HADITS 37
MANFAAT FAUNA BAGI MANUSIA
Di susun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu : Muhammad Ghufron, M.S.I
Di susun oleh
Indah Kumala Sari
2021110083
B
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012
PENDAHULUAN
Allah telah menciptakan bumi sebagai tempat hidup manusia. Tercipta berbagai jenis pepohonan dan hewan-hewan. Beraneka ragam tumbuhan dan hewan mengarah kepada keagungan Allah SWT. Dimana tidak lain di ciptakannya berbagai tumbuhan dan hewan tersebut untuk di manfaatka oleh manusia.
Salah satu hewan ciptaan Allah SWT yang juga di gunakan sebagai nama dalam suatu surat Al Qur’an adalah Surat An Nahl. Penciptaan lebah tentu mengandung banyak manfaat bagi manusia. Karena di setiap surat dalam suatu alqur’an pasti mengandung cerita dan makna yang bisa kita ambil hikmahnya. Hal itu juga di perjelas dalam hadits Rasulullah yang akan kita bahas pada makalah kali ini.
PEMBAHASAN
A. Materi Hadits
عَبْدُ ا للّهٍ بْنُ عَمْرِوبْنِ العَاص اَنّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللّهِ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ قَالَ ( اِنّ مَثَلَ الُؤْمِنِ لَكَمَثَلِ النّحْلَةِ اَكَلَتْ طَيّباً وَوَضَعَتْ طَيّباً وَوَقَعَتْ فَلَمْ تُكْسَرْ وَلَمْ تَفْسُدُ )
B. Terjemah Hadits
“Abdullah bin Amru bin Ash menceritakan kepadaku, bahwasanya dia mendengar Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya perumpamaan seorang mukmin seperti lebah, dia memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik, hinggap namun tidak memecah dan merusak.”[2]
C. Mufrodat
Perumpamaaan : مثل
Seperti : لكمثل
Lebah : النحلة
Mengeluarkan : وضعت
Hinggap : وقعت
Memecah : تكسر
Merusak : تفسد
D. Biografi Rawi (Abdullah bin Amr bin Ash)
Abdullah bin Amr bin al Ash Sahmi al Quraisy. Dia masuk islam sebelum bapaknya. Termasuk ahli ibadah dan ulama dari kalangan sahabat. Dia sudah pandai menulis pada masa jahiliyah. Dia meminta izin kepada Rasulullah untuk menulis apa yang dia dengar darinya, maka beliau mengizinkannya.
Dia ikut dalam beberapa peperangan dan menyabet dengan dua pedang sekaligus. Dia membawa panji bapaknya pada perang Yarmuk. Dan mati syahid di Shiffin ikut pihak Mu’awiyah. Mu’awiyah mengangkatnya sebagai gubernur di Kuffah dalam beberapa waktu yang tidak terlalu lama. Dia meninngal pada tahun 65 H. Dan hadits-haditsnya di cantumkan dalam kitab-kitab hadits sebanyak 700 hadits.[3]
E. Keterangan Hadits
· Memakan yang baik (Hinggap di tempat yang bersih dan menyerap yang bersih)
Lebah hanya hinggap di tempat-tempat pilihan. Ia hanya akan mendatangi bunga-bunga atau buah-buahan atau tempat-tempat yang bersih lainnya yang mengandung bahan madu atau nektar.
· Mengeluarkan yang baik
Lebah mengeluarkan sesuatu yang bersih dan bermanfaat yaitu madu. Madu merupakan obat bagi segala macam penyakit. Madu dapat memberikan pengaruh positif pada kesehatan karena mengandung anti oksidan.[4]
· Tidak memecah
Lebah selalu hidup dalam koloni besar, tidak pernah menyendiri. Mereka pun bekerja secara kolektif, dan masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri.
· Tidak merusak
Lebah tidak pernah merusak dan mematahkan ranting yang di hinggapinya. Belum pernah ada cerita dahan patah karena di hinggapi seekor lebah.
F. Aspek Tarbawi
Seorang mukmin adalah manusia yang memiliki sifat-sifat unggul. Sifat-sifat itu membuatnya memiliki keistimewaan di bandingkan dengan makhluk lain. Sehingga di manapun dia berada, kemanapun dia pergi, apa yang dia lakukan, peran dan tugas apapun yang dia emban akan selalu membawa manfaat dan maslahat bagi manusia.
Sifat-sifat yang baik itu antara lain juga terdapat pada lebah. Dalam hadits di atas mengisyaratkan agar kita meniru sifat-sifat positif yang di miliki oleh lebah
· Mengambil yang halal dan baik (Hinggap di tempat yang bersih dan menyerap yang bersih)
Hendaknya seorang mukmin hanya memakan makanan yang halal dan baik (al baqarah 168). Tidak sembarang makan kecuali sudah jelas kehalalannya. Dari mana harta itu di peroleh dan untuk apa harta itu di gunakan.
· Memberikan kebaikan dan manfaat (Mengeluarkan yang baik)
Hendaknya seorang mukmin selalu memberikan kebaikan kepada orang lain dan bermanfaat bagi lingkungan. Segala yang keluar dari dirinya adalah kebaikan. Lidahnya tidak pernah mengeluarkan kata-kata kecuali yang baik, hartanya bermanfaat bagi banyak manusia, kalau berkuasa di gunakannya untuk sebesar-besar kemaslahatan umat manusia.
· Bekerja secara jama’i dan tunduk pada satu pimpinan (Tidak memecah)
Hendaknya seorang mukmin harus selalu memdahulukan berjamaah, menghindari hidup individualis. Karena dengan hidup berjamaah hidupnya akan lebih mudah lagi.
· Tidak pernah merusak
Hendaknya seorang mukmin tidak pernah melakukan perusakan dalam hal apapun baik material maupun non material. Bahkan dia selalu melakukan perbaikan-perbaikan terhadap yang di lakukan orang lain dengan cara-cara yang tepat. Melakukan perbaikan aqidah, akhlak dan ibadah. Selain itu juga tidak pernah membebani lingkungannya. Seandainya meminta tolongpun tidak dengan memaksa dan yang menolong tidak terbebani. Seorang mukmin tidak boleh menyebabkan masalah di masyarakat, membahayakan atau merusak lingkungan.
· Bekerja Keras
Lebah adalah pekerja keras, Ketika muncul pertama kali dari biliknya (saat “menetas”), lebah pekerja membersihkan bilik sarangnya untuk telur baru dan setelah berumur tiga hari ia memberi makan larva, dengan membawakan serbuk sari madu. Dan begitulah, hari-harinya penuh semangat berkarya dan beramal.
Maka hendaknya seorang mukmin harus bekerja keras dan semangat pantang kendur, terlebih lagi dalam upaya menegakkan keadilan.
· Tidak pernah melukai kecuali kalau di ganggu
Lebah tidak pernah memulai menyerang. Ia akan menyerang hanya manakala merasa terganggu atau terancam. Dan untuk mempertahankan “kehormatan” umat lebah itu, mereka rela mati dengan melepas sengatnya di tubuh pihak yang diserang.
Maka hendaknya seorang mukmin harus memiliki kepekaan dan solidaritas yang tinggi sebagai saudara seiman. Manakala ada pihak-pihak yang akan mengganggu tatanan kehidupan islam dan akidah islam, seorang mukmin akan tergugah hatinya untuk membela dan menegakan akidah islam. Siap berperang di jalan Allah jika kewajiban memanggilnya.[5]
PENUTUP
Bukanlah sia-sia Allah menyebut-nyebut dan mengabadikan binatang kecil tersebut dalam Al-Quran sebagai salah satu nama surah yaitu An-Nahl. Ada beberapa pola kehidupan yang patut kita tiru dari seekor lebah, yaitu :
· Mengambil yang halal dan baik
· Memberikan kebaikan dan manfaat
· Bekerja secara jama’i dan tunduk pada satu pimpinan
· Tidak pernah merusak
· Bekerja Keras
· Tidak pernah melukai kecuali kalau di ganggu
Itulah beberapa karakter lebah yang patut ditiru oleh orang-orang beriman.
DAFTAR PUSTAKA
Thalbah, Hisyam. 2008. Ensiklopedia Mukjizat Al Qur’an dan Hadits III : Sabda Sentosa
Hamid, Abdul. 2009. Musnad Imam Ahmad. Jakarta : Pustaka Azzam
Musnad Imam Ahmad juz II
Sulaiman, Imam. 2008. Al Wafi. Jakarta : Pustaka Al Kautsar
Dewagratis.com/islam/bacaan/agama/kemuliaan seorang mukmin.html[6]
[1] Musnad Imam Ahmad juz II
[2] Abdul Hamid. Musnad Imam Ahmad VI (Jakarta : Pustaka Azzam, 2009), h.514
[3] Imam Sulaiman. Al Wafi (jakarta : Pustaka al Kautsar. 2008), h.472
[4] Hisyam Thalbah. Ensiklopedia Mukjizat Al Qur’an dan Hadits (Sapta Sentosa. 2008).h. 225
[5] Dewagratis.com/islam/bacaan/agama/kemuliaan seorang mukmin.html