“TUJUAN PENDIDIKAN”
“Fungsi Al-Qur'an": Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat 138
Ubaidillah 2021115182
Kelas B
PRODI PAI / JURUSAN TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2016
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Alhamdulilah
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt yang Maha Pengasih dan
Penyayang. Kasih-Nya tiada batas dan sayang-Nya melimpah kepada hamba-Nya. Atas rahmat
dan pertolongan Allah swt, kami mampu
menyelesaikan penulisan makalah
tentang “Tujuan Pendidikan Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat 138-”.
Makalah ini ditulis dengan maksud sebagai tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi, dan menjadikan penambahan wawasan sekaligus
pemahaman terhadap maksud dari surat ali ‘imran ayat
138.
Harapan kami, semoga setelah penulisan makalah ini selesai kami semakin memahami tentang “Tujuan Pendidikan Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat 138”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran, kritik, serta
bimbingan dari para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan datang,
semoga makalah ini bermanfaat bagi kami. Akhirnya saya mohon maaf atas segala
kekurangan.
Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh
Pekalongan,5 oktober 2016
BAB I
PENDAHULUAN
Al-Quran adalah “Kalam Allah” yang
bernilai mukjizat, yang diturunkan kepada Rasul, dengan perantaraan malaikat
Jibril AS yang tertulis pada mashahif. Diriwayatkan kepada kita dengan
mutawatir. Membacanya terhitung ibadah. Diawali dengan surat Al-Fatihah dan
diakhiri dengan surat An-Naas. Al-Quran adalah sebagai tata kehidupan umat dan
petunjuk bagi makhluk. Ia merupakan tanda kebenaran Rasulullah SAW, merupakan bukti
yang jelas atas kenabian dan kerasulannya. Oleh karena
keagungan dan kepentingan Al-Quran bagi umat manusia maka diperlukan pemahaman
yang berdasar dari Rasulullah SAW dan riwayat yang disampaikan oleh para
sahabat dan tabi’in r.a.
Dalam pembahasan Al-Quran
sebagai kumpulan wahyu Allah SWT, maka
kami mencoba membahas Tafsir Surat Ali Imran ayat 138 yang
menjelaskan tentang tujuan pendidikan dan sebagai petunjuk untuk
menuju jalan yang benar agar kita menjadi orang-orang yang bertaqwa. Agama islam
sangat menjunjung tinggi pendidikan, serta tidak membeda-bedakan pendidikan
kepada laki-laki maupun pendidikan kepada wanita. Sebagaimana
hadits nabi yang berbunyi:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةُ عَلَي كُلِّ مُسْلِمِ وَ
مُسْلِمَةِ
Artinya:“Menuntut ilmu di wajibkan bagi tiap-tiap orang islam lelaki dan orang islam
perempuan”.[1][1]
Didalam Al-Qur’an juga banyak
ayat-ayat yang berhubungan dengan pendidikan, diantaranya surah Al-Alaq
ayat 1-5 menjelaskan kewajiban belajar mengajar, begitu juga pada surah Luqman
ayat 12-19 yang menjelaskan materi pendidikan. Dari keterangan hadits dan
ayat Al-Quran tersbut dapat kita katakan bahwa didalam islam pendidikan itu
sangat penting.
Dari begitu besarnya perhatian islam terhadap pendidikan, tentu agama islam
memiliki tujuan dan alasan tersendiri terhadap permasalahan tersebut. Oleh
karena itu, dalam makalah ini kami akan memaparkan tujuan agama islam menyuruh
umatnya memperhatikan pendidikan.
Dan juga Tafsir surat Al Fath ayat 29 yang menjelaskan tentang
pribadi Rasulullah Saw dan para sahabat beliau. Beliau adalah seorang manusia
biasa, hanya saja beliau di beri wahyu oleh Allah Swt dan menjadi utusan-Nya.
Beliau adalah Nabi penutup dan sekaligus Rasul yang terakhir. Beliau diangkat
menjadi utusan Allah itu tidak untuk dipuji oleh sekalian umatnya, tetapi untuk
diikuti kepeminpinannya dalam urusan beriman kepada Allah, untuk dituruti
tuntunannya dalam hal cara beribadah kepada-Nya, serta untuk dicontoh akhlak
dan budi pekertinya dalam cara bergaul dan bermasyarakat dengan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
TUJUAN PENDIDIKAN
A. Teks Surat Ali Imran Ayat 138.
هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ (138)
B. Terjemah Surat Ali Imran Ayat 138-139
“(Al-Qur’an) ini adalah penjelasan bagi
manusia, petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa (138)[2][2]
C. Mufrodat
(Kosakata)
(Al-Qur’an) ini adalah
penjelasan bagi manusia
|
هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ
|
Petunjuk
|
وَهُدًى
|
dan pengajaran
|
وَمَوْعِظَةٌ
|
bagi orang-orang yang
bertakwa
|
لِلْمُتَّقِينَ
|
dan janganlah kamu
merasa lemah
|
وَلَا تَهِنُوا
|
dan janganlah pula
kamu bersedih hati
|
وَلَا تَحْزَنُوا
|
padahal kamu adalah
orang yang paling tinggi (derajatnya)
|
وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْن
|
jika kamu
(benar-benar) beriman
|
إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
|
E. Tujuan
Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai
yakni mencakup aspek kognitif (akal), aspek afektif (moral), dan spiritual.
Dengan kata lain, terciptanya kepribadian yang seimbang, yang tidak hanya
menekankan perkembangan akal, tetapi juga perkembangan spiritual. Sehubungan
dengan itu, Quraish shihab memaparkan, pendidikan islam adalah pencapaian
tujuan yang diisyaratkan dalam Al-Qur’an yaitu serangkaian upaya yang dilkukan
oleh seorang pendidik dalam membantu anak didik menjalankan fungsinya di muka
bumi, baik pembinaan pada aspek material maupun spiritual.
Dr. Zakiah
Daraja mengatakan bahwa tujuan pendidikan islam secara keseluruhan, yaitu
kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi insan kamil dengan pola takwa,
insane kamil artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup dan
berkembang secara wajar dan normal karena takwanya kepada Allah SWT. Ini
mengandung arti bahwa pendidikan islam itu di harapkan menghasilkan manusia
yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya serta senag dan gemar mengamalkan
dan mengembangkan ajaran islam dalam berhubungan dengan Allah dan dengan
sesamanya,.[3][3]
Tujuan pendidikan islam mempunyai cakupan yang
sangat luas baik secara material maupun secara spiritual. Pendidikan islam
tidak hanya melihat bahwa pendidikan sebagai upaya mencerdaskan semata
melainkan sejalan dengan konsep islam tentang manusia dan hakikat
eksistensinya. Bahkan pendidikan islam berupaya menumbuhkan pemahaman dan
kesadaran bahwa manusia itu sama di depan Allah, perbedaannya adalah kadar
ketaqwaannya sebagai bentuk perbedaan secara kualitatif.
Akhirnya tujuan pendidikan islam
adalah melahirkan manusia-manusia yang beriman dan berpengetahuan, dan saling
menunjang satu sama lainnya. Jikalau tidak, dapat dinyatakan sebagai kebodohan
baru.[4][4]
F. Penjelasan Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat 138
a. Ali Imran ayat 138
Pada ayat 138 menjelaskan bahwa
penuturan yang telah lalu tersebut merupakan penjelasan tentang keadaan umat
manusia sekaligus sebagai petuah dan nasehat bagi orang yang bertakwa dari
kalangan mereka. Petunjuk ini sifatnya umum bagi seluruh umat manusia dan
merupakan hujjah atau bukti bagi orang mukmin dan kafir, orang yang bertakwa
atau fasik.[5][5]
Ahmad Musthafa Al-Maraghy dalam
tafsirnya menjelaskan, ini (Al-Qur’an) adalah sebagai petunjuk dan petuah yang
khusus bagi orang-orang yang bertakwa karena mereka orang yang mau mengambil
petunjuk dengan kenyataan-kenyataan seperti ini. Mereka juga mau mengambilnya sebagai
pelajaran dalam menghadapi kenyataan yang sedang mereka alami. Orang mukmin
sejati adalah orang yang mau mengambil hidayah dari Al-kitab dan mau menerima
penyuluhan nasehat-nasehatNya, sebagaimana yang telah diungkapkan oleh
firmanNya.[6][6]
(al-baqara: 2)
ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى
لِلْمُتَّقِينَ
Artinya:
Kitab (Al Quran) Ini tidak ada
keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.
Selain itu Rasulullah bersabda:
تَرَكْتُ
فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا
تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّه
“Aku telah meninggalkan
kepada kalian dua perkara, kamu takkan pernah tersesat selama kalian berpegang
teguh pada keduanya yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi.”[7][7]
Adapun
Ibnu Katsier menjelaskan ×bahwa firman
Allah ini adalah
penjelasan bagi seluruh manusia” yakni Al-Qur’an yang di dalamnya terdapat
penjelasan mengenai berbagai hal dan petunjuk serta pelajaran, yakni di dalam
Al-Qur’an itu terdapat berita tentang orang-orang sebelum kalian dan petunjuk
bagi hati kalian sekaligus pelajaran, yaitu pencegahan terhadap hal-hal yang
diharamkan dan perbuatan dosa, dan sabda
Rasulullah adalah suatu anjuran agar kita umat islam tidak boleh meninggalkan
Al-Qura an dan As-Sunah.
Sedangkan
menurut Quraish shihab dalam bukunya tafsir al-mishbah menjelaskan ini, yakni
pesan-pesan yang dikandung oleh semua ayat-ayat yang lalu, atau al-Qur’an
secara keseluruhan adalah penerangan yang memberi keterangan dan menghilangkan
kesangsian serta keraguan bagi seluruh manusia, dan ia juga berfungsi sebagai
petunjuk yang member bimbingan- masa kini dan masa yang akan datang untuk
menuju kearah yang benar serta peringatan yang halus dan berkesan menyangkut
hal-hal yang tidak wajar bagi orang-orang yang bertakwa, yang antara lain mampu
mengambil hikmah dan pelajaran dari sunnahtullah yang berlaku dalam masyarakat.[8][8]
Prof.
Hamka dalam tafsirnya juga mengatakan bahwa memperhatikan orang memperoleh
penjelasan, petunjuk, dan pengajaran bagi orang yan bertakwa. Dari sini kita
dapat mengetahui lagi betapa luasnya arti takwa. Pokok arti, ialah memelihara
(wiqayah). Maksud yang pertama, ialah takwa kepada Allah, memelihara hubungan
dengan Allah SWT dan takut kepadaNya. Tetapi dalam ayat ini kita bertemu lagi
dengan arti yang lain, yaitu memelihara, menjaga, awas, dan waspada. Maka
dengan demikian takwa kepada Allah SWT tidaklah cukup sekedar dengan ibadat
shalat, berzakat dan berpuasa saja. Tetepi termasuk lagi dalam rangka ketakwaan
ialah kewaspadaan menjaga agama dari intaian musuh. Taat kepada komando
pimpinan, sebab kalau kalah karena tidak ada kewaspadaa, jangan Allah yang
disalahkan, tetapi salahkanlah diri sendiri yang lengah[9][9]
Al-Qaththan menjelaskan bahwa,
dengan mengetahui sejarah perjalanan manusia dan alam ini, maka dapat diambil
pelajaran bahwa manusia yang berjalan sesuai dengan sunnatullah dia akan
selamat dan begitu pula sebaliknya (al-Qaththan, Juz . 1 h. 223). Dari
penjelasannya itu dapat kita ambil kesimpulan bahwa salah satu tujuan pendidikan Islam adalah harus dapat mengantarkan
peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan aturan yang berlaku. Sesuai
dengan sunnatullah.
G. Ayat Ayat
yang berkaitan
a. Al-Alaq ayat 1-5
Didalam
Al-Qur’an juga banyak ayat-ayat yang berhubungan dengan pendidikan,
diantaranya surah Al-Alaq ayat 1-5 menjelaskan kewajiban belajar mengajar.
Dalam muqodimah surat Al ‘alaq terdri atas 19 ayat, termasuk golaongan ayat makiyah. Ayatb1-5 dari ayat ini adalah ayat-ayat Al-Quran yang
pertamakali diturunkan, yaitu diwaktu nabi Muhammad menyendiri di Gua Hira’.
Surat ini dinamai “Al ‘Alaq” (segumpal darah), di ambil dari perkataan ‘alaq
yang terdapat pada ayat yang kedua surat ini. Surat ini dinamai juga “Iqra’”
atau “Al-Qolam.
Pokok-pokok
isinya adalah perintah membaca Al-Qur an: Manusia dijadikan dari segumpal
darah; Allah menjadikan Qalam sebagai mengembangkan pengetahuan; manusia
bertindak melampui batas karna mereka merasa dirinya serba cukup; ancaman Allah
terhadap orang-orang kafir yang menghalang-halangi kaum muslimin melaksanakan
perintah Allah.
Surat Al ‘alaq menerangkan bahwa
Allah menciptakan manusia dari benda yang hina kemudian memulyaknnya dengan
mengajar, membaca, menulis dan memberinya pengetahuan. Tapi manusia tidak ingat
akan asalnya, karena itu mereka tidak menyukuri nikmat Allah itu, bahkan mereka
bertindak melampaui batas karena melihat dirinya merasa serba cukup.[10][14]
Hubungan surat Al ‘alaq denga
surat Ali ‘imran adalah: Surat Ali ‘imran menjelaskan bahwa tujuan pendidikan
dalam surat ini ialah agar manusia mengetahui jalan hidup yang lurus dan benar,
dimana Al-Quran lah yang menjadi pendidik dan menjadi penerang jalan hidup
manusia. Sedangkan dalam surat Al ‘alaq ialah perintah membaca Al-Qur an,
manusia dijadikan dari segumpal darah, Allah menjadikan Qalam sebagai
mengembangkan pengetahuan, manusia bertindak melampui batas karna mereka merasa
dirinya serba cukup. Oleh karena itu di
jelaskan dalam surat Ali imran tentang tujuan pendidikan agar manusia
mengetahui jalan hidup yang lurus dan benar, karena Allah menjadikan Al qur an
sebagai penerang jalan hidup manusia agar tidak berbuat malampaui batas.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulannya, bahwa didalam Surat Ali Imran ayat 138 mengandung
perintah untuk melakukan persiapan, menyediakan segala sesuatunya termasuk
dengan tekad dan semangat yang benar., di samping keteguhan hati dan tawakkal
kepada Allah. Supaya kita bisa meraih keberhasilan dan mendapatkan
apa yang kita inginkan, karena dam pendidikan jikalau tidak disertai dengan
persiapan dan semangat maka tujuan dari hasil pendidikan akan sulit untuk
tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Al-quran
terjemah syaamil qur’an
Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: PT. Pustaka Nasional, 1983)
https://miftah19.wordpress.com/2009/05/23/kajian-tentang-ayat-ayat-pendidikan/
Musthafa Ahmad Al-Maraghy, Tafsir
Al-Maraghy jilid 4, (Semarang :Toha Putra, 1993)
Malik bin Anas, Al-Muwatha’. Juz
V hal.371
Shihab Quraish, Tafsir al-mishbah, (ciputat: Lentera Hati, 2000)
Syeh Az-Zarnuji
Kitab Ta’limul muta’alim.
Tafsir Al-‘usyr Al-akhir dari Al-quranul karim juz
28,29,30; ww.tafseer.info
uhbiyati Nur, ilmu pendidikan islam, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 1999)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar