JATI DIRI MANUSIA
(Proses Penciptaan Manusia Surah Al-Mu’minun Ayat 13-14)
Yuhrotun Nisak (2021114263)
Kelas: D
FAKULTAS TARBIYAH / PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah subhanahuwata’ala atas limpahan rahmat taufiq danhidayah-Nya kepada kita semua serta
segala kenikmatan-Nya sehingga makalah yang berjdul ”Proses Penciptaan Manusia”
ini dapat diselesaikan tanpa suatu halangan apapun. Shalawat serta salamsenantia tercurahkan
bagisebaik-baiknya manusia, Nabi Muhammad salallahu’alaihiwasallam yang kita
nantikan syafa’atnya beserta keluarga danpara sahabat.
Makalah
ini ditulis sebagai persyaratan memenuhi tugas matakuliah “tafsir tarbawi”.Dalam
makalah ini menjelaskan berbagai hal yang menyangkut dengan proses penciptaan
manusia sebagai bagian dari pembahasan dalam mata kuliah tafsir tarbawi.
Penulis
telah mengupayakan penyajian makalah ini dengan sebaik mungkin.Disamping itu apabila
terdapat kesalahan maupun kekeliruan baik dalam penulisan maupun isi dalam penyajian
makalah ini, maka penulis akan dengan senanng
hati menerima kritik dan saran. Demikian, semogamakalah yang sederhana ini dapat
bermanfaat dan memberikan khasanah keilmuan bagi diri penulis dan pembaca, amiin yarobbal’alamin.
Pekalongan, 13 Februari 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Untuk mengenal jati diri manusia, salah satunya kita harus mengerti
pula betapa mengagumkanya proses penciptaan manusia. Hal ini seharusnya dapat
meningkatkan keimanan dan rasa bersyukur diri manusia kepada Allah SWT. karena
dengan Kuasa Allah melalui proses yang begitu menakjubkan maka terjadilah
makhluk Allah yang sempurna yaitu manusia.
Hal ini juga termaktub dalam al-Qur’an surah Al-Mu’minun ayat
13-14. Didalamnya dijabarkan bhwa ada beberapa proses penciptaan manusia. Dari
beberapa proses tersebut dapat kita lihat betapa dahsyatnya kekuasaan Allah
SWT. yang seharusnya dapat menimbulkan rasa bersyukur dan keimanan yang
meningkat kepada Allah SWT.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah
tahapan penciptaan manusia?
2.
Sebutkan
implikasi proses pensiptaan manusia dalam kehidupan sehari-hari!
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Surah
Al-Mu’minun Dan Artinya
ثُمَّ
جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ (١٣) ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ
عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا
فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ
اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ (١٤[1]
Artinya; “Kemudian Kami
menjadikannya nuthfah dalam tempat yang kokoh(rahim)(13).
Kemudian, Kami ciptakan nuthfah itu ‘alaqah, lalu Kami ciptakan ‘alaqah itu mudhghah,
lalu Kami ciptakan mudghah itu tulang belulang, lalu Kami bungkus tulang
belulang itu dengan daging. Kemudian kami wujudkannya makhluk lain. Maka, Maha
banyak keberkahan Allah, Pencipta Yang Terbaik(14).[2]
B.
Mufrodat
Segumpal Darah
|
علقة
|
Air mani
|
نطفة
|
Segumpal daging
|
مضغة
|
Tulang belulang
|
لحما
|
C.
Teori
Tentang Penciptaan Manusia
1.
Teori
penciptaan manusia menurut teori Darwin
Ahli zoologi yang bernama
Charles Robert Darwin menyatakan dalam buku karangannya “The Origin Of Species”
bahwa suatu benda (bahan) mengalami
perubahan dari tidak sempurna menuju kesempurnaan.
Kemudian ia memperluas pengertiannya itu sampai pada penciptaan
manusia. Menurutnya manusia adalah perubahan paling sempurna dari perubahan
yang terjadi secara teratur oleh hokum-hukum mekanik seperti halnya tumbuhan
dan hewan.
Kemudian muncullah teori tentang manusia yang awalnya manusia
berasal dari kera yang sederhana kemudian berkembang menjadi kera tingkat
tinggi hingga menjadi manusia sempurna.
2.
Teori
penciptaan manusia menurut teori evolusi
Pada tahun 1994 University of
Californa telah melakukan prestasi yang luar biasa disepanjang penelitian
manusia, yaitu dengan ditemukannya fosil dengan berat 55 kg dan tinggi 1,2
meter yang diberi nama ilmiah Ardipithecus ramidius (akar dari tanah kera). Ia
diperkirakan hidup 4,4 juta tahun yang lalu. Ardi memiliki ciri berbeda dengan
Lucy yang juga ditemukan di Afrika. Ia tidak seperti Lucy yang mempunyai bentuk
yang lebih dengan manusia seperti jenis Australopithecus. Makhluk ini hidup di
dalam hutan sekitar satu juta tahun yang lalu sebelum “Lucy”, manusia purba
yang selama ini dikenal sebagai nenek moyang pertama manusia. Penemuan Ardi
lebih menguatkan pendapat bahwa simpanse dan manusia berevolusi dari nenek
moyang yang sama. Tapi sepanjang perjalanannya, masing-masing berubah dan
berevolusi secara terpisah.
Ardi memiliki ciri-ciri umum yang
tidak ada pada kera Afrika modern. Penelitian terhadap Ardi dimulai sejak
tulang pertama ditemukan pada tahun 1994, yang mengindikasikan bahwa spesies ini
hidup di dalam hutan dan dapat memanjat dengan tangan dan kakinya. Tetapi, dari
bentuk tangan dan kaki tersebut memperkirakan jika mereka tidak begitu sering
berada di pohon. Mereka juga dapat berdiri tegak dengan kedua kakinya.
3.
Teori
penciptaan manusia dalam Islam
Dalam Al Qur’an dijelaskan secara rinci bagaimana proses terbentuknya
manusia. Berikut firman Allah dalam Al-Qur’an yang berkaitan dengan asal usul
manusia:
Setelah
diciptakannya Adam, kemudian Allah menciptakan pasangan hidupnya yaitu Siti
Hawa sebagai isterinya untuk kemudian berkembang menjadi manusia keturunan Adam
dan Hawa kecuali Nabi Isa as. Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara
biologis dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya:
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling
Baik." (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).[3]
D.
Tafsir
Al-Azhar
“Kemudian itu, Kami jadikan dia(setitik
mani itu) di tempat yang tetap terpelihara.” (ayat 13)
Dengan
kehendak Allah SWT. maka bertemulah sperma dengan sel telur yang pepaduan
keduanya dinamakan nuthfah. Dan seiring berjalannya waktu nuthfah tersebut akan
berkembang menjadi segumpal darah dalam waktu 40 hari. Dan tentang tempat yang
terpelihara, dapat kita umpamakan telur yang sedang dierami oleh induknya.
Dengan cangkang dan suhu yang panas yang seimbang maka terjamin lah
keamanannya. Begitulah dengan rahim yang diibaratkan dengan tempat yang
terpelihara.
“Kemudian Kami jadikan pula mani itu
menjadi segumpal darah, kemudian Kami jadikan pula segumpal darah itu menjadi segumpal
daging, dan daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang-tulang itu
Kani liputi dengan daging pula.” (bagian ayat 14)
Setelah
40 hari, nuthfah akan berubah menjadi segumpal darah. Dan dalam waktu tersebut,
wanita yang tengah hamil biasanya akan mulai mengalami perubahan pola makan,
penurunan nafsu makan, juga perubahan emosi. Dan setelah 40 hari, gumpalan
darah akan berangsur membeku hingga kemudian menjadi gumpalan daging, dan terus
membeku menjadi tulang. Di sekitar tulang masih terdapat air yang kelak akan
menjadi daging yang menyelimutinya. Yang
awalnya hanya tulang-belulang maka berangsur-angsur berbrntuk kepala, kaki dan
tangan dan seluruh anggota badan. Dan kian lama tulang-tulang tersebut
diselimuti oleh daging.
“Kemudian itu Kami
ciptakan satu bentuk yang lain.” Pada saat itu Allah SWT. Meniupkan ruh
pada kumpilan tulan belulang dan daging tadi, maka beubahlah sifatnya. Yakni
menjadi calon makhluk Allah yakni manusia.
E.
Tafsir
Al-Mishbah
Kata nuthfah dalam bahasa arab berarti setetes yang dapat
membasahi. Penggunaan kata ini berhubungan dengan proses terjadinya manusia.
Hal ini sejalan dengan penemuan ilmiah yakni bertemunya antara sperma dengan
ovum atau indung telur wanita.
Kata ‘alaqah diambil dari kata ‘alaq yang dalam kamus
memiliki beberapa makna salah satunya memiliki arti segumpal darah yang
membeku.
Setelah kemajuan ilmu pengetahuan, para ahli menyebutnya sebagai
sesuatu yang menempel pada dinding rahim. Apabila terjadi pembuahan pada ovum maka
akan menghasilkan zat baru yang akan membelah menjadi dua sel, empat sel dan
demikian selanjutnya berkelipatan dua dan kemudian akan bergerak ke dinding
rahim dan menempel.
Kata mudhghah
diambil dari kata madhagha (ض) yang
berarti mengunyah. Mudhghah adalah sesuatu yang kadarnya kecil sehingga
dapat dikunyah.
Kata kasaunaa
dambil dari kata kasaa (ى) yang berarti membungkus. Disisni diartikan
daging umpama sebagai baju yang membungkus tulang. Sayyid Quthb menuliskan
tentang seseorang dengan kekagumannya
terhadap apa yang diungkapkan Al-Qur’an menyangkut pembentukan janin yang tidak
diketahui secara teliti. Namun setelah berkembangnya ilmu pengetahuan, para
ahli embriologi mengungkapkan bahwa sel-sel daging berbeda dengan sel-sel
tulang. Dan juga terbuktinya sel tulang tercipta sebelum sel daging, dan bahwa
tidak terdeteksi adanya satu sel daging sebelum terlihatnya sel-sel tulang,
persis yang diinformasikan dalam ayat diatas: lalu Kami ciptakan mudghah itu
tulang belulang, lalu Kami bungkus tulang belulang itu dengan daging.
Pada ayat di
atas menggunakan kata yang berbeda dalam proses terjadinya manusia. Yakni kata ja’ala,
khalaqa, dan ansya’a. kata ja’ala yang artinya menjadikan, digunakan untuk
menunjuk bahan satu ke bahan yang lain, ini berarti bahannya telah ada. Kata khalaqa
dari segi bahasa berarti mencipta atau mengukur. Biasanya digunakan untuk
untuk menunjuk penciptaan baik yang belum ada bahannya maupun yang sudah ada
bahan sebelumnya. Dari sini biasanya khalaqa
hanya membutuhkan satu objek. Dari sisi lain, pengguna Al-Qur’an memperoleh
kesan dari kata khalaqa bahwa menekan kan pada sisi Maha Hebat nya Allah
dalam mencipta. Sedangkan ja’ala menekankan manfaat yang diperoleh dari
sesuatu yang dijadikanitu.
Kata ansya’a
mengandung makna mewujudkan sesuatu serta memelihara dan mendidiknya. Kata
tersebut menjelaskan peoses terakhir dari terjadinya manusia mengisyaratkan
bahwa proses terakhir itu benar-benar berbeda dengan keadaan, sifat, dan ciri
dengan apa yang terjadi sebelumnya. Setelah proses nuthfah, ‘alaqah
dan lain sebagainya maka akan muncul sebagai manusia yang memiliki ruh, sifat
kemanusiaan dan potensi untuk memiliki pengetahuan. Demikianlah proses ansya’a.
Pada firman
Allah yakni khalaqan akhar yang berarti makhluk lain, mengisyaratkan
bahwa sesuatu yang dianugerahkan kepada makhluk yang sedang dibicarakan ini
yang menjadikannya berbeda dengan makhluk-makhluk lain.
Kata tabaaraka
berasal dari kata barakah yang berarti sesuatu yang mantap. Ini juga
berarti kebajikan yang melimpah dan beraneka ragam serta berkesianmbungan.
Keberkahan Allah datangnya tidak disangka-sangka dan tidak dapat diukur.
Kata al-khaaliqiin
adalah bentuk jamak dari kata khaaliq.
Hal ini mengisyaratkan bahwa ada khaliq lain selain Allah, namun Allah
adalah sebaik-baiknya khaaliq. Jika kata khaliq diartikan mengukur,
dengan bentuk jamak maka ada sekian banyak orang yang mengukur baik luas,
berat, dan lain sebagainya. Namun Allah-lah sebaik-baiknya khaliq karena hanya
Dia yang dapat mengukur segala sesuatu hingga sempurna hingga manusia itu
sendiri yang merupakan makhluk Allah dan segala sesuatu yang ada dilangit
maupun bumi.[5]
F.
Tafsir
Al-Maraghi
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي
قَرَارٍ مَكِينٍ
Allah menjadikan keturunan bagi manusi dari air mani seorang pria.
Kemudian ditempatkan pada rahim wanita yang terlindungi dan kokoh.
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً
Kemudia Allah menjadikan air mani itu dari sifat yang kedua
(setelah pembuahan sel telur pada wanita) menjadi sifat darah yang beku.
مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ
Kemudian darah yang beku itu Allah
jadikan segumpal daging sebesar sesuatu yang dapat dikunyah.
فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا
Kemudian Allah menjadikan segumpal
darah itu menjadi beberapa bagian, bagian yang terdapat pembentukan tulang
Allah jadikan tulang. Dan yang termasuk dalam substansi daging Allah jadikan
daging.
فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا
Allah menjadikan daging itu sebagai
penutup tulang. Layaknya baju yang digunakan untuk menutupi tubuh.
ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ
Kemudian menjadikan makhluk yang
lain dari sebelumnya. Yang telah ditiupkan ruh kedalamnya. Dan memberinya
sifat-sifat yang berbeda dari sebelumnya.
فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ
الْخَالِقِينَ
Maka maha suci Allah Yang Maha
Kuasa. Dia adalah Pengukur dan Pembentuk Yang Terbaik.[6]
G.
Aspek
Tarbawi
1.
Pendidikan
harus memiliki tahapan-tahapan.
2.
Sesama
manusia tidak boleh berlaku sombong.
3.
Manusia
adalah mahluk pertama yang disebut dalam al-Qur’an.[7]
H.
Implikasi
Dalam Kehidupan Sehari-hari
1.
Mempertebal
keimanan
2.
Tidak
berlaku sombong
3.
Nilai
yang dapat diambil dari pelajaran diatas adalah kita harus mempunyai
kedisiplinan dalam mencapai tujuan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Seperti makna yang terkandung dalam surah al-mu’minun ayat13-14
tahapan penciptaan manusia dimulai sejak bertemunya sel telur pada rahim wanita
dengan sperma dari pria. Sejak saat itu dimulailah proses penciptaan manusia
dari sel telur yang telah dibuahi kemudian menjadi segumpal darah, dari
segumpal darah menjadi segumpal daging, dari segumpal daging menjadi
tulang-tulang yang diselimuti daging. Setelah itu Allah menciptakan hal tadi
menjadi zat lain yang telah Allah tiupkan tuh kedalamnya dan telah berbeda
sifat, dan wujud dari sebelumnya.
Nilai yang dapat diambil dari pelajaran diatas adalah kita harus
mempunyai kedisiplinan dalam mencapai tujuan. Selain itu nilai yang dapat
diambil dari sisi lain adalah kita dapat
mengambil hikmah dari kejadian ini yakni mempertebal keimanan kita kepada Allah
setelah melihat betapa Maha Hebatnya Allah dalam menciptakan sesuatu. Serta
tidak berlaku sombong karena pada hakikatnya sesama manusia diciptakan semua
sama pada mulanya.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim, surah Al-Mu’minun 23;13-14
M. Quraish Shihab. 2011. Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati
Hamka. 2001.Tafsir Al-Azhar.Jakarta: Pustaka Panji Mas
Ahmad Mustafa Al-Maraghi.1985. Tafsir Al-Maraghi. Semarang:
Toha Putra
http://makalahqw.blogspot.co.id/2014/05/tafsir-tarbawi-penciptaan-manusia.html
BIODATA
Nama
: Yuhrotun Nisak
Tempat lahir : Batang
Tanggal lahir : 25
Desember 1996
Alamat domisili
: Kandang Panjang, Kota Pekalongan
Alamat Asal :
Ds. Surodadi, Kec. Gringsing, Kab. Batanng
Asal sekolah : MA
Darussalam Subah
Jurusan : Akuntansi
Hobi : Nonton (drama, film, reality show,
berita)
Cita-cita : Pengusaha
[1]
Al-Qur’an Al-Karim, surah
Al-Mu’minun 23;13-14
[3]
http://bcarlajune12.blogspot.co.id/2011/10/asal-usul-manusia-menurut-berbagai.html
[4]
Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panji Mas,2001) hlm.18
[5]
Op.Cit, hlm. 337-342
[6]
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir
Al-Maraghi, (Semarang: Toha Putra, 1985)hlm.12-14
[7]
http://makalahqw.blogspot.co.id/2014/05/tafsir-tarbawi-penciptaan-manusia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar