TUJUAN PENDIDIKAN “UMUM”
QS. Al-Baqarah : 201
Kebaikan Dunia dan Akhirat
Kelas C
JURUSAN TARBIYAH/PAI
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan
2016
KATA PENGANTAR
Pertama- tama perkenankanlah saya selaku penyusun makalah
ini mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT sehingga kami dapat
menyusun makalah ini dengan judul kebaikan di dunia dan di akhirat
Tujuan di susunnya
makalah ini adalah untuk memahami tujuan pendidikan agama islam .Dengan
mempelajari isi dari makalah ini diharapkan generasi muda bangsa mampu menjadi
islam yang sesungguhnya, saleh beriman kepada Allah SWT dan bermanfaat bagi
masyarakat.
Ucapan terima
kasih dan puji syukur kami sampaikan kepada Allah SWT , Serta tidak pula lupa kepada
bapak M. Ghufron MSI dan kepada orang tua, serta semua pihak yang telah
membantu mendukung dalam pembuatan makalah ini
Saya selaku
penyusun makalah ini telah berusaha sebaik mungkin, namun tidak mustahil bila
terdapat kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu saya memohon saran serta
komentar yang dapat saya jadikan motivasi untuk pedoman di masa yang akan
datang.
Pekalongan,September
2016
Penulis
BAB l
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kehidupan dunia
bersifat fana dan semu. Kehidupan sebenarnya adalah kehidupan sesudah mati
(kekal). Setiap hamba-hamba yang beriman akan percaya atau meyakini adanya
kehidupan setelah mati. Oleh karena itu manusia harus mempersiapkan bekal di
dunia maupun di akhirat agar mencapai suatu kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
Menyeimbangkan
kesibukan untuk dunia dan akhirat merupakan salah satu kewajiban muslim.
Memang, sibuk mencari rezeki di dunia menjadi suatu keharusan. Namun, perasaan
cinta dan ambisi megenai kebahagiaan dunia tidak boleh menguasai hati.
Sebab ini bisa
membuat kita melupakan masalah akhirat. Padahal orang yang menjadikan akhirat
sebagai obsesi tertinggi telah dijanjikan oleh Allah kebahagiaan di dunia dan
akhirat. Untuk itu, kita harus senantiasa menyeimbangkan kedua hal ini dengan
melakukan amalan kebaikan.
Dari pemaparan
tersebut bertujuan supaya pembaca bisa mengambil gambaran tentang amalan-amalan
kebaikan dan keseimbangan di dunia dan akhirat.
B.
Judul Makalah
Makalah ini berjudul “KEBAIKAN DI DUNIA DAN DI AHKIRAT” sesuai
dengan tugas yang telah didapatkan oleh penulis.
C.
Nash dan Arti QS. Al-Baqarah
Ayat 201
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya :
Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan
kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah
kami dari siksa neraka".
D.
Arti Penting Kajian Materi
Dalam Q.S Al- Baqarah ayat 201 kita dapat dipahami
bahwa Kebaikan di dunia itu bukanlah memiliki harta yang berlimpah dan
anak banyak dan sebagainya, tetapi kebaikan adalah jika amalmu banyak, ilmumu
luas, dan engkau tidak menyombongkan diri kepada orang lain dengan ibadahmu
kepada Allah Swt.
Kebaikan di
akhirat adalah tujuan akhir kita, dan kebaikan di akhirat adalah surga
(Al-jannah) yaitu suatu tempat yang berada di alam akhirat yang penuh dengan
segala macam kenikmatan, kebahagiaan dan kesenangan yang di peruntukkan bagi
hamba- hambaNya yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt dan bagi
hamba-hambaNya yang beramal saleh.
Tujuan pendidikan di dalam islam adalah mendekatkan diri kepada
allah untuk mencapai suatu kebahagiaan
baik di dunia maupun di akhirat. Untuk itu kita di anjurkan untuk senantiasa
berdoa agar kita dapat memperoleh keuntungan di dunia dan di akhirat dan
terhindar dari siksa neraka.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
Betapun normatifnya kebahagiaan itu, setiap manusia pasti
mendambakannya, baik untuk kehidupan jangka pendek, menengah, panjang, tetap
berujung kematian (dunia) maupun untuk kehidupan jangka panjang abadi
(akhirat). Dalam setiap agama di ajarkan tentang keimanan terhadap hari akhir,
hari kebangkitan, dan hari pembalasan.
Hal ini menunjukan bahwa setiap agama membawa ajaran keyakinan akan
adanya kehidupan setelah mati, dan setiap manusia yang mengalaminya akan
merasakan kebahagiaan atau kesengsaraan.
Dunia akhirat adalah dua dunia yang tidak dapat dipisahkan dari
orientasi kehiduoan seorang muslim. Dunia fana sebagai tenpat dan ladang
beramal dan berjuang, sedangkan akhirat yang baqa adalah tempat dan ladang
memetik hasilnya. Disadari atau tidak, semua gerak gerik dan perbuatan di dunia
ini merupakan tanaman setiap orang yang akan dipetik hasilnya dalam kehidupan
di akhirat kelak. Ada beberapa kehidupan dunia dan akhirat :
1.
Kehidupan dunia bersifat fana (sementara), sedangkan kehidupan
akhirat bersifat baqa (selamanya)
2.
Dunia tempat beramal dan berjuang, sedangkan akhirat tempat memetik
hasil.
3.
Dunia sebagai tempat ujian dan cobaan, sedangkan akhirat tempat
pahala dan ganjaran.
4.
Kehidupan dunia bersifat semu sedangkan kehidupan akhirat bersifat
hakiki.
Di dalam Islam usaha dan doa merupakan dua hal yang ridak dapat
dipisahkan.untuk mengejar kebahagiaan kehidupan dunia dan akhirat diperlukan
dua bentuk usaha tersebut, dan pendidikan sebagai usaha sadar dari para pelaku pendidikan
merupakan salah satunya. Akan tetapi berusaha melalui kegiatan pendidikan saja
tidaklah cukup, harus pula dibarengi
dengan selalu memohon kepada Tuhan, dan keterampilan berdoa ini dapat
dimiliki seorang peserta didik berkat pendidikan pula.[1]
B.
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 201
1.
Tafsir Al-Azhar
Disini kita mendapat pengetahuan bahwa orang jahiliyah pun naik
haji tetapi hanya semata-mata karena telah menjadi adat kebiasaan sejak dahulu.
Hati mereka lebih terpaut terhadap dunia.
“Dan
setengah mereka (pula) ada yang berkata: Ya Tuhan kami ! berikanlah kami di
dunia ini kebaikan dan di akhiratpun kebaikan (pula) dan periharalah kami
daripad siksaan neraka”
Mereka ini
bersama-sama naik haji, bersama wukuf, mabit dan bersama berhenti di Mina
dengan golongan yang pertama tadi. Mereka sama-sama mengenakan pakaian ihram
tetapi yang pertama hanya menuntut kebaikan saja. Minta perkembangan harta
benda, binatang ternak dan kekayaan. Minta hujan turun banyak supaya tanah ladang mereka subur dan
memberikan hasil berganda. Tetapi golongan yang kedua bukan saja meminta
kebaikan duniawi, melainkan memohonkan pula kebaikan ukhrawi, hari
akhirat. Dan kebaikan hari akhirat itu
hendaklah dibangunkan dari sekarang. Merekapun memohonkan hujan turun, supaya
sawah ladang subur. Dan kalau hasil setahun keluar berlipat ganda, merekanpun
akan mendapat berkah lebih besar dari tahun yang lalu. Kalau mereka dapat
berzakat, mendapat bahagialah mereka di akhirat dengan memakai kebaikan yang
ada di dunia.
Maka kebaikan
di dunia itu ialah harta kekayaan, kedudukan yang tinggi, badan yang sehat dan
sebagainya. Lantaran keinsyafan mereka beragama, maka kesehatan badan, kekayaan
dan kesuburan akan dapat mereka jadikan untuk amal bekal di nai kahirat kelak.
Tetapi kalau mereka hanya mencari kebaikan dunia saja, harta itu akan habis
percuma untuk perkara yang tidak berfaidah. Kesehatan badan akan hilang di
dalam senda gurau yang tidak menentu. Penyakit bahkil akan datang menimpa jiwa.
Kalau tidak dapat mempertanggung jawabkan di akhirta kelak, sudah terang segala
kebaikan dunia itu akan menjadi bala bencana dan adzab jika di akhirat. Itulah
sebabnya di ujung permohonan mereka kepada tuhan , mereka memohonkan agar
terhindar kiranya dari adzab api neraka di akhirat. [2]
2.
Tafsir Al-Misabah
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Dan
di antara mereka ada yang berdoa, Tuhan kami! Anugerahkan kami hasanah di dunia
dan hasanah di akhirat dan periharalah kami dari siksa neraka.”
Dan di anatara mereka yakni manusia
yang telah melaksanakan haji atas semua manusia yang sudah, belum atau tidak
meksanakan haji ada juga yang menjadikan ibadah haji atas seluruh aktivitasnya
mengarah kepada Allah dan selalu mengingat-Nya, sehingga ia berdoa, Tuhan kami!
Demi kasih sayang dan bimbingan-Mu, anugerahillah kami khasanah di dunia dan
di akhirat .
Anda baca yang mereka mohonkan bukan
segala kesenangan dunia, tetapi yang sifatnya hasanah, yaitu yang baik,
bahkan bukan hanya di dunia, tetapi juga memohon hasanah di akhirat. Dan
karena perolehan hasanah belum termasuk keterhindaran dari keburukan, atau
karena bisa jadi hasanah itu di peroleh setelah mengalami siksa, maka mereka
menambahkan permohonan mereka dengan berkata, Dan pelihara pulalah kami dari siksa neraka.
Bermacam- macam penafsiranulama tentang
makna hasanah di dunia dan hasanah di akhirat. Adalah bijaksana
memahaminya secara umum, bukan hanya dalam arti imam dan kukuh, kesehatan,
afiat, rezeki yang memuaskan, pasangan yang ideal, dan anak-anak yang shaleh,
tetapi segala yang menyenagkan di dunia dan berakibat menyenangkan di hari
kemudian. Demikian juga khasanah di akhirat ia bukan pula hanya keterbebasan
dari rasa takut di akhirat, hisab/ perhitungan yang mudah, masuk ke surga dan
mendapat ridha-Nya, tetapi lebih dari itu, karena anugrah allah tidak terbatas.[3]
C.
Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari
1.
Selalu bersyukur atas nikmat yang di berikan oleh Allah swt
2.
Selalu berdzikir memuji nama Allah Ta’ala untuk menjadikan hati
manusia menjadi tenang, pikiran cerah,
dan tubuh senantiasa sehat.
3.
Selalu senantiasa bersabar atas ujian yang di berikan oleh Allah
swt kepada manusia.
4.
menerapkan ajaran sesuai
syariat islam untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun akhirat
5.
selalu di biasakan untuk beramal dengan hati yang ikhlas untuk
bekal di akhirat kelak.
6.
Senantiasa selalau berdoa memohon agar terhindar dari azab api
neraka di akhirat.
D.
Aspek Tarbawi
1.
Berniaga bagi jamaah dapat di benarkan.
Dengan demikian tidaklah
terlarang bagi jamaah haji membawa barang dagangan.
Selama dasar niatnya berkunjung ke tanah suci adalah ikhlas demi karena allah
swt.
2.
Persamaan semua manusia dari segi
kemanusiaannya, suku bangsa dan garis keturunan tidak menjadikan satu pihak
menjadi lebih terhormat dari pada pihak lain. Berbaur dengan masyarakat umum/
tidak angkuh adalah ciri muslim yang baik.
3.
Mengingat dan berdzikir hendaknya di
lakukan serupa, bahkan melebihi ingatan dan kebanggaan kepada leluhur.
BAB lll
PEMBAHASAN
A.
KESIMPULAN
DaIam islam tujuan pendidikan itu mendekatkan diri kepada Allah.
Islam adalah agama yang mengajarkan kepada pemeluknya keseimbangan orientasi
antara kehidupan dunia yang fana dan kehidupan akhirat yang baka. Dunia dan
akhirat adalah dua ‘’dunia’’ yang tidak dapat di pisahkan dari kehidupan seorang
muslim.
Dalam ayat ini kita dapat
dipahami bahwa Kebaikan di
dunia itu bukanlah memiliki harta yang berlimpah dan anak banyak dan
sebagainya, tetapi kebaikan adalah jika amalmu banyak, ilmumu luas, dan engkau
tidak menyombongkan diri kepada orang lain dengan ibadahmu kepada Allah Swt.
Kebaikan
di akhirat adalah tujuan akhir kita, dan kebaikan di akhirat adalah surga
(Al-jannah) yaitu suatu tempat yang berada di alam akhirat yang penuh dengan
segala macam kenikmatan, kebahagiaan dan kesenangan yang di peruntukkan bagi
hamba- hambaNya yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt dan bagi hamba-hambaNya
yang beramal saleh, serta tidak lupa pula untuk berdoa agar terhindar dari
siksa neraka.
B.
SARAN
Pemakalah sadar betul bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak
kekurangan baik dari segi bahasa maupun yang lainnya serta jauh dari kata
sempurna. Oleh
karenanya ,pemakalah sangat mengharapkan saran serta kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca khusunya dosen pengampu mata kuliah hadis tarbawi
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Hamka,
2005, Tafsir Al-Azhar Juz II, Jakarta:PT. PUSTAKA PANJIMAS
Nanang
Gojali, 2013, Tafsir Hadis Tentang Pendidikan, Bandung: CV PUSTAKA
SETIA.
Shihab, M.Quraisy,2000, Tafsir AL- MISHBAH Pesan, Kesan, dan
Keserasian, tanggerang: LENTERA HATI
Shihab,
M.Quraisy, 2012, AL-LUBAB Makna,Tujuan,dan Pelajaran dari Surah-Surah
al- Quran, Tanggerang: LENTERA HATI
PROFIL
Nama : Juleha
TTL : Pemalang 15 April 1997
Alamat: Ds
klareyan kec. Petarukan kab. Pemalang
Riwayat
pendidikan:
1.
SDN
02 Klareyan
2.
MTS
Al-Muawanah
3.
SMA
N 1 Petarukan
[1] Nanang ghojali, Tafsir Hadis Tentang Pendidikan, (BANDUNG:CV
PUSTAKA SETIA,2013), hlm.176-177.
[2] Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz II, PT. PUSTAKA PANJIMAS, (Jakarta:
2005), hlm.186-187
[3] M.Quraisy Shihab, Tafsir AL- MISHBAH Pesan, Kesan, dan Keserasian
al-Qur’an,
(Tanggerang: Lentera Hati, 2000), hlm
412.
[4] M.Quraisy Shihab, AL-LUBAB Makna,Tujuan,dan Pelajaran dari Surah-Surah
al- Quran, (Tanggerang: Lentera Hati, 2012), hlm 9.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar