Laman

Selasa, 25 September 2018

SBM E D2 KONSEP DASAR PEMBELAJARAN "CIRI-CIRI PEMBELAJARAN"


KONSEP DASAR PEMBELAJARAN
"CIRI-CIRI PEMBELAJARAN"
MILATUL KHUSNA
NIM. 2317077
Kelas E

JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018


            Alhamdullilah, puji syukur kehadirat Allah swt. atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul”Ciri-ciri Pembelajaran” ini dapat diselesaikan. Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Saw., keluarganya, dan sahabatnya.
            Makalah ini menjelaskan tentang Ciri-ciri pembelajaran diantaranya, tujuan, adanya prosedur, penggarapan materi yang khusus, aktivitas peserta didik, guru berperan sebagai pembimbing, kegiatan pembelajaran membutuhkan disiplin, adanya batas waktu, dan evaluasi. Selain itu, dalam makalah ini membahas tentang ciri-ciri interaksi pembelajaran. Dengan demikian, materi makalah ini diharapkan dapat membantu pembangunan karakter mahasiswa melalui proses menulis makalah yang baik dan benar.
            Makalah ini tentu tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik dari pembaca untuk penyempurnaan penulisan makalah ini. Semoga dengan makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta bermanfaat bagi mahasiswa. Aamiin yaa robbal ‘alamin.

 

                                                                        Pekalongan, 23 September 2018



Penulis 





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR..............................................................................      i
DAFTAR ISI..............................................................................................      ii

BABI       PENDAHULUAN.....................................................................      1
A.    Latar Belakang Masalah........................................................      1
B.     Rumusan Masalah..................................................................      1
C.     Tujuan Penulisan....................................................................      1
D.    Metode Pemecahan Masalah..................................................     2
E.     Sistematika Penulisan.............................................................     2

BAB II    PEMBAHASAN........................................................................      3
A.    Ciri-ciri Pembelajaran............................................................      3      
B.     Ciri-ciri Interaksi Pembelajaran.............................................      8

BAB III   PENUTUP.................................................................................      9      
A.    Simpulan................................................................................      9      
B.     Saran......................................................................................      9      


LAMPIRAN...............................................................................................      11

BIODATA PENULIS.................................................................................     12

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Maka dalam suatu pembelajaran memiliki ciri tertentu. Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan tanda-tanda upaya guru mengatur unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses untuk tercapainya suatu tujuan pembelajaran.
Suatu pembelajaran yang efektif dicirikan dengan tingginya kemampuan pembelajaran tersebut dalam menyajikan secara optimal tiga dimensi pembelajaran sebagai proses, produk, dan sikap. Pembelajaran tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak mengatahuai ciri-ciri pembelajaran. Sebab dengan mengetahui ciri-ciri tersebut seorang guru dapat membenahi sikap, motivasi, konsentrasi serta penyimpanan hasil belajar itu sendiri. Sehingga dapat tercapai proses pembelajaran yang kondusif.

B.     Rumusan Masalah

      Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai pijakan untuk terfokusnya kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut.

1.      Apa saja ciri-ciri pembelajaran?
2.      Apa saja ciri-ciri interaksi pembelajaran?

C.    Tujuan Penulisan
      Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan pembuatan ini adalah sebagai berikut:
1.      Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami ciri-ciri pembelajaran.
2.      Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami ciri-ciri interaksi pembelajaran.
D.    Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang digunakan melalui studi literatur/metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi lainnya yang merujuk pada pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawabanpermasalahn dari berbagai sumber.

E.     Sistematika Penulisan
Makalah ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi: Bab 1 Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II Pembahasan yang terdiri dari ciri-ciri pembelajaran, ciri-ciri interaksi pembelajaran, dan ciri-ciri pembelajaran tematis. Bab III Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Ciri-ciri Pembelajaran
Pendidikan dan pengajaran adalah salah satu usaha yang yang bersifat sadar tujuan yang dengan sistematis terarah pada perubahan tingkah laku yang menuju kedewasaan peserta didik. Dengan demikian manusia yang hidup dan berkembang itu merupakan hasil belajar. Pembelajaran merupakan merupakan suatu proses menyampaikan informasi atau pengetahuan dari sesorang guru kepada siswa. Maka dalam suatu pembelajaran memiliki ciri tertentu. Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan tanda-tanda upaya guru mengatur unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses untuk tercapainya suatu tujuan pembelajaran.[1]
Kegiatan pembelajaran merupakan proses komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan bersifat timbal balik, baik antara guru dengan peserta didik maupun antar peserta didik untuk mencapai  tujuan yang telah ditetapkan. Menurut  Edi Suardi, sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan pembelajaran dapat diamati dari ciri-ciri berikut ini:
1.      Memiliki Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang  ingiin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Secara umum kegiatan belajar mengajar harus mempunyai tujuan yakni  untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu, sadar akan tujuan yang ingin dicapai dengan menepatkan peserta didik sebagai satu pusat perhatian.[2]
Tujuan mempunyai jenjang dari yang luas ata umum sampai kepada yang sempit atau khusus. Semua tujuan itu berhubungan antara satu dengan lainnya, dan tuju[3]n di atasnya. Bila tujuan terendah tidak tercapai, maka tujuan di atasnya tidak tercapai pula. Hal ini disebabkan karean tujuan berikutnya merupakan turunan dari tujuan sebelumnya. Oleh karena itu, aspek tujuan pembelajaran merupakan yang paling utama, yang harus dirumuskan secara jelas dan spesifik karena dapat menentukan arah. Tujuan-tujuan pembelajaran harus berpusat pada perubahan perilaku peserta didik yang diinginkan, dan karenanya harus dirumuskan secara operasional, dapat diukur, dan dapat diamati ketercapaiannya.
2.      Adanya Suatu Prosedur ( jalan Interaksi )
Dalam suatu prosedur ( jalurnya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar dapat mencapai tujuan secara optimal, maka dalam melakukan interaksi perlu ada prosedur atau langkah-langkah sistematik dan relevan. Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang satu dengan yang lain, mungkin membutuhkan prosedur dan desai yang berbeda pula. Sebagai contoh, misalnya tujuan pembelajaran agar anak didik dapat menunjukkan letak kota New York tentu kegiatannya tidak cocok kalau anak didik disuruh membaca dalam hati, dan begitu seterusnya.[4]
Secara umum prosedur kegiatan belajar mengajar dilakukan melalui tiga tahap:
a.       Kegiatan Pendahuluan
Yang dilakukan dalam kegiatan pendahuluan untuk menciptakan kondisi awal pembelajaran meliputi membina keakraban, menciptakan kesiapan belajar  dan suasana belajar yang demokratis.
b.    Kegiatan inti
Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan inti yaitu menyampaikan tujuan yang ingin dicapai baik secara lisan maupun tulisan.
c.       Kegiatan Akhir dan tindak lanjut kegiatan belajar mengajar
Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut kegiatan belajar mengajar yaitu penilian akhir, analisis akhir, tindak lanjut, mengemukakan topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang dan menutup belajar mengajar di tandai dengan harapan khusus.
3.      Ditandai dengan Penggarapan Materi yang Khusus
Dalam hal ini materi harus didesai sedemikian rupa sehingga cocok untuk mencapai tujuan. Beberapa kriteria dalam pemilihan materi pembelajaran dijelaskan sebagai berikut:
a.    Valid (benar) yaitu materi yang diruangkan dalam kegiatan pembelajaran benar-benar telah diuji kebenarannya.
b.    Tingkat pemilihan materi yang disajikan benar-benar diperlukan oleh peseta didik.
c.    Kebermaknaan, materi yang dipilih dapat  memberikan manfaat akademis.
d.   Layak dipelajari, maksudnya materi memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya maupun aspek kelayakannya.
e.    Menarik minat, materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan memotivasi serta menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik.
f.     Aktual, maksudnya mengidikasikan bahwa guru menyampaikan materi dengan memperhatikan pemahaman peserta didik pada masa depan.
4.      Ditandai  dengan Aktivitas Peserta Didik
Kegiatan pembelajaran memerlukan peserta didik sebagai komponen utama. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran ditandai dengan aktivitas peserta didik. Dengan kata lain, tujuan pembelajarantidak dapat dicapai secara optimal jika peserta didik bersikap pasif dalam mengikuti proses pembelajaran.[5]
Sebagai konsekuensi bahwa anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Aktivitas anak didik dalam hal ini, baik secara fisik maupun secara mental, dan aktif. Inilah yang sesuai dengan CBSA. Jadi, tidak ada gunanya melakukan kegiatan belajar mengajar, kalau anak didik hanya pasif.
5.      Guru Berperan sebagai Pembimbing
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing. Dalam perannya sebagai pembimbing , guru harus berusaha menghidupkan dan memberiakan motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi proses belajar mengajar, sehingga guru merupakan tokoh yang dilihat dan  ditiru tingkah lakunya anak didik.[6] Selain sebagai pembimbing menurut Yamin dan Maisah (2009: 103-115), menyampaikan bahwa guru memiliki peran strategis dalam pembelajaran dan membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidunya, yaitu guru harus kreatif, professional, dan menyenangkan dalam memposisikan dirinya sebagai manager, observer, diagnostic, educator, organizer, decision-maker, presenter, communicator, fasilitator, motivator, counselor, dan evaluator.[7]
6.      Membutuhkan Disiplin
Disiplin dalam kegiatan mengajar diartikan sebagai pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar. Dalam pembentukan disiplin belajar peserta didik Reisma dan Dayne dalam E. Mulyasa (2003), mengemukakan strategi umum merancang disiplin peserta didik, yaitu:
a.    konsep diri, untuk menumbuhkan konsep diri, peserta didik dapat berlaku disiplin, guru disarankan untuk bersifat empatik, menerima, hangat dan terbuka.
b.    Keterampilan komunikasi, guru terampil berkomunikasi secara efektif sehingga menerima perasaan dan mendorong kepatuhan peserta didik.
c.    Konsenkuensi-konsekuensi logis dan alam, guru disarankan dapat menujukan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu peserta didik dalam mengatasinya.
d.   Klasifikasi nilai, guru membantu peserta didik dalam menjawab pertanyaan sendiri tentang nilai-nilai  dan membentuk sistem nilai sendiri.
e.    Analisis transaksional, guru disarankan belajar sebagai orang dewasa terutama ketika berhadapan dengan peserta didik yang menghadapi masalah.
f.     Terapi realitas, guru bersikap positif dan bertanggung jawab.
g.    Disiplin yang berintegrasi, menekankan pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangkan dan memperhatikan peraturan.
h.    Modifikasi perilaku, perilaku salah yang disebabkan oleh lingkungan, oleh karena itu perlu diciptakan  lingkungan yang kondusif.
i.      Tantangan bagi disiplin, guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi dan dalam pengendalian yang tegas.
7.      Ada Batas Waktu
Dalam kegiatan belajar mengajar ada batas waktu untuk mencapai tujuan tertentu dalam sistem berkelas ( kelompok anak didik), batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan. Setiap tujuan akan akan diberi waktu tertentu, kapan kapan tujuan itu harus tercapai.
8.      Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang direncakan sudah dicapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat efisiensi pelaksanaan. Esensi dari evaluasi menurut stafflebearn yaitu memberikan informasi bagi kepentingan pengambilan keputusan. Dari seluruh kegiatan di atas, masalah evaluasi sebagai terpenting yang tidak bisa diabaikan, setelah guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Evaluasi harus guru lakukan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah ditentukan.[8]
Evaluasi atau penilaian pada pembelajaran memiliki beberapa ciri. Ciri-ciri tersebut antara lain:
a.    Sistem penilaian menggunakan ulangan/ujian berkelanjutan dengan ketentuan ulangan dilaksanakan untuk melihat ketuntasan setiap kompetensi dasar.
b.    Ulangan dapat dilaksanakan untuk satu atau lebih kompetensi dasar.
c.    Hasil ulangan dianalisis dan ditindaklanjuti melalui program remedial, program pengayaan.
d.   Ulangan mencakup aspek kognitif dan psikomotorik.
e.    Aspek afektif diukur melalui kegiatan inventori afektif seperti pengamatan dan kuisioner.[9]
B.       Ciri-ciri Interaksi Pembelajaran
Ciri-ciri interaksi Pembelajaran menurut Winarno Surachmad, (1984: 16) yaitu:
1.    Ada tujuan yang ingin dicapai
2.    Ada bahan/pesan yang menjadi isi interaksi
3.    Ada pelajar yang aktif mengalami
4.    Ada guru yang melaksanakan
5.    Ada metode untuk mencapai tujuan
6.    Ada situasi yang memungkinkan proses belajar mengajar berjalan dengan baik
7.    Ada penilaian terhadap hasil interaksi

Proses belajar-mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar. Dengan siswa sebagai subjek pokoknya. Dalam proses interaksi antara siswa dengan guru, dibutuhkan komponen-komponen pendukung seperti yang telah disebut pada ciri-ciri interaksi edukatif.[10]

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dalam suatu pembelajaran memiliki ciri tertentu. Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan tanda-tanda upaya guru mengatur unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses untuk tercapainya suatu tujuan pembelajaran. Ciri-ciri tersebut yaitu adanya tujuan, prosedur, aktivitas peserta didik, adanya guru yang berperan sebagai pembimbing, kedisplinan, adanya batas waktu, dan evaluasi. Dengan adanya ciri-ciri pembelajaran tersebut diharapkan suatu kegiatan pembelajaran akan mudah tercapai sesuai dengan tujuan pendidikan.


B.       Saran

Demikian makalah ini kami susun. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan, oleh karena kritik dan saran yang membangun kami perlukan untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga bermanfaat bagi pembacanya.



















DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Khuluqo, Ihsan el. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
M, Sardiman A. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Mustakim,  Zaeanal. 2011. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.
Suryani, Nunuk dan Leo Agung. 2012.  Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Triwiyanto, Teguh. 2015. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Winaryati, Eni. 2014. Evaluasi Supervisi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.


LAMPIRAN
        




















BIODATA PENULIS






Nama                           : Milatul Khusna
TTL                             : Pekalongan, 22 September 1998
Alamat                        : Kertijayan Gg 10 A, Buaran Pekalongan
Hobi                            : Membaca Cerita
Cita- Cita                   : Guru
Riwayat Pendidikan :
·         TK Desa Kertijayan
·         SD N 01 Kertijayan
·         SMP N 14 Pekalongan
·         Madrasah Aliyah Salafiyah Simbang Kulon
·         IAIN PEKALONGAN (smt 3)
Pengalaman Organisasi :
·         PMR WIRA
·         IPPNU
Moto Hidup             : “Khusnudzon dalam segala hal dan libatkan Allah dalam segala hal





[1] Nunuk Suryani dan Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012), hlm. 34-35.
[2] Zaeanal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2011), hlm. 42.
[3] Ihsan el khuluqo, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017), hlm. 57.
[4] Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, cet ke-5, (Jakarta:Rineka Cipta, 2013), hlm. 40.
[5] Zaenal Mustakim., Op.Cit, hlm. 44.

[6] Syaiful Bahri Djamarah., Op.Cit, hlm. 41.

[7]  Eni Winaryati, Evaluasi Supervisi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu,  2014), hlm. 38.
[8] Zaenal Mustakim., Op.Cit, hlm., 45-46.

[9] Teguh Triwiyanto, Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2015), hlm. 189-190.
[10] Abu Ahmadi dan  Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997). Hlm. 118-119.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar