EVALUASI DAN UMPAN BALIK
M A K A L A H
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu: Ghufron Dimyati, M.
Disusun oleh :
1.
Lutfi Aini Machabati (2021112188)
2.
Muhammad Taufiq (2021112194)
3.
Ismatu Jaziroh (2021112197)
4.
Imma Rif’atul Amaliyah (2021112201)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dalam proses belajar mengajar seorang pendidik hendaknya mengetahui
seberapa beasr keberhasilan terhadap materi yang telah ia ajarkan apakah sudah
cukup maksimal sehingga dapat dimengerti siswa ataukah sebaliknya, karena di
sinilah dapat diketahui apakah ia dapat melanjutkan pelajaran dengan bahan –
bahan berikutnya atau tidak. Jika siswa belum memahami, maka guru perlu
menerangkan kembali sesuai kebutuhan siswa. Umumnya, siswa juga tidak tahu
sejauh mana bahan yang diterangkan dapat mereka pahami. Maka dari itu pendidik
harus paham dengan bahan yang akan diajarkan. Kemudian untuk mengetahui tingkat
keberhasilan pengajarannya salah satu caranya dengan mengajukan pertanyaan –
pertanyaan selama atau pada akhir jam pelajaran. Dengan cara itu para pendidik
akan menemukan apa saja yang belum tersampaikan secara jelas. Di samping itu
keberhasilan pendidik dalam memberikan materi dan sejauh mana siswa menyerap materi
yang disajikan juga dapat diperoleh melalui evaluasi. Dari evaluasi ini
kemudian guru memberikan umpan balik kepada siswa mengenai tingkat pencapaian
materi yang telah dipelajarinya.
B.
Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakangn di atas dapat kami rumuskan
pertanyaan :
1. Apakah yang dimaksud dengan evaluasi?
2. Apakah yang dimaksud dengan umpan balik?
3. Begaimana hubungan evaluasi dan umpan balik dalam pembelajaran?
C.
Metode
Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui
studi literatur/metode kajian pustaka, yaitu dengan
menggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi lainnya yang merujuk
pada permasalahan yang dibahas. Adapun langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan
melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah
pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber.
D.
Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis ke dalam 3 bagian meliputi:
Bab I, bagian pendahuluan
yang terdiri dari: latar
belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan masalah,
dan sitematika penulisan makalah.Bab IIadalah pembahasan;Bab III, bagian penutup yang terdiri dari simpulan dan saran-saran.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Evaluasi
1.
Pengertian Evaluasi
Menurut bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Ingggris,
evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. Evaluasi menurut istilah
merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek yang
menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur memperoleh
kesimpulan.[1]
Ada tiga istilah yang sering digunakan dalam Evaluasi yaitu tes, pengukuran dan penilaian (test,
measurement and assessment). Tes
merupakan cara untuk menafsirkan besarnya kemampuan seseorang secara tidak
langsung yaitu melalui respon seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan.
Sedangkan pengukuran adalah penetapan angka dengan cara sistematik untuk
menyatakan keadaan individu, keadaan individu ini bisa berupa kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotorik dan yang terakhir adalah Penilaian, yaitu
semua cara yang digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok.
Evaluasi merupakan keagiatan mengukur dan menilai, mengukur lebih
bersifat kuantitatif sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif. Pengukuran,
penilaian dan evaluasi bersifat hierarki, di mana evaluasi didahului dengan
penilaian, sedangkan penilaian didahului dengan pengukuran.[2]
2.
Tujuan dan manfaat evaluasi
Evaluasi memegang peranan penting dalam pendidikan antara lain
memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk:
a.
Membuat kebijaksanaan dan keputusan
b.
Menilai hasil yang dicapai pelajar
c.
Menilai kurikulum
d.
Memberi kepercayaan kepada sekolah
e.
Memonitor dana yang telah diberikan
f.
Memperbaiki materi dan program pendidikan
Dr. Muchtar Buckhori M, Ed mengemukakan bahwa tujuan khusus
evaluasi pendidikan ada 2 yaitu;
a.
Untuk mengetahui kemajuan peserta didik setelah ia mngelami pendidikan selama jangka waktu tertentu
b.
Untuk mengetahui tingkat efisiensi metode-metode pendidikan yang
dipergunakan selama jangka waktu tertentu[3]
Selain evaluasi memiliki tujuan seperti di atas, evaluasi juga
bermanfaat bagi semua komponen dalam proses pembelajaran terutama siswa,
guru, sekolah serta orang tua. Bagi siwa misalnya hasil
evaluasi memberi informasi tentang sejauh mana ia telah menguasai bahan
pelajaran, bagi guru yaitu hasil evaluasi memberi petunjuk mengenai keadaan
siswa, keadaan materi dan keadaan metode yang digunakan, bagi sekolah evaluasi
yang diperoleh dapat dipakai sekolah untuk mengintropeksi diri sejauh mana
kondisi belajar yang diciptakan dalam penyelenggaraan pengajaran dan bagi orang
tua sebagai laporan kemajuan belajar siswa.[4]
3.
Fungsi evaluasi
Dalam proses pembelajaran, terdapat 3 maam fugsi evaluasi
a.
Fungsi proknotis
Yaitu tes awal proses pembelajaran untuk mngetahui kondisi obyektif
dari pembelajaran. Hasil yang diperoleh digunakan untuk menentukan di mana
posisi pembelajaran misalnya apakah dia termasuk pemula dalam sebuah materi
atau dia sudah pentas menerima kelanjutan materi tersebut dalam pembelajaran
yang akan dilaksanakan. Evaluasi ini berlangsung sepanjang proses pembelajaran.
b.
Fungsi diagnostik
Yaitu evaluasi yang menganalisis kemampuan pembelajar pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran. Fokusnya adalah membantu mereka bagaimana
supaya mampu memiliki kompetensi yang diharapkan. Evaluasi ini berlangsung
sepanjang proses pembelajaran.
c.
Fungsi sertifikasi
Evaluasi ini untuk menyatakan kedudukan atau peringkat seseorang
dalam sebuah pembelajaran, evaluasi dilaksanakan akhir sebuah periode
pembelajaran.[5]
4.
Prinsip Evaluasi
a.
Prinsip berkesinambungan
Yaitu
kegiatan evaluasi hasi belajar yang baik di mana evaluasi dilaksanakan terus
menerus (kontinue). Artinya guru harus memberi evaluasi kepada siswa sehingga
kesimpulan yang diambil lebih tepat.
b.
Prinsip menyeluruh
Prinsip menyeluruh memfokuskan bahwa evaluasi hasil belajar dapat
dikatakan terlaksana dengan baik bila evaluasi tersebut dilaksanakan secara
utuh dan menyeluruh, mencakup keseluruhan aspek tingkah laku siswa (kognitif,
afektif dan psikomotorik).
c.
Prinsip objektivitas
Prinsip ini berhubungan dengan alat evaluasi yang digunakan. Alat
evaluasi yang digunakan hendaknya
d.
Prinsip validitas dan reliabelitas
Validitas
atau ketepatan, misalnya untuk mengukur besaarnya partisipasi siswa dalam
proses pembeljaran dapat dilihat melalui kehadiran, konsentrasi saat belajar
dan ketepatan menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Sedangkan reliabilitas
adalah suatu pengukuran sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias. Dengan kata
lain, keandalan suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan
konsistensi di mana instrument mengukur konsep dan membantu menilai ketepatan
sebuah pengukuran.
e.
Prinsip penggunaan kriteria
Penggunaan
kriteria yang diperlukan dalam evaluasi adalah pada saat memasuki tingkat
pengukuran, baik pengukuran dengan menggunakan standar mutlak (penilaian acuan
patokan seperti apabila angka 70 dianggap siswa telah menguasai materi, maka
siswa dianggap berhasil apabila mendapat nilai 70) maupun pengukuran dengan
standar relatif (penilaian acuan norma yaitu dengan membandingkan nilai seorang
siswa dengan nilai siwa-siswa lainya di kelas)
f.
Prinsip kegunaan
Prinsip
ini menyatakann bahwa evaluasi yang dilakukan hendaknnya merupakan sesuatu yang bermanfaat bagi siswa maupun bagi
pelaksana.[6]
5.
Teknik evaluasi
Teknik evaluasi digolongkan menjadi dua yaitu teknik tes dan non
tes
a.
Tes
Merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang atau kelompok.
Bentuk Tes seperti
1)
Tes tulis yang terdiri dari tes uraian dan tes objektif (bentuk
benar salah, pilihan ganda, menjodohkan, bentuk jawaban singkat)
2)
Tes lisan
3)
Tes perbuatan (performance test), tes yang menuntut jawaban siswa
dalam bentuk perilaku atau tindakan.
b.
Non tes
Teknik non tes digunakan dalam mengevaluasi siswa pada ranah
afektif dan psikomotorik, berbeda dengan teknik tes yang lebih menekankan aspek
kognitif. Beberapa macam teknik non tes seperti: pengamatan, wawancara, angket
dan analisis dokumnen yang bersifat unobtrusive.[7]
B.
Umpan Balik
1.
Makna Umpan Balik
“Pembelajaran
tergantung pada praktik dan umpan balik” adalah sebuah prinsip pembelajaran.
Umpan balik memungkinkan murid mengadakan asesmen akurasi pengetahuan awal
(prior knowladge) mereka, memberi mereka informasi tentang faliditas konstruksi
pengetahuan mereka dan membantu mereka mengembangkan pemahaman yang sudah ada.
Umpan balik juga penting bagi motivasi
karena memberi siswa informasi tentang kompetensi mereka yang kian meningkat
dan membantu memenuhi kebutuhan mereka untuk memahami bagaimana mereka
berkembang.[8]
Umpan
balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya
kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil belajar.
Berikut ini ketentuan mengenai umpan balik:
a. Umpan balik tidak mempermudah belajar jika
(1) siswa sudah mengetahui jawaban yang benar sebelum memberikan jawaban atas
soal itu. (2) bahan yang dipelajari terlalu sukar dimengerti oleh siswa
sehingga siswa dapat menebak jawaban soal tersebut.
b. Umpan balik membantu dan mempermudah
belajar apabila dipenuhi syarat (1) Mengkonfimasi jawaban-jawaban benar yang
diberikan siswa, dan menyampaikan kepadanya seberapa jauh dia mengerti meteri
belajar yang disajikan; dan (2) mengidentifikasikan kesalahan serta
memperbaikinya atau menyuruh siswa memperbaiki sendiri.[9]
Umpan balik mempunyai peranan yang penting baik bagi guru maupun siswa.
Umpan balik dalam kajian ini adalah pemberian informasi mengenai benar tidaknya
jawaban siswa atas soal yang diberikan, diseratai dengan tambahan informasi
tentang kesalahannya dan pemberian motivasi.
Bagi guru, umpan balik sangat perlu dilakukan karena dengan umpan balik
guru dapat menetahui sejauh mana materi yang diajarkan telah dikuasai oleh
siswa. Sedangkan pentingnya umpan balik dalam pembelajaran dikelas adalah
membantu siswa belajar secara individu atau kelompok untuk melatih ketrampilan
atau keahlian.
2.
Tujuan Umpan Balik
Tujuan umpan balik hanya sekedar untuk mencari informasi sampai dimana
murid mengerti bahan yang telah dipelajari, sehingga ketika ada kekurangan
pendidik dapat melengkapi pengertian-pengertian yang belum lengkap.
Tujuan umpan
balik menurut Hattie dan Timperley dalam bukunya Paul Eggen dan Don Kauchak
adalah mempersempt kesenjangan antara pemahaman yang ada dan tujuan yang
belajar. Umpan balik yang efektif memiliki tiga karakteristik, yaitu:
a.
Memberikan informasi spesifik
b.
Tergantung pada kinerja
c.
Memiliki nada emosional positif.[10]
Menurut Kardi dan Nur, untuk memberikan umpan balik yang efektif kepada
siswa yang jumlahnya banyak, dapat digunakan beberapa pedoman yang patut
dipertimbangkan, diantanya adalah:
a. Memberikan umpan balik sesegera mungkin
setelah latihan
b. Mengupayakan agar umpan balik jelas dan
spesifik mungkin agar dapat membantu siswa
c. Umpan balik ditujukan langsung pada tingkah
laku dan bukan pada maksud yang tersirat dalam tingkah laku tersebut
d. Menjaga umpan balik sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa.
e. Memberikan pujian dan umpan balik terhadap
kinerja yang benar.
f. Tunjukan bagaimana melakukan dengan baik
ketika umpan baliknya negative
g. Membantu siswa memusatkan perhatiannya pada
proses bukan pada hasil.
3. Bentuk-bentuk Umpan Balik
a.
Pujian: merupakan bentuk paling umum dan fleksibel, karena
berdasarkan penelitian,
1)
Pujian digunakan lebih sedikit dibandingkan apa yang sudah diyakini
guru
2)
Pujian untuk perilaku baik agak jarang dilakukan
3)
Pujian tergantung pada jenis siswa dan kualitas dari respons siswa
4)
Pujian dilakukan berdasarkan jawaban yang benar-benar didapatkan
dari siswa.
b.
Umpan balik tertulis; yaitu dilakukan dengan
cara guru memberikan komentar lewat catatan mengenai karya siswa. Kelemahan
umpan balik bentuk tertulis kerap singkat dan kabur sehingga hanya memberikan
sedikit informasi bagi siswa.
4. Fungsi Umpan Balik
a.
Fungsi Informasional
Tes
sebagai alat penilaian pencapaian/ hasil belajar siswa diperiksa menurut
kriteria tertentu yang telah ditetapkan terlenih dahulu. Hasil tes itu
memberikan informasi tentang sejauh mana siswa menguasai materi yang telah
diterimanya. Berdasarkan informasi ini dapat diupayakan umpan balik berupa
pengayaan atau perbaikan.
b.
Fungsi Motivasional
Dengan
pemberian umpan balik, maka tes sekaligus berfungsi sebagai motivator siswa
untuk beajar.
c.
Fungsi Komunikasional
Pemberian umpan balik merupakan komunikasi antara siswa dan guru.
Guru menyampaikan hasil evaluasi kepada siswa, dan bersama siswa membicarakan
upaya peningkatan atau perbaikanya.
C.
Hubungan Evaluasi dan Umpan Balik
Evaluasi dan umpan balik merupakan faktor penting dalam pembelajan.
Karena untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran. Dimana
umpan balik berkaitan erat dengan kegiatan belajar mengajar yang dievaluasai
dengan suatu alat evaluasi.
Keterkaitan itu dapat diskemakan sebagai berikut :
|
|
|
|
|
|
Skema di atas menjelaskan bahwa proses belajar harus dimodifikasi
oleh seorang guru, seorang guru harus menjalankan tugasnya dengan baik yaitu
menyampaikan materi dengan jelas dan tepat, tidak hanya dalam penyampaian
materi,guru seorang guru juga harus memberikan evaluasi baik berupa lisan
maupun tulisan. Hal ini untuk memberitahukan seberapa jauh siswa menguasai
materi setelah evaluasi maka tugas guru selanjutnya adalah menginformasikan
hasil evaluasi tersebut kepada siswa supaya siswa dapat mengetahui kemampuan
dalam menguasai materi. Namun akan bermanfaat secara maksimal apabila guru
bersama siswa menelaah kembali jawaban -
jawaban tes, baik yang dijawab benar maupun yang salah. Dan siswa
diberikan kesempatan untuk memperbaiki jawaban salah tersebut.[11]
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Dari
pemaparan materi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Evaluasi merupakan keagiatan mengukur dan menilai, mengukur lebih
bersifat kuantitatif sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif. Pengukuran,
penilaian dan evaluasi bersifat hierarki, di mana evaluasi didahului dengan
penilaian, sedangkan penilaian didahului dengan pengukuran.
Umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat
ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil belajar.
Evaluasi dan
umpan balik merupakan faktor penting dalam pembelajan. Karena untuk mengukur
sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran. Dimana umpan balik berkaitan erat
dengan kegiatan belajar mengajar yang dievaluasai dengan suatu alat evaluasi.
B.
Saran
Untuk
mengetahui sudah berhasil atau belum kah proses pembelajaran dan tingkat
pemahaman siswa maka hendaknya dilakukan evaluasi. Ketika siswa merasa belum
paham atau belum menguasai materi yang diajarkan hendaknya guru mengadakan
umpan balik.
DAFTAR PUSTAKA
Eggen,Paul, Don
Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran.Jakarta: Indeks.
Mustaqim, Zaenal.2013. Strategi Dan Metode Pembelajaran .Pekalongan
: STAIN Pekalongan press.
Sudaryono. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. yogyakarta
:graha ilmu.
suryani ,Nunuk
dan leo agung. 2012. strategi belajar mengajar .yogyakarta: ombak.
Widoyoko, Eko
putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. yogyakarta: pustaka pelajar.
[1] Zaenal
Mustaqim, strategi dan metode pembelajaran (pekalongan : STAIN
Pekalongan press, 2013) hlm.178
[2]Eko putro
widoyoko ,evaluasi program pembelajaran (yogyakarta: pustaka pelajar,
2009) hlm. 1-4
[3]Zaenal
Mustaqim, Op.cit .,hlm 181-182
[5] Ibid.,hlm.
184-185
[6]Sudaryono, dasar-dasar
evaluasi pembelajaran (yogyakarta :graha ilmu, 2012),hlm. 55-56
[7] Nunuk suryani
dan leo agung, strategi belajar mengajar (yogyakarta: ombak, 2012) ,hlm.
173-179
[8] Paul Eggen dan
Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran, ( Jakarta: Indeks,2012),
hlm. 99
[9]Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan:
STAIN PRESS, 2013) hlm. 189
[10] Paul aggen, Op.Cit.,
100
[11] Zaenal
Mustakim, Op.Cit., hlm. 197 - 198
Tidak ada komentar:
Posting Komentar