VARIASI DAN GAYA MENGAJAR
"CONTOH-CONTOH VARIASI DAN
GAYA MENGAJAR"
Muhammad Chotibul Umam
NIM: (2023116192)
KELAS B
PROGRAM STUDI PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
puji syukur kehadirat Allah swt. atas izin-Nya makalah
yang berjudul“Variasi dan Gaya Mengajar” ini dapat diselesaikan. Salawat dan salam semoga tercurah kepada baginda Nabi Muhammad saw., sahabatnya, keluarganya, dan umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas Mata Kuliah Strategi
Belajar-Mengajar (SBM) di lingkungan IAIN
Pekalongan. Makalah ini menjelaskan tentang contoh-contoh
mengenai variasi dan gaya mengajar selaku kita kelak menjadi seorang guru di
lingkungan MI/SD. Hal ini dimaksudkan untuk membekali mahasiswa FTIK
agar memiliki pemahaman dan apresiasi terhadap contoh-contoh dari variasi dan gaya mengajar sekaligus membangun mental mahasiswa FTIK sebagai
seorang calon guru MI/SD agar mampu menerapkan variasi
dan gaya mengajar tersebut di saat mengajar kelak.
Penulis sudah berusaha untuk menyusun
makalah ini selengkap mungkin. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Dosen Pengampu Mata Kuliah, Bapak Muhammad Ghufron, yang telah memberi amanah kepada penulis untuk
mengisi materi penulisan makalah ini. Penulis juga menerima saran dan kritik
dari pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah mendatang.
Akhirnya, makalah ini diharapkan bisa bermanfaat dan membantu
mahasiswa FTIK dalam rangka memahami
Mata Kuliah Strategi Belajar-Mengajar di semester tiga ini. Aamiin yaa rabbal ‘alamin. Selamat membaca!
Pekalongan, 11
November 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................. ii
Daftar Isi ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... ….4
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 4
B. Rumusan Masalah .................................................................. 4
C. Sistematika Kerangka Makalah ............................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
............................................................................. 5
A.
Pengertian Variasi Mengajar .................................................. 5
B.
Pengertian Gaya Mengajar ..................................................... 6........
C.
Contoh Variasi dalam Gaya Mengajar ................................... 7
BAB III PENUTUP..................................................................................... 12........
A. Simpulan............................................................................... 12
B. Saran-saran/Rekomendasi..................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 13........
BIODATA PENULIS ................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Tema: Variasi dan Gaya Mengajar
Sub Tema: Contoh-contoh Variasi dan Gaya Mengajar
Mengapa variasi dan gaya mengajar penting dikaji?
Variasi dan gaya mengajar penting dikaji karena
variasi dan gaya mengajar merupakan elemen penting bagi seorang pendidik dalam
melakukan proses pembelajaran. Elemen yang membantu guru dalam melakukan
pengajaran kepada peserta didik dan mendukung keberhasilan proses pembelajaran
bagi seorang pendidik. Oleh kaena itu, variasi dan gaya mengajar penting
diaplikasikan dikarenakan mampu menarik perhatian peserta didik dalam proses
pembelajaran sehingga mampu membangkitkan antusiasme belajar peserta didik dan
dapat menghindarkan kebosanan atau sifat monoton dalam proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut.
1. Apakah pengertian
dari variasi mengajar?
2. Apakah pengertian
dari gaya mengajar?
3. Bagaimana
contoh-contoh variasi dalam gaya mengajar?
C. Sistematika Kerangka Makalah
Makalah ini ditulis dalam 3 bagian, meliputi:
Bab I, bagian pendahuluan yang terdiri
dari: latar belakang masalah, perumusan masalah, dan sistematika kerangka makalah;
Bab II, bagian pembahasan;
Bab III, bagian penutup yang terdiri dari simpulan dan saran-saran/rekomendasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Variasi Mengajar
Variasi dapat diartikan sebagai kegiatan yang
bermacam-macam sebagai akibat perubahan dari keadaan sebelumnya. Menurut
Depdiknas 2003, variasi mempunyai beberapa makna, yaitu; tindakan atau hasil
perubahan dari keadaan semula, selingan, bentuk/rupa yang lain, dan perubahan
turun-menurun yang disebabkan oleh perubahan lingkungan.[1]
Kemudian,
mengajar memiliki pengertian dari sudut pandang berbeda, yaitu secara
kuantitatif, kualitatif, dan institusional. Secara kuantitatif, mengajar
berarti the transmission of knowledge,
yaitu penularan atau pemindahan pengetahuan. Pengetahuan yang dikuasai guru
ditransfer ke peserta didik. Secara kualitatif, mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu
upaya membantu memudahkan kegiatan belajar peserta didik. Sedangkan secara
institusional, mengajar diartikan the
efficient orchetration of teaching skill, yaitu kemampuan mengajar secara
efisien.[2]
Jika dihubungkan dengan proses pembelajaran, variasi
mengajar adalah bermacam atau beragamnya bentuk/rupa kegiatan yang dilakukan
oleh pendidik dalam menyajikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Pendidik
dalam melaksanakan perannya harus mampu melayani peserta didik yang dilandasi
dengan kesadaran, keyakinan, kedisplinan, dan tanggung jawab secara optimal
sehingga memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan siswa-siswi secara
optimal, baik fisik maupun psikis, terutama dari pengaruh variasi mengajarnya. [3]
Jadi, variasi mengajar dapat dimaknai sebagai bentuk
perubahan atau inovasi yang diberikan oleh pendidik dalam proses pembelajaran
yang dapat diamati dari berbagai aspek, yaitu; variasi dalam gaya mengajar,
variasi dalam penggunaan materi pembelajaran, dan variasi dalam interaksi
antara pendidik dengan peserta didik.
B. Pengertian Gaya Mengajar
Gaya
mengajar dapat diartikan sebagai dimensi atau kepribadian luas yang mencakup
posisi guru, pola perilaku, modus kinerja, dan sikap terhadap diri sendiri dan
orang lain. Manen dalam Marzuki 1999;21 mengemukakan bahwa gaya mengajar adalah
ciri-ciri kebiasaan, kesukaan yang penting hubungannya dengan peserta didik,
baik materi, strategi, metode, dan media pembelajaran, serta kurikulum yang
digunakan. Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan
pendekatan secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan
peserta didik.[4]
Lebih dari
itu, gaya mengajar lebih menekankan suatu kebiasaan dan cara istimewa dari
tingkah laku atau pembicaraan guru atau dosen. Sementara itu, Ornstein
mendefinisikan gaya mengajar sebagai gaya guru yang berhubungan dengan
bagaimana guru memanfaatkan ruang kelas, pilihan kegiatan, dan materi
pembelajaran, serta cara pengelompokan peserta didik.
Di sini guru harus mampu menerapkan
strategi pembelajaran yang tepat. Mengingat strategi pembelajaran merupakan
suatu kegiatan pembelajaran yang diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran
secara efektif dan efisien.[5] Menjadi
seorang guru tidak semudah membalikkan kedua telapak tangan. Kreativitas
merupakan dasar dari segala hal dalam rangka meningkatkan sesuatu ke arah
kemajuan. Maka seorang guru harus memiliki pengetahuan keterampilan dan
nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.[6]
Selain itu,
dapat dipahami bahwa gaya mengajar adalah bentuk penampilan guru pada saat
mengajar, baik yang bersifat kurikuler maupun psikologis. Gaya mengajar yang
bersifat kurikuler dapat ditunjukkan ketika guru mengajar sesuai dengan tujuan
dan sifat mata pelajaran tertentu. Sementara itu, gaya mengajar yang bersifat
psikologis dapat diamati ketika guru mengajar sesuai dengan motivasi peserta
didik, pengelolaan kelas, dan evaluasi hasil belajar.
Dari beberapa pemaparan di atas, dapat dinyatakan bahwa
gaya mengajar merepresentasikan bagaimana pelaksanaan pengajaran guru untuk
menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran yang dipengaruhi oleh pandangannya
sendiri tentang mengajar, pendekatan-pendekatan psikologi yang digunakan, dan
kurikulum yang diimplementasikan.
C. Contoh Variasi dalam Gaya Mengajar
a.
Variasi dari Aspek Gaya Mengajar
1.
Variasi
Suara (Intonation, Volume, and Speed)
Variasi
suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi
rendah, dari cepat menjadi lambat. Suara guru pada saat menjelaskan materi
pembelajaran hendaknya bervariasi, baik dalam intonasi, volume, maupun
kecepatan. Hal ini mengisyaratkan variasi suara dapat memengaruhi informasi
yang disampaikan kepada peserta didik. Misalnya, guru dapat menaikkan intonasi
dan volume ketika menyampaikan hal-hal yang dianggap penting atau untuk
membangkitkan kembali semangat belajar peserta didik.
Uraian di atas menunjukkan
betapa pentingnya suara guru untuk diperhatikan karena merupakan alat
komunikasi yang penting dalam interaksi edukatif. Hal ini
memungkinkan guru mengelola kegiatan dengan jelas dan efektif serta efisien
dalam memainkan perannya.[7]
Memang berbicara di depan kelas tidak dapat
disamakan dengan orang berpidato dan membaca puisi. Hal ini berarti bahwa guru
menganggap peserta didik sebagai lawan bicara sehingga terjadi interaksi yang
interaktif dan komunikatif.
2.
Pemusatan
Perhatian/Penekanan (Focusing)
Memang
menarik perhatian peserta didik itu sangatlah tidak mudah apalagi dalam jumlah
peserta didik yang banyak. Agar perhatian peserta didik didik tetap ada, perlu
adanya prinsip-prinsip sebagai berikut.
a.
Perhatian seseorang tertuju atau diarahkan pada hal-hal yang baru karena
jenis rangsangan baru yang dapat menarik perhatian termasuk warna dan bentuk.
Contohnya, seorang guru dapat menarik perhatian tentang kata-kata penting pada
suatu bacaan dengan memberi warna merah atau menggarisbawahi;
b.
Perhatian seseorang tertuju atau terarah pada hal-hal yang dianggap
rumit.
c.
Orang mengarahkan perhatiannya pada hal-hal yang dikehendakinya yaitu
hal-hal yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
Ketiga
prinsip di atas mengemukakan bahwa guru harus mengetahui banyak tentang peserta
didiknya agar bisa mengarahkan perhatian peserta didik terhadap materi
pelajaran sehingga peserta didik memiliki minat belajar yang tinggi.
3.
Pemberian
Waktu (Pausing)
Variasi lain dalam gaya
mengajar untuk memusatkan perhatian peserta didik ialah dengan memberikan waktu
sejenak tanpa adanya kegiatan sehingga keadaan menjadi sunyi/senyap untuk
sementara waktu.
4.
Kontak
Pandang (Eye Contact)
Ketika
proses belajar-mengajar berlangsung, jangan sampai guru menunduk terus atau
melihat langit-langit dan tidak berani mengadakan kontak mata dengan para
peserta didiknya. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan situasi kelas dengan
baik. Untuk itu, pandanglah peserta didik secara merata tapi jangan berlebihan,
dan gunanya pandangan mata seorang guru adalah untuk menarik perhatian dan
minat belajar peserta didik.
5.
Gerakan
Anggota Badan (Gesturing)
Gerak
anggota badan jua perlu divariasi. Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan
kepala, gerakan tangan, dan anggota badan lainnya adalah aspek yang sangat
penting dalam berkomunikasi. Gunanya adalah untuk menarik perhatian dan untuk
menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan dalam memperjelas
penyampaian materi.
6.
Perpindahan
Posisi (Positioning)
Perpindahan
posisi guru dalam ruang kelas dapat dilakukan dari bagian depan ke belakang,
sisi kiri ke sisi kanan, atau di antara peserta didik dari belakang ke sisi
samping kelas. Perpindahan ini dapat membantu dalam menarik perhatian peserta
didik dan meningkatkan kepribadian guru.
b.
Variasi
Media dan Materi Pembelajaran
1.
Variasi
Media Pembelajaran
I.
Variasi
Media Pandang (Visual Aids)
Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan
bahan ajar khusus untuk komunikasi seperti buku, majalah, globe, peta, majalah
dinding, film strik, tv, radio, recorder, gambar grafik, model demonstrasi, dan
lain-lain.
II. Variasi Media Dengar (Audio Aids)
Sejumlah media dengar yang dapat dipakai dalam
interaksi edukatif di antaranya adalah pembicaraan peserta didik, rekaman bunyi
dan suara, rekaman musik, rekaman drama, wawancara, bahkan rekaman suara ikan
lumba-lumba yang kesemuanya itu dapat memiliki relevansi dengan pelajaran.
III. Variasi Media Dengar dan Pandang (Audio-Visual Aids)
Penggunaan media dengar dan pandang melibatkan indra
pendengaran dan penglihatan. Media yang termasuk jenis ini antara lain seperti
film, televisi, radio, slide projector, dan sebagainya.
IV. Variasi Media yang Dapat Diraba, Dimanipulasi,
dan Digerakkan Motorik
Penggunaan media yang dapat diraba, dimanipulasi,
dan digerakkan akan menarik perhatian peserta didik dan dapat melibatkan peserta
didik dalam membentuk dan memeragakan kegiatannya, baik secara individu maupun
kelompok. Media yang dapat diklasifikasikan ke dalam tipe ini meliputi peragaan
yang dipresentasikan oleh guru atau peserta didik, model, specimen. Patung,
topeng, dan boneka.
2. Variasi Materi Pembelajaran
Penggunaan variasi materi pembelajaran yang dimaksudkan di sini ialah
bahwa guru dalam proses pembelajaran tidak hanya mengajarkan materi-materi
pokok saja, tetapi juga harus diselingi dengan materi-materi penunjang. Materi
penunjang yang dimaksud seperti contoh-contoh verbal, cerita atau anekdot, dan
sebagainya.
c.
Variasi Penggunaan Metode
Metode
adalah alat pencapaian tujuan, dalam hal ini adalah tujuan pemebelajaran. Maka
dari itu, dalam menggunakan metode pembelajaran, seorang pendidik pun dituntut
untuk dapat menvariasikannya sehingga lebih menarik. Jadi metode yang digunakan
bisa bermacam-macam sesuai dengan
kegiatan yang ditetapkan dan tujuan pembelajaran. Misalnya, selain
menggunakan metode ceramah, seorang pendidik juga bisa menggunakan metode
tanya-jawab, eksperimen, demonstrasi, pemberian tugas atau diskusi. Hal
tersebut dimaksudkan agar para siswa terangsang untuk berpikir dan mampu
mengeluarkan pendapat, ide, maupun gagasannya.
d.
Variasi Interaksi
Dalam peranannya sebagai
pendidik, guru harus berusaha menghidupkan proses pola interaksi dan motivasi
agar tumbuh sikap motivasi dalam diri peserta didik pada proses
pembelajarannya.[8] Pola interaksi guru dengan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran sangat beragam. Dalam pemrosesan pola interaksi antara pendidik dan
peserta didik, terjadi interaksi antara kondisi internal (keadaan individu,
proses kognitif), kondisi eksternal (rangsangan dari lingkungan), dan interaksi
antarkeduanya yang akan menghasilkan hasil belajar.[9]
Setiap kegiatan proses pendidikan
diarahkan kepada tercapainya pribadi-pribadi yang berkembang secara optimal sesuai
dengan potensi masing-masing. Proses ini berlangsung melalui interaksi antara
guru dengan siswa dalam situasi instruksional edukatif.[10]
Pola interaksi dapat berbentuk klasikal, kelompok, dan perorangan.
Sedangkan variasi kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi, menelaah
materi, diskusi, latihan, atau demonstrasi. Terdapat dua pola interaksi yang
umum terjadi dalam proses pembelajaran, yaitu guru aktif menjelaskan dan
peserta didik aktif tanpa campur tangan dari guru atau guru hanya mengarahkan kegiatan
pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Seorang pendidik yang hebat adalah tatkala ia mampu melaksanakan proses
pembelajaran yang efektif dan efisien serta mampu membuat peserta didik
antusias dalam kegiatan belajar-mengajar. Antusiasme peserta didik dapat
diwujudkan ketika seorang guru mempunyai keahlian dalam mengajar yaitu yang
mampu memvariasikan kegiatan pembelajaran dan gaya mengajar yang bisa menarik
perhatian peserta didik.
Oleh kaena itu, variasi dan gaya mengajar penting
diaplikasikan dikarenakan mampu menarik perhatian peserta didik dalam proses
pembelajaran sehingga mampu membangkitkan antusiasme belajar peserta didik dan
dapat menghindarkan kebosanan atau sifat monoton dalam proses pembelajaran.
B. Saran-saran/Rekomendasi
Dengan memahami dan menghayati seluk-beluk mengenai
variasi dan gaya mengajar, diharapkan mahasiswa atau penulis makalah dapat mengaplikasikan contoh-contoh variasi dan gaya
mengajar sebagai calon guru MI/SD bagi peserta didik kelak sehingga kita akan
menjadi seorang guru yang ideal dan mempunyai martabat di hadapan peserta
didik.
DAFTAR PUSTAKA
Zaenal Mustakim. 2017. Strategi dan Metode
Pembelajaran (Edisi Revisi).
Pekalongan: IAIN Pekalongan Press.
Jamil Suprihatiningrum. 2013. Strategi
Pembelajaran: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Nanang Nahafiah dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.
Syaiful Bahri Djamarah.
2013. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Kokom Komalasari. 2011. Pembelajaran
Konseptual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.
Syaiful Sagala. 2009. Konsep
dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Bandung.
Etin Solihatin dan Dwi Nini Sutini. 2012. Strategi Pembelajaran PPKn. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nunuk Suryani.
2012. Strategi
Belajar Mengajar. Yogyakarta: Ombak.
Tim Pengembang MKDP. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Jurnal Pendidikan Khusus dengan Judul Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri terhadap
Hasil Beajar Siswa, karya Galih Anne Rivera keluaran 2015.
BIODATA PENULIS
Nama Lengkap :
Muhammad Chotibul Umam
Nama Panggilan :
Umam
TTL :
Pekalongan, 2 Mei 1998
Anak ke- :
1/2 bersaudara
Alamat :
Jalan Jlamprang Krapyak Kidul Gg. 1/40 Pekalongan
Riwayat Pendidikan:
1. SD Negeri Krapyak Lor 02
Pekalongan
2. SMP Negeri 7 Pekalongan
3. SMA Negeri 1 Pekalongan
4. Sedang menempuh pendidikan S1
PGMI di IAIN Pekalongan
Visi :
Sukses duniawi dan ukhrowi
Motto :
Jadilah dirimu sebaik namamu
Cita-cita :
Guru
[1] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran (Edisi
Revisi), Cet. V (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press, 2017), 224
[2] Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi,
Cet. I (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), 60
[3] Nanang Nahafiah dan Cucu
Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran,
(Bandung: PT Refika Aditama, 2009), 106-108
[5] Kokom Komalasari, Pembelajaran Konseptual: Konsep dan Aplikasi,
Cet. II, (Bandung: PT Refika Aditama, 2011), 55
[6]Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung:
Alfabeta Bandung, 2009), 1-6
[7] Etin Solihatin dan Dwi
Nini Sutini, Strategi Pembelajaran PPKn, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2012), 58-75
[10] Jurnal Pendidikan Khusus
dengan Judul Penggunaan Strategi
Pembelajaran Inkuiri terhadap Hasil Beajar Siswa, karya Galih
Anne Rivera keluaran 2015, hlm. 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar