MAKALAH
HADITS 36 DAN 37
MANFAAT FLORA DAN FAUNA BAGI MANUSIA
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah : Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu : M. Ghufron, M.S.I
Disusun Oleh:
MUSTAQIMAH
2021111252
Kelas F
TARBIYAH PAI
KELAS F
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) PEKALONGAN
TAHUN 2013
PENDAHULUAN
Allah telah
menciptakan bumi sebagai tempat hidup manusia, dan sebelumnya telah tercipta
berbagai jenis pepohonan dan hewan-hewan. Dimana beraneka ragam jenis tumbuhan
dan hewan itu tidak lain untuk dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber makanan
dan kehidupan. Beraneka ragam jenis tumbuhan dan hewan mengarah kepada keagungan
Allah SWT. Ribuan bahkan jutaan jenis tumbuhan telah dapat diketemukan bahkan
diantaranya mungkin masih belum diketahui. Begitu pula dengan hewan-hewan yang
ada sampai saat ini dengan beragam jenis.Keagungan Allah dalam menciptakan
berbagai macam tumbuhan maupun hewan pun dapat dirasa, tat kala kita sering
mendengar dan melihat sendiri tentang beberapa jenis spesies langka sebagai perkembangan
dari keanekaragaman hayati tersebut. Kaenehan-keanehan hewan dan tumbuhan
maupun pepohonan.
Salah satu flora
dan fauna yng akan di bahas dalam makalah ini tentang manfaat tunbuhan, yakni
habbatussauda dan pelajaran yang dapat di ambil dari seekor lebah.
PEMBAHASAN
A. Materi Hadits
1.
Hadits 36
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَال : { مَا مِنْ دَاءٍ إِلَّا فِي الْحَبَّةِ السَّوْدَاءِ
مِنْهُ شِفَاءٌ إِلَّا السَّامَ }. (رواه
مسلم فى الصحيح, كتاب السلام, باب التداوي بالحبة السوداء)
2.
Hadits 37
عن عَبْدِ اللهِ بنِ عُمَرَ وَ بْنِ الْعَاصِ اَنَّهُما
سَمِعَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : { اِنَّ مَثَل الْمُؤَمِنِ لَكَمَثَلِ
النَّحْلَةِ اَكَلَتْ طَيْبًا وَوَضَعَتْ طَيْبًا وَوَقَعَتْ فَلَمْ تُكْسَرْ
وَلَمْ تُفْسَدْ } (رواه احمد فى المسند مسند المكثرين من الصحابة مسند عبد الله
بن عمر و بن العاص)
B. Tarjamah Hadits
1.
Hadits 36
“Dari Abi
Huraiah, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: tidak ada obat kecuali dalam
habbatussauda, darinya dapat menyembuhkan kecuali kematian”. (HR. Imam Muslim)
2.
Hadits 37
“Dari
Abdullah bin Amru bin Ash bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda : sesungguhnya perumpamaan
seorang mukmin seperti lebah. Dia memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik,
hinggap namun tidak memecah dan merusak.” (H.R Ahmad)
C. Makna Mufrodat
1.
Mufrodat Hadits 36
Tidak ada obat
|
مَا مِنْ
دَاءٍ
|
Kecuali
|
إِلَّا
|
Habbatussauda
|
حَبَّةِ
السَّوْدَاءِ
|
Darinya
|
مِنْهُ
|
Obat
|
شِفَاءٌ
|
Kematian
|
سَّامَ
|
2.
Mufrodat Hadits 37
Perumpamaan
|
مَثَل
|
Lebah
|
نَّحْلَةِ
|
Memakan
|
اَكَلَتْ
|
Hinggap
|
وَضَعَتْ
|
Mengeluarkan
|
وَقَعَتْ
|
Baik
|
طَيْبًا
|
Tidak memecah
|
لَمْ
تُكْسَرْ
|
Tidak merusak
|
لَمْ
تُفْسَد
|
D. Biografi Rawi
1.
Hadits 36
a.
Biografi Abu Hurairah
Abu Hurairah adalah Abdul Rahman
ibn Sakhr Ad Dausy At Tamimy. Para ahli sejarah berbed pendapat mengenai nama
beliau ini. Demikian pula tentang nama ayahnya. Beliau sendiri menerangkan,
bahwa di masa jahiliyah beliau bernama Abu Syams. Setelah memeluk Islam, beliau
diberi nama oleh Nabi dengan Abdul Rahman atau Abdullah, ibunya bernama
Maimunah. Beliau lahir tahun 21 sebelum Hijrah= tahun 601 M.[1]
Abu Hurairah
r.a memeluk islam pada tahun 7 H, ketika Rasulullah berangat menuju khaibar .
gelaran Abu Hurairah r.a adalah karena kegemaran nya bermain dengan anak
kucing. Diceritakan pada suatu hari ketika Abu Hurairah bertemu Rasulullah saw,
dia di tanyai apa yang ada di dalam lengan bajunya. Lalu dia menunjuka anak
kucing yang ada dalam lengan bajunya, lantas dia digelari Abu Hurairah oleh
Rosulullah. Dan semenjak itu, dia suka di kenali dengan gelar Abu Hurairah.[2]
Ahli hadits sepakat, beliau adalah sahabat
yang paling banyak meriwayat kan hadits, Abu Muhammad ibnu Hazm mengatakan
bahwa dalam musnad Baqiy bin Makhlad terdapat lebih dari 5300 hadits yang di
riwayat kan oleh Abu Hurairah r.a.[3]
Beliau wafat pada tahun 57 H. menurut pendapat yang terkuat.
b.
Biografi Muslim
Beliau adalah Abdul Husein bin Al
Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An- Naisaburi. Lahir pada tahun 204 H dan
meninggal dunia pada tanggal 24 Rajab 261 H dalam usia 57 tahun.
Imam muslim telah melakukan rihlah untuk mencari ilmu hadits di seluruh
penjuru negeri. Beliau meriwayatkan hadits dari Yahya bin Yahya, Ishaq bin
Rahawaih, Ahmad bin Hambal, Al Qa’nabi, Harmalah bin Yahya, dan para imam ahli
hadits yang lainnya.
Berulang kali beliau berkunjung
ke Baghdad dan meriwayatkan hadits disana. Imam Muslim pernah berkata “Aku
telah menyusun kitab Al Musnad dari 300.000 riwayat hadits yang telah
didengar”.[4]
2.
Hadits 37
a.
Biografi Abdullah bin Amru bin
Ash
Abdullah bin Amru bin Al Ash as Sahmi al
Qurasyi. Dia masuk islam sebelum bapaknya. Termasuk ahli ibadah dan ulama dari
kalangan sahabat. Dia sudah pandai menulis pada masa jahiliah. Dia meminta izin
kepada Rasulullah untuk menulis apa yang di dengar darinya, maka beliau
mengizinkannya. Dia ikut dalam beberapa peperangan dan menyabet dengan dua
pedang sekaligus. Dia membawa panji bapaknya pada perang Yarmuk. Mati syahid di
Shiffin ikut pihak muawiyah. Muawiyah mengangkatnya sebagai Gubernur di Kufah
dalam beberapa waktu yang tidak terlalu lama. Dia meninggal pada tahun 65 H.
dan hadits-haditsnya dicantumkan dalam kitab-kitab hadits sebanyak 700
hadits-hadits.[5]
b.
Biografi Imam Ahmad
Beliau adalah Abu Abdillah Ahmad bin
Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad bin Idris bin Abdullah bin Hayyan bin Abdullah
bin Anas bin al Auf
bin Qasith bin Mazin bin Syaiban bin Dzuhl bin Tsaallabah adz-Dzuhli asy-Syaibaniy. Nasab
beliau bertemu dengan nasab Nabi pada diri Nizar bin Maald bin al Adnan. Yang berarti bertemu nasab pula
dengan nabi Ibrahim. Ketika beliau masih dalam kandungan, orang tua beliau
pindah dari kota Marwa, tempat tinggal sang ayah, ke kota Baghdad. Di kota itu
beliau dilahirkan, tepatnya pada bulan Rabiul Awwal -menurut pendapat yang
paling masyhur- tahun 164 H. Ayah beliau.
Muhammad, meninggal dalam usia muda, 30 tahun, ketika beliau baru berumur tiga
tahun. Kakek beliau, Hanbal, berpindah ke wilayah Kharasan dan menjadi wali
kota Sarkhas pada masa pemeritahan Bani Umawiyyah, kemudian bergabung ke dalam
barisan pendukung Bani Abbasiyah dan karenanya ikut merasakan penyiksaan dari
Bani Umawiyyah. Disebutkan bahwa dia dahulunya adalah seorang panglima.
E. Keterangan Hadits
1.
Hadits 36
Hadits
tersebut menjelaskan bahwa manfaat flora bagi kehidupan, salah satunya adalah
habbatussauda. Habbatussauda adalah
salah satu anugerah yang Allah Ta’ala berikan kepada manusia sebagai sarana pemelihara
kesehatan.
Al-Qadhi berkata bahwa sanya
habbatussaudah itu bias di temukan di Arab
di sekitar al-akhdur aswat, dan juga dapat di temukan di sekitar Iraq, karena
di daerah tersebut tumbuh banyak pohon pohon nya, dan selain di namakan Alaswat
juga di namakan Akhdur.
Habbatussauda di
Indonesia dikenal dengan nama jintan
hitam,yang bisa dikonsumsi ketika sakit sebagai jalan kesembuhan ataupun
pada saat sehat demi menjaga stamina dan kesehatan tubuh.
Pada masa Rasulullah, para sahabat
ketika itu bersemangat melaksanakan anjuran Rasulullah itu sebagai bentuk
amalan sunnah dan bentuk kecintaan mereka kepada Rasulullah.Para sahabat
mengkonsumsi biji habbatussauda ketika
sakit ataupun sehat.[6]
2.
Hadits 37
Hadits tersebut menjelaskan bahwa seorang
mukmin adalah manusia yang memiliki sifat-sifat unggul. Sifat-sifat itu
membuatnya memiliki keistimewaan dibandingkan dengan manusia lain. Sehingga di
mana pun dia berada, kemana pun dia pergi, apa yang dia lakukan, peranan dan
tugas apa pun yang dia pikul akan selalu membawa manfaat dan maslahat (kebaikan)
bagi manusia lain. Maka jadilah dia orang yang seperti dijelaskan Rasulullah
saw., “Manusia paling baik adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi
manusia lain.”
Untuk menjadikan kehidupan ini agar
menjadi indah, menyenangkan, dan sejahtera sangat memerlukann manusia-manusia
seperti itu. Dalam keadaan apa sekalipun, dia akan membuat yang terbaik; apa
pun peranan dan tugas yang diberikannya, dia akan menjadi manusia dan keadaan
di sekelilingnya menjadi bahagia dan sejahtera.
Maka, sifat-sifat yang baik itu antara
lain terdapat pada lebah. Rasulullah saw. dengan pernyataanya dalam hadits di
atas mengisyaratkan agar kita meniru sifat-sifat positif yang dimiliki oleh
lebah. Sifat- sifat tersebut seperti:
a)
Hinggap ditempat yang bersih dan
menghirup apa yang bersih saja.
b)
Mengeluarkan yang bersih.
c)
Tidak merusakkan (mematahkan ranting
yang dihinggapi).
d)
Bekerja keras.
e)
Bekerja secara samar dan tanduk pada
satu pemimpin .
f)
Tidak pernah melukai kecuali kalau
diganggu.[7]
F. Aspek Tarbawi
1.
Hadits 36
a)
Allah menciptakan sesuatu tidak dengan sia- sia. Banyak
manfaat yang dapat kita ambil, salah satunya tanaman habbatussauda.
b)
Dalam segala macam penyakit yang Allah swt berikan
pasti Allah swt juga memberikan obatnya.
c) Dalam habbatussauda
mengandung banyak khasiat, diantaranya: Menguatkan
sistem kekebalan tubuhMeningkatkan daya ingat, konsentrasi dan kekebalan tubuh, meningkatkan bioaktifitas hormone, menetralkan
racun dalam tubuh, mengatasi gangguan tidur dan
stress, anti histamin, dan lain sebagainya.[8]
2.
Hadits 37
a)
Manusia harus memberikan manfaat bagi manusia lainnya
b)
Seorang mukmin dinjurkan meniru sifat- sifat lebah, diantaranya:
1)
Mengambil yang bersih
Apabila kita
mengisi tubuh kita dengan sesuatu yang baik, halal, bermanfaat, baik makanan ataupun
hal-hala lain. Tentu akan membuat kita memproduksi hal-hal yang baik pula.
2)
Mengeluarkan yang bersih
Ketika kita
mendapatkan ilmu, bagikanlah kepada orang lain begitu juga saat kita mendapat
kebaikan bagikanlah kepada orang lain.
3)
Tidak pernah merusak
Seharusnya
kita tidak merusak apapun, bahkan malah sebaiknya kita memberikan perbaikan,
mengubah segala bentuk kedzaliman.
4)
Bekerja keras
5)
Bekerja dalam jamaah terorganisasi
dan patuh.
KESIMPULAN
Dari kedua
hadits tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan flora dan fauna dengan
banyak manfaat. Habbatussauda adalah
salah satu anugerah yang Allah Ta’ala berikan kepada manusia sebagai sarana
pemelihara kesehatan. Habbatussauda ini memiliki
bermacam khasiat bagi kesehatan manusia.
seharusnya
seorang mukmin hendaklah meniru sifat- sifat seperti lebah. Makhluk kecil yang seringkali
tidak kita perhatikan ternyata kita dapat mengambil banyak pelajaran seperti
bekerja keras, tidak menyerang kalau tidak diganggu, tidak pernah merusak, dll.
DAFTAR
PUSTAKA
Al Bugha,
Mustafa dan Muhyidin Mistu. 2008. Al Wafi
Syarah hadits Arbain Nawawi. Jakarta : Pustaka Al Kautsar.
Soffandi, Wawan Djunaedi. 2007. Syarah Hadits Qudsi. Jakarta: Pustaka
Azzam.
Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad
Hasbi. 1997. Sejarah dan Pengantar Ilmu
Hadits. Semarang: Pustaka Rizki Putra.
http://pustakaimamsyafi’i.com/biografi Abu-Hurairah-r.a.html