I’JAZUL QUR’AN
Yusuf Syaiful Anam
NIM. 2318104
KELAS: E
JURUSAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH
DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan ke
hadirat Allah SWT yang telah membimbing manusia melalui petunjuk-Nya
sebagaimana yang terkandung dalam Al-qur’an dan sunnah, petunjuk menuju ke
jalan yang lurus dan jalan yang diridhoi-Nya. Syukur Alhamdulillah kami dapat
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan rencana. Makalah ini saya susun dengan judul ”I’jazul Qur’an”.
Shalawat serta salam semoga
senantiasa terlimpah kepada junjungan kita Nabi agung Muhammad SAW, keluarga,
sahabat, tabiin, dan kita semua sebagai umat yang taat dan turut terhadap
risalah yang dibawanya sampai di hari kiamat. Selanjutnya saya ucapkan banyak
terima kasih kepada Bapak Muhammad
Hufron M.S.I, selaku dosen pengampu Mata Kuliah Ulumul Qur’an, yang telah membimbing
saya dan kepada semua pihak yang
terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari makalah ini jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah selanjutnya. Terlepas dari kekurangan makalah ini, saya berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi saya
khususnya dan para pembaca pada umumnya. Aamiin.
Pekalongan, Maret 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah........................................................................... 1
C. Tujuan Pembuatan Makalah............................................................ 2
D. Metode Pemecahan Masalah........................................................... 2
E. Sitematika Penulisan Makalah......................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 3
A. Pengertian Mukjizat
Al-Qur’an........................................................ 3
B. Ciri khas
kemukjizatan Al-Qur’an................................................... 3
C. Aspek-aspek
Kemukjizatan Al-Qur’an............................................ 4
BAB III PENUTUP................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 11
REFERENSI.............................................................................................. 12
BIODATA PENULIS................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mukjizat yang diberikan Allah swt kepada para nabi dan
Rasul-Nya sebelum Muhammad Saw dapat dikatan hanya tinggal kenangan sejarah
yang terukir dalam berbagai buku dan yang terutama ada dalam Al-Qur’an. Tapi
mukjizat terbesar yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad Saw, yakni Al-Qur’an
hingga kini dan nanti akan terus eksis sepanjang sejarah.
Sebagi kitab samawi yang terakhir, isi yang terkandung
dalam Al-Qur’an sangat fenomenal karena di dalamnya sarat nilai-nilai yang
unik, pelik, dan rumit sekaligus luar biasa. Hal ini lebih disebabkan oleh
eksistensinya yang tidak hanya sebagai ajaran keagamaan saja, melainkan ajaran
kehidupan yang mencangkup totalitas tata nilai semenjak hulu peradaban umat
manusia hingga hilirnya. Serentetan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an
hingga dapat menundukkan manusia dengan segala potensinya yang lazimnya disebut
mukjizat. Untuk lebih jelasnya mengenai kemukjizatan Al-Qur’an akan dijelaskan
dalam makalah ini.
- Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai pijakan untuk
terfokusnya kajian masalah ini. Rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Pengertian mukjizat Al-Qur’an
2.
Ciri khas kemukjizatan Al-Qur’an
3.
Aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur’an
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui
dan memahami definisi
mukjizat Al-Qur’an
2.
Untuk mengetahui
rumusan ciri khas Kemukjizatan Al-Qur’an
3.
Untuk memahami aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur’an
D. Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang
dilakukan melalui studi literatur/metode kajian pustaka, yaitu dengan
menggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi lainnya yang merujuk
pada permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai
dengan menentukan masalah yang akan
dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah
pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban
permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta pengorganisasian
jawaban permasalahan.
Makalah
ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi: Bab I, bagian pendahuluan yang terdiri
dari: latar belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan masalah, dan
sistematika penulisan makalah; Bab II, adalah pembahasan; Bab III, bagian
penutup yang terdiri dari simpulan dan saran-saran.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Mukjizat Al-Qur’an
Secara
etimologis kata mukjizat berasal dari bahasa arab a’jaza-yu’jizu-i’jaz yang berarti melemahkan. Mu’jizatun sebagai isim fa’il yang dapat diartikan yang
melemahkan atau yang menjadikan tidak berdaya.[1]
Sedangkan huruf ta’ marbuthah pada lafadz mu’jizatun menunjukkan makna mubalaghah
yang artinya paling atau sangat. Secara terminologis Kamus Besar Bahasa
Indonesia mendefinisikan mukjizat sebagai kejadian luar biasa yang sukar
dijangkau oleh kemampuan manusia.
Sedangkan
mukjizat di definisikan oleh pakar islam adalah suatu hal atau peristiwa yang
luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang disebut nabi sebagai bukti
kenabiannya yang ditantangkan pada yang meragukan dan mereka tidak mampu
menandingi tantangan itu.[2]
Kajian tentang
i’jaz pada dasarnya mengenai
karakteristik teks yang membedakannya dari teks-teks lain dan menjadikannya
lebih unggul dari teks-teks yang lain.[3]
Namun lazimnya mukjizat diartikan sebagai al-‘ajib yang artinya sesuatu yang ajaib
(menakjubkan atau mengherankan) karena orang atau pihak lain tidak ada yang
sanggup menandingi sesuatu tersebut.[4]
- Ciri Khas Kemukjizatan Al-Qur’an
1.
Rasional. Artinya kemukjizatan Al-Qur’an itu tidak dapat
dilihat dengan mata atau diraba dengan tangan melainkan hanya dapat dirasakan
direnungkan menggunakan melalui penalaran akal atau rasio.
2.
Abadi. Artinya kemukjizatan Al-Qur’an berlaku sepanjang
masa hingga akhir zaman sedangkan mukjizat nabi-nabi selain Muhammad hanya
berlaku pada waktu mukjizat itu terjadi.
3.
Mukjizat Al-Qur’an mengandung unsur pertentangan, Al-Qur’an
menantang siapa saja baik manusia maupun jin untuk membuat kitab suci yang
menandingi alqur’an.[5]
@è%
ÈûÈõ©9
ÏMyèyJtGô_$#
ߧRM}$#
`Éfø9$#ur
#n?tã
br&
(#qè?ù't
È@÷VÏJÎ/
#x»yd
Èb#uäöà)ø9$#
w
tbqè?ù't
¾Ï&Î#÷WÏJÎ/
öqs9ur
c%x.
öNåkÝÕ÷èt/
<Ù÷èt7Ï9
#ZÎgsß
ÇÑÑÈ
Artinya: "Sesungguhnya jika manusia dan jin
berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan
dapat membuat yang serupa dengan Dia, Sekalipun sebagian mereka menjadi
pembantu bagi sebagian yang lain". (Q.S Al-israa ayat 88)
4.
Tidak terkalahkan. Artinya setelah adanya pertentangan, kemukjizatan
Al-Qur’an tidak terkalahkan oleh apapun dan siapapun untuk selamanya.[6]
- Aspek-aspek Kemukjizatan Al-Qur’an
Mukjizat Al-Qur’an dapat ditinjau dari beberapa aspek
yang akan dijelaskan secara ringkas sebagai berikut:
1.
Kebahasaan dan kesastraan
Dari segi kebahasaan
Al-Qur’an mempunyai gaya bahasa yang khas dan sangat berbeda dari bahasa maupun
syair masyarakat arab pada umumnya baik dalam pemilihan huruf dan kalimatnya.
Seorang pakar bahasa arab sebagaimana yang dituturkan Quraish shihab mengatakan
bahwa kosakata dalam bahasa arab bukanlah suatu kebetulan melainkan mempunyai
nilai falsafah bahasa yang tinggi.[7]
Sebelum
seseorang terpesona dengan kemukjizatan pesan kandungan Al-Qur’an terlebih
dahulu akan terpukau pada susuan kata dan kalimatnya dapat dilihat sebagai
berikut:
a.
Nada dan langgam Al-Qur’an
Bukan puisi bukan
pula syair tetapi jika kita mendengar lantuna ayat Al-Qur’an akan terasa nada
dan langgam yang berirama yang memunculkan keserasian bunyi[8].
b.
Singkat dan padat
Tidak mudah menyusun kalimat yang singkat tapi padat
makna. Tetapi Al-Qur’an memiliki keistimewaan tersebut.
tûÉiïã
tûïÏ%©#Ï9
(#rãxÿx.
äo4quysø9$#
$u÷R9$#
tbrãyó¡our
z`ÏB
z`Ï%©!$#
(#qãZtB#uä
¢
z`É©9$#ur
(#öqs)¨?$#
óOßgs%öqsù
tPöqt
ÏpyJ»uÉ)ø9$#
3
ª!$#ur
ä-ãöt
`tB
âä!$t±o
ÎötóÎ/
5>$|¡Ïm
ÇËÊËÈ
Artinya: “kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan
orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal
orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. dan
Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” (Q.S
Al-Baqarah ayat 212).
c.
Memuaskan para pemikir dan orang awam
Orang awam dengan segala keterbatasannya akan merasa puas
memahami ayat Al-Qur’an tetapi ayat yang sama pula dapat dipahami dengan luas
dan mendalam oleh para filusuf dan ilmuwan[9].
Ï%©!$#
@yèy_
/ä3s9
z`ÏiB
Ìyf¤±9$#
Î|Ø÷zF{$#
#Y$tR
!#sÎ*sù
OçFRr&
çm÷ZÏiB
tbrßÏ%qè?
ÇÑÉÈ
Artinya: “Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari
kayu yang hijau, Maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu". (Q.S
Yasin ayat 80).
d.
Keseimbangan redaksi Al-Qur’an
Keseimbangan antara jumlah kata dengan antonimya misalnya
al hayat (kehidupan) dan al maut (kematian) masing-masing 145 kali. Keseimbangan
antara jumlah kata yang merujuk pada akibatnya misal al kafirun dan an nar
masing-masing 154 kali.
2.
Sejarah dan kisah
Selain
menjelaskan mengenai kisah para nabi. Al-Qur’an juga menceritakan berbagai
peristiwa sejarah yang terjadi di masa lampau yang lainnya. Semua kisah sejarah
yang diungkap Al-Qur’an itu adalah fakta. Walaupun belum semuanya dapat
dibuktikan secara akademik dengan bukti-bukti arkeologis[10].
Salah satu yang dibahas dan sudah ditemukan bukti arkeologis adalah kaum ‘ad
dan Tsamud lebih khusus tentang kota Iram yang hilang.[11]
ö
Ns9r&
ts?
y#øx.
@yèsù
y7/u
>$yèÎ/
ÇÏÈ tPuÎ)
ÏN#s
Ï$yJÏèø9$#
ÇÐÈ ÓÉL©9$#
öNs9
÷,n=øä
$ygè=÷WÏB
Îû
Ï»n=Î6ø9$#
ÇÑÈ yqßJrOur
tûïÏ%©!$#
(#qç/%y`
t÷¢Á9$#
Ï#uqø9$$Î/
ÇÒÈ
Artinya:
6. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu
berbuat terhadap kaum 'Aad?
7. (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai Bangunan-bangunan
yang tinggi
8. yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu,
di negeri-negeri lain,
9. dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di
lembah. (Q.S Al-Fajr 6-9).
3.
Ramalan masa depan
Al-Qur’an juga
mempunyai isyarat mengenai ramalan yang akan terjadi di masa depan seperti
kemenangan umat islam atas kekaisaran Bizantium.
O!9#
ÇÊÈ ÏMt7Î=äñ
ãPr9$#
ÇËÈ þÎû
oT÷r&
ÇÚöF{$#
Nèdur
-ÆÏiB
Ï÷èt/
óOÎgÎ6n=yñ
cqç7Î=øóuy
ÇÌÈ Îû
ÆìôÒÎ/
úüÏZÅ
3
¬!
ãøBF{$#
`ÏB
ã@ö6s%
.`ÏBur
ß÷èt/
4
7ͳtBöqtur
ßytøÿt
cqãZÏB÷sßJø9$#
ÇÍÈ ÎóÇuZÎ/
«!$#
4
çÝÇZt
ÆtB
âä!$t±o
(
uqèdur
âÍyèø9$#
ÞOÏm§9$#
ÇÎÈ
Artinya:
1. Alif laam Miim.
2. telah dikalahkan bangsa Rumawi.
3. di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan
itu akan menang.
4. dalam beberapa tahun lagi bagi Allah-lah urusan
sebelum dan sesudah (mereka menang). dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu
bergembiralah orang-orang yang beriman,
5. karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang
dikehendakiNya. dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang.
(Q.S Ar-Rum ayat
1-5)
4.
Ilmu pengetahuan
Mukjizat
Al-Qur’an dapat juga dilihat dari banyaknya ayat-ayat yang berisi isyarat
ilmiah seperti mengenai reproduksi manusia, kejasian alam semesta, pergerakan
benda angkasa dan relativitas waktu[12].
În/yã
tøBF{$#
ÆÏB
Ïä!$yJ¡¡9$#
n<Î)
ÇÚöF{$#
¢OèO
ßlã÷èt
Ïmøs9Î)
Îû
5Qöqt
tb%x.
ÿ¼çnâ#yø)ÏB
y#ø9r&
7puZy
$£JÏiB
tbrãès?
ÇÎÈ
Artinya:
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya
dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.
5.
Hukum
Sepanjang
sejarah manusia selalu berusaha membuat hukum-hukum yang mengatur kehidupan
mereka. Meskipun demikian, hukum-hukum tersebut selalu direkonstrukdi dan
amandemen bahkan dihapus sesuai dengan tingkat kemajuan intelektualitas dan
kebutuhan sosial yang kompleks. Hal tersebut tidak berlaku dalam Al-Qur’an yang
berlaku sepanjang hayat. Ali imran 159.
$yJÎ6sù
7pyJômu
z`ÏiB
«!$#
|MZÏ9
öNßgs9
(
öqs9ur
|MYä.
$àsù
xáÎ=xî
É=ù=s)ø9$#
(#qÒxÿR]w
ô`ÏB
y7Ï9öqym
(
ß#ôã$$sù
öNåk÷]tã
öÏÿøótGó$#ur
öNçlm;
öNèdöÍr$x©ur
Îû
ÍöDF{$#
(
#sÎ*sù
|MøBztã
ö@©.uqtGsù
n?tã
«!$#
4
¨bÎ)
©!$#
=Ïtä
tû,Î#Ïj.uqtGßJø9$#
ÇÊÎÒÈ
Artinya: “ Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu
Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu
ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan
mereka dalam urusan itu kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya” (Q.S Ali Imran ayat 159).
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas yang telah saya bahas, maka
kami dapat mengambil kesimpulan bahwa kemukjizatan Al-Qur’an adalah suatu hal
yang melemahkan dari apa dan siapa saja yang menantang Al-Qur’an dan
membuktikan bahwa Al-Qur’an memang benar kalam Allah swt yang terjamin
keotentikan oleh-Nya.
B.
Saran
Dalam
penyusunan makalah ini kami menydari masih banyak kekurangan. Maka dari itu
kami mohon kritik dan saran yang membangun kami agar lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat.
DAFTAR
PUSTAKA
As-Shouwy
dkk, Ahmad.
1995. Mukjizat
Al-Qur’an dan As-Sunnah tentang IPTEK, Bandung: Gema Insani
Pers.
Baidan,
Nashruddin. Wawasan Baru Ilmu
Tafsir. 2011. Pustaka Pelajar.
Hermawan,
Acep. Ulumul Qur’an. 2016. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ilyas,
Yunahar. Kuliah Ulumul Qur’an. 2017.
Yogyakarta: ITQAN Publishing
Nahdliyyin,
Khoron. Tekstualitas AlQur’an. 2003. Yogyakarta: LkiS.
Shihab,
M. Quraish, Mukjizat Al-Qur’an. 1999. Jakarta: Mizan.
Suma,
M. Amin. Ulumul Qur’an. 2013.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
REFERENSI
BIODATA PENULIS
NAMA: YUSUF SYAIFUL ANAM
TTL: PEKALONGAN, 16 JULI 2000
ALAMAT: Kec. KARANGANYAR Kab. PEKALONGAN
HOBI: SEPAK BOLA
[1] Acep Hermawan, Ulumul Qur’an, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2016), hlm 216.
[2] M. Quraish Shihab, Mukjizat
Al-Qur’an, (Jakarta: Mizan, 1999), hlm. 23.
[3] Khoiron Nahdliyyin, Tekstualitas
AlQur’an, (Yogyakarta: LkiS, 2003),
hlm. 169.
[4] M. Amin Suma, Ulumul Qur’an,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 154.
[5] Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu
Tafsir, (Pustaka Pelajar, 2011), hlm.
119.
[6] M. Amin Suma, Ulumul Qur’an...., hlm. 157.
[7] Acep Hermawan...., hlm. 218.
[8] Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2017), hlm. 245.
[9] Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an....,
hlm. 123.
[10] Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an....., hlm. 253-254.
[11] Ahmad as-Shouwy dkk, Mukjizat
Al-Qur’an dan As-Sunnah tentang IPTEK, (Bandung: Gema Insani Pers, 1955),
hlm. 65-74.
[12] Acep Hermawan, Ulumul Qur’an...., hlm. 227.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar