DORONGAN UNTUK MEMANFAATKAN PANCA INDRA
Mata Kuliah : Hadits
Tarbawi II
Oleh:
Anis Sakinah
2021113288
Kelas: PAI G
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala
puji syukur kehadirat Allah penulis panjatkan atas kekuatan dan kemampuan yang
telah diberikan Allah, sehingga makalah Hadits Tarbawi II “Dorongan untuk
Memanfaatkan Panca Indra” ini dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta
salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Rasulullah saw,semoga
kita termasuk dalam kaum yang mendapat syafa’atnya di yaumil qiyamah nanti,
amin.
Penulis berterima kasih kepada Bapak Muhammad Hufron, M.S.I selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Hadits Tarbawi II. Tak lupa kepada teman-teman kelas PAI G
yang memberikan motivasi kepada penulis untuk bisa menyelesaikan tugas makalah
ini.
Dengan kemampuan
yang sangat terbatas, penulis sudah berusaha semaksimal mungkin menampilkan isi
yang terbaik. Namun, apabila masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan,
penulis dengan senang hati menerima kritik yang membangun dari pembaca.
Akhirnya, semoga tulisan kecil ini
bermanfaat adanya, amin.
Pekalongan, 6 Maret 2015
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Manusia diciptakan dengan sebaik-baik konsep penciptaan oleh Allah.
Kesempurnaan fisik, psikis dan akal budi membuat manusia menempati tempat
paling unggul dibanding makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Nikmat kesempurnaan
ini hendaknya menjadikan semangat atau motivasi bagi tiap manusia untuk
mengeksplor atau memaksimalkan segala nikmat untuk mengabdi pada penciptanya
yaitu Allah Ta’ala. Karena sesungguhnya tugas pengabdian ini adalah tujuan
utama penciptaan manusia, yaitu untuk beribadah kepada Allah.
Panca indra yang sempurna merupakan salah satu nikmat fisik yang
tampak, sebagai manusia dan umat Islam pada khususnya, memanfaatkan panca indra
untuk hal-hal kebaikan yang tujuannya adalah ibadah merupakan suatu keharusan.
Penggunaan panca indra untuk menyerap pengetahuan guna mengetahui berbagai ilmu
pengetahuan, untuk mentransfer ilmu yang kelak bisa kita sebar untuk orang lain
adalah salah satu contoh pemanfaatan panca indra dengan benar. Terlebih, memaksimalkan
kemanfaatan panca indra untuk kebaikan adalah salah satu bentuk rasa syukur
terhadap Sang Pencipta.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih mendalam mengenai dorongan
untuk memanfaatkan panca indra.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Panca Indra
indera atau indria merupakan alat penghubung atau kontak antara jiwa dalam wujud kesadaran rohani diri
dengan material lingkungan. Dalam ajaran Hindu, indria
ada sebelas macam dan disebut sebagai eka dasa indriya.
Lima
macam indera berfungsi sebagai alat sensor, dalam bahasa Sanskerta disebut panca budi indriya, dan dalam bahasa Indonesia lebih dikenal sebagai panca indera, yaitu: alat pembantu untuk melihat (mata), alat pembantu untuk mengecap (lidah), alat pembantu untuk membau (hidung), alat pembantu untuk mendengar (telinga), dan
alat pembantu untuk merasakan (kulit/indera peraba).
Lima
jenis lagi disebut panca budi indria sebagai alat gerak yaitu tangan, kaki, anus, mulut sampai hidung dan
alat kelamin. [1]
B.
Memanfaatkan Panca Indra
Ketika lahir, seorang anak tidak mengetahui
apa-apa. Namun, tidak lama kemudian panca inderanya mulai melaksanakan
fungsinya. Iapun mulai terpengaruh oleh berbagai pengaruh luar yang mengenai
dirinya dan menimbulkan berbagai perasaan. Inilah yang kemudian menjadi
landasan kesadaran dan pengetahuannya tentang alam luar. Realitas ini telah
diisyaratkan alQur’an dalam ayatnya, antara lain :
وَاللهُ
اَخْرَجَكُمْ مِنْ بُتُوْنِ اُمَّهَتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْئًا وَ جَعَلَ لَكُمُ
السَّمْعَ وَ الْاَبْصَرَ وَالْاَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur”. (QS. An-Nahl : 78).
Disini, al-Qur’an cukup mengemukakan
pendengaran dan penglihatan sebagai dua alat indra saja, karena pertama,
signifikansi yang begitu penting bagi kedua indra itu dalam proses tanggapan
panca indra. Kedua, penyebutan keduanya cukup menjadi indikator tentang
pentingnya semua panca indra yang lain dalam proses tanggapan panca indra. Hal
ini merupakan salah satu keistimewaan gaya al-Qur’an, yang begitu ringkas dalam
mengemukakan dan mengisyaratkan realitas-realitas esensial yang umum dan
menghindari detail-detailnya. Sebab al-Qur’an bukanlah merupakan buku ilmu
pengetahuan, tetapi sebuah kitab yang menjadi petunjuk bagi manusia. Untuk
menunjukkan karunia Allah kepada manusia berupa instrumen-instrumen
penginderaan, al-Qur’an cukup mengisyaratkannya dengan pendengaran dan
penglihatan saja. [2]
Manusia dan hewan sama-sama mempunyai kemampuan
persepsi indrawi. Akan tetapi manusia berbeda dengan hewan, berkat akal yang di
anugerahkan Allah kepadanya, serta kemampuan berpikir yang membuat manusia
dapat mengkaji dan meneliti berbagai perkara dan peristiwa, menarik kesimpulan
secara induktif, serta membuat kesimpulan secara deduktif.
Informasi-informasi yang diperoleh anak melalui
persepsi indrawi pada fase pertama kehidupannya membentuk bahan yang
selanjutnya ia pergunakan dalam berpikir.
Secara terus menerus, manusia akan melakukan
proses penyusunan informasi-informasi lama serta menyingkap informasi-informasi
dan hakikat-hakikat yang baru. Hal ini merupakan dasar perkembangan penelitian
ilmiah sepanjang masa sejarah yang berbeda-beda. Hal ini juga merupakan sebab
terjadinya kemajuan yang yang berkesinambungan dalam ilmu-ilmu murni dan
terapan. Secara jelas al-Qu’an mengajak kita untuk berpikir.
Allah SWT mendorong manusia untuk memikirkan
alam, memerhatikan fenomena-fenomena alam yang beragam, serta merenungkan
keindahan ciptaan-ciptaan-Nya dan keterpaduan sistem-Nya. Allah juga mendorong
manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan tentang hukum-hukum Allah di semua
bidang ilmu pengetahuan yang beragam. Dorongan untuk mengadakan observasi,
berpikir, meneliti dan memperoleh ilmu tersebut, banyak kita temukan dalam al-Qur’an. [3]
Allah juga menuntut manusia untuk selalu
belajar dan mencari ilmu pengetahuan agar kehidupan mereka lebih baik dan lebih
sejahtera. Dengan ilmu yang memadai, orang Islam akan mampu menghadapi
musuh-musuh Allah, yaitu orang-orang yahudi dan orang-orang yang bersekongkol
dengan mereka. Dengan ilmu pula orang-orang Islam akan mampu untuk membimbing
dan mengajak seluruh umat manusia menuju jalan yang benar. [4]
C.
Hadits tentang Dorongan untuk Memanfaatkan
Panca Indra
عَنْ اَبِى وَائِلٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ
: بِمِثْلِهِ قَالَ: وَكَانَ النَّبِىُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يُعَلِّمُنَا كَلِمَاتٍ وَلَمْ يَكُنْ يَعَلِّمُنَاهُنَّ كَمَا يُعَلِّمُنَا
التَّشَهُّدَ : اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا
وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَجَنِّبْنَا
الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا
وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوبِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا
إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ وَاجْعَلْنَا شَاكِرِيْنَ لِنِعْمَتِكَ مُثْنِيِيْنَ
بِهَا قَابِلِيْهَا وَأَتِمَّهَا عَلَيْنَا (رواه أبو داود فى السنن, كتاب الصلاة, باب
التشهد)
“Dari Abi
Waa’il dari Abdullah berkata : Beliau (Rasulullah SAW) biasa mengajarkan kami
beberapa kalimat, dan beliau tidak mengajarkannya kepada kami sebagaimana
beliau mengajarkan tasyahhud :“ Wahai Allah, rukunkanlah hati-hati kami,
damaikanlah diantara kami, tunjukilah kami kepada jalan kesejahteraan,
selamatkanlah kami dari kegelapan menuju kebenaran, jauhkanlah kami dari
perbuatan-perbuatan keji yang terang dan yang samar, limpahkanlah berkah kepada
kami, pada pendengaran, penglihatan, hati, isteri dan cucu kami, terimalah
taubat kami, sesungguhnya Engkaulah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang
dan jadikanlah kami orang-orang yang mensyukuri ni’mat Engkau berterima kasih
lagi menerimanya, dan sempurnakanlah ni’mat itu atas kami”. (HR. Abu Dawud dalam
As-Sunan) [5]
D.
Refleksi
Hadits
Bentuk
penginderaan yang kita tangkap, entah itu berupa pendengaran, penglihatan,
rasa, rabaan dan bau akan menimbulkan respon yang disalurkan melalui otak
kepada indra penggerak kita, yaitu tangan, kaki, dan mulut. Apa yang dilakukan
atau yang keluar dari tiga indra penggerak ini adalah bentuk tanggapan terhadap
rangsangan yang kita terima dari panca indra kita, yang tampak sebagai ucapan
atau perilaku. Oleh karena itu supaya keberkahan kita dapatkan, apa yang keluar
dari diri kita hendaknya merupakan sesuatu yang mengandung manfaat dan kebaikan
baik ucapan maupun perilaku.
Dalam hadits
di atas di jelaskan bahwa Rasulullah berdo’a agar nikmat penglihatan dan
pendengaran (panca indra) yang sudah dikaruniakan oleh Allah pada diri kita
menjadi berkah. Mengharapkan keberkahan artinya kita berharap pada kemanfaatan
yang maksimal. Keberkahan ini akan kita peroleh apabila kita bersyukur. Bentuk
rasa syukur kita terhadap nikmat yang telah kita miliki adalah dengan
menggunakannya secara maksimal untuk berbuat kebaikan, yang mana tujuannya
adalah untuk beribadah kepada Allah.
Yang
diperintahkan Allah dalam al-Qur’an adalah untuk belajar dan mencari ilmu
pengetahuan, untuk memenuhi perintah ini peran indra sangat diperlukan entah
itu panca indra maupun indra penggerak kita. Memanfaatkan indra gerak kita untuk berjalan
ke majlis-majlis ilmu, belajar dan beribadah. Lewat indra kita dapat
mendapatkan ilmu pengetahuan seluas-luasnya, terlebih dengan bantuan kemajuan
teknologi saat ini. Kita dapat menjelajah dunia, mencari sumber-sumber rujukan
ilmu dari seluruh penjuru dunia tanpa harus membutuhkan waktu banyak, cukup
dengan mencari sumber informasi tersebut lewat internet. Berbagai kemajuan
dalam berbagai bidang memudahkan kita untuk berbuat kebaikan dengan kemampuan
indrawi kita.
Adapun jika
melihat perkembangan dunia saat ini, peranan indra sangat diperlukan untuk
terus mengikuti kemajuan-kemajuan yang terjadi. Dimana lewat penggunaan indra
secara maksimal ini, kita niatkan untuk ibadah dan juga sebagai tanda rasa
syukur untuk berterima kasih pada Allah
atas nikmat yang luar biasa atas diri kita. Karena kita tahu bahwa di luar sana
masih banyak orang-orang yang tidak bisa menikmati kesempurnaan indra seperti apa
yang kita rasakan.
E. Aspek
Tarbawi
Niali-nilai
pendidikan yang dapat kita ambil dari hadits di atas antara lain :
1. Anggota
panca indra ada lima, yaitu mata (alat bantu untuk melihat),lidah (alat bantu
untuk mengecap, hidung (alat bantu untuk membau), telinga (alat bantu untuk
mendengar, dan kulit (alat bantu untuk merasakan).
2. Angggota
gerak manusia diantaranya adalah tangan, kaki dan mulut, merupakan alat gerak
yang meneruskan rangsangan yang diterima oleh panca indra yang diwujudkan
dengan gerak atau perbuatan.
3. Bahwa
setiap manusia yang dikaruniakan kelengkapan fisik berupa panca indra dan
kesempurnaan alat geraknya, hendaknya bersyukur atas nikmat yang sudah
diberikan Allah tersebut dengan cara memaksimalkan pemanfaatan anggota tubuh
yang dimiliki untuk kebaikan.
4. Salah
satu bentuk rasa syukur terhadap nikmat kesempurnaan panca indra adalah dengan
menjaga dan merawat kebersihan dan kesehatan panca indra.
5. Memanfaatkan
anggota tubuh khususnya panca indra untuk melakukan kebaikan, khususnya bagi
seorang pelajar atau mahasiswa adalah dengan mencari ilmu atau pengetahuan,
dimana dengan ilmu tersebut dapat digunakan sebagai bekal untuk beribadah
kepada Allah.
6. Panca
indra dan seluruh anggota tubuh yang telah dititipkan oleh Allah pada kita,
merupakan bentuk amanat yang harus kita jaga dan kita manfaatkan
sebaik-baiknya, karena ingat bahwa setiap yang kita lakukan dengan anggota
tubuh kita akan dimintai pertanggung jawaban.
PENUTUP
SIMPULAN
Nikmat
kesempurnaan yang diberikan oleh Allah berupa panca indra hendaknya disyukuri.
Bentuk rasa syukur ini dapat diwujudkan dengan bentuk pemanfaatan maksimal
untuk kebaikan. Memanfaatkan panca indra ini hendaknya diselaraskan dengan
perintah yang sudah ditetapkan oleh Allah, dimana Allah memerintahkan manusia
untuk belajar dan mencari pengetahuan seluas-luasnya. Dengan ilmunya diharapkan
agar manusia dapat hidup lebih baik dan menggunakan ilmunya untuk beribadah.
Peranan
panca indra dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan kemajuan
teknologi peranan panca indra menjadi salah satu pendukung utama untuk
mengikuti perkembangan yang ada, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan.
Memanfaatkan
panca indra untuk mengeksplor seluruh bidang ilmu dan menebar kebaikan menjadi
salah satu usaha yang dapat diniatkan untuk ibadah. Karena sesungguhnya setiap tingkah
laku kita akan dimintai pertanggungjawaban. Oleh karena itu hendaknya hanya
kebaikan dan kemanfaatan saja yang kita tampilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Bey. Tarjamah Sunan Abi
Daud. 1992. Semarang : CV. Asy Syifa’
Mahmud, Ali Abdul Halim Mahmud. Akhlak Mulia. 2004. Jakarta : Gema
Insani Press
Najati, Muhammad Utsman. Al-Qur’an
dan Ilmu Jiwa. 1997. Bandung : Pustaka
Najati, Muhammad Utsman. Psikologi dalam Al-Qur’an. 2005. Bandung
: CV. Pustaka Setia
http://id.wikipedia.org/wiki/Indera diakses pada 06
Maret 2015 pukul: 14.05 WIB
TENTANG
PENULIS
Nama : ANIS SAKINAH
TTL :
Pekalongan, 22 Mei 1994
Alamat : Kranji Gg.2 No.27
Rt.01 Rw.10 Kedungwuni PKL
Riwayat
Pendidikan : - RA Muslimat NU Kranji
- MI Walisongo Kranji 02
- SMP Negeri
01 Wonopringgo
- SMK Farmasi Al Sya’iriyah Limpung Batang
- STAIN Pekalongan
Hobi : Mendengarkan
musik, membaca, dan menyanyi.
Motto Hidup : - Where There is A Will There
is A Way
- Laa Takhof wa Laa Tahzan,
Innallaha Ma’anaa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar