Subjek Pendidikan “Hakiki”
“Allah Sebagai Penddik”
(QS.Ar-Rahman
1-4)
Nurul Hikmah
(2021115114)
Kelas : C
Jurusan
Tarbiyah/PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama
Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ SUBJEK PENDIDIKAN HAKIKI “ (
Allah sebagai pendidik ) guna untuk
memenuhi tugas tafsir tarbawi, telah terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam menyusun
makalah penulis tidak mengalami kesulitan dan hambatan karena berkat dorongan,
dan dukungan serta semangat dari orang terdekat sehingga makalah ini dapat
terselesakan. Untuk itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Muhammad Ghufron selaku dosen pengampu mata kuliyah Tafsir Tarbawi, kedua
orang tua yang selalu memberi dukungan dengan ikhlas serta, teman-teman yang banyak
membantu penulis.
Akhirul kalam,
penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi
penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada
penulis membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberikan
saran maupun kritik demi perbaikan
makalah di masa mendatang. Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat dan
memenuhi harapan berbagai pihak. Amiin.
Pekalongan,
September 2016
Nurul Hikmah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidik
dalam proses pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting untuk
mencapai tujuan pendidikan . Selain pendidik, peserta didik juga mempunyai
peran penting dalam proses pendidikan, tanpa adanya peserta didik, maka
pendidik tidak akan bisa menyalurkan pengetahuan yang dimilikinya sehingga
proses pembelajaran tidak akan terjadi dan menghambat tercapainya tujuan
pendidikan antara pendidik dan peserta didik harus sejalan agar tujuan
pendidikan dapat tercapai.
Al-Qur’an
adalah kalamullah yang diturunkan Allah SWT melalui malaikat Jibril kepada Nabi
Muhammad SAW. Sebagai pedoman bagi kehidupan manusia. Al-Qur’an mengandung
beberapa aspek yang terkait dengan pandangan hidup yang dapat membawa manusia
ke jalan yang benar dan menuju kepada kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Dari beberapa aspek tersebut, secara global terkandung materi tentang kegiatan
belajar-mengajar atau pendidikan, diantaranya yaitu pendidik dan peserta didik.
Diantara
konsep tersebut adalah beberapa konsep pendidikan yang terkandung dalam Al-Qur’an,
Keluasan Al-Qur’an dalam konsep pendidikan tersebut telah mendorong penulis
untuk menggali salah satu dari konsep tersebut, untuk itu dalam makalah ini
penuls akan mencoba menerapkan sedikit tentang salah satu konsep tersebut,
yaitu yang berhubungan dengan pendidik dengan harapan dapat lebih memahami .
B. Judul Makalah
Dalam kesempatan kali ini penulis akan
membahas tentang “ Allah Sebagai Pendidik“ Menyesuaikan dengan tugas yang telah
penulis terima.
C. Nash
Dan Arti QS. Ar-Rahman Ayat 1-4
الرَّحْمَنُ
(1) عَلَّمَ الْقُرْآنَ (2) خَلَقَ الْإِنْسَانَ (3) عَلَّمَهُ الْبَيَانَ
(4)
Artinya : “ Tuhan yang maha
pemurah(1)yang telah mengajarkan al-Qur’an(2)Dia yang menciptakan
manusia(3)Mengajarkannya pandai berbicara(4).
D. Arti Penting Pengkajian Materi
Di
dalam QS Ar-Rahman ayat 1-4 ini adalah salah satu dari sekian banyak sifat
Allah, yang mengandung makna pengasih kepada makhluknya didunia tanpa
terkecuali, baik makhluk yang taat maupun yang mengingkari bahkan kepada
iblispun Allah masih “Sayang” Ayat ini kaitanya dengan pendidikan adalah
seorang pendidik mempersiapkan dirinya dengan sifat rahman . Allah adalah dzat
yang maha Mendidik dari segala apapun. Pada dasarnya surah ni dengan kata
Ar-Rahman bertujuan mengundang rasa ingn tahu mereka dengan harapan akan tergugah
untuk mengakui nkmat-nikmat dan beriman kepada Allah yang mengajarkan Al-Qur’an
yang menciptakan manusia, makhluk yang palng membutuhkan tuntutannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendidik
Pendidik dalam Islam sering disebut
dengan murabbi, mu’allim, mu’addib, mudarris, dan mursyid . Adalah orang yang
bertanggung memberikan pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani
dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaannya, mampu mandiri dalam
memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT. Dan mampu melakukan
tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai
makhluk individu yang mandiri.[1]
Kedudukan pendidik dalam Islam yaitu
Bapak rohani bagi anak didik yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu,
pembinaan akhlak mulia,dan meluruskannya. Oleh karena itu, pendidik mempunyai
kedudukan tinggi sebagaimana yang dilukiskan dalam hadist Nab SAW. Bahwa “Tinta seseorang ilmuan (ulama) lebih berharga ketimbang darah para
syuhada”. Bahkan islam menempatkan pendidik setngkat dengan derajat seorang
Rasul[2]
B. Penafsiran Qs. Ar-Rahman ayat 1-4
1. Tafsir
Al-Maraghi
الرَّحْمَنُ
(1) عَلَّمَ الْقُرْآنَ (2) خَلَقَ الْإِنْسَانَ (3) عَلَّمَهُ الْبَيَانَ
(4)
Artinya : “ Tuhan yang maha pemurah(1)yang telah mengajarkan
al-Qur’an(2)Dia yang menciptakan manusia(3)Mengajarkannya pandai berbicara(4).
Ar-Rahman : Salah satu diantara nama-nama Allah yang indah (Asmaul
Husna)
Al-Insan : Untuk manusia.
Al-Bayan : Kemampuan manusia untuk mengutarakan isi hati dan
memahamkanya kepada orang lain.
Allah
telah mengajari Nabi Muhammad saw. Al qur’an dan Nabi Muhammad mengajarkannya
kepada umatnya :
“
Sesungguhnya Al-Qur’an itu dajarkan oleh seorang manusia kepadanya
(Muhammad).”(An-Nahl.16:103)
Dan oleh
karena surat ini menyebut-nyebut tentang nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada hambanya,maka terlebih
dahulu Allah menyebutkan nikmat yang merupakan nikmat terbesar kedudukanya dan
terbanyak manfaatnya,bahkan paling sempurna faidahnya,yaitu nikmat diajarkannya
Al-Qur’anul Karim,maka diperolehkan kebahagiaan didunia dan di akhrat dan
dengan menempuh jalannya. Lalu diperolehkanlah segala keinginan di dunia dan di
akhirat,karena Al Qur’anlah puncak dari segala kitab yang diturunkan pada
makhluk Allah yang terbaik.[3]
Setelah menyebutkan nikmat tersebut, maka
Allah swt,menyebutkan pula nikmat yang merupakan pangkal segala urusan dan
segala sesuatu. Dia telah menciptakan umat manusia ini dan mengajarinya
mengungkapkan apa yang terlintas dalam hatinya dan terbetik dalam sanubarinya.
Sekiranya tidak demikian,maka Nabi Muhammad saw.
Ini adalah nikmat ruhani terbesar yang tidak bisa di tandingi dengan
nikmat lainnya dalam kehidupan ini. Oleh karena itu, Allah swt mendahulukan
penyebutnya atas nikmat-nikmat lain yang akan disebutkan nanti.
Pertama-tama Allah telah menyebutkan hal yang harus dipelajari,yatu Al
Qur’an,yang dengan itulah diperoleh kebahagiaan. Selanjutnya menyebutkan
tentang belajar,dilanjutkan dengan cara belajar,seterusnya barulah menyebutkan
benda-benda langit yang dimanfaatkan oleh manusia dalam penghidupan mereka.[4]
2. Tafsir Al-Misbah.
Surat ini
dimulai dengan menyebut sifat rahmat-Nya yang menyeluruh yaitu ar-Rahman, yakni Allah yang mencurahkan
rahmat kepada seluruh makhluk dalam
kehidupan dunia ini, baik manusia atau jin yang taat dan durhaka, malaikut,
binatang, maupun tumbuh-tumbuhan dan lain-lain.
Setelah menyebutkan rahmat-Nya
secara umum, disebutkan rahmat dan nikmat-Nya yang teragung sekaligus
menunjukkan kuasa-Nya melimpahkan sekelumit dari sifat-Nya yakni dengan
menyatakan: Dialah yang telah mengajarkan
al-Qu’ran kepada siapa saja yang Dia kehendaki.[5]
Ayat 3-4
“
Dialah yang menciptkan manusia,mengajarnya ekspresi.”
Allah ar-Rahman yang mengajarkan al-Qur’an tu Dialah yang menciptakan manusia Makhluk yang paling membutuhkan
tuntutan-Nya sekaligus yang paling berpotensi memanfaatkan tuntutan itu dan mengajarkan ekspresi yakni kemampuan
menjelaskan apa yang ada dalam benaknya dengan berbagai cara utamanya adalah
bercakap dengan baik dan niat.
Tidaklah dapat wujud kehidupan bermasyarakat manusia,
tidak juga makhluk ini dapat mencapai kemajuan yang mengagumkan dalam kehidupannya
– sebagaimana yang telah dicapai dewasa ini – kecuali dengan demikian dia telah
membuka pintu untuk memperoleh dan memberi pemahaman. Tanpa itu manusia akan
sama saja dengan binatang dalam hal ketidakmampuannya mengubah wajah kehidupan
dunia ini. Demikian lebih kurang Thabathaba’i
Pengajaran al-bayan
itu tidak hanya terbatas pada ucapan, tetapi mencakup segala bentuk ekspresi, termasuk seni dan raut muka. Bahkan menurut al-Biqa’i,
kata al-bayan adalah potensi
berpikir, yakni mengetahui persoalan kulli
dan juz’i, menilai yang tampak
dan juga yang gaib dan menganalogikannya dengan perhitungan, kali ketiga dengan
ramalan dua di kali selanjutnya dengan memandang ke alam raya serta cara-cara
yang lain, sambil membedakan mana yang baik dan mana yang buruk atau
semacamnya. Itu semua disertai dengan potensi untuk menguraikan sesuatu yang
tersembunyi dalam benak serta menjelaskan dan mengajarkannya kepada pihak lain.[6]
3. Tafsir
Al lubab
Surah ini dimulai dengan menyebut sifat rahmat-Nya yang menyeluruh, yaitu ar-Rahman
{1},yakni Allah swt. Pencurahan rahmat kepada seluruh makhluk dalam kehidupan
dunia ini, baik manusia, jin yang taat dan durhaka , malaikat, binatang,
tumbuh-tumbuhan, dan lain-lain. Setelah menyebut rahmat-Nya secara umum,
disebutkan-Nya yang teragung dengan menyatakan: Dialah yang mengajarkan
al-Qur’an {2}, yakni kepada siapa saja yang Dia kehendaki, terutama Nabi
Muhammad saw. Dia juga yang menciptakan manusia {3}, mengajarnya ekspresi,
yakni menganugerahinya kemampuan menjelaskan apa yang ada dalam benaknya,
dengan cara utamanya adalah bercakap dengan baik dan benar {4}
Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat 1-4
1) Nikamat
Allah swt, yang teragung adalah pengajaran al-Qur’an dengan kata lain nikmat
Iman dan Islam.
2) Salah satu nikmat Allah swt yang terbesar dan hanya
dianugerahkan secara sempurna kepada manusia adalah potensi berekspresi, baik
melalui lidah, tangan, dan raut muka,
dengan aneka seni yang dihasilkannya.[7]
C. Aplkasi dalam Kehidupan
1. Hendaknya
Sebagai Pendidik harus memiliki sifat yang pengasih dan penyanyang tanpa
pengecualian terhadap siapapun.
2. Senantasa
bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah swt.
3. Kita
sebagai manusia hendaknya menjadi orang yang berpengetahuan,berakhlakulkarimah,
beradab dan bermartabat yang berujung kepada ketaqwaan kepada Allah swt.
D. Aspek Tarbawi
1. Nikmat
Allah swt yang paling besar faedahnya dan paling besar manfaatnya bagi
hamba-Nya adalah nikmat mengajar Al-Qur’an.
2. Senantiasa
beriman Kepada Allah karena Allah adalah Allamahul Bayan yang mengajarkan Dengan
jelas dan pendidik manusia yang pertama yang telah mengajarkan manusia tentang
semua hal apapun.
3. Kita
mendapatkan pelajaran bahwa kebenaran itu bersumber dari Allah swt.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pendidik dalam
Islam sering disebut dengan murabbi, mu’allim, mu’addib, mudarris, dan mursyid
.Setelah kita mempelajari Surat Ar-Rahman Ayat 1-4 bahwa sesungguhnya kita
dapat mengambil beberapa pelajaran yang terdapat dalam surat ini, dimana Allah
SWT itu sebagai pendidik pertama dimuka bumi dan alam semesta ini. Dalam surat
Ar-Rahman ayat 1-4 kita diajarkan sebagai pendidik yang sebenarnya, yang harus
memiliki sifat rahman kasih sayang, dan sebaga sorang pendidik kita harus
mengajarkan apapun dengan sejelas jelasnya.
Beberapa nikmat Allah SWT dari
surat Ar-Rahman ini nikmat yang paling besar faedahnya dan paling banyak
manfaatnya bagi hamba-Nya, yaitu nikmat mengajar Al-Qur’an maka, manusia dengan
mengikuti ajaran Al-Qur’an akan berbahagia didunia dan dakhirat. Sesudah Allah
SWT menyatakan nikmat mengajar Al-Qur’an maka dilanjutkan Allah SWT mengajarkan
pandai berbicara tentang apa yang tergores dalam jiwa hambanya dan apa yang
terpikir oleh otak hambanya. Ini adalah suatu anugerah rohaniah yang sangat tinggi
nilainya dan tidak ada bandinganya dalam hidup.
DAFTAR
PUSTAKA
Suryasubrata, 1989, Beberapa
Aspek Kependidikan, Bina Aksara, Jakarta.
Muhammad Abd. Mujib, 1993, Pemikiran
Pendidikan Islam, Trigenda Karya, Bandung.
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, 1993,
Tafsir Al-Maraghi, PT. Karya Toha Putra, Semarang.
M. Quraisy Shihab, 2002, Tafsir
Al-Misbah, Lentera Hati, Jakarta.
M. Quraisy Shihab, 2012,
Tafsir Al-Lubab, Lentera Hati, Tanggerang.
BIODATA DIRI
Nama : Nurul Hikmah
TTL : Batang, 25 juli 1998
Alamat : Jl Raya Bandar Gg nanas rt 02 rw 03
kec Bandar kab Batang
Riwayat
Pendidikan :
a. MI
Asyafiiyah Bandar
b. MTs
Simbang Kulon II Buaran Pekalongan
c. MAS
Simbang Kulon Buaran Pekalongan
[1] Suryosubrata, Beberapa Aspek
Dasar Kependidikan. (Jakarta: Bina Aksara,1983), hlm.26
[2] Muhaimin Abd.Mujib,Pemikiran
Pendidikan Islam. (Bandung: Trigenda Karya,1993) hlm.168
[3] Ahmad Mustafa Al-Maraghi,Tafsir Al-Maraghi,(Semarang: PT. Karya
Toha Putra Semarang,1993). Hlm.187
[4] Ibid. Hlm.188
[5] M.Quraish Shihab, Tafsir
Al-Mishbah (Jakarta: Lentera Hati 2002) hlm,493
[6] Ibid. Hlm,494-495
[7] M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Lubab,
( Tanggerang: Lentera hati 2012) hlm,.131-132
Tidak ada komentar:
Posting Komentar