VARIASI DAN GAYA MENGAJAR
“MACAM GAYA MENGAJAR”
Muhammad Ulumuddin
(2023116178)
Kelas A
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTHIDAIYYAH
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt, yang telah
melimpahkan rahmat serta hidyahnya. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Macam-macam Gaya Mengajar”. Sholawat serta
salam tak lupa saya haturkan kepada Nabi Agung Muhammad saw, yang telah
mengantarkan umatnya dari kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
Tak lupa saya
ucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen mata kuliah Strategi Belajar Mengajar,
Muhammad Ghufron, M.S.I yang telah membimbing saya dalam belajar. Keluarga dan
teman-teman yang telah membantu dan mendukung saya hingga terselesaikannya
makalah ini.
Saya sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai karakter Allah sebagai pendiddik. Saya menyadari sepenuhnya bahwa
dimakalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
sya berharap adanya kritik saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
saya buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa adanya saran yang membangun.
Semoga, makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya, sebelumnya saya
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurng berkenan dan saya
memohon kritik dan saran yang membangun dari bapak dosen dan para pembaca yang
budiman demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang. Semoga makalah
ini dapt bermanfaat bagi semua pihak , khususnya bagi penulis dan para pembaca
pada umumnya. Semoga Allah Swt meridhoi dan dicatat sebgai ibadah di sisi-Nya.
Aamiin.
Pekalongan, November 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. TEMA :
Variasi dan Gaya Mengajar
B. B. Sub Tema
Macam Gaya Mengajar
C. Penting di Kaji
Dalam proses belajar mengajar yang
merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah didalamnya terjadi
interaksi antara berbagai komponen pengajaran. Komponen-komponen tersebut
adalah guru, isi, atau materi pengajaran dan siswa. Mengajar pada hakikatnya
bermaksud mengantarkan siswa mencapai tujuan yang telah direncanakan
sebelumnya. Dalam praktek, prilaku, mengajar yang dipertunjukan guru sangat
beraneka ragam, meskipun maksudnya sama. Aneka ragam perilaku gurumengajar ini
bila ditelusuri akan di peroleh gambaran tentang pola umum interaksi antara
guru, isi atau bahan pelajaran dan siswa. Gaya mengajar seorang guru berbeda
antara yang satu dengan yang lain pada saat proses belajar mengajar walaupun
mempunyai tujuan yang sama, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan, membentuk
sikap siswa, dan menjadikan siswa terampil dalam berkaya. Gaya mengajar guru
juga mencerminkan kepribadian guru itu sendiri dan sulit untuk diubah karena
sudah menjadi bawaan dari kecil atau sejak lahir. Dengan demikian gaya mengajar
guru menjadikan factor penting dalam menentukan keberhasilan prestasi siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mengajar
Mengajar merupakan suatu proses yang
kompleks. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa.
Banyak kegiatan maupun tindakan harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil
belajar yang lebih baik pada seluruh siswa. Oleh karena itu, rumusan pengertian
mengajar tidaklah sederhana. Dalam arti, membutuhkan rumusan yang dapat
meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam perbuatan mengajar itu sendiri. Bohar Suharto (1992) mendefisikan ,
mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur (mengelola) lingkungan
sehingga tercipta suasana yang sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar yeng
menyenangkan. Atau dengan bahasan lain, Mengajar adalah penciptaan sistem
lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.sistem lingkungan ini
terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan
intruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang
memainkan peranan serta ada dalam hubungan social tertentu, jenis kegiatan yang
dilakukan, serta sarana prasarana belajar mengajar yang tersedia.[1]
Mengajar dapat pula di artikan proses
membantu seorang atau kelompok melakukan kegiatan belajar sehingga proses
belajar dapat berlangsung efektif[2]
B. Gaya Mengajar
Gaya mengajar adalah bentuk penampilan guru
saat mengajar, baik yang bersifat kurikuler maupun sikologis. Gaya mengajar
yang bersifat kurikuler adalah guru mengajar yang disesuaikan dengan tujuan dan
sifat mata pelajaran tertentu. Sedangkan gaya mengajar yang bersifat sikologis
adalah guru mengajar yang disesuaikan dengan motivasi siswa, pengelolaan kelas
dan evaluasi hasil belajar.[3]
C. Macam Macam Gaya Mengajar
Banyak guru menggambarkan gaya penganjaran
yang bervariasi dari segi deskriptif dan beragam makna. Guru harus
mengembangkan gaya dan teknik pengajaran berdasarkan karakter fisik dan mental
mereka sendiri. Iklim sosial, psikolog, pendidikan di kelas dan sekolah juga
memiliki sesuatu untuk menentukan gaya mengajar. Gaya guru adalah masalah
pilihan dan kenyamanan dan apa yang berhasil dengan seorang guru tidak selalu
berhasil atau sesuai dengan guru lain. Tidak ada jenis guru atau gaya guru
ideal, dan tidak ada lembaga pendidikan harus memaksakan hal tersebut kepada
seorang staf atau pendidik yang ada di dalamnya.[4]
Hermawan dkk, (2007:58) mengelompokan gaya
guru yang di terapkan dalam proses pembelajaran menjadi empat yang diturunkan
dari aliran pendidikan, yaitu gaya mengajar klasik, teknologis, personalisasi,
dan interaksional.
1. Gaya Mengajar Klasik
Guru dengan mengajar klasik masih
menerapkan konsepsi sebagai satu-satan berbagai cara belajar dengan berbagai
konsekuensi yang di terimanya. Guru masih mendominasi kelas dengan tanpa
memberi kesempatan pada siswa untuk aktif, sehingga akan menghambat perkembangan
siswa dalam proses pembelajara. Gaya mengajar klasik tidak sepenuhnya
disalahkan saat kondisi kelas yang mayoritas siswanya pasif. Dalam pembelajaran
klasik, peran guru sangat domina, karena dia harus, menyampaikan materi
pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus ahli (expert) dalam bidang
pelajaran yang diampunya. Dalam model pembelajaran seperti ini, siswa cenderng
bersikap pasif ( hanya menerima materi pembelajaran).[5]
Namun demikian, gaya mengajar seperti ini sudah tidak sesuai dengan
prinsip-prinsip pembelajaran sekarang yang sudah bergeser dari paradigma
pendekatan teacher-centered menjadi student-centered. Pergeseran paragdima ini
disebabkan oleh berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dengan bantuan teknologi
canggih. Adapun ciri-ciri gaya mengajar klasik dapat disebutkan sebagai berikut
:
a. Materi pembelajaran berupa sejumlah informasi dan ide yang sudah populer
dan diketahui peserta didik, bersifat objektif, jelas, sistematis dan logis;
b. Proses penyampaian materi mengandung nilai-nilai lama dari generasi
terdahulu ke generasi berikutnya yang bersifat memelihara, tidak didasarkan
pada minat peserta didik, hanya didasarkan pada urutan tertentu;
c. Peran peserta didik pasif, hanya diberi pelajaran untuk didengarkan; dan
d. Guru berperan sangat dominan, hanya menyampaikan materi pembelajaran,
otomatis, tetapi benar-benar menguasai materi yang diajarkan.[6]
2. Gaya Mengajar Teknologis
Gaya yang menerapkan gaya mengajar teknologis sering menjadi bahan
perbincangan yang tidak pernah selesai. Argumentasinya bahwa setiap guru dengan
gaya mengajar tersebut mempunyai watak yang berbeda-beda : kaku, keras ,
moderat, dan fleksibel. Gaya mengajar teknologi ini mensyaratkan seoramg guru
untuk berpegang pada berbagai sumber mediayang tersedia. Guru mengajar dengan
memerhatikan kesiapan siswa dan selalu memberikan stimulan untuk mampu menjawab
segala persoalan yang dihadapi. Guru member kesempatan kepada siswa untuk mempelajari
pengetahuan yang sesuai dengan minat masing-masing sehingga dapat memberi
manfaat pada diri siswa.[7]
Dengan kebebasan peserta didik untuk memilih mata pelajaran dan di
perkenankan menggunakan seperangkat media yang tersedia, hal ini bukan
mengurangi peran guru, melainkan guru seharusnya terus memanta perkembangan
belajar peserta didik sehingga hasil belajar peserta didik dapat di peroleh
secara maksimal. Lebih lanjut lagi, gaya mengajar teknologis mempunyai karakter
sebagai berikut :
a. Materi pembelajaran terprogram sedemikian rupa dalam perangkat lunak (software)
dan keras (hadware) yang ditekankan pada kompetensi peserta didik secara
individu, disusun oleh ahlinya masing-masing, terkait dengan data objektif dan
keterampilan peserta didik untuk menunjang kompetensinya;
b. Materi pembelajaran disampaikan sesuai dengan tingkat kesiapan peserta
didik dan dengan memberi stimulan pada peserta didik untuk dijawab.
c. Peran peserta didik ialah mempelajari apa yang dapat member manfaat pada
dirinya, belajar dengan menggunakan media secukupnya, dan merespon apa yang
diajukan kepadanya dengan bantuan media; dan
d. Peran guru adalah sebagai pemandu (membimbin peserta didik dalam proses
pembelajaran), pengaruh (member petunjuk kepada peserta didikdalam proses
pembelajaran), dan fasilitator (memberi kemudahan kepada peserta didik dakam
proses pembelajaran).[8]
3. Gaya Mengajar Personalisasi
Pembelajaran personalisai dilakukan berdasarkan atas minat pengalaman
dan pola perkembangan mental siswa. Dominasi pembelajaran ditangan siswa,
dimana siswa dipandang sebagai suatu pribadi. Guru yang menerangkan gaya
mengajar personalisasi menjadi salah satu kunci keberhasilan pencapaian
prestasi belajar siswa. Guru tidak hanya memberikan materi pelajaran untuk
membuat siswa lebih pandai, Melainkan agar siswa menjadikan dirinya lebih
pandai. Guru dengan mengajar personalisai ini akan selalu meningkatkan belajar
siswa dari senantiasa memandang siswa seperti dirinya sendiri. Guru tidak dapat
memaksakan siswa untuk menjadi sama dengan gurunya, karena siswa tersebut
mempunyai minat, bakat, dan kecenderungan masing-masing.[9]Jadi,
dalam gaya mengajar ini, peserta didik di pandang sebagai seorang pribadi yang
mempunyai potensi untuk dikembangkan. Disinilah, guru inisiator selalu
memposisikan dirinya sebagai mitra belajar peserta didik dengan memberikan
bantuan atas perkembangan peserta didik dalam berbagai aspek. Adapun cirri-ciri
gaya mengajar personalisai adalah sebagai berikut :
a. Materi pembelajaran disusun secara situasional sesuai dengan minat dan
kebutuhan peserta didik ;
b. Materi pembelajaran disampaikan sesuai dengan perkembangan mental,
emosional, dan kecerdasan peserta didik;
c. Peserta didik berperan dominan dan dipandang sebagai suatu pribadi;dan
d. Guru berperan untuk membantu
perkembangan peserta didik melalui pengalaman belajar, fungsi sebagai psikologi,
penguasaan metodologi pembelajaran, dan fungsi sebagai narasumber.[10]
4. Gaya Mengajar Interaksional
pembelajaran intraksional, peran guru sangat dominan guru dan siswa
berupaya memodifikasi berbagai idea tau ilmu yang dipelajari untuk mencari
bentuk baru berdasarkan kajian yang dipelajari. Guru dengan gaya mengajar
interaksional lebih mengedepankan dialog dengan siswa sebagai bentuk interaksi
yang dinamis. Guru guru dengan siswa atau siswa dengan siswa saling
ketergantungan, artinya mereka sama-sama menjadi subjek pembelajaran, dan tidak
ada yang dianggap paling baik atau paling jelek.[11]
Guru insiator tentunya cenderung berpola piker untuk menjadi guru yang
bergaya interaksional. Guru dalam pengajaran interaksional senantiasa
mengedepankan pendekatan dialogis dengan peserta didiknya sebagai bentuk
interaksi yang dinamis. Guru dengan peserta didik atau peserta didik dengan
peserta didik lainnya saling ketergantunagan. Hal ini mengindikasikan guru dan
peserta didik sama-sama menjadi subjek pembelajaran, dan tidak ada yang
dianggap sebagai yang paling baik atau sebaliknya paling buruk. Gaya mengajar
interaksional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Materi pembelajaran berupa masalah-masalah situasional yang bersifat
sosio-kultural dan kontemporer;
b. Materi pembelajaran disampaikan dengan dua arah, yakni menggunakan pendekatan
dialogis atau Tanya jawab antara guru dengan peserta didik dan antara peserta
didik satu dengan peserta didik lainya;
c. Peserta didik berperan dominan dalam mengemukakan pandangannya tentang
realita, mendengarkan pendapat temannya, serta memodifikasi berbagai ide untuk
mencari bentuk baru yang lebih tajam dan valid; dan
d. Guru berperan dominan dalam menciptakan iklim belajar yang saling
ketergantungan, dan bersama peserta didik memodifikasi berbagai idea atau
pengetahuan untuk mencari bentuk baru yang lebih actual dan terpercaya.[12]
BAB III
PENUTUPAN
A. SIMPULAN
Gaya mengajar adalah bentuk penampilan guru saat mengajar, baik yang
bersifat kurikuler maupun psikologis. Gaya mengajar yang bersifat
kurikuler adalah guru mengajar yang disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata
pelajaran tertentu. Terdapat empat
macam gaya dalam mengajar yaitu: gaya mengajar klasik, gaya mengajar
teknologis, gaya mengajar personalisasi, dan gaya mengajar interaksional.
B. SARAN
Demikianlah
makalah yang kami buat, penulis banyak berharap para pembaca bisa memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnaya makalah ini dan
penulisan makalah-makalah berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca pada umunya
DAFTAR PUSTAKA
Mustakim, Zaenal. 2011. Strategi dan Metode Pembelajaran,
Pekalongan : Stain Pekalongan Press.
Mustakim, Zaenal. 2017. Strategi dan Metode Pembelajaran,
Pekalongan : Stain Pekalongan Press.
Fathurrahman, pupuh dan Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar
Mengajar, Bandung : PT Refika Aditama.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran, Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Kustandi, Cecep dan Bambang
Sutjipto. 2013. Media Pembelajaran, Bogor : Ghalia Indonesia.
DATA DIRI
Nama : Muhammad Ulumudin
Tempat, tanggal lahir : Pekalongan, 22 Oktober 1996
Alamat : Banyurip Alit
Pernah belajar
di : -
MI Hidayatullah Athfal
-
Mts Hidayatullah Athfal
-
MAS Hidayatullah Athfal
-
IAIN Pekalongan dan masih berlanjut
[1]
Pupuh Fathurroman dan M.Sobry
Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung, PT Refika Aditama, 2007),
hlm. 7-8
[2]
Cecep Kustandi dan Bambang
Sutjipto, Media Pembelajaran, (Bogor,Ghalia Indonesia,2013), hlm. 5
[3]
Zaenal Mustakim, strategi
dan metode pembelajaran, cet ke-2, (pekalonagan: STAIN pekalongan
Press,2009),hlm. 31
[4]
Abdul majid,Strategi Pembelajaran,cet
Ke-2( Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2013),hlm, 277
[5]
Ibid.,hlm. 279
[6]Zaenal Mustakim, strategi dan
metode pembelajaran, cet ke-5, (pekalonagan: STAIN pekalongan Press,2017),hlm.
239
[7]
Abdul Majid, op.cit.,hlm.
279-280
[8]
Zaenal Mustakim,op.cit.,cet
Ke-5, hlm. 240-241
[9]
Abdul Majid,op.cit.,hlm. 280
[10]
Zaenal Mustakim,loc.cit., cet
Ke-5, hlm. 241
[11]
Abdul Majid,op.cit.,hlm. 280
[12]
Zaenal Mustakim,op.cit., cet
Ke-5, hlm. 242
Tidak ada komentar:
Posting Komentar