ULUMUL QUR’AN DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA
Atika Tamna
NIM 2318047
Kelas E
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI PEKALONGAN TAHUN 2019
Kata Pengantar
Dengan menebut nama Allah SWT yang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Saya panjatkan puji syukur kehadirat-Nya
kepada kita sema sehingga saya bisa menyelesaikan makalah tentang “Kedudukan
Ulumul Qur’an” ini tanpa suatu halangan yang berarti.
Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada bapak Muhammad Hufron,
M.S.I selaku dosen pengampu mata kuliah Ulumul Qur’an, kepada kedua orang tua
saya, kepada teman-teman dan seluruh pihak yang telah membantu dan mensuport
saya untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini sudah saya susun dengan semaksimal mungkin. Namun terlepas
dari segala hal tersebut, saya sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya saya dengan
lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki pembuatan makalah selanjutnya.
Akhir
kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
untuk para pembaca.
Pekalongan,
17 Februari 2019
Atika
Tamna DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
........................................................................................................ DAFTAR ISI
.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................
B. Rumusan Masalah
...................................................................................... C. Tujuan Penulisan Makalah .........................................................................
BAB II PEMBAHASAN
B.Kedudukan Ulumul
Qur’an Dalam Tafsir Al-Qur’an .................................
C.Kedudukan Ulumul Qur’an Pada Realitas
Masyarakat Arab 5 ...................
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
................................................................................................... B. Saran
..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-qur’an
adalah pedoman bagi seluruh Umat Islam yang mana di dalamnya terdapat berbagai
hokum dan syariat yang mengatur kehidupan di dunia dan di akhirat. Yang tidak
diragukan lagi kebenaran atasnya. Al-qur’an juga membawa nilai-nilai pendidikan
yang memotivasi setiap manusia untuk melakukan kebaikan. Al-qur’an merupakan
wahy yang diturunkan langsung dari Allah SWT melalui perantara malaikat Jibril.
Yang mana diturunkan kepada Rasulullah SAW sebagai pedoman bagi seluruh manusia
khususnya umat Islam. Al-qur’an jugamerupakan mu’jizat terbesar bagi seluruh
Alam.[1][2]
Secara bahasa, Ulumul
Qur’an yaitu ilmu yang membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan
Al-Qur’an, baik dari segi asbab al-nuzul,
pengetahuan Makkiyah dan Madaniyah, nasikh dan Mansukh, muhkam, dan
mutasyabih ataupun pembahasan lain yang berhubungan dengan Al-Qur’an.[3]
Dalam makalah ini tema yang akan dibahas adalah
‘Hakikat Ulumul Qur’an dan Sejarah Perkembangannya’ dangan sub tema
“Kedudukan Ulumul Qur’an”. Pembahasan ini dilatar belakangi agar mahasiswa
sekarang dapat mengetahui tentang begitu pentingnya kedudukan ilmu yang membahas masalah-masalah yang berkaitan
dengan Al-Qur’an, baik dari segi asbab al-nuzul,
pengetahuan Makkiyah dan Madaniyah, nasikh dan Mansukh, muhkam, dan
mutasyabih ataupun pembahasan lain yang berhubungan dengan Al-Qur’an pada
kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja
kedudukan Ulumul Qur’an?
2. Apa kedudukan
Ulumul Qur’an dalam ilmu tafsir Al-Qur’an ?
3. Apa kedudukan
Ulumul Qur’an pada realitas masyarakat Arab?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Mengetahui
kedudukan Ulumul Qur’an
2. Mengetahui
kedudukan Ulumul Qur’an dalam tafsir Al-Qur’an
3. Mengetahui
kedudukan Ulumul Qur’an pada realitas masyarakat Arab
BAB II
PEMBAHASAN
B.Kedudukan Ulumul Qur’an Dalam Ilmu Tafsir Al-Qur’an
Para ulama sangat
memfokuskan perhatian mereka kepada Al-Qur’an. Dan salah satu bentuknya dengan
menulis tafsir Al-Qur’an dan menjelaskan makna-makna yang terkandung dalam
Al-Qur’an.
Dengan itu, kedudukan
Ulumul Qur’an sangat fundamental dalam ilmu tafsir karena Ulumul Qur’an sangat
menentukan bagi seseorang yang ingin membuat syarah atau menafsirkan ayat-ayat
Al-Qur’an, untuk mengetahui dan memahami Kalam Allah SWT. dalam berbagai aspek
turunnya, pengumpulan dan penulisan, aspek bacaan dan penafsiran, serta tidak
ketinggalan pula aspek kandungannya secara tepat dan dapat dipertanggung
jawabkan.[4]
Maka bagi seseorang mufassir Ulumul Qur’an merupakan ilmu yang harus
dikuasainya terlebih dahulu, sebelum ia melalui memberikan tafsir atau takwil
terhadap ayat-ayat Al-Qur’an. Agar lebih mudah memahami pesan-pesan Al-Qur’an
yang diturunkan Allah SWT. kepada Nabi Muhammad SAW.
Seperti halnya dalam
bidang bidang hadist, maka seseorang muhandis yang akan menerangkan hadist
diperlukan juga ilmu-ilmu hadist, baik ilmu hadis Riwayah atau ilmu hadis
Diroyah. Demikian juga dalam Tafsir, maka seseorang mufassir dalam menafsirkan
Al-Qur’an juga harus menguasai ilmu-ilmu Tafsir atau yang lazim dikenal dengan
Ulumul Qur’an.
Ulumul Qur’an secara
garis besar pokok bahasan Ulumul Qur’an terbagi menjadi 2 , yaitu:
1. Ilmu berhubungan dengan riwayat semata-mata, seperti bacaan qira’at , tempat dan waktu turun
ayat-ayat Al-Qur’an, dan sebab-sebab turunnya (asbab an-nuzul).
2. Ilmu yang berhubungan dengan
dirayah ‘, yakni ilmu yang diperoleh dengan jalan penelaahan secara
mendalam seperti memahami lafazh yang gharib (asing)serta mengetahui makna
ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum.[5]
Adapun ilmu lain
sebagai pembantu yang harus dikuasai oleh mufassir yaitu :
3. Ilmu-ilmu B.Arab (Nahwu, Sharaf, dsb.)
4. Ilmu Hadist
5. Ilmu Usulul Fikih
6. Ilmu Kalam
7. Ilmu Qiraat
Seperti dikemukakan
diatas bahwa seseorang mufassir baru dapat memberikan syaraah (menafsirkan
ayat-ayat Al-Qur’an) atau memberikan uraian sesuai maksud dan secara tepat yang
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya apabila telah menguasai Ulumul Qur’an.
Dengan kata lain melalui Ulumul Qur’an seseorang baru bisa menghayati dan
menyelami apa yang terkandung dalam Al-Qur’an.
Apabila dilihat dari
segi lain maka Ulumul Qur’an berfungsi sebagai ukuran standar bagi mufassir
Al-Qur’an artinya semakin tinggi dan mendalam Ulumul Qur’an yang dikuasainya
maka tafsir yang diberikannya semakin mendekati kebenarannya.[6]
D. Kedudukan Ulumul Qur’an Pada Realitas Masyarakat Arab
a) Relasi Al-Qur’an dengan Masyarakat Arab
Pra Islam
Al-Qur’an turun sebagai respon tuhan atas berbagai persoalan yang
dihadapi Nabi Muhammad di tengah-tengah masyarakat arab. Relasi ini dapat
dilihat dari dua sisi. Pertama, respon al quran terhadap fenomena budaya arab
pra al quran, kedua, respon masyarakat arab pra al quran terhadap al quran. [7]
1.) Respon Al Quran terhadap Realitas
Masyarakat Arab Pra Al Qur’an
Sejarah mencatat bahwa
dakwah yang dilakukan Nabi SAW. Seringkali
dengan realitas sosial, ekonomi, politik, suku, budaya dan agama
masyarakat mekkah dan madinah. Al quran turun memberikan solutif melalui
muhammad. Oleh karena itu, perbedaan realitas dan sasaran al quran pun
memberikan jawaban dengan menggunakan strategi yang berbeda.
Secara sosiologis,
terdapat hubungan intim antara fenomena wahyu dan budaya arab pada saat
itu. Masyarakat arab pra islam telah
terbiasa berhubungan dengan jin atau makluk halus.[8]
Konon terdapat
pandangan dan pengaruh beragam kekuatan magic al quran di era permulaan al
quran. Umar bin khattab memandang al quran mempunyai i'jaz yang melabihi i'jaz
syi'ir dan kahanah. Selain itu respon al quran berkaitan dengan ajaran atau
tradisi masyarakat pra al quran. Bukti-bukti empiris terhadap tradisi
masyarakat arab sangat bervariasi dan berhubungan dengan tiga hal: pertama,
ritus-ritus peribadatan seperti, penghormatan kepada ka'bah, menjalankan ibadah
haji, menghormati bulan ramadhan dan menjalankan ibadah puasa, kedua,
ritus-ritus sosial politik seperti, pemeliharaan unta, poligami dan perbudakab,
ketiga, ritus-ritus etika baik etika sosial dan etika keagamaan.[9]
2). Respon Masyarakat Arab Pra Al Quran terhadap Al Qur’an
Pada saat itu respon
masyarakat terhadap al quran menjadi bukti awal bentuk terhadap al quran.
Bentuk penolakan mereka bukan pada isi al quran melainkan pesan al quran di
dalamnya. [10]
b). Relasi Al Quran dengan Realitas Masyarakat Arab Era Al
Quran
. Relasi bentuk ini
mengambil dua bentuk: bagaimana al quran mendakwah masyarakatnya agar
menjalankan ajarannya dan bagaimana masyarakat arab menyikapi ajarannya.
Dengan menjadikan al
quran sebagai pusat peradaban, seluruh pandangan hidup masyarakat arab berpusat
pada al quran, baik berkaitan dengan pandangan duniannya, keilmuan, filsafat,
teknologi, etika, maupun pandangan agamanya. Setiap menghadapi persoalan al
quran selalu menjadi rujukan pertama sebelum mengacu pada akal dan lainnya.[11]
E. KEDUDUKAN AL-QUR’AN DALAM ISLAM
1. ) Al-Qur’an sebagai sumber berbagai disiplin ilmu keislaman Disiplin
ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an di antaranya yaitu: a. Ilmu Tauhid (Teologi)
b.
Ilmu Hukum
c.
Ilmu Tasawuf
d.
Ilmu Filasafat Islam
e.
Ilmu Sejarah Islam
f.
Ilmu Pendidikan Islam
2.) Al-Quran sebagai Wahyu Allah SWT
yaitu seluruh ayat Al-Qur’an adalah wahyu Allah; tidak ada satu kata pun yang datang dari perkataan atau pikiran Nabi.
3.) Kitabul Naba wal akhbar (Berita dan Kabar) arinya, Al-Qur’an
merupakan khabar yang di bawah nabi yang datang dari Allah dan di sebarkan
kepada manusia
4.) Minhajul Hayah (Pedoman Hidup), sudah seharusnya setiap Muslim
menjadikan Al-
Qur’an sebagai rujukan terhadap setiap problem yang di
hadapi.
5.) Al-Qur’an sebagai sumber hukum, seluruh mazhab sepakat Al-Qur’an
sebagai sumber utama dalam menetapkan hukum, dalam kata lain bahwa Al-Qur’an
menempati posisi awal dari tertib sumber hukum dalam berhujjah.
Ringkasnya, mempelajari Ulumul Qur’an
agar mempunyai alat atau senjata yang ampuh untuk membela kesucian Al-Qur’an dan supaya kita mudah
mendalami tafsir Al-Qur’an. Dan dinamakan Ulumul Qur’an adalah untuk
mengsyariatkan bahwa ilmu ini adalah sari dari berbagai macam ilmu.[12]
‘
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah
disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa
Kedudukan Ulumul Qur’an memiliki 2 pokok
pembahasan, dan beberapa ilmu lainnya sebagai pelengkap ilmu yang harus di kuasai para mufassir.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis
masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details
dalam menjelaskan tentang makalh di atas dan sumbersumber yang lebih banyak
yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Saifulloh, M., dan Wahyuddin, Ulum
Al-Qur’an, sejarah, dan perkembangannya,Jurnal Sosial Humaniora Vol 6 No. 1, 2013, hlm.20
Anwar, Abu. 2002. Ulumul Qur’an
Sebuah Pengantar. Pekanbaru:AMZAH.
LAL,Anshori.2013.Ulumul Qur’an
Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan. Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada
Syadali, Ahmad. 1997. Ulumul
Qur’an, Bandung:CV Pustaka Setia
Wijaya, Aksin.2009. Arah Baru
Studi Ulum Al Qur’an,Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ash-Shiddieqy,Prof. Dr. Teungku Muhammad
Hasbi.2010.Ilmu Ilmu Al-Qur’an,
Semarang: PT.Pustaka
Rizky Putra
NAMA : ATIKA TAMNA
TTL : PEKALONGAN, 16
JULI 2000
ALAMAT : PONCOL Gg GUMUK
PERMAI NO 11
HOBI : MENYANYI
CITA-CITA : SUKSES DUNIA AKHIRAT
IG : @ATIKATAMNA
WA : 083125374828
MOTTO : MENGHARGAI DIRI SENDIRI ITU PERLU,
DAN MENGHARGAI ORANG LAIN ITU PENTING.
[1] Wahyuddin dan M.
Saifulloh, Ulum Al-Qur’an, sejarah, dan
perkembangannya, Jurnal Sosial Humaniora, Vol 6 No.
[2]
, 2013, hlm.20
[3] Muhammad Gufron, M.Pd,
Rahmawati, MA, Ulumul Qur’an : Praktis
dan Mudah (Depok Sleman Yogyakarta : Teras, 2013).
[4]
Drs. Abu Anwar, M.Ag, Ulumul Qur’an
Sebuah Pengantar ( Pekanbaru:AMZAH, 2002)
[5] Dr. H. Anshori, LAL. M. A,
Ulumul Qur’an Kaidah-kaidah Memahami
Firman Tuhan, (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada, 2013)
[6] Ahmad Syadali, Ulumul Qur’an I, (Bandung:CV Pustaka
Setia,1997)
[7]
Aksin Wijaya, Arah Baru Studi Ulum Al
Qur’an (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Hlm. 97.
[8] Ibid. Hlm. 98.
[9]
Ibid, Hlm. 100-103
[10]
Ibid, Hlm.104
[11]
Ibid, Hlm.106-107
[12] Prof. Dr. Teungku
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Ilmu Ilmu
Al-Qur’an ( Semarang: PT.Pustaka Rizky Putra,2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar