"TUJUAN HIDUP"
QS. Adz-Dzariyat, 51: 56
Susanti
NIM. (2117181)
Kelas A
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah,
segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan
kekuatan dan kemampuan, sehingga makalah yang berjudul “TUJUAN HIDUP QS.
Adz-Dzariyat 51:56” ini dapat deselesaikan. Sholawat dan salam semoga
senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, para sahabatnya, keluarganya,
dan sekalian umatnya hingga akhir zaman.
Mudah-mudahan
makalah ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi para pembaca. Kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurag berkenan
bagi para pembaca.
Pekalongan, 02 September, 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................1
Kata
Pengantar.........................................................................................2
Daftar Isi..................................................................................................3
Bab I
Pendahuluan...........................................................................4
a.
Latar belakang masalah..........................................................4
b.
Rumusan masalah..................................................................4
c.
Tujuan penulis.......................................................................4
Bab II
Pembahasan...........................................................................5
a.
Tujuan hidup dan kehidupan
manusia.......................................5
b.
Dalil tujuan hidup
manusia......................................................6
c.
Ibadah mahdhah dan ghairu
mahdhah.....................................11
Bab III Penutup...............................................................................13
a.
Kesimpulan ..........................................................................13
b.
Saran....................................................................................13
Daftar
pustaka..................................................................................14
Biodata
diri......................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Allah Swt telah menciptakan makhluk-makhluknya dintaranya ada
manusia dan jin. Semua yang diciptakan oleh Allah Swt itu agar menyembah
kepadanya. Tujuan manusia diciptakan hanya untuk beribadah dan mengabdi
kepada-Nya. Karena Allah tidak menginginka apapun dari manusia ataupun
makhluk-makhluknya melainkan Allah hanya ingin manusia itu bertaqwa kepada
Allah Swt.
B.
Rumusan Masalah
a.
Apa tujuan hidup dan kehidupan manusia
b.
Bagaimana dalil tujuan hidup manusia
c.
Perbedaan ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah
C.
Tujuan
a.
Mengetahui tujuan hidup dan kehidupan manusia
b.
Dapat memahami dalil tujuan hidup manusia
c.
Mengetahui ibadah mahdhah dan ghiru mahdhah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tujuan hidup dan kehidupan manusia
Manusia secara bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa Arab
berasal dari kata Nasiya yang berarti lupa jika dilihat dari kata dasar al uns
yang berarti jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia
memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan
keadaan yang baru disekitarnya. Manusia dilihat dari keberadaannya sekaligus
membedakannya secara nyata dengan makhluk yang lain. Seperti dalam kenyataan
makhluk yang berjalan diatas dua kaki, adalah kemampuan berpikir dan hal
tersebut yang menentukan hakikat manusia.[1]
Kalau diperhatikan dari susunan maknanya, kata insan menunjukan
keistimewaan manusia. Kemanusiaan (insaniyah), mengandung makna kearah yang
dapat membolehkan ia menduduki sifat di bumi, memikul tanggung jawab taklif dan
amanah, sebab dialah yang khusus menerima ilmu bayan, akal, dan perbedaan
antara yang baik dan buruk . manusia memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari
makhluk lainnya. Dalam kondisi yang seperi ini terkadang manusia lupa, bahwa
dia adalah makhluk yang lemah karena sebenarnya ada yang lebih berkuasa adalah
Allah.[2]
Menurut Islam manusia adalah ciptaan Allah, tidak lah ia muncul
dengan sendirinya atau berada oleh dirinya sendiri . dalam surah Al-Alaq ayat 2
disebutkan bahwa manusia itu diciptakan dari segumpal darah. Dalam surah
Ar-Rahma ayat 3 difirman kan bahwa Allah itulah yang menciptakan manusia. Dan
masih banyak lagi ayat-ayat yang menjelaskan tentang kejadian manusia tentang kejadian
manusia dan penciptaan Nya oleh Allah Swt.
Tujuan hidup
Manusia
1. Menjadi ‘Abdullah, hal ini
merujuk pada ayat al-qur’an surat adz-dzariyat: 56 yang bunyinya “tujuan utama
penciptaan manusia ialah agar manusia beribadah kepada-Nya”. Karena tujuan beribadah dalam islam bukan
hanya membentuk kesalehan individual, tetapi juga kesalehan social, yang
keduanya tidak dapat dipisahkan.[3]
2. Sebagai Khalifah, merujuk pada surah
al-baqarah: 30, yunus: 14, dan surat al-an’am: 156 yang berbunyi:” manusia
diciptakan untuk diperankan sebagai wakil Tuhan di muka bumi”. Karena Allah
dzat yang menguasai dan memelihara alam semesta, maka tugas manusia adalah
sebagai wakil Allah ialah menata dan memelihara serta melestarikan dan
menggunakan alam ini dengan sebaik-baiknya.
3. Jika tujuan yang pertama dan kedua lebih
difokuskan pada tanggung jawab individu, tujuan penciptaan yang ketiga ini
menegaskan perlunya tanggung jawab bersama dalam menciptakan tatanan kehidupan
dunia yang damai [4]
B.
Dalil tujuan hidup manusia
Tujuan Penciptaan Manusia (QS. Al-Dzariyaat, 51: 56)
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
56. dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
1.
TAFSIR AL-AZHAR
Inilah peringatan lanjutan dari ayat yang sebelumnya yaitu supaya
rasulullah saw meneruskan member peringatan sebab peringatan akan besar
manfaatnya bagi orang yang beriman. Maka datanglah tambahan ayat 56 ini bahwa
sanya allah menciptakan jin dan manusia tidak ada guna yang lainya melainkan
buat mengabdi diri kepada allah swt. Jika seseorang telah mengakui beriman
kepada tuhan tidaklah dia akan mau jika hidupnya didunia ini kosong saja. Dia
tidak boleh menganngur selama nyawa dikandung badan, manusia harus ingat tempo
nya tidak boleh kosong dalam pengabdiannya. Seluruh hidup hendaklah dijadikan
ibadah [5]
menurut riwayat dari ali bin abu tolha, yang diterimanya dari ibnu
abbas artinya untuk beribadah ialah mengakui diri adalah budak atau hamba dari
allah, tunduk menurut kemauan allah, baik secara sukarela atau terpaksa, namun
kehendak allah berlaku juga. Mau tidak mau hidup, mau tidak mau akan tua, mau
tidak mau akan mati..
oleh sebab itu ayat ini member ingat kepada manusia bahwa sadar
atau tidak sadar dia pasti mematuhi kehendak tuhan. Maka jalan yang lebih baik
bagi manusia ialah menginsafi kegunaan hidupnya sehingga dia pun tidak merasa
keberatan lagi mengerjakan berbagai ibadah kepada tuhan.
Apabila manusia mengenal budi yang luhur niscaya dia mengenal apa
yang dinamai berterima kasih. Pada orang yang menolong kita melepaskan dari
mala petaka kita punnn segera mengucapkan terima kasih! Kita mengembara disatu
padang pasir. Dari sangat jauh nya kita kehausan, air sangat sukar tiba-tiba
disuatu tempat yang sunyi sepi kita bertemu satu orang yang menyuruh kita
berhenti berjalan sejenak. Kitapun berhenti. Lalu dia bawakan seteguk air
kitapun mengucapkan banyak-banyak terima kasih. Kita ucapkan terima kasih
dengan merendahkan diri. Sebab kita merasa berhutang budi kepada nya. Dan tidalah manusia ada
manusia berada di dunia yang membantah keluhuran budi orang yang berterima
kasih.
Maka bandingkanlah semuanya dengan anugerah ilahi bagi menjamin
hidup kita sejak mulai lahir dari perut ibu sampai kepada masa habis tempo
didunia ini dan kita menutup mata, tidaklah dapat dihitung dan dinilai betapa
besar nikmat dan karunia allah kepada kita.
Disinilah tuhan menjuruskan hidup kita memberi kita pengarahan.
Allah menciptakan kita jin dan mausia tidak untuk yang lain, hanya untuk satu
macam tugas saja yaitu mengabdi dan beribadah. Beribadah yaitu mengakui bahwa
kita ini hambanya, tunduk kepada kemauannya.
Ibadah itu diawali atau dimulai dengan iman yaitu percaya bahwa ada
tuhan yang menjamin kita. Percaya akan adanya allah ini saja sudah jadi dasar
pertama dari hidup itu sendiri. Maka iman yang telah tumbuh itu wajib
dibuktikan dengan amal yang sholeh yaitu perbuatan yang baik. Iman dan amal
sholeh inilah pokok ibadah. Bila kita mengaku beriman kepada allah niscaya kita
akan percaya kepada rasul Nya. maka pesan allah ayang disampaikan oleh rasul
itu kita perhatikan. Perintahnya kita kerjakan dan larangannya kita tinggalkan.
2.
Tafsir Al-Maraghi
Padahal aku tidaklah menciptakan
mereka kecuali supaya kenal kepada ku. Karena sekiranya aku tidak menciptakan
mereka niscaya mereka takkan kenal keberadaan-Ku dan keesaan-Ku. Penafsiran
seperti ini ditunjukan oleh apa yang dinyatakan dalam sebuah hadist qudsi:[6]
( كُنْتُ كَنْزًا مَخْفِيًّافَاَرَدْتُ اَنْ اُعْرَفَ فَخَلَقْتُ
الْخَلْقَ فَبِى عَرَفُوْنِىْ )
“aku adalah simpanan yang tersembunyi. Lalu aku menghendaki supaya
dikenal. Maka aku pun menciptakan makhluk. Maka oleh karena Akulah mereka
mengenal aku.”
Demikian kata mujadid dan begitu pula diriwayatkan dari mujadid,
bahwa ayat ini adalah ; kecuali supaya Aku memerintahkan mereka dan melarang
mereka. Tafsiran seperti ini ditunjukan oleh firman Allah Ta’ala :Ayat at
Taubah 9 ; 31
وَمَا اُمِرُوااِلاَّلِيعْبُدُوْااِلَهًاوَّاحِدًالاَاِلَه اِلاَّ
هُوَسُبْحَنَهُ عَمَّ يُشْرِكُوْنَ
Artinya :
“Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak
ada Tuhan selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”
Dan tafsiran seperti ini dipilih
pula oleh Az-Zujjaj. Sementara itu segolongan mufassir berpendapat bahwa arti
ayat ini adalah, kecuali supaya mereka tunduk kepada-Ku, dan merendahkan diri.
Yakni bahwa setiap makhluk dari jin atau manusia tunduk kepada keputusan Allah,
patuh kepada kehendak-Nya, dan menuruti apa yang telah Dia takdirkan atasnya.
Allah menciptakan mereka menurut apa yang Dia kehendaki, dan Allah memeberi
rezeki kepada mereka menurut keputusan-Nya, tidak seorangpun di antara mereka
yang dapat memberi manfaat maupun mudarat kepada dirinya sendiri.
Kalimat seperti ini merupakan
penegasan bagi suruhan agar memberi peringatan, dan juga memuat alasan dari
diperintahkannya memberi peringatan. Karena diciptakannya mereka dengan alasan
tersebut menyebabkan mereka harus diberi peringatan yang menyebabkan mereka
wajib ingat dan menuruti nasehat.
3.
Tafsir Ibnu Katsir
Allah SWT berfirman, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” Yaitu, sesungguhnya Aku menciptakan
mereka itu dialah agar Aku mnyuruh mereka beribadah kepada-Ku, bukan karena Aku
membutuhkan mereka, agar mereka mau, baik rela atau terpaksa, melaksanakan
ibadah kepada-Ku. Dan tidaklah Aku ini memerintahkan mereka untuk beribadah
kepada-Ku melainkan karena Aku sajalah yang berhak untuk disembah. Bila mereka
telah menserikatkan peribadatan kepada yang selain Aku, maka kemurkaan-Ku akan
segera menimpa mereka, akan tetapi, bila mereka mentauhidkan Aku di dalam
peribadatan, maka Aku akan meridhai mereka dan akan memeasukkan mereka ke dalam
surga-Ku. [7]
Dan tidak diragukan lagi bahwa semua ini adalah rahmat daripada-Nya
terhadap semua hamba-Nya. Yakni penjelasan perkara ini kepada mereka sehingga
mereka mengamalkan apa yang telah mereka ketahui itu sesuai dengan cara yang
diridhai oleh Allah SWT merupakan rahmat dari-Nya. Sedangkan Allah sama sekali
tidak mempunyai kepentingan apa-apa terhadap mereka. Dia adalah Mahakaya, tidak
perlu kepada semua yang terdapat di alam ini.
D.
Ibadah Mahdhah dan Ghairu Mahdhah
1.
Ibadah Mahdhah
Secara terminologis ibadah diartikan segala sesuatu yang kerjakan
untuk mencapai keridhoan Allah Swt dan mengharap pahala-NYA di akhirat. Dari
makna ini jelas ibadah itu mencakup semua aktivitas manusia baik perkataan,
maupun perbuatan yang didasarkan dengan niat ikhlas untuk mencapai keridhoan
Allah Swt dan mengharap pahala di akhirat nanti. [8]
Ibadah mahdhah (ibadah khusus) yaitu
ibadah langsung kepada Allah tata cara pelaksanaannya telah diatur dan
ditetapkan oleh Allah atau dicontohkan oleh Rasulullah. Karena itu,
pelaksanaannya sangat ketat, yaitu harus sesuai dengan contoh dari Rasul. Allah
dan Rasul-Nya telah menetapkan pedoman atau cara yang harus ditaati dalam
beribadah, tidak boleh ditambah-tambah atau dikurangi. Penambahan atau
pengurangan dari ketentuan-ketentuan ibadah yang ada dinamakan bid‟ah dan
berakibat batalnya ibadah yang dilakukan. Menurut Ali Anwar Yusuf mendefinisikan Ibadah mahdhah yaitu : Ibadah yang mengandung hubungan dengan Allah
sematamata (vertikal atau hablumminallah). Contoh ibadah khusus ini adalah
shalat (termasuk didalamnya thaharah), puasa, zakat, dan haji.
Ciri-ciri Ibadah ini adalah semua ketentuan
dari aturan pelaksanaannya telah di tetapkan secara rinci melalui
penjelasan-penjelasan Al-Qur‟an atau Sunnah. Ibadah mahdhah merupakan ibadah
yang sifatnya khusus. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang disyariatkan dalam al-Qur’an dan hadis. Contohnya; shalat, puasa, zakat
dan naik haji. Dengan demikian, Pemahaman Ibadah Mahdhah berasal dari kata pemahaman dan Ibadah
mahdhah. Dari penjelasanpenjelasan yang sudah dibahas dapat ditarik kesimpulan
tentang pengertian pemahaman Ibadah mahdhah.
Pemahaman Ibadah mahdhah adalah kemampuan menangkap makna serta
penguasaan terhadap bahan-bahan yang dipelajari secara baik dan benar mengenai
ajaran agama Islam tentang ibadah Mahdhah sesuai dengan ketentuan dan tatacara
yang ditentukan oleh syari’at agama. Dalam penelitian ini, Pemahaman Ibadah
Mahdhah terfokus pada persoalan tata cara.
2.
Ghairu Mahdhah
Ibadah ghairu mahdhah (ibadah umum) adalah
ibadah yang tata cara pelaksanaannya tidak diatur secara rinci oleh Allah dan
Rasulullah Saw Ibadah umum ini tidak menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan,
tetapi justru berupa hubungan antara manusia dengan manusia atau dengan alam
yang memiliki nilai ibadah. Bentuk ibadah ini umum sekali, berupa aktivitas
kaum muslim (baik tindakan, perkataan, maupun perbuatan) yang halal (tidak
dilarang) dan didasari dengan niat karena Allah (mencari rida Allah).
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dengan kita mempelajari tujuan hidup dan kehidupan manusia ini
semua makhluk ciptaan Allah SWT yang ada di bumi ini, baik itu jin manusia dan
lainnya itu mereka hanya disuruh menyembah dan mengabdi kepadanya. tuhan
menjuruskan hidup kita memberi kita pengarahan. Allah menciptakan kita jin dan
mausia tidak untuk yang lain, hanya untuk satu macam tugas saja yaitu mengabdi
dan beribadah. Beribadah yaitu mengakui bahwa kita ini hambanya, tunduk kepada
kemauannya.
Ibadah itu diawali atau dimulai dengan iman yaitu percaya bahwa ada
tuhan yang menjamin kita. Percaya akan adanya allah ini saja sudah jadi dasar
pertama dari hidup itu sendiri. Maka iman yang telah tumbuh itu wajib
dibuktikan dengan amal yang sholeh yaitu perbuatan yang baik. Iman dan amal
sholeh inilah pokok ibadah. Bila kita mengaku beriman kepada allah niscaya kita
akan percaya kepada rasul Nya. maka pesan allah ayang disampaikan oleh rasul
itu kita perhatikan. Perintahnya kita kerjakan dan larangannya kita tinggalkan.
B.
SARAN
Semoga apa yang terdapat dalam
materi ini bisa bermanfaat bagi pembaca,
kami sebagai penulis menyadari banyak kekurangan dalam materi yang kami sajikan
segala. Maka dari itu tidak lupa kritik dan saran sangat di perlukan untuk
suatu pembelajaran kedepannya. Atas masukan-masukannya saya ucapan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Al-maraghi,
Ahmad mustofa, 1974. Tafsir al maraghi . Semarang : PT
Karya Toha Putra
Ar-rifa’i, Muhammad Nasib. 2000. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir.
Jakarta: Gema Insani Press
Hamka. 1977. Tafsir Al- Azhar. Surabaya:
Yayasan Latimojong
Yusuf, Musfirotun. 2015. Manusia
dan Kebudayaan Perspektif Islam. Pekalongan: Duta Media Utama
Al-nafs, Al-Irsyad. 2015. Jurnal bimbingan penyuluhan islam volume
2 nomor 1, hal 57-68
http://repositiry.uinsu.ac.id/1624/6/Bab%2011%Tujuan%20Hidup%20tujuan
%20Pendidikan.pdf
Sifan Latifatus. 2012. Hubungan antara pemahaman ibadah mahdhah
dengan tanggung jawab sosial semarang: UIN Walisongo
BIODATA PENULIS
1.
Nama : Susanti
2.
Nim :
2117181
3.
Alamat : Dk. Winongsari RT/RW 09/ 03 Ds.
Kenconorejo kecamatan Tulis. Kabupaten Batang .Provinsi Jawa Tengah
4.
Riwayat pendidikan :
a.
SD. Kenconorejo 02
b.
SMP Negeri 1 Tulis
c.
SMK EL-Husna Kandeman
[1]. Musfirotun Yusuf, Manusia dan
Kebudayaan Perspektif Islam, (Pekalongan: Duta Media Utama, 2015), hlm.1-18
[5] Hamka, Tafsir Al- Azhar. (Surabaya: Yayasan Latimojong,
1977), hlm 49-51
[6] Al-maraghi,
Tafsir Al maraghi ,( Semarang :PT Karya Toha Putra, 1974) hal
24-25
[7] Muhammad Nasib Ar-rifa’i, Ringkasan
Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), hlm.480
[8] Latifatus Sifa, Hubungan antara pemahaman ibadah mahdhah dengan
tanggung jawab sosial,( semarang: UIN Walisongo )2012 hal 16-17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar