METODE
PENDIDIKAN "UMUM"
Metode Filosofis
(QS.
AL-MULK AYAT 1-2)
Ramadhan
Al Husaeni
( 2021115347
)
Kelas
: D
JURUSAN
TARBIYAH/PAI
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN
2016
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,
segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah yang berjudul “Metode Pendidikan Umum
QS. Al-Mulk ayat 1-2 metode filosofis” ini dapat diselesaikan dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Sholawat serta salam penulis curahkan
kepada Nabi Agung Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan uswah kehidupan,
semoga kelak kita mendapatkan syafaatnya di hari kiamat nanti. Amin.
Tidak
lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak MuhammadHufron,MSI selaku
dosen pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawi I yang telah memberikan tugas ini
serta memberikan motivasi dan masukan dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah
ini dapat diselesaikan dengan baik, walau ada beberapa hambatan yang penulis
alami dalam penyusunan makalah ini. Namun, berkat motivasi yang disertai kerja
keras dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya dapat teratasi.
Semoga
makalah ini, dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan bagi pembaca. Dan
apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan kiranya pembaca dapat
memakluminya. Akhirnya kata dengan kerendahan hati, kritik dan saran sangat
saya harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Sekian dan terima kasih.
Pekalongan, 3 september 2016
Penulis
Ramadhan Al Husaeni
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-qur’an
merupakan kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat
Jibril secara berangsur-angsur dan Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang
sangatlah sempurna dimana didalamnya banyak mengandung ajaran serta ilmu-ilmu
yang sangatlah kompleks.
Dan
diantara objek kajian keilmuan yang terdapat dalam Al-Qu’an yakni adalah
meliputi segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, karena kitab suci
Al-Qur’an dalam berbagai ayatnya mengingatkan kepada manusia agar menggunakan
indera dan intelektual kita untuk memperhatikan, merenungkan dan memikirkan
tentang ciptaan Allah SWT agar kita mendapatkan ilmu yang benar yang dapat
membawa kita semakin dekat dengan Allah SWT.
Maka
dari itu dalam makalah ini akan membahas beberapa ayat yang berkenaan dengan
materi pendidikan yang terdapat dalam Al-Qur’an dan diantara ayat-ayat tersebut
adalah SuratAl-Mulk 1-4.
B. Judul
Metode
pendidikan umum QS. Al-Mulk ayat 1-2 “metode filosofis”
C. Nash
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
(1)
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ
لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلَا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُوْرُ (2)
D. Arti
“Maha
Suci Allah yang di tangan-Nya segala kerajaan, dan Dia Mha Kuasa atas segala
sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
(QS. Al-Mulk: 1-2)
E. Arti penting dikaji
Dalam pembahasan kali ini,
mengapa ayat ini penting dikaji karena ayat ini bertujuan menciptakan pandangan
bagi masyarakat muslim tentang wujud dan hubungan dengan tuhan pencipta wujud
yang menyeluruh, dan posisi alam semesta dan segala isinya untuk di pelajari
supaya manusia dapat mengambil manfaatnya, dan supaya manusia mengetahui segala
apa yang ada di muka bumi ini adalah ciptaan dan kekuasan-Nya, sehingga manusia
itu dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaanya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Teori
1.
Pengertian
Metode
Menurut bahasa,
istilah metode sering diartikan “cara”. Kata metode berasal dari dua perkataan,
yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalui dan hodos berarti
jalan atau cara. Dengan demikian, metode dapat berarti cara atau jalan yang
dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Langgulung mengatakan bahwa metode
sebenarnya berarti jalan untuk mencapai tujuan. Jalan untuk mencapai tujuan ini
ditempatkan pada posisinya sebagai cara menemukan, menguji, dan menyusun data
yang diperlukan bagi pengembang ilmu, atau tersistematisasinya suatu pemikiran.
Dengan pengertian ini, metode lebih memperhatikan sebagai alat untuk mengolah
dan mengembangkan suatu gagasan, sehingga menghasilkan suatu teori atau temuan.
Dengan metode serupa ini, ilmu pengetahuan apapun dapat berkembang.
Dalam bahasa Arab,
metode ini dikenal dengan istilah thariqah, yang berarti langkah-langkah
strategis mempersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Selain kata thariqah,
juga sering diungkapkan dengan istilah al-manhaj dan al-washilah,
yang berarti sistem dan perantara atau mediator, tetapi dua kata terakhir ini
tidak terlalu banyak digunakan. Dengan demikian, kata yang sering digunakan
adalah thoriqah.[1]
2.
Pengertian
Filosofi
Kata filsafat
berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu philosophia (philore:
cinta, senang, suka dan sophia: kebaikan atau kebenaran). Menurut asal
katanya, filsafat berarti cinta akan kebenaran. Orang yang berfilsafat adalah
orang yang senang dengan kebenaran. Orang yang asli dalam berfilsafat disebut philosopher,
Dan dalam bahasa Arab dikenal sebagai failasuf, dan dalam bahasa
Indonesia dikenal filsuf. Dengan demikian filsuf adalah orang yang cinta
akan kebenaran, berusaha untuk mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya,
dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Filsuf juga mencari hakekat sesuatu,
berusaha menghubungkan antara sebab dan akibat manusia. Berfikir secara
filsafat berarti berfikir secara menyeluruh, sistematik, logis dan radikal.[2]
Dalam bahasa Inggris
digunakan istilah philosophy, yang juga berarti filsafat yang lazim
diterjemahkan sebagai cinta kearifan. Akar kata ini yaitu kata philos
dan sophos.Philos maknanya gemar atau cinta, dan sophos artinya
kebijakan atau arif (wise). Menurut pengertiannya yang semula dari zaman Yunani
kuno, filsafat berarti cinta kearifan. Namun cakupan pengertian shopia
ternyata luas sekali, sophia tidak hanya berarti kearifan, tetapi
meliputi kebenaran, pengetahuan yang luas, kebijaksanaan intelektual,
pertimbangan sehat, keluasan pikiran, kelapangan dalam memahai sesuatu,
berpikir secara bebas, berfikir secara mendalam dan berfikir secara
sungguh-sungguh.[3]
B.
Tafsir
1. Tafsir Al-Azhar
“Maha suci Dia, yang
didalam tanganNya sekalian kerajaan.” (pangkal ayat 1). Apabila kita baca
pangkal ayat yang pertama ini dengan khusyu’ dan memahami kandungannya secara
mendalam, akan terasalah betapa Tuhan memberi ingatan kepada manusia dalam
perebutan kekuasaan dan kemegahan dalam dunia ini bahwasannya kerajaan yang
sebenarnya kerajaan, kekuasaan yang sebenarnya kekuasaan hanya ada dalam tangan
Allah.
“Dan Dia atas tiap-tiap sesuatu
adalah Maha Menentukan.” (ujung ayat 1). Sebagai mana Tuhan yang Maha Kuasa,
pembahagi kekuasaan kepada sekalian raja dan penguasa di dunia diseluruh
alam ini, baik dibumi maupun dilangit,
Allahlah Yang Maha Menentukan segala sesuatu. Segala sesuatu adalah meliputi
segala sesuatu, baik yang sangat besar maupun yang sangat kecil.
‘Alaa kulli syai-in qodiir;
Atas tiap-tiap sesuatu sangat menentukan. Denganmenggali rahasia alam, sehingga
mendapat pengetahuan tentang segala yang dilihat, didengar dan diselidiki dari
yang kecil sampai kepada yang besar, diwaktu mendapat itulah kita akan lebih
faham apa arti yang sebenarnya dari pada arti takdir. Tegaslah bahwa segala
sesuatu itu ada ketentuannya.
“Dia yang menciptakan maut dan
hayat.” (pangkal ayat 2). Teranglah bahwa Allahlah yang menciptakan mati
dan hidup.
Kalau kita renungkan susunan ayat
sejak dari ayat yang pertama terus kepada ayat kelima berturut-turut, nyatalah
bahwa tujuannya ialah memberi peringatan kepada manusia bahwa hidup ini
tidaklah berhenti sehingga didunia ini saja. Ini adalah peringatan kepada
manusia agar mereka insaf akan mati disamping dia terpesona oleh hidup.
Tegasnya disini dijelaskan bahwa yang dikehendaki Allah dari kita ialah
Ahsanu ‘amalan, amalan yang terlebih baik biarpun sedikit, bukan amalan yang
banyak tetapi tidak bermutu. Maka janganlah beramal hanya karena mengharapkan
banyak bilangan atau kuantitas, tetapi beramallah yang bermutu tinggi walaupun
sedikit atau berkualitas. “Dan Dia adalah Maha Perkasa, lagi Maha Pengampun.”
(pangkal ayat 2).
Dengan menonjolkan terlebih dahulu
sifat Allah yang bernama al-‘Aziz, Yang Maha Perkasa dijelaskan bahwa
Allah tidak boleh dipermain-mainkan. Dihadapan Allah tidak boleh beramal yang
separuh hati, tidak boleh beramal yang ragu-ragu. Melainkan kerjakan dengan
bersungguh-sungguh, hati-hati dan penuh disiplin. Karena kalau tidak demikian,
Tuhan akan murka. Tetapi Tuhan pun mempunyai sifat al-Ghafur, Maha
Pengampun atas hambaNya yang tidak dengan sengaja hendak melanggar hukum
Tuhannya dan selalu berniat hendak berbuat amalan yang lebih baik, tetapi tidak
mempunyai tenaga yang cukup buat mencapai yang lebih baik itu.
2.
Tafsir
Al-Mishbah
Ayat-ayat diatas menyatakan: Maha Melimpah
Kebajikan lagi Maha mantap dan langgeng wujud Allah DiaYang ditangan-Nya
sendiri segala kerajaan, kekuasaan dan pengendalian segalaurusan, dan
Dia sendiri-tidak ada selain-Nya yang atas segala sesuatu tanpa kecuali Maha
Kuasa.
Kata (تبارك)tabaraka terambil dari kata (برك)baraka yang antara lainnya mantap, langgeng. Itu juga berarti kebajikan
yang banyak dan bersinambung. Dari kata tersebut lahirlah kata berkah.
Sementara ulama mengartikannya maha suci.
Kata(بيده)biyadihi
terambil dari kata(يد)yad
yang berarti tangan yang bila dinisbatkan kepada Allah, maka ia bermakna
kekuasaan atau nikmat.
Firman-Nya menutup
ayat pertama dengan(وهوعلى كل شيء قدير)wa huwa ‘ala
kulli syai’in qodir/dia atas segala sesuatu maha kuasa mempertegas
pernyataan sebelumnya sekaligus memasukkan apa yang boleh jadi diduga belum
termasuk didalamnya.
Kata(الموت)al-maut/mat biasa diperhadapkan dengan (الحياة)al-hayat. Hidup diartikan oleh sementara ulama sebagai sesuatu yang menjadikan
wujud merasa, atau tahu dan bergerak. Dan penyebutan kata mati dan hidup dari
sekian banyak kodrat dan kuasa agaknya disebabkan karena kedua hal ini
merupakan bukti yang paling jelas tentang kuasa-Nya dalam konteks manusia.
Hidup tidak dapat diwujudkan oleh selain-Nya dan mati tidak dapat ditampik oleh
siapa pun.Keduanya tidak dapat dilakukan.
Ibnu ‘Asyur memahami
agar ayat diatas dalam arti menciptakan kematian dan kehidupan agar kamu hidup
lalu menguji kamu siapakah yang terbaik amalnya lalu kamu mati maka kamu diberi
balasan sesuai dengan hasil ujian tersebut. Ulama ini menambahkan: “karena
tujuan yang terpenting dari penggalan ayat ini adalah pembalasantersebut”. Maka
ayat diatasmendahulukan kata (الموت)al-maut/mati.
Firman-Nya (ايكم احسن عمل)ayyukum ahsanu ‘amal(an)s/iapa yang lebihbaik amalnya tentu saja mengandung pengertian bahwa Allah mengetahui siapa yang
baik amalnya, karena tidak dapat diketahui siapa yang baik, bila tidak
mengetahui secara menyeluruh semua yang baik dan tidak dapat diketahui siapa
yang buruk bila tidak diketahui siapa yang buruk amalnya. Penyebutan(العزيز)perkasa terkesan ditunjukan kepada para
pembangkangyang wajar dijatuhi hukuman, dan (الغفور)al-ghofur/maha
pengampun kepada yang menyadari kesalahannya dan
melangkah mendekatkan diri kepada Allah swt.[4]
3. Tafsir Al-Lubab
Ayat pertama menyatakan: Maha Melimpah kebajikan lagi, Maha Mantap dan
langgeng wujud Allah SWT. Dia yang dalam genggaman tangan-Nya sendiri segala
kerajaan, kekuasaan, dan pengendalian segala urusan. Dia sendiri, tidak ada
selainNya. Yang Maha Kuasa atas segala urusan. Salah satu bukti kekuasaan-Nya
adalah Dia, menurut ayat 2, yang menjadikan mati dan hidup, untuk memperlakukan
manusia dengan perlakuan penguji guna mengetahui di alam nyata setelah
sebelumnya Dia telah ketahui di alam ghaib, siapa yang lebih baik amalnya, Dia
Maha Perkasa, tidak satu pun yang dapat membendung kehendak-Nya, lagi Maha
Pengampun terhadap siapa pun yang memohon ampun kepada-Nya.[5]
C.
Aplikasi
Dalam Kehidupan
Dari QS. Al-Mulk ayat
1 dan 2, pengaplikasian dalam kehidupan yang dapat kita terapkan adalah sebagai
berikut:
1.
Senantiasa
melakukan ketaatan dan insaf akan mati disamping dia terpesona oleh hidup.
2.
Mengimani
maut dan hayat, walaupun keduanya tidak nampak bagi kita (perkara ghoib).
3.
Kita harus selalu
menjaga dan memperhatikan isi alam semesta ini.
4.
Senantiasa beramal
dengan sepenuh hati dan bersungguh-sungguh, dan berlomba-lomba dalam kebaikan
didunia maupun diakhirat.
D.
Aspek
Tarbawi
1.
Dari
ayattersebut, nyatalah bahwa tujuannya ialah memberi peringatan kepada manusia
bahwa hidup ini tidaklah berhentisehingga didunia ini saja. Ini adalah peringatan
kepada manusia agar mereka insaf akan mati disamping dia terpesona oleh hidup.
2.
Mati dan
hidup adalah kehendak Allah
3.
Allah yang
menciptakan alam ini dari pada awal tiada apa-apa kepada yang ada dan menjaga
alam ini dengan penuh kesempurnaan
4.
Perintah
Allah untuk memperhatikan isi alam semesta
5.
Dihadapan
Allah tidak boleh beramal yang separuh hati, tidak boleh beramal yang
ragu-ragu. Melainkan kerjakan dengan bersungguh-sungguh, hati-hati dan penuh
disiplin Melimpahkan keberkahan dari sisi Allah.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa materi
pendidikan yang terkandung di dalam Al Quran Surat Al-Mulk ayat 1-4 menjelaskan
tentang posisi alam semesta dan segala isinya untuk di pelajari supaya manusia
dapat mengambil manfaatnya. Ayat pertama menyatakan: Maha Melimpah kebajikan
lagi, Maha Mantap dan langgeng wujud Allah SWT. Dia yang dalam genggaman
tangan-Nya sendiri segala kerajaan, kekuasaan, dan pengendalian segala urusan.
Dia sendiri, tidak ada selainNya. Yang Maha Kuasa atas segala urusan. Salah
satu bukti kekuasaan-Nya adalah Dia, menurut ayat 2, yang menjadikan mati dan
hidup, untuk memperlakukan manusia dengan perlakuan penguji guna mengetahui di
alam nyata setelah sebelumnya Dia telah ketahui di alam ghaib, siapa yang lebih
baik amalnya, Dia Maha Perkasa, tidak satu pun yang dapat membendung
kehendak-Nya, lagi Maha Pengampun terhadap siapa pun yang memohon ampun
kepada-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
Zaenal. 2011. Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.
Hamka.
2003. Tafsir Al-Azhar Juz XXIX, Jakarta:Pustaka Panjimas.
Gunawan,
Heri. 2014. pendidikan islam,
kajian teoritis dan pemikiran tokoh, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Latif,
Mukhtar. 2014. Orientasi Ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu, Jakarta:
Prenadamedia Group.
Shibab,
Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah, pesan, kesan dan keselarasan
al-quran, Jakarta: Lentera Hati.
Shihab,
Quraish. 2012. Al-Lubab Makna, Tujuan, Dan Pelajaran Dari Surah-Surah Al
Quran, Tangerang: Lentera Hati.
PROFIL PRIBADI
Nama :
Ramadhan Al Husaeni
TTL : Pemalang 1 Pebruari 1996
Alamat : Desa
Sikayu Comal Pemalang
Riwayat Pendidikan :SD Negeri 01 Sikayu (Lulus Tahun 2009)
SMP Negeri 1 Comal (Lulus Tahun 2011)
MA Darunnajat Bumiayu (Lulus Tahun 2015)
IAIN Pekalongan (Sedang Berlangsung)
[1] Heri Gunawan, pendidikan islam, kajian teoritis dan pemikiran
tokoh, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014)hlm.225-256
[2]Zaenal Arifin, konsep dan model pengembangan kurikulum,
(Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,2011)hlm.47-48
[3]Muktar Latif, Orientasi Ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu, (jakarta:Prenadamedia
Group, 2014)hlm.19
[4]M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah vol.14, (Jakarta:Lentera
Hati, 2006)hlm.341-344
[5]M. Quraish Shihab, Al-Lubab: makna, Tujuan, dan Pembelajaran dari Surah-surah
Al-Quran, (Tangerang: Lentera Hati)hlm.332-333
Tidak ada komentar:
Posting Komentar