JATI DIRI MANUSIA
“ Proses Penciptaan Manusia” Qs. Al- mukminun (23 : 12-14)
ANI NUR AINI (2021114189)
Kelas C
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah seagala puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga dan sahabatnya,
semoga kita mendapat syafaatNya di yaumul akhir nanti. Amin.
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Tafsir Tarbawi .
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ghufron Dimyati, M.S.I. selaku dosen pembimbing mata kuliah Tafsir tarbawi II. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis
mengaharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan khasanah ilmu dan manfaat untuk pembaca dan penulis khususnya.
Amin yaa robbal’alamin.
DAFTAR ISI
Cover ........................................................................................... 1
Kata Pengantar
............................................................................ 2
Daftar Isi .....................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah .................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
- Penciptaan Manusia .......................................................... 6
- Tafsir
................................................................................. 7
BAB III PENUTUP
- Kesimpulan
....................................................................... 12
Daftar Pustaka ............................................................................ 13
Profil
.......................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Al- Qur’an sebagai pedoman hidup manusia,
ayat-ayat dalam Al- qur’an sudah menjelaskan tentang segala sesuatu di muka
bumi ini, termasuk mengenai proses penciptaan manusia. Bagaimana manusia itu di
cipta di dunia ini sebagai makhluk yang paling mulia di bumi.
Dan ayat- ayat yang menyatakan bahwa manusia
diciptakan dari tanah, ada pula ayat- ayat yang menjelaskan bahwa manusia
diciptakan dari sari pati tanah, dan
sari pati air hina. Untuk mengetahui
mengenai hal tersebut maka dengan tema Jati Diri Manusia dan judul
Proses Penciptaan Manusia pada Qs. Al- mukminun (23 : 12-14)
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ
مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ
ثُمَّ
جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ
مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ
أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
Artinya:
12.
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. 13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim). 14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.[1]
(QS
Al Mukminun : 12-14).
· Mengapa
penting kita mempelajari
Karena agar kita sebagai manusia tidak
Bersikap sombong, tetapi berperilaku sederhana dan rendah hati sesuai dengan
asal mula kejadian manusia dari air mani, taat dan patuh terhadap semua
perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Bersikap adil, ramah dan penuh kasih
sayang terhadap semua makhluk ciptaan Allah swt. Selalu bersyukur terhadap
semua nikmat yang diberikan Allah Kepada Kita. Selalu berusaha membuat
kemakmuran dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENCIPTAAN MANUSIA
Kejadian penciptaan manusia yang pertama
diterangkan yang pertama dari tanah liat kering yang kemudian diberi bentuk.
Beberapa pemikir mengajukan pemahaman yang berbeda terkait dengan penciptaan
Nabi Adam a.s yang merupakan manusia pertama. Ada yang berpendapat bahwa nabi
Adan a.s berasal langsung dari tanahdan ada pula yang berpendapat bahwa nabi
Adam a.s adalah manusia yang diberi hidayah dari keturunan makhluk sebelumnya[2].
Akan tetapi
ketika kita menganalilis Al- qur’an surat As- Sajdah ayat 7 dan 8 dapat
disimpulkan bahwa Allah menciptakan nabi Adam a.s langsung dari tanah. Manusia
selanjutnya yang merupakan keturunan nabi Adam a.s diciptakan melalui proses
lahir dari perut ibunya termasuk nabi Isa a.s.
Keterangan tentang penciptaan manusia yang
merupakan keturunan nabi Adam a.s juga diciptakan dari sari pati tanah,
dinyatakan dalam surat Al- mu’minun ayat 12 dan 13. Kita dijadikan dari sel
telur yang dibuahi oleh seperma yang dihasilkan dari sari pati tanah yang
diolah oleh tubuh manusia. Pada proses pembentukan janin, nuthfah yang
dihasilkan disimpan dalam rahim yang kokoh.[3]
Kata sulalah dapat diartikan sebagai saripati atau
intisari. Sementara itu ,kata nuthfah memiliki banyak arti, dapat berarti satu
tetes air atau ukuran kecil dari benda yang membasahiatau tetesan zat cair.
Nuthfah yang disimpan dalam rahim adalah nuthfah yang telah bercampur atau
nuthfah amsyaj, seperti keterangan dalam
Surah Al- insan ayat 2. Nuthfah mengandung arti tunggal, sedangkan amsyaj
mengandung arti jamak. Dengan demikian, nuthfah amsyaj berarti tetesan yang
bercampur dari dua air.
Proses perkembnagan nuthfah sejak terbentukk sampai
menjadi ‘alaqah sebagai berikut :
1.
Sperma memasuki Oocyyte ( sel telur ).
2.
Dua pronukleus berada dalam Oocyte, yang satu
berisi materi genetik (DNA) dari sperma dan satu lagi dari Oocyte. Dua
pronukleus tersebut ditarik bersama oleh tabung- tabung kecil di dalam
Cytoplasma.
3.
Menyatunya dua pronekleus, kromosom sperma, dan
Oocytebergabung membentuk zigot ang memiliki kuantitas genetik yang unik.
Setelah satu sampai tiga jam, zigot akan melakukan pembelahan yang pertama.
Nuthfah
yang disimpan didalam rahim tersebut mengalami proses sebagai mana yang
diterangkan dalam surat Al-Mukminun ayat 14. Proses tersebut tidak diketahui
pada zaman Rasulullah, namun sesuai dengan penelitian tentang perkembangan
janinyang dilakukan oleh ilmuan pada saat
ini.
Perkembangan
embrio manusia di dalam rahim untuk menjadi fetus memerlukan waktu 8 minggu
atau 56 hari setelah sel telur dibuahi. Setelah 8 minggu, mulai terbentuk
struktur utama janin. Perkembangan nuthfah berjalan secara bertahap, mulai dari
pembelahan sel menjadi dua bagian pada hari pertama, kemudian menjadi empat
bagian pada hari kedua, hari ketiga menjadi enam sampai 12 bagian sel, dan hari
keempat menjadi 16 sampai32 sel blostomer. Pada hari kelima , morula berubah
menjadi blastula yang memiliki rongga berisi cairan. Pada hari kelima ini
pembuahan disebut blastocyst. Pada hari keenam dan ketujuh, blastocyst tersebut
menempel di dinding rahim. Al-qur’an menyatakan bahwa embrio yang menempel
tersebut merupakan gumpalan darah yang bersifat menempel atau ‘alaq. Kata ‘alaq
atau ‘alaqa yang artinya sesuatu yang membeku, tergantung, atau berdempet
sehingga ditafsirkan sebagai gumpalan darah yang bersifat seperti lintah yang
menempel didinding rahim.[4]
B.
TAFSIR
a.
Tafsir Al- Maraghi
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ
مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ
Sesungguhnya kami telah menciptakan asal jenis ini
dan individunya yang pertama, yaitu Adam as,. Dari saripati tanah pilihan yang
tidak kotor.
Sekelompok mufassir berpendapat bahwa yang dimaksud
dengan manusia disini ialah putra adam. Mereka mengatakan bahwa air mani lahir
dari darah yang terjadi dari makanan, baik yang bersifat hewani maupun yang
bersifat nabati. Makanan yang bersifat hewani akan berahir pada makanan yang
bersifat nabati, dan tumbuh- tumbuhan lahir dari saripati tanah dan air, jadi,
pada hakikatnya manusia lahir dari saripati tanah , kemudian saripati itu
mengalami perkembangan kejadian hingga menjadi air mani.
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ
Kemudian kami jadikan keturunannya dari air mani
yang terdapat pada tuang rusuk bapak, kemudian dilemparkan kedalam rahim hingga
menetap disuatu tempat yang sangat kokoh sejak masa hamil sampai bersalin.
أَلَمْ نَخْلُقْكُمْ مِنْ مَاءٍ مَهِين فَجَعَلْنَاهُ
فِي قَرَارٍ مَكِينٍ
JASXHSAGXJASHAHhahhahah
“Bukankah kamimenciptakan kalian
dari air yag hina, kemudian kami letakka dia dalam tempatt yang kokoh (rahim).”
(Al- Mursalat,77 : 20 -21)
ثُمَّ
خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً
Kemudian kami ubah air mani itu dari
sifatnya yang kedua menjadi sifat darah yang beku.
فَخَلَقْنَا
الْعَلَقَةَ مُضْغَةً
Kemudian, darah beku itu kami jadikan sepotong daging sebesar apa yang
dapat dikunyah.
فَخَلَقْنَا
الْمُضْغَةَ عِظَامًا
Kemudian, segumpal daging itu kami
jadikan sedemikian rupa dan bagian- bagiannya kami uraikan. Maka, bagiannya yang termasuk anasir
dalam pembentukan tulang, kami jadikan tulang; dan yang termasuk substansi
daging, kami jadikan daging. Sedangkan zat-zat makanan meliputi semua itu dan
tersebar di dalam darah, karena Allah berfirman :
فَكَسَوْنَا
الْعِظَامَ لَحْمًا
Maka kami jadikan daging itu sebagai penutupnya, dalam arti ia menutupi
tulang, sehingga mempunyai pakaian yang menutupi tubuh.
ثُمَّ
أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ
Kemudian kami jadikan dia makhluk lain yang berbeda sama sekali dengan
kejadiannya yang pertama, karena kami meniupkan ruh padanya dan menjadikannya
hewan – setelah sebelumnya menyerupai benda mati- yang bisa berbicara,
mendengar dan melihat, serta kami titipkan padanya sekalian banyak keanehan,
baik lahir maupun batin.
Ulama mengatakan, seluruh anggota tubuh manusia dapat dibagi secara detail
berdasarkan perbandingan tertentu dengan menggunakan ukuran jengkalnya. Apabila
dia mengulurkan tangannya keatas, maka menjadi sepuluh jengkal menurut ukurannya.dan
apabila meretangkan kedua tangannya kesamping kiri dan kanan, maka panjang
keduanya sama dengan tingginya. Oleh karena itu, orang- orang mesir menjadikan
asal ukuran adalah jengkal, dan menjadikan setiap siku- siku piramid ternesar
di Jizah seribu jengkal manusia.
فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
Maka, maha Suci Tuhan kami Yang Maha Kuasa. Dia adalah Pengukur dan
Pembentuk Yang Paling Baik.[5]
b. Tafsir Al- misbah
Surat Al- mukminun menjelaskan proser kejadian
manusia. Uraian proses tersebut yang demikian mengagumkan membuktikan perlunya
beriman dan tunduk kepada Allah sang pencipta, serta keharusan mengikuti jejak-
jejak orang mukmin.
Apapun hubungan yang anda pilih atau kemukakan
lebih kurang ayat ini lebih kurang menyatakan : dan sesungguhnya kami bersumpah
bahwa kami telah menciptakan manusia, yakni jelas manusia yang kamu saksikan,
bermula dari suatu saripati yang berasal dari tanah, kemudian kami
menjadikannya yakni saripati itu nuthfah yang disimpan dalam tempat yang kokoh,
yakni rahim ibu. Kemudian kami ciptakan yakni jadikan nuthfah itu
‘alaqahkemudian kami ciptakan yakni jadikan, alaqah itu mudhghabah lalu kami
ciptakan yakni jadikan alaqah itu mudghabah yang merupakan sesuatu yang kecil
serat daging, lalu kami ciptakan yakni jadikan mudghabah itu tulang belulang
lalu kami bungkus tulang belulang itu dengan daging.
Kemudian kami mewujudkannya yakni tulang yang
terbungkus daging itumenjadi-setelah kami meniupkan ruh ciptaan kami
kepadanya-makhluk lain dari pada yang lain yang separuhnya berbeda dengan
makhluk- makhluk lain. Maka maha banyak lagi mntap keberkahan yang tercurah
dari Allah pencipta yang terbaik, kemudian , sesungguhnya kamu wahai anak cucu
adam sekalian sesudah itu, yakni sesudah melalui proses tersebut dan ketika
kamu berada di pentas bumi ini dan melalui lagi proses dari bayi, anak kecil,
remaja, dewasa, tua dan pikun, benar- benar kamu akan mati baik pada masa pikun
maupun sebelumnya. Kemudian setelah kamu mati dan di kuburkan akan dibangkitkan
dari kubur kamu untuk dimintai pertanggung jawaban, lalu masing- masing kami
beri balasan dan ganjaran.[6]
c. Tafsir Ibnu Katsier
Allah SWT. Berfirman menceritakan bagaimana
manusia itu diciptakan yang berasal dari saripati tanah, ialah Adam. Kemudian
keturunannya diciptakan dari air mani yang tersimpan dalam tempat yang kokoh,
ialah rahim ibunya, yang memang tersedia untuk itu dan setelah melewati suatu
masa tertentu dijadikanlah air mani itu segumpal darah, kemudian segumpal darah
itu menjadi segumpal daging, dan dari segumpal daging ituterciptalah tulang
belulang yang berbentuk kepala, tangan dan kaki, kemudian dibungkusnya tulang
belulang itu dengan daging otot dan urat- urat, maka terciptalah suatu makhluk
yang berbentuk lain dan kepadanyalah ditiupkan roh, diberinya sarana
pendengaran, penglihatan, mencium, bersuara, berfikir dan bergerak, sehingga
lengkaplah ia menjadi manusia yang utuh, sempurna menjadi makhluk Allah, yang
pilihan dan termulia.
Allah berfirman, “ kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang berbentuk lain, janin yang lahir dari perut ibunya sebagai bayi,
tumbuh menjadi balita, balita menjadi remaja, kemudian menjadi manusia lanjut
usia dan akhirnya kamu sekalian akan mati, kemudian bila hari kiamat tiba
dibangkitkanlah kamu semua dari kubur untuk berkumpul di padang Mahsyar dan
menerima peradilan dari Tuhan Yang Maha Hakim lagi Maha Adil. Dan maha sucilah
Dia sebagai pencipta ang paling baik.[7]
·
Implementasi dalam kehidupan
Manusia sebagai makhluk sosial haruslah
mengingatkan darimana asalnya agar supaa tidak terjadi konflik sosial yang
berkepanjangan.
Sebagai makhluk yang bahan dasarnya dari
tanah, manusia tidaklah boleh mengesampingkan nilai-nilai sosial karena dia
akan kembalin ketanah juga. Tidak bersikap sombong, tetapi berperilaku
sederhana dan rendah hati sesuai dengan asalnya, taat dan patuh terhadap semua
perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Allah SWT menciptakan manusia dari suatu
saripati ( berasal) dari tanah, yang kemudian dijadikan air mani, kemudian
segumpal darah, kemudian segumpal daging yang jadi pembungkus tulang. Kemudian
setelah ditiupkan ruhnya menjadi manusia yang sempurna, yang semuanya itu
terjadi dalam tempat penyimpanan yang kokoh yaitu rahim. Setelah manusia
melalui masa ciptaannya yang pasti akan mati dan akan dibangkitkan dari
kuburnya pada hari kiamat untuk dihisab tentang segala amal perbuatan. Proses
kejadian manusia dalam QS. Al- Mukminun ayat 12-14 , membuktikan bahwa apa ang
dijelaskan dalam ayat tersebut sejalan
atau sesuai dengan analisis ilmu pengetahuan. Agar timbul kesadaran pada
manusia bahwa dirinya adalah makhluk diciptakan oleh Allah SWT yang banyak
memiliki potensi.
DAFTAR PUSTAKA
Musthafa Ahmad, Terjemah Tafsir Al- Maraghi,( semarang: Toha
Putra.1989)
Abdullah sani,Ridwan , “Sains bersama AL- QUR’AN” , (Jakarta:PT Bumi Akara,2015)
Shihab M.Quraish, “Tafsir Al-Misbah, pesan, kesan dan keserasian Al-
Qur’an” (Jakarta :Lentera Hati,2002)
Bahreisy Salim, “ Terjemah Singkat TAFSIR IBNU KATSIER” (Surabaya
:Bina Ilmu, 1990)
BBBBBBB
NNMKJJHUKJHJGDHSJKFHHFEJHFJSFHKJSDKJHSDK
PROFIL
NAMA
: ANI NUR AINI
TEMPAT, TANGGAL LAHIR : BATANG, 25 SEPTEMBER
1996
ALAMAT : JL.ULIN 5 NO 21
KALISALAK BATANG
NO.HP
: 085226264958
RIWAYAT PENDIDIKAN : SDN DENASRI WETAN 02 BATANG
SMPN 1 BATANG
SMAN 2 BATANG
[1] Ahmad Musthafa Al- Maraghi,”Terjemah
Tafsir AL- MARAGHI.18,( Semarang : Toha Putra, 1989),hlm 9-10
[2] Ridwan Abdullah sani. “ Sains bersama
Alquran” , (Jakarta : PT Bumi Aksara,2015) hlm.37
[3] Ibid.hlm 47
[6] M. Quraish Shihab, “ Tafsir AL- MISBAH
pesan, kesan dan Keserasian Al- Qur’an”
(Jakarta : Lentera Hati, 2002) hlm.165-166
[7] Salim Bahreisy, “ Terjemahan singkat TAFSIR
IBNU KATSIER” (PT Bina Ilmu, surabaya :1990) hlm 401
Tidak ada komentar:
Posting Komentar