EVALUASI DAN UMPAN BALIK
“Cara –Cara Evaluasi Dan
Umpan Balik”
Zulfa Kholisoh
NIM. (2023116159)
KELAS D
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Bismilallahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah
‘ala kulli haalin wa nikmatin,
segala puji bagi Allah SWT dalam setiap keadaan dan setiap curahan nikmat yang
tak terhingga. Semoga shalawat dan salam tetap terlimpahkan kepada baginda
Rasulullah saw, keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia
terhadap sunnahnya dan semoga didalamnya kita semua. Aamiin.
Saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
dengan judul “Evaluasi dan Umpan balik” dan sub tema “cara – cara evaluasi dan
umpan balik” dengan lancar tanpa
halangan suatu apapun.Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Strategi
Belajar Mengajar. Dalam pembuatan makalah ini, saya banyak mendapatkan hambatan
dan tantangan namun dengan dukungan dari berbagai pihak, tantangan tersebut
dapat diatasi.
Oleh karna itu,
saya berterima kasih kepada teman-teman yang telah berpatisipasi dalam membuat
makalah ini. Apabila dalam makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan, baik
dalam pengetikan, penyusunan, maupun isinya, maka kami dengan senang hati
menerima saran dan kritik dari pembaca guna penyempurnaan penulisan berikutnya.
Akhir kata,
semoga makalah yang sederhana ini dapat menambah khasanah keilmuan dan
bermanfaat bagi pembaca terutama bagi kami. Amin yaa rabbal’alamin
Pekalongan, 13 November 2017
Zulfa
Kholisoh
BAB I
PENDAHULUAN
Tema
: Evaluasi Dan Umpan Balik
Sub
Tema : Cara cara evaluasi dan umpan balik
Mengapa
penting dibahas?
Karena
evaluasi dan umpan balik sangat penting bagi pendidik dalam proses belajar
mengajar. Evaluasi atau penilaian yang sering digunakan oleh pendidik untuk
seberapa jauh peserta didik dapat menguasai bahan pelajaran/ materi yang
disampaikan oleh pendidik kepada peserta didik. Dengan adanya evaluasi pendidik
dapat mengtahui para peserta didik yang sudah dan yang belum menguasai bahan
pelajaran, tepat atau tidaknya materi pelajaran yang disampaikan, dan metode
yang digunakan. Selain itu pendidik juga harus tahu bagaimana cara/ teknik
dalam evaluasi. Setelah pendidik mengevaluasi peserta didiknya selanjutnya
yaitu pendidik melakukan umpan balik untuk memperbaiki balajar peserta didik
dalam kondisi tertentu. Kalau hanya sekedar
memberitahu atau menginformasikan hasil evaluasi, maka umpan balik tidak
terlalu mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Sebaliknya, umpan balik baru
bermanfaat apabila pendidik bersama peserta didik menelaah kembali jawaban
–jawaban tes (umpan balik tes), baik yang dijawab benar maupun salah oleh
peserta didik, dan diberikan kesempatan untuk memperbaiki jawaban yang salah tersebut.
Umpan
balik juga penting bagi pendidik maupun bagi peserta didik. Umpan balik dalam
kajian ini adalah pemberian informasi mengenai benar atau tidaknya jawaban
peserta didik atas soal/ j pertanyaan yang diberikan, disertai dengan informasi
tambahan berupa penjelasan letak kesalahan/ pemberian motivasi verbal/
tertulis. Melalui umpan balik, seorang peserta didik dapat mengetahui sejauh
mana materi yang telah diajarkan.dengan kata lain, umpan balik dapat menjadi
sarana koreksi terhadap kemajuan belajar peserta didik itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Evaluasi
Menurut bahasa, kata Evaluasi barasal dari bahasa Inggris
eavaluation yang artinya penilaian dari akar katanya value, yang artinya nilai.
Evaluasi pembelajara dapat diatikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan
atau penilaian mengenai hal- hal yang
berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Menurut Komite Studi Nasional evaluasi
adalah proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis, dan penyajian
informassi yang dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan keputusan serta
penyusunan program selanjutnya. Sementara Edwin Wandt & Geral W Brown
(1977) dalam Sudjiono mengatakan bahwa “evaluation refer to the act or process
to determining the value of something” bahwa evaluasi menunjuk pada kegiatan
atau proses untuk menentukan nlai dari sesuatu.
Dari beberapa pengertia diatas dapat disimpulkan bahwa
evaluasi adalah kegiatan mengukur dan manilai, mengukur lebih bersifat
kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif. Evaluasi harus
dilakukan dengan pertimbangan – pertimbangan yang arif dan bijaksana sesuai
dengan hasil kemajuan belajar yang ditunjuk oleh peserta didik. Dengan
demikian, evaluasi adalah suatu tindakan yang berdasarkan pertimbangan –
pertimbangan yang arif dan bijaksana untuk menentukkan nilai sesuatu, baik secara kuantitatif maupun
secara kualitatif.[1]
B.
Pengertian Umpan Balik
Umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari
tes atau alat ukur lainnya kepada peserta didik untuk memperbaiki atau
meningkatkan pncapaian/ hasil belajarnya. [2]
Alat ukur lainnya itu adalah pekerjaan rumah (PR) dan pertanyaan
yang diajukan guru dalam kelas. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa umpan
balik berkaitan erat dengan kegiatan belajar mengajar terdahulu yang dievaluasi
dengan suatu alaat evaluasi. Hasil evaluasi ini memberikan informasi mengenai
sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan dalam proses/
kegiata belajar mengajar.[3]
Umpan balik hanya dapat berfungsi memperbaiki belajar peserta didik
dalam kondisi tertentu saja. Kalau hanya sekedar memberitahu atau
menginformasikan hasil evaluasi, maka umpan balik tidaak terlalu mempengaruhi
hasil belajar peserta didik, Sebaliknya, umpan balik baru bermanfaat apabila
pendidik bersama peserta didik menelaah kembali jawaban –jawaban tes ( umpan
balik ), baik yang dijawab benar maupun salah oleh peserta didik, dan diberikan
kesempatan memperbaiki jawaban yang salah tersebut.[4]
C.
Cara –cara Evaluasi
Secara garis besar teknik / cara evaluasi digunakan dapat
digolongkan menjadi 2 macam, yaitu: tenik tes dan teknik non tes.[5]
1.
Teknik Tes
a.
Pengertian Tes
Tes adalah alat
pengukuran berupa pertanyaan, perintah,dan petunjuk yang ditujukan kepada
testee untuk mendapatkan reespon sesuai dengan petunjuk itu.
b.
Macam –macam Tes
Ditinjau dari
objek pengukurannya, sacara umum tes dibagi menjadi dua, yaitu tes kepribadian
(personality test) dan tes hasil belajar (achievement test). Yang termasuk
dalam jenis tes kepribadian dan banyak digunakan dalam pendidikan yaitu (1)
pengukuran sikap, (2) pengukuran minat, (3) pengukuran bakat, dan (4) tes
intelegensi.
c.
Jenis Tes
Ditinjau dari
fungsinya, tes dibagi atas 4 jenis yaitu:
1.)
Tes penempatan (Placement Test)
Tes penempatan
adalah tes untuk mengukur kemampuan yang dimiliki oleh anak didik.
Kemampuantersebut dapat dipakai meramalkan kemampuan peserta didik pada masa
mendatang sehingga pesreta didik dapat dibimbing, diarahkan, atau ditempatkan
pada jurusan yang sesuai dengan kemampuandasarnya.
2.)
Tes Formatif
Tes formatif
adalah suatu bentuk pelaksanaan tes yang dilakukan selama berlangsungnya
program dan kegiatan pembelajaran. Tujuan tes formatif ialah untuk mengetahui
keberhasilan dan kegagalan proses pembelajaran. Tes ini dapat digunakan untuk
memperbaiki dan penyempurnakannya.[6]
Evaluasi
formatif mempunyai manfaat, baik bagi siswa, guru maupun program itu sendiri.
Manfaat bagi
siswa
a.)
Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan
program secara menyeluruh.
b.)
Merupakan penguatan (reinforcement) bagi siswa. Dengan mengetahui
tes yang dikerjakan sudah menghasilkan skor yang tinggi sesuai dengan dengan
yang diharapkan, maka siswa sudah menguasai bahan pelajaran.
c.)
Usaha perbaikan. Dengan umpan balik (feed back) yang diperoleh
setelah
melakukan tes,
siswa mengetahui kelemahan –kelemahannya.
d.)
Sebagai diagnosis. Bahan pelajaran yang sedang dipelajari oleh
siswa merupakan serangkaian pengetahuan, keterampilan atau konsep. Dengan
mengetahui hasil tes formatif, siswa dengan jelas dapat mengetahui bagaimana
dari bahan pelajaran yang masih drasakan sulit.
Manfaat bagi guru
Dengan telah mengetahui hasil tes formatif yang diadakan, maka
guru:
a.)
Mengetahui samapi sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat
diterima oleh siswa. Hal ini akan menentukan pula apakah guru guru harus
mengganti cara menerangkan (strategi mengajar) atau tetap menggunakan cara
(strategi mengajar lama).
b.)
Mengetahui bagian – bagian mana dari bahan pelajaran yang belum
dikuasai siswa. Maka bagian itu harus diterangkan lagi, dan barangkali
memerlukan cara atau media lain untuk memperjelas. Apabila bagian yang belum
dikuasai tidak diulang, maka akan menganggu kelancaran pemberi bahan pelajaran
selanjutnya, dan siswa akan semakin tidak dapat menguasainya.
c.)
Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang akan diberikan.
Manfaat bagi program
a.)
Apakah program yang telah diberikan merupakan program yang tepat
atau sesuai kecakapan anak.
b.)
Apakah diperlukan alat, sarana dan prasana untuk mempertinggi hasil
yang akan dicapai.
c.)
Apakah metode, pendekatan dan alat evaluasi yang digunakan sudah
tepat.[7]
3.)
Tes Diagnostik
Tes
diagnostic digunakan untuk mengetahui sabab kegagalan peserta didik dalam
belajar. Dalam menyusun butir soal, gunakan item yang memiliki tingkat
kesukaran rendah.
Disamping untuk
mengetahui sebab kegagalan peserta didik dalam belajar, tes diagnostic dapat juga untuk kepentingan berikut:
a.)
Diagnostik untuk kepentingan psikoterapi.
b.)
Diagnostik untuk kepentingan
bimbingan dan penyuluhan dalam belajar.
c.)
Diagnostik untuk kepentingan
seleksi.
d.)
Diagnostik untuk keentingan pemilihan jabatan dan lapangan studi.
4.)
Tes Sumatif
Tes
sumatif adalah suatu bentuk pelaksanaan tes yang dilakkukan pada waktu
berakhirnya suatu progam kegiatan pembelajaran. Tes ini disebut juga tes akhir
semester atau evaluasi belajar tahap akhir. Tes ini biasanya dilaksanakan pada
tiap akhir catur wulan atau akhir semeater. Tes ini bertujuan untuk mengukur
keberhasilan belajar peserta didik.[8]
Manfaat tes
sumatif
Ada beberapa
manfaat tes sumatif adalah:
a.)
untuk menentukan sseorang anak dapat atau tidaknya mengikuti
kelompok dalam menerima program
berikutnya. Dalam kepentingan ini tes sumatif berfungsi sebagai tes
prediksi.
b.)
Untuk mengisi catatn kemajuan belajar siswa yang akan berguna bagi:
(1.)
Orang tua siswa
(2.)
Pihak bimbingan dan penyuluhan di sekolah.
(3.)
Pihak –pihak lain apabila siswa tersebut akan pindah ke sekolah
lain, akan melanjutkan belajar.[9]
d.
Bentuk tes
Ditinjau dari
bentuknya, tes dibagi atas tes tertukis dan tes lisan, dan tes perbuatan.
1.)
Tes tertulis (written test)
Tes
terrulus adalah tes yang soal dan jawaban diberikan oleh peserta didik berupa
bahasa tertukis. Kelebhannya adalah dapat mengukur kemampuan peserta didik
dalam jumlah yang besrm dalam tempay yang terpisah, dan dalam waktuyang sama.
Disamping ada kelebiha, iuga ada kelemahan antara lain jika tidak menggunakan
bahasa yang tegas dan lugas, hal ini dapat mengundangan pengertian ganda yang
berakibaatkan kesalahn dalam pemasukan data dan dalam mengambil kesimpulan
jawaban soal
Secara
umum tes tertulis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
a.)
Tes Esai
Tes esai dapat
digunakan untuk mengukur kegiatan –kegiatan belajar yang sulit diukur oleh tes
obyektif. Tes esai memiliki kelebihan sebagai berikut:
(a.)
Peserta didik dapat mengorganisasikan jawaban dengan pendapatnya
sendiri.
(b.)
Peserta didik tidak dapat menerka –nerka jawaban soal.
(c.)
Tes ini cocok untuk mengukur dan mengevaluasi hasil suatu proses
belajar yang kompleks yang sukar diukur dengan mempergunakan tes obyektif.
(d.)
Derajat ketepatan dan kebenaran peserta didik dapat dilihar dari kalimat –kalimatnya.
Adapun kelemahan tes esai adalah sebagai berikut:
(a.)
Sukar dinilai secara tepat.
(b.)
Bahan yang diukur terlalu sedikit sehingga agak sulit untuk
mengukur penguasaan peserta didik terhadap keseluruhan kerikulum.
(c.)
Sulit mendapatkan soal yang memiliki standar nasional maupun
internasional.
(d.)
Membutuhkan waktu untuk memeriksa hasilnya.
b.)
Tes Obyektif
Tes adalahntes
tulis yang itemnya dapat dijawab dengan memilih jawaban yang sudah tersedia
sehingga peserta didik menampilkan keseragaman data, baik bagi yang menjawab
benar maupun mereka yang menjawab salah.
2.)
Tes lesan (Oral Test)
Tes lisan adalah tes soal dan jawabanya menggunakan bahasa lisan.
Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai
dengan pertanyaan perintah yang di berikan.
Tes lisan memiliki kelebihan sebagai berikut.
(a.) Tidak perlu menyusun soal secara terurai,
tetapi cukup mencatat pokok-pokok permasalahannya.
(b.) Dapat
mengetahui langsung kemampuan peserta didik dalam mengemukakan pendapatnya
secara lisan.
(c.) Jika peserta
didik belum jelas dengan pertanyaan yang di ajukan. Dapat mengubah pertanyaan
sehingga dapat di mengerti oleh peserta didik.
(d.) Dapat
mengetahui secara langsung hasil tes.
Adapun kelemahan tes lisan adalah sebagai
berikut.
(a.) Tes ini menyita
waku yang cukup banyak.
(b.) Keadaan
emosional peserta didik sangat di pengaruhi oleh kehadiran pribadi pendidik
yang di hadapinya.
(c.) Kebebasan
peserta didik untuk menjawab pertanyaan menjadi berkurang,sebab pendidik
seringkali memotong jawaban sebelum pemikirannya dituangkan secara keseluruan.
(d.) Pertanyaan yang diajukan kepada peserta didik
sering tidak sama jumlah dan tingkat kesukarannya.
3.)
Tes Perbuatan atau Tindakan
(Performance Test)
Tes
perbuatan atau tindakan ialah tes dimana jawaban yang dituntut dari peserta
didik berupa tindakan dan tingkah laku konkrit.
Kelebihan
(a.) Sangat cocok
untuk mengukur aspek psikomotorik.
(b.) Pendidik dapat
mengetahui dengan jelas aplikasi dari teori yang telah disampaikan berupa
tindakan atau perbuatan.
Kelemahan
(a.) Memutuhkan
waktu yang lama.
(b.) Apabila
perintah tidak jelas, perbuatan akan muncul tidak sesuai seperi yang
diharapkan.
2.
Teknik nontes
a.) Skala
bertingkat (rating scale)
Rating
scale tidak hanya untuk mengukur sikap tatapi dapat juga untuk mengukurpersepsi
responden terhadap fenomena lingkungan. Dalam rating scale fenomena –fenomena
yang mencatat data atau informasi, sikip, dan faham dalam hubungan kausal.[10]
b.) Kuesioner (questionire)
Kuesioner
sering dikenal sebagai angket. Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang
haud didisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuesioner ini orang
dapat diketahuitentang keadaan/ data diri, pengalamn, pengetahuan skap atau
pendapatnya.
c.) Daftar cccok (check list)
Daftar
cocok (check list) adalah deretan pertanyaan (yng biasanya singkat –singkat),
dimana responden yang dievaluasi tinggal membubukhan tanda cocok yang sudah
disediakan.
d.) Wawancara (interview)
Wawancara
adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkaan jawaaban dari responden
dengan jalan Tanya jawab sepihak. Dikatakan. Dikatakan sepihak karena dalam
wawancara responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan
pertanyaan, pertanyaan hanya diajukan oleh subjek evaluasi.[11]
Tujuan
wawancara ialah (a.) untuk memperoleh informasi guna menjelaskan suatu situasi
dan kondisi tertentu, (b.) untuk melengkapi suatu penyelidikan tertentu, (c.)
untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau oarng tertentu.[12]
e.) Observasi
Observasi
adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan sevara
teliti serta pencatatan secara sistematis.[13]
Untuk
bisa dilakukan secara langsung oleh observer (observasi langsung), bisa melalui
perwakilan atau perantara, baik teknik maupun alat tertentu (observasi tidak
langsung), dan nisa juga dilakukan observasi pertisipasi, yaitu observasi yang
dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi
objek yang teliti.[14]
D.
Teknik Umpan Balik
Teknik umpan balik sebagai berikut:
1.
Memancing Apersepsi Anak
Didik
Latar belakang kehidupan sosial anak didik
penting untuk diketahui oleh seorang guru. Dengan mengetahui dari mana anak
berasal, dapat membantu guru untuk memahami jiwa anak . pengalaman apa yang
telah dipunyai anak adalah hal yang sangat membantu untuk memancing perhatian
anak. Anak biasanya senang membicarakan hal –hal yan menjadi kesenangannya.
Dalam proses krgiatan belajar mengajar gueu dapat memanfaatkan hal –hal yang
yang menjadi kesenangan anak untuk diselipkan dalam melengkapi isi dari bahan
pelajaran yang disampaikan. Dengan cara terseebut anak mudah menyerap bahan
yang bersentuhan dengan apersepsinya.
Bahan
apersepsi sangat membantu anak didik dalam usaha mengolah kesan –kesan dari
bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Pengetahuan guru mengenai aersepsi
dapat memancing aktivitas belajar peserta didik secara optimal/
2.
Memanfaatkan Taktik Alat Bantu yang Akseptabel
Bahan pelajaran yang kan disampaikan oleh
guru itu bermacam –macam sifatnya, mulai dari yang mudah, sedang, sampai
ke yang sukar. Setiap proses belajar
mengajar berlangsung ada di antara anak didik yang kurang mampu memproses
(mengolah) bahan pelajaran dengan baik, sehingga pengertian pun sukar
ddapatkan. Intelegensi adalah factor lain yang menyebabkannya. Sukar dipahminya
penjelasan guru juga menjadi factor penyebabnya.
Seorang guru yang kurang terbiasa berbicara
dan kurang pandai memilih kata serta kalimat yang dapat mewakili isi pesan yang
disampaikan dari stiap bahan elajaran akan mengalami kesulitan untuk
mengantarkan anak didik menjadi orang yang paham atas bahan yang diajarkannya.
Guru yang pandai bermain kata dan kalimat pun terkadang menemukan kesulitan
untuk menanamkan pengertian atas bahan pelaaran yang diberikan kepada anak
didik.day serap analk didik terhadap kalimat yang guru sampaikan relative
kecil, karena anak didik hanya dapat menggunakan indra pendengarnya (audio),
bukan penglihatannya (visual). Selain itu, juga karena penguasaan bahasa anak
yang relative belum banyak.
Anak didik yang sukar menerima bahan
pelajran yang disampaikan oleh guru,biasanya anak didik itu tidak memperhatikan
pelajarannya tatapi malah melakukan kegiatan yang terlepas dari pelajaran. Guru
dalam poses belajar mengajar sebaiknya memanfaatkan alat bantu untuk membantu
memperjelas isi dari bahan pelajaran. Alat bantu yang cocok dapat
mengkonkretkan maasalh yang rumit dan komplek menjadi seolah –olah sederhana.
Dengan menghadirkan alat bantu dalam proses kegiatan belajar mengajar akan
mempermudah anak didik dalam menangkap isi bahan pelajaran yang disampaikan
oleh guru.
3.
Memilih Bentuk Motivasi yang Akurat
Proses belajar mengajar adalah proses yang
dengan sengaja diciptakan untuk kepentinagan anak didik. Agar anak didik senang
dan bergairah belajar, guru berusaha menyediakan lingkungan balajar yang
kondusif dengan memanfaatkan semua potensi kelas yang ada. Keinginan ini selalu
ada pada setiap diri guru di mana pun dan kapan pun. Hanya saja, tidak semua
keinginnan guru itu terkabul semuanya karena ada berbagai factor penyebanya.
Motivasi memang meupakan faktir yanf
mempunyai arti penting bagi seorang anak didik. Apalah artinya anak didik pergi
ke seekolah tanpa motivasi belajar. Untuk bermain –main berlama –lama disekolah
adalah bukan wktunya yang tepat. Untuk menganggu teman atau maambuat keributan
adalah suatu perbuatan yang kurang terpuji bagi orang terpelajar seperti anak
didik. Maka, anak didik datang ke sekolah bukan untuk untuk semua itu, tetapi
untuk belajar demi masa depannya kelak di kemudian hari.
Ada sekompok anak didik yang mempunyai
motivasi untuk belajar dan ada yang belum termotivasi untuk belajar. Maka
seorang guru harus memilki laangkah – langkah yang dapat menimbulkan motivasi
untuk belajar bagi anak didik. Hanya dengan motivasilah anak didik dapat
bergerak hatintya untuk belajar bersama –sama teman – temannya yang lain.
Usaaha guru untuk membangkitkan gairah belajar anak didik, ada enam hal yang
yang dikerjakan oleh guru, yaitu:
a.) Membangkitka dorongan kepada anak didik untuk
belajar.
b.) Menjelaskan secara konkret kepada anak didik
pa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran.
c.) Memberikan gnjaran terhadap pretasi yang
dicapai anak didik sehingga dapat merangsang untuk mendapat pretasi yang lebih
baik di kemudian haru.
d.) Membentuk kebiasaan belajar yang baik
e.) Membantu kesulitan belajar anak didik secara
indicidual maupun kelompok.
f.)
Menggunakan metode yang
bervariasi.
Ada beberapa bentuk
motivasi yang dapat guru gunakan guna mempertahankan minat anak didik terhadap bahan pelajaran
yang diberikan. Bentuk –bentuk motivasi sebagai berikut:
1.) Member Angka
Angka
dimaksud adalah sebagai symbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak
didik. Angka yang diberikan kepada setiap anak didik biasanya bervariasi sesuai
hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari hasil penilaian guru. Angka
merupakan alat motivasi yang cukup member rangsangan kepada anak didik untuk
mempertahankan atau bahkan lebih meningkatnya prestasi belajar mereka. Angka
biasanya terdapat dalam buku rapor sesuai dengan jumlah mata pelajaran yang
diprogramkan dalam kurikulum.
2.) Hadiah
Hadiah
adalah sesuatu yang diberikan kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang
kenangan. Hadiag diberikan kepada orang lain bisa berupa apa saja, tergantung
dari keinginan pemberi. Pemberian hadiah bisa diterapkan di sekolah. Guru dapat
memberikan hadiah kepada anak didik yang berprestasi. Pemberian hadiah tidak
mesti dilakukan padaa wwaktu kenaikan kelas. Tetapi dapat dilakukan dalam
kegiatan belajar mengajar. Dlam kegiatan belajar mengajar, guru dapat memberiak
hadiah berupa apa saja kepada anak didik yang berprestasi dalam menyelesaikan
tugas, benar menjawab ulanagn foematif yang diberikan, dapat meningkatkan
disiplindalam belajar, taat pada tat tertib sekoalh.
3.) Pujian
Pujian
adalah alat motivasi yang positif. Setiap orang senang dipuji. Dalam kegiatan
belajar mengajar, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Kaarena anak
didik juga manusia, maka dia juga senang dipuji. Guru dapat memakai pujian
untuk menyenangkan perasaan anak didik. Anak didik senang mendapat perhatian
dari guru. Dengan pemberian perhatian, anak didik merasa diawasi dan dia tidak
akan dapat berbuat sekehendak hatinya. Pujian dapat berfungsi untuk mengarahkan
kegiatan anak didik pada hal – hal yang menunjang tercapainya tujuan
pengajaran,
4.
Menggunakan Metode yang Bervariasi
Metode adalah strategi yang tidak bisa
ditinggalkan dalam proses belajar mengajar. Setiap kali guru mengajar pasti
menggunakan metode. Metode yang dipergunakan itu tidak sembarangan, melainkan
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Penggunaan
metode mengajar yang bervariasi dapat menggairahkan belajar anak didik. Pada
suatu kondisi teryentu anak didik merasa bosan dengan metode veramah,
disebabkan mereka harus dengan setia dan tenang mendengarkan penjelasan guru
tentang suatu masalah. Kegiatan pengajarn seperti itu perlu guru alih dengan
suasana yang lain, yaitu mengunakan metode Tanya jawab, diskusi atu metode
penugasan, baik kelompok atau individual, sehingga kebosanan dapat terobati dan
berubah menjadi suasana kegiatan pengajaran yang jauh dari kelesuan.[15]
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
evaluasi
adalah suatu tindakan yang berdasarkan pertimbangan – pertimbangan yang arif
dan bijaksana untuk menentukkan nilai sesuatu,
baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Sedangkan umpan balik adalah
pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada
peserta didik untuk memperbaiki atau meningkatkan pncapaian/ hasil belajarnya.
Guru
dalam menilai peserta didik harus menggunakan cara/ teknik evaluasi, yaitu
teknis tes dan teknik nontes. Teknik tes yang berdasarkan jenis meliputi tes
penempatan, tes formatif, tes diagnostic dan tes sumatif, dan teknik tes berdasarkan bentuk meliputi tes
tertulis, tes lisan dan tes perbuatan. Sedangkan teknik nontes meliputi skala
bertingkat (rating scale), kuesioner, daftar cocok (check list), wawancara,
observasi.
Ada
beberapa teknik mendapatkan umpan balik antara lain memancing apersepsi anak
didik, memanfaatkan taktik alat bantu yang akseptabel, memilih bentuk motivasi
yang akurat dan menggunakan metode yang bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto,
1999, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dirman,
2014, Penelaian Dan Evaluasi, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah
Bahri Syaiful,2013, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mustakin,Zaenal,
2017, Strategi dan Metode Pembelajaran, , Pekalongan: IAIN Press.
Silverius,suke,
1991, Evaluasi Hasil Belajar Dan Umpan Balik, Jakarta: PT Grasindo
PROFIL PENULIS
Nama :
Zulfa Kholisoh
Tempat Tanggal Lahir :
Pekalongan, 20 Mei 1997
Riwayar pendidikan : SD
Muhammadiyah Kandang Panjang
MTS Muhammadiyah Pekajangan
SMA Muhammadiyah 1 Pekajangan di Pekalongan
Sedang menempuh Pendidikan Strata
satu (S1) jurusan PGMI di IAIN
Pekalongan.
Alamat :
JL Karya Bakti Medono gang 3 Pekalongan.
[1] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, cet.
Ke-5, ( Pekalongan: IAIN Press, 2017), hlm.178 -179.
[2] Ibid, hlm. 190-
[3]Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar Dan Umpan Balik,
(Jakarta: PT Grasindo, 1991), hlm.48.
[4] Zaenal Mustakim, Opcit. Hlm. 191.
[5]Daryanto, Evaluasi Pendidikan,cet. Ke -1, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
1999), hlm.28.
[6] Dirman, Penelaian Dan Evaluasi, cet. Ke -1,( Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2014), hlm. 54-55.
[7] Daryanto, op.cit,.hlm. 39-41.
[8] Dirman, op.cit., hlm.55
[9] Daryanto, op.cit., hlm. 42-44.
[10] Dirman, op.cit., hlm. 56-66.
[11] Daryanto, op.cit., hlm. 30=33.
[12] Dirman, op.cit., hlm. 65
[13] Daryanto, op.cit., hlm. 33
[14] Dirman, op.cit., hlm.65.
[15] Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, cet.
Ke-5, (Jakarta: PT Rineka Cipta), hlm. 145-158.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar