M.S.I selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar. Untuk itu penulis menghaturkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada beliau dan semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Semoga
kebaikan dan bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT dan
mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan makna dan manfaat bagi pembaca.
Penulis telah berusaha menyelesaian makalah ini dengan baik. Apabila ditemui
kesalahan oleh pembaca, penulis menerima kritik dan saran.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Pekalongan, September 2017
Penulis
ASRINIYAH
NIM.2023116047
BAB I
PENDAHULUAN
Tema : Konsep Dasar Pembelajaran
Sub
Tema : Komponen Pembelajaran dan
persiapan pembelajaran
Pada
tema tersebut terkhusus sub bab komponen pembelajaran dan persiapan
pembelajaran penting dikaji karena untuk mengetahui apa saja yang ada dalam
suatu pembelajaran yang mana didalamnya menjadi suatu sistem atau satu kesatuan
yang padu guna meraih tujuan
pembelajaran yang efisien dan sesuai harapan. Tidak hanya itu, dalam mencapai
tujuan pun perlu adanya suatu persiapan. Sehingga persiapan pembelajaran tersebut penting dikaji pula.
Terutama bagi pendidik yang perlu mengetahui apa saja yang harus dipersiapkan
ketika akan mendidik atau mengajar untuk mencapai finish suatu pembelajaran
sesuai yang diharapkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Komponen Pembelajaran
1.
Tujuan Pembelajaran
a.
Hierarki Tujuan
Dalam suatu pembelajaran pasti ada suatu tujuan yang akan
dicapai yang sesuai dengan harapan. Tujuan lain dalam pembelajaran seperti
tujuan pendidikan dan tujuan pembangunan nasional. Dimulai dari tujuan
pembelajaran (umum dan khusus), kemudian
tujuan itu bertingkat, berakumulasi dan bersinergi untuk menuju tujuan
yang lebih tinggi tingkatannya, yakni membangun
manusia (peserta didik) sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut Roestiyah mendefinisikan tujuan pembelajaran sebagai
deskripsi tentang perilaku peserta didik yang diharapkan oleh guru setelah
mereka mempelajari materi pembelajaran yang kita ajarkan.[1]
Seorang guru berusaha memberikan materi-materi pelajaran terhadap peserta didik
dengan maksimal, dengan cara dan metode yang bermacam dan disesuaikan dengan
materi yang akan disampaikan sehingga proses pembelajaran akan lebih bervariasi
dan tidak membosankan. Maka materi akan lebih mudah diterima oleh peserta
didik. sehingga tujuan pembelajaran pada sub bab tersebut dapat tersampaikan.
1) Tujuan Pendidikan Nasional
Berdasarkan
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan
(Indonesia) adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.[2]
Seorang
guru tidak hanya memberikan pengajaran materi terhadap peserta didiknya.
Melainkan mereka juga dididik dalam tingkah lakunya, moralnya, sikapnya
sehingga membentuk suatu karakter yang menjadikannya sebagai peserta didik yang
tidak hanya terpelajar akan tetapi juga menjadi manusia yang berpendidikan.
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
|
Membentuk Manusia Indonesia Seutuhnya
|
TUJUAN INSTITUSIONAL/LEMBAGA.
|
Jenjang Dan Jenis Persekolahan
|
TUJUAN KURIKULER
|
Mata Pelajaran/Bidang Studi
|
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
|
Mata Pelajaran/Bidang Studi
|
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
|
Persatuan Kbm/Bahasan
|
2) Tujuan Institusional/lembaga
Merupakan
tujuan yang ingin dicapai oleh setiap sekolah atau lembaga pendidikan.[3]
Setiap
sekolah atau lembaga pendidikan memiliki tujuan untuk selain memajukan nama
baik sekolahnya juga dapat mencerdaskan dan mengantarkan peserta didik menjadi
manusia-manusia yang berbudi pekerti baik dan menuju cita-citanya.
3) Tujuan kurikuler
Tujuan
kulikuler adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi.
4) Tujuan instruksional/pembelajaran
a) Tujuan instruksional umum
Tujuan
pembelajaran yang sifatnya masih umum yang terdapat dalam tujuan setiap pokok
bahasan suatu bidang studi yang ada di dalam GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran).
b) Tujuan instruksional khusus
Penjabaran
lebih spesifik dari tujuan pembelajaran yang sifatnya masih umum.
2.
Meteri pembelajaran
Menurut
Sudirman, materi pembelajaran adalah suatu sumber belajar bagi peserta didik
yang membawa pesan untuk tujuan pembelajaran.[4]
Untuk itu dari pengembang kurikulum dan guru pada khususnya perlu menyampaikan
materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sehingga dapat
memotivasinya karena sesuai dengan kebeutuhan minat mereka. Alih-alih dalam
penyampaiannya dapat dilakukan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami
serta dengan cara yang menarik dan sesuai.
3.
Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah inti dari kegiatan pendidikan.
Dalam kegiatan pembelajaran melibatkan semua komponen pembelajaran yang
menentukan tercapainya tujuan yang diharapkan.[5]
Pada saat proses kegiatan pembelajaran guru secara langsung
berinteraksi dengan peserta didik. Yang mana guru perlu memahami karakter dari
peserta didik yang berbeda-beda. Dengan mengetahui karakter dari masing-masing
peserta didik maka dalam penyampaian materi dapat disesuaikan dengan kebutuhan
mereka. Baik cara penyampaiannya, medianya, metode belajarnya dan alat alat
atau media pendukung pembelajaran lainnya. Sehingga dapat tercapai tujuan
pembelajaran sesuai harapan.
4.
Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Prof. Dr. Winarno Surakhmad, M. Sc. Ed., mengemukakan lima
macam faktor yang mempengaruhi penggunaan metode mengajar sebagai berikut:
a. Tujuan dan berbagai jenis fungsinya
b. Anak didik yang berbagai tingkat
kematangannya.
c. Situasi yang berbagai keadaannya.
d. Pribadi guru serta kemampuan
profesinya yang berbeda-beda.[6]
Dalam suatu pembelajaran untuk menyampaikan materi, seorang
pendidik dapat melakukannya melalui metode-metode yang tidak hanya satu
melainkan dapat menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi yang
disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan serta keadaan, situasi, kondisi
lingkungan sekolah dan peserta didik, serta kesiapan, kemampuan pendidik dalam
menguasai materi atau bab yang akan disampaikan.
5.
Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran. Alat-alat yang digunakan akan mendukung, melengkapi
dan membantu memudahkan proses belajar mengajar. Seperti papan tulis,
kapur/spidol, meja, kursi, buku, gambar, globe, diagram, peralatan lainnya.
6.
Sumber pembelajaran
Sumber
pembelajaran merupakan materi atau bahan untuk menambah ilmu pengetahuan,
konsep, pengalaman dan hal-hal baru lainnya. Macam-macam sumber belajar
meliputi manusia (dalam keluarga, sekolah dan masyarakat), buku atau
perpustakaan, mass media, (media sosial, majalah, surat kabar, tv, radio), alat
pengajaran (peta, buku pelajaran, papan tulis, kapur, dan lain-lain), museum,
lingkungan dan aktivitas (karyawisata, simulasi)[7]
7.
Evaluasi
Istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris, yaitu
evaluation. Dalam buku Essentials of
Educational Evaluation karangan Edwin Wand dan Gerald W. Brown. Dikatakan
bahwa evaluation refer to the act or
prosess to determining the value of something. Jadi menurut Wand dan Brown,
evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari
sesuatu.[8]
Tujuan evaluasi dapat dilihat dari dua segi yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus. L. pasaribu dan Simanjuntak menegaskan bahwa :
a) Tujuan umum dari evaluasi adalah:
1. Mengumpulkan data-data yang
membuktikan taraf kemajuan murid dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Seperti
halnya hasil dari pengumpulan data dapat dijadikan satu dalam raport, diberikan
kepada orang tua dan peserta didik diakhir pembelajaran tiap semester.
2. Memungkinkan pendidik atau guru
menilai aktivitas/pengalaman yang didapat. Setelah proses pembelajaran selesai
disampaikan oleh peserta didik, maka ia akan mereview kembali atas apa yang
telah ia sampaikan dalam proses pengajaran yang mana hal tersebut berdampak
baik atau kurang sesuai.
3. Menilai metode mengajar yang
dipergunakan.[9]
b) Tujuan khusus dari evaluasi adalah:
1. Merangsang kegiatan siswa
2. Menemukan sebab-sebab kemajuan atau
kegagalan
3. Memberikan bimbingan yang sesuai
dengan kebutuhan, perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan
4. Memperoleh bahan laporan tentang
perkembangan siswa yang diperlukan orang tua dan lembaga pendidikan.
5. Untuk memperbaiki mutu
pelajaran/cara belajar dan metode mengajar.[10]
Evaluasi
adalah yang yang penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran menjadi yang
lebih baik lagi. Sebab adanya evaluasi apabila terdapat suatu kendala ataupun cara yang kurang tepat
dalam pembelajaran maka hal tersebut akan dijadikan suatu bahan diskusi untuk
dipikirkan dan dikupas dan dicarikan solusi yang tepat untuk mempersiapkan
kegiatan belajar mengajar kedepannya agar lebih baik lagi.
B. Persiapan Pembelajaran
1.
Perencanaan dan implementasi
persiapan mengajar
Definisi perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisipasi
dan menyeimbangkan perubahan.[11]
Dalam satu pembelajaran persiapan proses belajar mengajar
penting bagi setiap pendidik. Agar apapun yang akan dilakukan bisa tertata dan
apabila adanya suatu kendala dalam proses pengajaran dapat teratasi dengan
adanya suatu perencanaan. Selain itu hal tersebut yang akan dijadikan suatu
acuan dalam mengajar. Seperti halnya seorang pendidik akan berencana dengan merancang hal-hal yang
berkaitan dengan pembelajaran yaitu salah satunya merumuskan suatu tujuan
pembelajaran . Bagaimana pendidik memenejemen kegiatan pembelajaran dari segi
siswa, kelas, media, waktu, proses pengajaran, dan hal lain yang terlibat dalam
kegiatan belajar mengajar, sehingga apapun tujuan pembelajaran dalam tercapai
dengan baik. Tak selalu suatu rencana dapat sempurna terlaksana dengan baik.
Akan tetapi pasti akan ada suatu kekurangan dan kendala, untuk itu pendidik dalam
berencana harus bisa mengantisipasi hal-hal yang sekiranya akan menjadi kendala
dalam proses pembelajaran. Sehingga apabila hal tersebut terjadi maka solusi
sudah siap untuk mengatasinya.
Situasi dan kondisi lingkungan pembelajaran biasanya menjadi
sebab suatu perubahan akan rencana-rencana awal yang telah disusun sebelum
proses pembelajaran. Maka pendidik perlu menyadari dan bertindak secara
professional dalam menyikapinya. Agar pembelajaran bisa tetap efektif.
Terdapat enam aktivitas penerapan dalam pembelajaran yang
saling berkaiatan, yaitu:
a. Mendiagnosa kebutuhan peserta didik
b. Memilih isi dan menentukan sasaran
c. Mengidentifikasi teknik-teknik
pembelajaran
d. Merencanakan aktivitas “merumuskan
unit-unit dan merencanakan pelajaran
e. Memberikan motivasi dan implementasi
program
f. Perencanaan yang dipusatkan pada
“pengukuran, evaluasi, dan penentuan tingkat”.[12]
2.
Prinsip-prinsip persiapan
pembelajaran
Dalam (E. mulyasa,
2004:80) mengemukakan beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan persiapan mengajar, yaitu:
a) Rumusan kompetensi dalam persiapan
mengajar harus jelas
b) Persiapan mengajar harus sederhana
dan fleksibel serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan
pembentukan kompetensi peserta didik.
c) Kegiatan kegiatan yang disusun dan
dikembangkan dalam persiapan mengajar harus menunjang dan sesuai dengan
kompetensi yang telah ditetapkan.
d) Persiapan mengajar yang dikembangkan
harus utuh dan menyeluruh serta jelas penyampaiannya.
e) Harus ada koordinasi antara komponen
pelaksana program sekolah, terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara
tim (team teaching) atau moving class.[13]
Perlu
adanya prinsip dalam pemeblajaran, agar dalam meraih suatu tujuan yang
diharapkan prinsip tersebut akan menjadi
suatu acuan, dorongan atau motivasi dalam proses pelaksanaannya. Seperti enam prinsip diatas bahwa apapun yang
menjadi prinsip para pendidik dalam pengajaran pada akhirnya adalah untuk peserta didik dan untuk kesuksesan bersama
dalam mencapai tujuan. Supaya mereka dapat memahami apapun terkait materi atau
hal-hal lain yang disampaikan oleh pendidik terhadap peserta didik agar yang
nantinya dapat bermanfaat.
3.
Pengembangan silabus dan Rancangan
kegiatan pembelajaran
1.
Pengembangan silabus
Silabus merupakan rencana pembelajaran dalam suatu kelompok
mata pelajaran /tema tertentu yang mencakup identitas mata pelajaran, standar
kompetensi, standar dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus merupakan hal
hal yang nantinya akan dijabarkan dalam pembuatan RPP.
2.
Langkah-langkah pengembangan silabus
a. Melakukan pemetaan kompetensi
Pengumpulan
beberapa kompetensi dasar / hasil belajar/ indikator dari mata pelajaran yang berbeda
dan menentukan tema yang tepat.
b. Menyusun program tahunan/ semester
(Rencana Jangka Panjang)
c. Menyusun program unit
(rencana jangka menengah/rencana tematik)
d. Menyusun silabus
-mengisi
identitas silabus
-menuliskan
standar kompetensi
-menuliskan
kompetensi dasar
-mengidentifikasi
materi pokok/pembelajaran
-mengembangkan
kegiatan pembelajaran
-merumuskan
indicator
-penilaian
-menentukan
alokasi waktu
-menentukan
sumber belajar[14]
3. Rancangan
Kegiatan Pembelajaran
Dalam penyusunan rancangan
pembelajaran seperti halnya menyusun RPP yang mana semua hal yang terlibat
dalam proses pembelajaran perlu disusun direncanakan sebelum melakukan proses
pengajaran. Dalam pembuatan susunan rancangan kegiatan pembelajaran merupakan
pengembangan dari silabus yang telah disusun. Yang mana perdidik dengan caranya
masing-masing merancang dengan disesuaikan tema materi yang akan disampaikan
sehingga mencakup media, alat, waktu, tujuan pembelajaran dan keefektifan serta
keefisiennya dalam KBM.
4.
Manfaat perencanaan pengajaran
a. Sebagai acuan atau petunjuk
pembelajaran
b. Menghemat waktu, tenaga dan
pengefektifan proses KBM
c. Lebih terarah dan terdapat kesiapan
materi, metode alat atau cara yang akan disampaikan terhadap peserta didik
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Fenomena pendidikan sudah ada sejak lama. Dalam suatu
pembelajaran melibatkan banyak hal yang menjadi suatu sistem kesatuan yang
dapat dikatakan pembelajaran. Dimana hal itu mencakup guru, peserta didik,
tujuan pembelajaran, strategi, media, alat, persiapan pengajaran, dan materi. Yang
mana hal tersebut saling berkaitan dan saling mendukung guna tercapainya tujuan
pembelajaran yang baik, efektif dan efisien.
Seperti halnya seorang pendidik, beliau perlu mempersiapkan
hal-hal yang dibutuhkan dalam proses pengajaran. Seperti pembuatan silabus dan
mengembangkannya, serta membuat Rencana Rancangan Pembelajaran (RPP)
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah,
Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2013. Strategi
Belajar Mengajar, Jakarta:
PT RINEKA CIPTA.
Komalasari,
Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual,
Bandung: PT Refika
Aditama.
Majid,
Abdul. 2013. Perencanaan Pembelajaran,
Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Mustakim,
Zaenal. 2017. Strategi Belajar Mengajar,
Pekalongan: IAIN Pekalongan
Press.
Tim
pengembang MKDP kurikulum dan pembelajaran. 2013. Kurikulum dan
Pembelajaran, Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA.
Uno,
B Hamzah. 2006. Perencanaan pembelajaran,
Jakarta: PT Bumi Aksara.
PROFIL
PENULIS
Asriniyah, dilahirkan di Kota Pekalongan, 15
Maret 1998.
Terlahir
dari pasangan orang tua Wartono dan Turah. Penulis merupakan anak bungsu dari
tujuh bersaudara. Yang mana laki-laki berjumlah enam dan satu perempuan.
Pendidikan yang dialami dari penulis berawal dari taman kanak-kanak di TK
Puspita Desa Bebel. Setelah itu pada usia enam tahun menempuh pendidikan sekolah
dasar di SDN 01 Bebel selama enam tahun. Kemudian melanjutkan sekolah menengah
pertama di SMP 1 Wonokerto selama tiga tahun. Pada tahun 2013 lulus dari SMP
dan melanjutkan ke sekolah menengah atas di SMA 1 Wiradesa hingga lulus pada
tahun 2016. Berikutnya Ia melanjutkan ke Perguruan Tinggi IAIN Pekalongan di Jurusan
PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan strata-1.
Pengalaman
organisasi yang pernah diikuti seperti pramuka, IPNU-IPPNU, Karang Taruna.
Penulis
memiliki hobi menulis pengalaman sendiri sebagai wujud curahan isi hatinya.
Selain itu ia juga suka membaca situasi, kondisi terhadap dirinya. Salah satu
kelebihannya yaitu mudah bergaul dan berkomunikasi.
[1]Zaenal Mustakim, Stategi dan Metode Pembelajar (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press. 2017),
hlm. 47.
[2] Tim pengembang MKDP Kurikulum
dan Pembelajaran, Kurikulum dan
Pembelajaran (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2013), hlm. 148-149.
[3] Zaenal Mustakim, Op. cit., hlm. 49.
[4]Tim pengembang MKDP Kurikulum dan
Pembelajaran, Op. cit., hlm . 48.
[5]Saiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT
RINEKA CIPTA, 2013), hlm. 44.
[7]Zaenal Mustaqim, Op. cit., hlm. 50.
[8]
Saiful Bahri Djamarah, Op.cit., hlm. 50.
[9]Saiful Bahri Djamarah, Op. cit., hlm. 50-51.
[10]Saiful Bahri Djamarah, Op.cit., hlm. 51.
[11]Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm. 1.
[12]Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Bandung:
Remaja Rosdakarya Offset, 2013), hlm. 92-93.
[13] Ibid., hlm. 94-95.
[14]Kokom Komala Sari, Pembelajaran Kontekstual ( Bandung:
Refika Aditama, 2011), hlm.180-192.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar