“CIRI-CIRI PEMBELAJARAN”
Muhammad Khafifudin
2021115147
Kelas: G (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta
hidayah–Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah
SAW beserta keluarganya. Semoga kita tergolong umat beliau yang mendapat
syafaatnya kelak.
Penulis
menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini bukan hanya karena usaha keras
dari penulis sendiri, akan tetapi karena adanya dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis ingin berterima kasih kepada :
1.
Bpk.
Dr. H. Ade Dedi Rohayana, M.Ag., selaku Rektor IAIN Pekalongan
2.
Bpk.
Dr. M. Sugeng Sholehuddin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah & Ilmu Keguruan
IAIN Pekalongan
3.
Bpk.
Dr. H. Salafudin, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
4.
Bpk.
Muhammad Hufron, M.S.I, selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Strategi Belajar
Mengajar
5.
rang
tua (Bapak dan Ibu) yang sudah mendukung saya dalam mengikuti perkuliahan di
IAIN Pekalongan
6.
Dan
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis
juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah yang membahas tentang Strategi
Belajar Mengajar khususnya “Ciri-Ciri Pembelajaran” ini masih banyak
kekurangan, sehingga penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk kebaikan makalah berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca khususnya penulis.
Pekalongan,
1 Oktober 2017
M. KHAFIFUDIN
2021115147
2021115147
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Tema
Konsep Dasar Pembelajaran
B.
Sub Tema
Ciri-Ciri Pembelajaran
C.
Arti Penting Pengkajian Materi
Tema
ini sangat penting untuk dikaji, khususnya bagi mahasiswa PAI sebagai calon
guru. Seorang calon guru harus mengetahui tentanng ciri-ciri sebuah
pembelajaran. Melalui ciri-ciri pembelajaran ini calon guru dapat menganalisa
semua yang ada di dalam pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran diselenggaran untuk membentuk watak,
peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik. Kegiatan pembelajaran
mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami, malakukan sesuatu, hidup
dalam kebersamaan dan mengaktualisasikan diri. Pembelajaran dilaksanakan dengan
menerapkan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan,
kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. Dalam hal ini kegiatan
pembelajaran mampu mengembangkan dan meningkatkan kompetensi, kreativitas,
kemandirian, kerjasama, solidaritas, kepemimpinan, empati dan kecakapan hidup
peserta didik guna membentuk watak, meningkatkan kualitas pendidikan dan
martabat bangsa. Dan maka dari itu Dasar Konsep Pembelajaran dengan sub tema
Ciri-ciri pembelajaran perlu dikaji.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Ciri-Ciri Pembelajaran
Kegiatan
pembelajaran merupakan proses komunikasi yang dapat di terima, dipahami, dan
bersifat timbal balik, baik antara guru dengan peserta didik maupun antar
peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Edi Suardi,
sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan pembelajaran dapat diamati dari
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memiliki tujuan
Kegiatan
pembelajaran harus mempunyai tujuan, yakni untuk membentuk peserta didik dalam
suatu perkembangan tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa kegiatan pembelajaran
sadar akan tujuan yang ingin dicapai dengan menempatkan peserta sebagai pusat
perhatian[1].
Peserta
didik menjadi unsur yang utama, sedangkan unsur yang lain sebagai pengantar
pendukung[2].
2. Adanya suatu prosedur
Dalam kegiatan pembelajaran,
diperlukan adanya suatu prosedur (jalanya interaksi) yang dirancang untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar mencapai tujuan secara optimal,
maka dalam melakukan interaksi perlu ada prosedur atau langkah-langkah
sistematik dan relevan.
Prosedur kegiatan pembelajaran yang
digunakan hendaknya dapat memberikan peluang bagi peserta didik untuk mencari,
mengolah dan menemukan sendiri pengetahuan di bawah bimbingan guru, menggunakan
metode yang bervariasi dengan mengombinasikan antara kegiatan belajar
individual, pasangan, kelompok dan klasikal dengan menyentuh seluruh aspek
perilaku individu, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik,
memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual peserta didik seperti
bakat, kemampuan, minat, latar belakang keluarga, sosial ekonomi dan budaya
serta masalah khusus yang dihadapi peserta didik yang bersangkutan.
3. Ditandai dengan penggarapan materi yang
khusus
Dalam
kegiatan pembelajaran, materi harus didesain sedemikian rupa sehingga relevan
untuk mencapai tujuan dengan memperhatikan komponen-komponen pembelajaran
lainya, terutama peserta didik yang merupakan komponen sentral. Pemilihan
materi harus benar-benar dapat memberikan kecakapan dalam mencapai masalah
kehidupan sehari-hari. Beberapa kriteria dalam pemilihan materi pembelajaran
dijelaskan sebagai berikut:
a. Valid (benar) yaitu materi yang
dituangkan dalam kegiatan pembelajaran benar-benar telah teruji kebenarannya;
b. Tingkat pemilihan materi yang disajikan
benar-benar diperlukan oleh peserta didik;
c. Kebermaknaan, materi yang dipilih dapat
memberikan manfaat akademis, yaiitu memberikan manfaat dasar-dasar pengetahuan
dan ketrampilan yang akan dikembangkan dan manfaat non-akademis yang mnegembangkan
kecakapan dan sikap yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
d. Layak dipelajari; materi memungkinkan
untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya maupun aspek
kelayakannya.
e. Menarik minat; hal ini berartimateri
yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memotivasi serta menumbuhkan
rasa ingin tahu peserta didik.
f. Aktual; hal ini mengindikasi bahwa guru
menyampaikan materi dengan memperhatikan pemahaman peserta didik pada masa
depan.
4. Ditandai dengan aktivitas peserta didik
Aktivitas
peserta didik dalam hal ini, baik secara fisik maupun secara mental aktif,
inilah yang sesuai dengan konsep cara belajar siswa aktif (CBSA)[3].
Kegiatan
pembelajaran memerlukan peserta didik sebagai komponen utama. Hal ini
menunjukan bahwa kegiatan pembelajaran ditandai dengan aktivitas peserta didik.
Dengan kata lain, tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai secara optimal jika
peserta didik bersikap pasif dalam mengikuti proses pembelajaran.
5. Guru berperan sebagai pembimbing
Dalam
kegiatan pembelajaran, guru berperan sebagai pembimbing yang menghidupkan dan
memberikan motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru harus
siap sebagai mediator dalam segala situasi proses pembelajaran sehingga menjadi
tokoh yang dilihat dan ditiru tingkah lakunya oleh peserta didik.
6. Kegiatan pembelajaran membutuhkan
disiplin
Disiplin
dalam kegiatan pembelajaran diartikan sebagaipola tingkah laku yang diatur
sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati dengan sadar, baik oleh
pihak guru maupun peserta didik. Langkah-langkah yang dilakukan sesuai dengan
prosedur yang sudah digariskan, penyimpangan dari prosedur berarti suatu
indikator pelanggaran disiplin.
Dalam
pembentukan kedisiplinan belajar peserta didik, Reisma dan Dayne dalam Mulyasa
(2003) mengemukakan strategi umum untuk merancang disiplin peserta didik,
yaitu:
a. Konsep diri; Untuk menumbuhkan konsep
diri sehingga peserta didik dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk
bersifat empatik, menerima, hangat dan terbuka.
b. Ketrampilan berkomunikasi; guru
diharuskan terampil berkomunikasi secara efektif sehingga mampu menerima
perasaan dan mendorong kepatuhan peserta didik.
c. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami;
Guru disarankan dapat menunjukan secara tepat perilaku peserta didik yang salah
sehingga membantu peserta didik dalam mengatasi perilaku tersebut.
d. Klasifikasi nilai; Guru membantu peserta
didik dalam menjawab pertanyaan sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk
sistem nilainya sendiri.
e. Analisis transaksional; Guru disarankan
belajar sebagai orang dewasa, terutama ketika berhadapan dengan peserta didik
yang menghadapi masalah.
f. Terapi realitas; Guru bersikap positif
dan bertanggung jawab.
g. Disiplin yang berintegritas; Strategi
ini menekankan pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan
peraturan.
h. Modifikasi perilaku; Strategi ini
menunjukan bahwa perilaku yang salah disebabkan oleh lingkungan sehingga perlu
diciptakan lingkungan yang kondusif.
i.
Tantangan
bagi disiplin; Guru diharapkan cekatan, sangat terorganisir, dan dalam pengendalian
yang tegas.
7. Ada batas waktu
Batas
waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem berkelas (kelompok peserta didik).
Hal ini mengemukakan bahwa setiap tujuan akan diberi waktu tertentu.
8. Evaluasi
Evaluasi
adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang
direncanakan sudah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula
untuk melihat efesiensi pelaksanaan.
B.
Ciri-ciri Interaksi Belajar Mengajar
Ciri-ciri interaksi belajar mengajar Winarno Surachmad, 1984 : 16
Ciri-ciri interaksi belajar mengajar Winarno Surachmad, 1984 : 16
a.
Ada tujuan yang jelas akan dicapai
b.
Ada bahan yang menjadi isi interaksi
c.
Ada siswa yang aktif
d.
Ada guru yang melaksanakan
e.
Ada metode tertentu untuk mencapai tujuan
f.
Ada situasi yang kondusif, yang memungkinkan proses interaksi
berlangsung dengan baik
g.
Ada penilaian terhadap hasil interaksi itu.[4]
C.
Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Kegiatan Pembelajaran
Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Kegiatan Pembelajaran yaitu:
Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Kegiatan Pembelajaran yaitu:
a.
Pengetahuan Awal Siswa yaitu dalam proses pembelajaran harus di
sesuaikan dengan keterampilan dan nilai yang dimiliki siswa sambil memperluas
dan menujukan keterbukaan pada cara pandang.
b.
Refleksi yaitu perlu menyediakan pengalaman belajar bermakna
mampu mendorong tindakan dengan renungan pada diri siswa.
c.
Motivasi yaitu kegiatan pembelajaran memberikan motivasi dan
kejelasan tujuan.
d.
Kemandirian dan Kerjasama yaitu kegiatan pembelajaran mendorong
siswa untuk mandiri maupun bekerjasama
e.
Keragaman individu
f.
Belajar untuk kebersamaan yaitu mendorong siswa untuk memiliki
simpati, empati dan toleransi pada orang lain.
g.
Siswa sebagai Pembangun Gagasan yaitu pembelajaran
mengakomodasikan pandangan bahwa pembangun gagasan adalah siswa sedangkan guru
hanya sebagai penyedia kondisi supaya belajar berlangsung lancar.
h.
Rasa ingin tahu, Kreativitas, dan Ketuhanan.
i.
Interaksi dan komunikasi
j.
Suasana yang mendukung, sekolah dan kelas perlu diatur lebih
aman dan kondusif agar siswa belajar lebih efektif.[5]
BAB
III
PENUTUP
Ciri-ciri pembelajaran yaitu memiliki tujuan, adanya suatu
prosedur,ditandai dengan aktifitas peserta didik, guru berperan sebagai
pembimbing, membutuhkan disiplin, ada batas waktu, evaluasi. Hal- hal yang
Perlu dalam Pembelajaran yaitu Berpusat pada peserta didik, mengembangkan
kreativitas peserta didik, menciptkan kondisi menyenangkan dan menantang,
bermuatan nilai, etika, logika, dan kinestetika, menyediakan pengalaman belajar
yang beragam. Ciri-ciri pembelajaran tematis yaitu pembelajaran berpusat pada
Anak, menekankan pembentukan pemahaman dan kebersamaaan, belajar melalui
pengalaman langsung, lebih memperhatikan proses dari pada hasil semata, syarat
dengan muatan keterkaitan.
DAFTAR
PUSTAKA
Mustakim Zaenal. 2017. Strategi Dan Metode Pembelajaran (Edisi Revisi). Pekalongan: IAIN
Pekalongan Press
Agung Leo dan Suryani Nunuk. 2012. Strategi Belajar-Mengajar. Yogyakarta:
Ombak (Anggota IKAPI)
Ahmadi, Abu dan dan Joko Tri
Prasetya. 1997. Strategi Belajar Mengajar.Bandung: CV. Pustaka Setia.
Fajar, Arni.
2002. Portofolio dalam Pelajaran Ips. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Biodata Penulis
Nama : Muhammad Khafifudin
Tempat
tanggal lahir : Batang, 11 Juni 1996
Alamat : Desa Binangun,
Rt 06/01 Kec. Bandar Kab. Batang
Riwayat Pendidikan :
Ø SD Negeri 02 Binangun (lulus
tahun 2006)
Ø SMP Negeri 04 Bandar (lulus
tahun 2010)
Ø MA Sunan Kalijaga Bawang (lulus tahun
2014)
Ø S1 Fakultas Tarbiyah IAIN PEKALONGAN (sedang ditempuh)
Riwayat
Organisai :
Ø PC. IPNU BATANG
Ø
PMII PEKALONGAN
Ø
UKM LPTQ STAIN PEKALONGAN
Moto
Hidup : “khoirunnas anfa’uhum linnas”
[1]
Zaenal Mustakim, Strategi Dan Metode
Pembelajaran (Edisi Revisi), (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press, 2017),
hlm. 42
[2]Nunuk
Suryani dan Drs. Leo Agung, Stategi
Belajar-Mengajar, Yogyakarta: Ombak (Anggota IKAPI), 2012), hlm. 38
[3]Nunuk
Suryani dan Drs. Leo Agung, Stategi
Belajar-Mengajar, Yogyakarta: Ombak (Anggota IKAPI), 2012), hlm. 39
[4]Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi
Belajar Mengajar,(Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997). Hlm. 118-119.
[5]Arni Fajar, Portofolio dalam Pelajaran Ips(Bandung:
PT Remaja Rosdakarya,2002),hlm. 14-15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar